Dosen pengampu:
Fransiska Leviana, M.Sc., Apt.
Apoteker 38B
Disusun Oleh :
1. Nova Maya Lorensa (1920384272)
4. Sebutkan dan tunjukkan 5 contoh simplisia pada Farmakope Herbal Indonesia yang zat
identitas dan senyawa pembanding profil KLT tidak sama !
No Edisi FHI Simplisia Nama Latin Zat Identitas Pembanding
. profil KKT
1. Suplemen 1 Daun Katuk Sauropi Kaempferol-3 -O- Rutin
Androgyni glukosil-7-O-
Folium ramnosida
2. Suplemen 3 Batang Tinosporae Tinokrisposida Kuersetin
Brotowali Crispae Caulis
3. Suplemen 2 Kulit Buah Citri Hesperidin Rutin
Jeruk NipisAurantifoliae
Pericarpium
4. Suplemen 2 Daun Binahong Anrederae 2,4-dihidroksi-6- Rutin
Scandensis metoksi-5-formil-
Folium 3-metilkalkon
5. Suplemen 1 Rimpang Temu Curcumae Zedoaron Eugenol
Putih zedoariae
Rhizomae
5. Sebutkan dan tunjukkan 5 contoh simplisia pada Farmakope Herbal Indonesia yang zat
identitas dan senyawa pembanding profil KLT sama !
No Edisi FH Monografi Nama Latin Senyawa Pembanding
. Identitas Profil KLT
1. Edisi I Rimpang Cyperi rotundi sineol Sineol
Teki rhizoma
2. Supleme Bunga Nicolaiae specioase Rutin Rutin
n II Kecombran flos
g
3. Edisi I Daun jambu Psidii guajavae Kuarsetin Kuarsetin
Biji folium
4. Edisi I Daun Blumeae Kuarsetin Kuarsetin
Sembung balsamiferae folium
5. Supleme Daun Perseae Kuarsetin Kuarsetin
nI Alpukat americanae folium
6. Edisi I Herba Euphorbiae Kuarsetin Kuarsetin
Patikan Cina prostratae herba
6. A. Baca dan pahami Lampiran Formulir Pendaftaran Produk pada Peraturan KaBPOM RI
No : HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang Kriteria & Tata Laksana Pendaftaran Obat
Tradisional, Obat Herbal Terstandar & Fitofarmaka. B. Lakukan pengecekan pada draft
formulir TC terlampir, lalu tentukan dan jelaskan apa saja yang perlu dilakukan perbaikan
terhadap draft formulir TC tersebut!
FOMULIR TC
CARA PEMERIKSAAN MUTU
BAHAN BAKU DAN PRODUK JADI
NAMA OBAT TRADISIONAL/OBAT HERBALTERSTANDAR
FITOFARMAKA :GUAZCUR
NAMA PENDAFTAR : PT. Setia Budi Farma
1. SUMBER PEROLEHAN BAHANBAKU
1.1. DalamNegeri
Rimpang temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) dan daun jati belanda (Guazuma
ulmifolia) diperoleh dari B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional) Tawamangu.
Jadi pada form tersebut kurang alamat lengkap distributor dan sumber bahan yang
diperoleh darimana.
2. CARA MENILAI MUTU BAHANBAKU
2.1. Cara pembuatanekstrak
Ekstrak kental rimpang temulawak diperoleh dengan cara maserasi dengan etanol
50 % dan untuk daun jati belanda diekstraksi dengan etanol 95 %.
2.2. Pemerian meliputi bentuk bau rasa dan waran
Ekstrak kentaal diuji secara organoleptis (bentuk, bau, rasa, dan warna). Pemerian
ekstrak kental sebagai berikut :
Ekstrak kental rimpang temulawak : Berwarna kuning-kecoklatan, bau khas, dan
rasa pahit.
Ekstrak kental daun jati belanda : Berwarna coklat tua kehitaman, tidak berbau,
dan rasa agak kelat
2.3. Identitas kandungankimia
Identitas kandungan kimia dilakukan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis
(KLT) dengan keterangan sebagai berikut :
Untuk ekstrak rimpang temulawak digunakan pembanding xantorizol dengan fase
gerak toluene P-etil asetat P (93 : 7), fase diam silica gel F 354 deteksi dengan biru
permanen LP dan amonium hidroksida terdapat pada nilai Rf 0,50.
Untuk daun jati belanda digunakan pebanding kuersetin dengan fase gerak
kloroform : methanol : air 10 : 2,5 : 0,25, fase diam silica gel 60 F 254 dengan
penampak noda sitroborat, warna noda kuning, Rf standar 0,714.
Untuk form TC untuk cara standarisasi dan lampiran hasil standarisasi bahan baku
sudah ada, tetapi untuk produk jadi belum dilampirkan
4. CARA PENILAIAN MUTU PRODUKJADI
Persyaratan Mutu Produk Jadi Suplemen Kesehatan sesuai yang tercantum
dalam monografi Farmakope Indonesia atau Farmakope Internasional lainnya.
Jika tidak tercantum dalam monografi persyaratan mutu produk jadi sesuai table
berikut:
4.1. UjiOrganoleptik
Organoleptik pada kapsul meliputi bentuk kapsul, rasa, bau sesuai
spesifikasi (bau khas bahan,tidak ada bau yang tidak sesuai), warna homogen,
tidak ada bintik-bintik atau noda. Tujuan dari uji ini adalah sebagai pengenalan
awal yang sederhana dan objektif. (Departemen Kesehatan RI, 2000).
4.2. Uji Keseragamanbobot
Untuk kapsul yang berisi obat tradisional kering:
Dari 20 kapsul, tidak lebih dari 2 Kapsul yang masing-masing bobot isinya
menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari 10% dan tidak satu kapsul
pun yang bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari 25%
(BPOM RI,2014).
Untuk kapsul yang berisi obat tradisional cair:
Tidak lebih dari satu kapsul yang masing-masing bobot isinya menyimpang dari
bobot isi rata-rata lebih besardari 7,5% dan tidak satu kapsul pun yang bobot
isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari 15% (BPOMRI, 2014).
4.3. Uji KadarAir
a. Menurut persyaratan obat tradisional pengeringan dilakukan sampai kadar
air tidak lebih dari10%.
b. Pemeriksaan kadar air diperlukan bila bahan tergolonghigroskopis.
c. Pemeriksaan kadar air sangat dipengaruhi oleh sifat bahan aktif terutama
bahan yang mengandung air kristal.
d. Pemeriksaan kadar air tidak perlu dilakukanapabila:
1) bentuk sediaan berupa kapsul cangkanglunak;
2) bahan tertentu seperti bahan yang mengandung air Kristal atau minyak
esensial, cukup dilakukan pemeriksaan susut pengeringan (Loss On Drying);
dan/atau
4.4. Disintegrasi(WaktuHancur)
a. Kapsul : ≤ 30menit
b. Kapsul lunak : ≤ 60menit
4.5. Uji CemaranMikroba
Pengujian dilakukan sesuai dengan Farmakope atau Monografi
Pengecekan:
Zona iklim Indonesia termasuk zona IVB yaitu suhu 30±2 °C/75± 5 RH
Lama waktu uji untuk Real time minimal 12 bulan dengan interval
pengujian Tahun pertama setiap 3 bulan sekali.
Tahun kedua setiap 6 bulan sekali.
Tahun ketigas, sampai dengan ED+1 setiap 1 tahun sekali
untuk uji Accelerated minimal 6 bulan dengan rentan bulan ke-0, 3 dan 6 dengan suhu
40±2 °C/ 75± 5RH.
6. METODOLOGI UJI KLINIK ( UJI PRAKLINIK DAN ATAU KLINIK) UNTUK
OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA
6.1. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
6.1.1. Uji praklinik
Pada penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus putih jantan galur Wistar dengan berat
badan 160-240 gram dan berumur kurang lebih 2-3 bulan, kemudian dibagi menjadi 5
kelompok secara acak dan dikandangkan secara terpisah. Sebelum perlakuan, hewan uji
diadaptasikan terlebih dahulu dengan makanan standar yaitu pellet dan minum aquadest ad
libitium selama 1 minggu. Kecuali kelompok 1, semua tikus mendapatkan pakan tinggi
lemak selama 2 minggu. Pembagian kelompok adalah sebagai berikut:
- Kelompok 1, diberi pakan standar dan aquadest.
- Kelompok 2 : diberi pakan standar, pakan tinggi lemak dan PTU 0,05%.
- Kelompok 3: diberi pakan standar, pakan tinggi lemak, PTU 0,05% dan ekstrak etanol
rimpang temulawak dosis 100 mg/KgBB.
- Kelompok 4 : diberi pakan standar, pakan tinggi lemak, PTU 0,05% dan ekstrak
etanol rimpang temulawak dosis 400 mg/KgBB.
6.1.2. Uji Klinik
Pengujian ini sebesar 30 orang. Namun jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi
sebesar 22 orang. Langkah pertama pengumpulan data dengan mencari data penderita
Hiperlipidemia. Langkah kedua responden diberi penjelasan mengenai manfaat dan tujuan
penelitian untuk mendapat persetujuan responden. Langkah ketiga melakukan pemeriksaan
IMT dan kadar lemak darah awal. Responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
kemudian diberikan perlakuan sesuai dengan langkah kerja penelitian yang telah
dicantumkan selama 12 hari kemudian di cek kembali kadar lemak darahnya.
6.2. Jati Belanda (Guazuma ulmifoliae Lamk.)
6.2.1. Uji Praklinik
Pengujian dilakukan dengan menggunakan 30 hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok secara
acak selanjutnya diadaptasikan selama 7 hari. Kelompok perlakuan I (EEDJB1) yaitu
kelompok tikus yang diinduksi pakan aterogenik dan diterapi ekstrak etanol daun Jati
Belanda dengan dosis 0,2 g/kg BB, kelompok perlakuan II (EEDJB2) yaitu kelompok tikus
yang diinduksi pakan aterogenik dan diterapi ekstrak etanol daun Jati Belanda dengan dosis
0,4 g/kg BB, kelompok perlakuan III (EEDJB3) yaitu kelompok tikus yang diinduksi
pakan aterogenik dan diterapi ekstrak etanol daun Jati Belanda dengan dosis 0,8 g/kg BB,
kelompok kontrol standar (KS) yaitu kelompok tikus yang hanya diberi pakan standar,
kelompok kontrol negatif (KN) yaitu kelompok tikus yang hanya diinduksi pakan
aterogenik, dan kelompok kontrol pembanding (KP) yaitu kelompok tikus yang diinduksi
pakan aterogenik dan diterapi simvastatin dosis 0,9 mg/kgBB.
6.2.2. Uji Klinik
Penelitian ini menggunakan 30 orang subjek penelitian dengan usia> 18 tahun untuk
penelitian efek ekstrak daun jati belanda terhadap kadar kolesterol LDL. Subjek penelitian
yang memenuhi. kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan pengamatan kadar kolesterol LDL
dalam darah. Subjek Penelitian mendapat perlakuan dengan pemberian kapsul ekstrak daun
jati belanda dengan dosis 550 mg yang diminum 2x2 sehari selama 1 bulan yang diminum
setelah makan. Setelah 1 bulan dilakukan lagi pengamatan kadar kolesterol LDL dalam
darah. Kadar kolesterol LDL diukur dengan mengambil darah vena dari subjek penelitian
lalu diukur kadar kolesterol LDL dengan metode enzimatik dengan analisis otomatis yang
dilakukan di laboratorium klinik
Pengecekan:
1. Pada tanaman Temulawak:dalam peraturan uji pra klinik ada dua uji toksisitas dan
farmakodinamik, tetapi di form TC ini yang dicantumkan hanya uji farmakodinamik
bagian dosis yang berkhasiat, sehingga tidak memenuhi kreiteria pendaftaran.
Untuk pengujian Klinik tidak terdapat data responden, bentuk dan kekuatan sediaan
yang digunakan, lama pemakaian, cara pemberian dan ethical clearence.
2. Pada tanaman Jati Belanda: dalam peraturan uji pra klinik ada dua uji toksisitas dan
farmakodinamik, tetapi di form TC ini yang dicantumkan hanya uji farmakodinamik
bagian dosis yang berkhasiat, sehingga tidak memenuhi kreiteria pendaftaran
Untuk uji Klinik data sudah dipenuhi sesuai peraturan yang ditetapkan.
7. RESUME HASIL UJI KLINIK (UJI KLINIK DAN UJI PRAKLINIK)
Penelitian menunjukkan hasil perhitungan dari tingkat lipid darah adalah 0.000 (α<0,05)
artinya bahwa ada perbedaan sebelum dan setelah pemberian ekstrak rimpang kunyit
selama 12 hari. Pemberian ektrak rimpang kunyit (Curcuma Longa Linn) menurunkan
kadar lemak darah pada pasien hiperlipidemia. Dan sesudah mengonsumsi ekstrak daun
jati belanda terjadi penurunan kadar LDL dalam darah dengan perbedaan yang sangat
signifikan (p< 0,01). Rerata kadar LDL sebelum mengonsumsi ekstrak daun jati belanda
adalah 146,79 mg/dL. Setelah mengonsumsi ekstrak daun jati belanda adalah 133,97
mg/dL.
7.Baca contoh Dokumen Produksi Induk Ekstrak dan Produk Jadi pada Petunjuk Operasional
Pedoman (POP) CPOTB 2011 yang terbit tahun 2015 hal 165-224. a. Simpulkan dan
deskripsikan dokumen apa saja yang ada pada contoh ! b.Ceritakan pengetahuan baru apa
yang kalian temukan pada contoh dokumen tersebut?
1. Lampiran 5.15 a. Dokumen Produksi Induk
Dokumen Produksi Induk memuat nama produk, bentuk sediaan, kekuatan, pemerian,
nama penyusun dan bagian, nama pemeriksa yang terlibat, daftar isi dan daftar
distribusi.
Isi dari Dokumen Produksi Induk adalah
a. Bagian umum yang memuat jenis kemasan atau alternatif kemasan, pernyataan
tentang stabilitas produk, tindakan pengamanan selama penyimpanan serta
tindakan pengamanan lain yang perlu dilakukan selama proses pengolahan dan
pengemasan.
b. Komposisi atau formula untuk tiap satuan takaran
c. Daftar lengkap bahan baku, baik yang tidak berubah maupun yang akan
mengalami perubahan selama proses.
d. Spesifikasi bahan baku
e. Daftar lengkap bahan pengemas
f. Garis besar prosedur pengolahan dan pengemasan.
g. Daftar peralatan yang dapat dipakai untuk pengolahan dan pengemasan.
h. Pengawasan dalam proses yang harus dilaksanakan selama proses pengolahan dan
pengemasan.
i. Pengujian produk.
j. Masa pakai produk.
2. Lampiran 5.15 b. Dokumen Produksi Induk Jadi
Dokumen Produksi Induk Jadi memuat keterangan umum, komposisi, spesifikasi
bahan mentah atau bahan awal, spesifikasi bahan pengemas primer, penyimpanan,
pengolahan dan pengemasan, persyaratan dalam pengawasan mutu, dan daftar
distribusi dokumen.
Berdasarkan contoh (Kapsul Pelangsing),
a. Keterangan umum meliputi bentuk sediaan, stabilitas, masa simpan atau masa
edar, dan kondisi penyimpanan.
b. Kompisisi, memuat tentang kode bahan, dan formula yang akan dipakai untuk
pembuatan produk, air minum dan cangkang kapsul.
c. Spesifikasi bahan mentah atau bahan awal meliputi botol PET dan tutup ulir PET
beserta dengan spesifikasinya masing-masing.
d. Kantong silika dan spesifikasinya juga termuat dalam dokumen ini.
e. Penyimpanan, pada suhu ruang maksimal 30 derajat celcius.
f. Pengolahan dan pengemasan, memuat 5 aspek yaitu:
- Prosedur pengolahan untuk 5000 kapsul (pengayakan dan granulasi,
pengayakan ayun, pengeringan granul).
- Pengisian
- Pemolesan
- Pembotolan
- Mesin dan peralatan
g. Persyaratan dalam pengawasan mutu dilakukan selama proses pengamatan
(produk antara dan produk ruahan) dan pengujian produk ruahan.
h. Daftar distribusi dokumen.
3. Lampiran 5.16 a. Prosedur Pengolahan Induk
Prosedur pengolahan induk adalah dokumen yang kemudian digandakan untuk
pencatatan pengolahan tiap bets produk. Prosedur pengolahan induk memuat prosedur
dan instruksi lengkap dan rinci mengenai pengolahan, termasuk pengawasan dalam
proses yang harus dilakukan bagian pengawasan mutu, tindakan pengamanan dan hal
khusus yang perlu diperhatikan selama pengolahan dan selama penyimpanan produk
antara dan produk ruahan.
Contoh produk: Ekstrak Kumis Kucing Buah Pare Kombinasi
Pada dokumen ini, meliputi:
a. Tahap persiapan
Proses ini dilakukan dengan mengecek list untuk clearance dan memastikan
kesiapan sarana pendukung proses, bahan baku terdapat labetl realeased dari QC
dan sesuai dengan kode dan jumlah yang tertera, isi dan pasang label “Used For”
pada ruangan dan alat-alat yang digunakan, kemudian di tanda tangani oleh
supervisor.
b. Ekstraksi
Dilakukan Set Up Ekstraksi, meliputi
- Memeriksa kesiapan utilitas.
- Menyiapkan bahan baku dan pelarut yang akan digunakan.
- Mengalirkan air minum dan misela tank ke buffer tank ekstraktor sampai terisi
setengah volume buffer tank. Kemudian akan ditanda-tangani oleh supervisor
produksi.
- Menyiapkan jalur sirkulasi besar.
- Mengatur Platb Heat Exchanger pre-heating.
- Mengalirkan air minum ke dalam perkolator.
Ekstraksi 1
- Melakukan ekatraksi selama120 menit, dilakukan pengamatan dan pencatatan
selama proses.
- Mentransfer misela ke misels tank sampai semua misela ditiriskan dengan
vakum. Mencatat hasil pengamatan misela, meliputi warna dan volume.
- Mengeluarkan ampas dengan perlahan, pengecekan dilakukan oleh supervisor
acc.
Ekstraksi 2
- Melakukan ekstraksi selama 120 menit, dilakukan pengamatan dan pencatatan
selama proses.
- Memindahkan misela ke misels tank sampai semua misela ditiriskan dengan
vakum. Mencatat hasil pengamatan misela meliputi volume dan warna dari
misela.
- Mengeuarkan ampas dengan perlahan, dilakukan pengecekan dengan
supervison acc.
Teoritis
TAML (No.1 ) 7500 kg
TPMG (No.2) 2500 kg
-Putar selama 3 menit
-Masukkan dan putar hingga homogen
EPLG (No. 3)... kg
-Tuangkan air minum (No.4) secara perlahan-lahan dalam waktu kira-kira 30
detik
-Tampung hasil pembuatan granul dalam wadah... merk..
-Ayak granul basah dengan Ocilator merk...tipe..
-Timbang berat granul basah dan beri label identitas
Teoritis : 13.750 kg
Rentang hasil : 12.375-13.750 kg
Nyata : .........kg
D. Pengeringan Granul
-Ruangan dibersihkan menurut Protap Sanitasi Ruang Pengeringan Serbuk No.
SOPProd050
-Peralatan dibersihkan menurut Protap Pembersihan Fluid Bed Dryer No.
SOPProd067
-Kebersihan ruangan, peralatandan wadah diperiksa oleh...
-Pengawadsan selama proses:
Parameter Teoritis
Moisture Content Maks. 8%
Bulk Density 0,50-1,00 g/ml
Hasil pengeringan 11.750-13.750 kg
E. Pengisian Kapsul
-Ruangan dibersihkan menurut Protap Sanitasi Ruang Pengisi Kapsul
N0.P.04.02.02.12.01
-Peralatan dibersihkan menurut Protap Pembersihan Mesin Pengisi Kapsul
Rambrand 007 N0.SOPProd 108
-Kebersihan ruangan, peralatan dan wadah diperiksa oleh...
-Sebelumnya digunakan untuk produk... No betch...
-Masukkan cangkang kapsul No. 0 (5) kedalam corong mesin pengisi merk.. tipe...
yang telah di set untuk mengisi kapsul ukuran 0
-Masukkan granul kedalam corong granul mesin diatas
-Jalankan mesin pengisi sesuai Protap Pengoperasian Mesin Pengisi Kapsul
RABOCA tipe K07 No. SOPProd034
-Pengawasan selama proses
Periksa bobot rata-rata dari 20 kapsul pada awal dan setiap 30 menit serta waktu
hancur (menurut Protap Pengujian Waktu Hancur Kapsul) setiap 60 menit dan
catat dalam tabel dibawah ini.
-Standar berat : 550-650 mg
-Waktu hancur maksimal 15 menit
-Tampung hasil dalam wadah plastik PET bertutup yang tersedia dan beri label
identitas
F. POLISHING
-Ruangan dibersihakan menurut Protap Sanitasi Ruang Sortir Kapsul
-Peralatan dibersihkan menurut Protap Pembersihan Mesin Capsule Polishing
-Kebersihan ruangan, peralatan, dan wadah diperiksa oleh..
-Sebelumnya digunakan untuk produk... No betch...
-Masukkan kapsul berisi granul kedalam mesin Capsule Polishing merk KOTEKA
tipe PA07
-Jalankan Polishing kapsul sesuai Protap Pengoperasian Mesin Capsule Polishing
-Tampung hasil dalam wadah plastik Pet bertutup dan beri label identitas
-Rekonsiliasi hasil
a: Hasil teoritis (kg)/ kapsul
b: Hasil Nyata (kg)/ kapsul
Rekonsiliasi=(b-a/a)x 100 %
Batas hasil: 95-105 %
G. PEMBOTOLAN
-Ruangan dibersihkan menurut protap Sanitasi Ruang Botol Kapsul
-Peralatan dibersihkan menurut protap Pembersihan Botling Machine RIGA
-Kebersihan ruangan, peralatan dan wadah diperiksa oleh..
-Sebelumnya digunakan untuk produk...No.btes..
-Isikan 50 kapsul kedalam boto PEY dengan bolling machine Merk RIGA Tipe
YO300 kemudian masukkan 1 kantong silica gel
-Tutup dengan penutup menggunkan mesin capping Merk BOSTON Tipe GJ503
-Rekosiliasi
1. Rekonsiliasi bahan pengemas
Uraian Pengemasan
1. Tentukan kode yang harus dicetak pada label self adhesif kapsul pelangsing
dengan cara sebagai berikut:
a. No. Bets : lihat diatas
b. B. TanggalDaluwarsa: lihat halaman 3
2. Pasangkan informasi 1a. dan 1b. diatas pada alat stempel dan cetak label self
adhesif pada posisi yang baik
3. Tempelkan label sel adhesif kapsul pelangsing secara manual dengan benar
4. Tempelkan stiker LOGO pada tutup atas botol dengan benar
5. Sarungkan shrinking plastik ke botol
6. Lewatkan botol (3) dengan ban berjalan (conveyor) ke mesin pengerut plastik
(Shrinking Machine)
7. Kemas 50 botol kedalam box
8. Tandai box dengan stempel yang berisi No. Bets, tanggal daluwarsa dan kode
pengawas
9. Seal box menggunkan mesin Carton Sealer merk BLOKON Tipe 1001
10. Timbang box dan catat berat di box dan catatan penimbangan.
Pengawasan Selama-proses
Kriteria penandaan
KOMPOSISI
A. KODIFIKASI
Peralatan dibersihkan menurut Protap Pembersihan Mesin Image dan
Convoyor
Contoh cara menghitung tangggal daluwarsa
Bulan dan tahun pembuatan : Maret 2010
Masa simpan : 3 tahun (36 bulan)
Tanggal kadaluwarsa : Maret 2013
Rekonsiliasi hasil cetak