Definisi
Hal hal yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan simplisia yang sesuai
standar :
1. Waktu Pengumpulan
2. Pemanenan
3. Pengeringan
4. Sortasi
5. Pengawetan dan Penyimpanan
Waktu Pengumpulan Simplisia
Akar pada waktu daun-daun mulai menguning, Contoh Bawang merah (Allium
Cepa)
Kulit dikumpulkan sewaktu musim panas
Daun dan herba dikumpulkan sewaktu proses fotosintesa maksimal Contoh kumis
kucing (Orthosiphon stamineus)
Bunga dikumpulkan sebelum atau tepat pada saat penyerbukan
Buah dipetik sewaktu sudah tua tetapi belum masak
Biji dikumpulkan dari buah yang sudah masak tetapi jangan sampai yang sudah
terbuka buahnya karena terlalu masak. Contoh : biji petai (Parkia seed), buah pala
(Myristicae seed), biji jarak (Ricini seed)
Pemanenan
Latar Belakang
Kualitas sediaan obat tradisional antara lain ditentukan oleh kualitas dan
kemurnian bahan baku simplisianya.
Untuk mengontrol kualitas simplisia, aspek-aspek
tersebut di bawah ini perlu diperhatikan :
b) Mikroskopi II :
Serbuk terlebih dahulu dididihkan dalam larutan kloral hidrat. Butir pati akan larut dan jaringan yang berisi klorofil
menjadi jernih sehingga pengamatan dapat lebih jelas. Akan tampak sel-sel epidermis, mesofil, rongga minyak,
parenkhim, hablur, sistolit dll.
c) Mikroskopi III :
i. Dilakukan pewarnaan terhadap serbuk. Sebaiknya dilakukan setelah serbuk dijernihkan dengan kloral hidrat,
namun dalam hal-hal tertentu boleh langsung menambahkan pereaksi tanpa didahului penjernihan jaringan.
ii. Pereaksi yang biasa dipakai misalnya floroglusin-asam klorida akan menimbulkan warna merah pada sel yang
berisi lignin (sel batu, serabut dan xilem).
d) Mikroskopi IV :
Dilakukan terhadap serbuk yang telah diabukan. Uji ini khusus ditujukan untuk mendeteksi ada tidaknya kerangka silika
pada tanaman yang banyak mengandung silika seperti familia Poaceae / Gramineae dan Equisetaceae.
Parameter Non Spesifik
1. Penetapan kadar air (MMI)
Metode ini berdasarkan atas reaksi secara kuantitatif air dengan larutan anhidrat
belerang dioksida dan iodium dengan adanya dapar yang bereaksi dengan ion
hidrogen.
Kelemahan : stoikiometri reaksi tidak tepat dan reprodusibilitas bergantung pada
beberapa faktor seperti
1. kadar relatif komponen pereaksi,
2. sifat pelarut inert yang digunakan untuk melarutkan zat dan teknik yang digunakan
pada penetapan tertentu.
3. Metode ini juga perlu pengamatan titik akhir titrasi yang bersifat relatif dan
diperlukan sistem yang terbebas dari kelembaban udara
Metode azeotropi ( destilasi toluena )
Metode ini efektif untuk penetapan kadar air karena terjadi penyulingan
berulang kali di dalam labu dan menggunakan pendingin balik untuk
mencegah adanya penguapan berlebih. Sistem yang digunakan tertutup
dan tidak dipengaruhi oleh kelembaban.
kadar air ( v/b) = volume air yang terukur / bobot awal simplisia x 100%
Metode gravimetri
Uji Aflatoksin
Uji ini bertujuan untuk mengetahui cemaran aflatoksin yang dihasilkan oleh
jamur Aspergillus flavus