Anda di halaman 1dari 2

Kasus kelompok 1:

Apotek X berada di jalan mandonga kota Mataram. Letaknya sangat strategis berada di
tengah kota, buka pelayanan tiap hari jam 16.00 – 22.00. pasien sangat ramai serta jumlah
resep yang banyak dilayani. Setiap hari rata-rata 100 lembar resep. APA juga merupakan
PNS dan masuk apotek jam 19.30. Karena banyaknya pasien yang dilayani, penyerahan obat
oleh tenaga teknis kefarmasian tidak sempat memberikan informasi yang cukup. Pasien
kurang faham tentang obat yang diterima dan meminta dijelaskan tentang obat yang diperoleh
namun apoteker ketus dan dengan nada tinggi menjawab ada aturan dalam etiket dan
meminta maaf karna sedang melayani banyak resep. Ditinjau dari sudut etika profesi, sumpah
profesi dan peraturan perundang-undangan, jelaskan kajian saudara terhadap hal diatas.

Kasus kelompok 2:
Seorang pasien datang mengeluhkan sakit dan berobat ke Dr. X lalu diberikan Resep,
kemudian resep tersebut diarahkan untuk di tebus di apotik, dari resep yang di baca farmasis
ada 5 item obat dan terdiri dari 4 obat paten dan 1 obat generik, setelah diakumulasikan harga
obat Rp. 160.000. Pasien diberitahukan tentang harga obat yang diterima. Pasien tidak
sanggup membayar obat yang mahal. Farmasis memberikan saran kepada pasien agar ke 4
obat paten tersebut diganti dengan obat generik sehingga 5 item / seluruhnya menjadi obat
generik sehingga harga menjadi Rp. 90.000. Namun pasien hanya membawa uang sebesar
Rp. 50.000 dan meminat obat diberikan separuhnya saja nanti apabila ada uang akan ditebus
kembali
1. Apakah boleh farmasis memberi saran seperti itu ? Tinjau berdasar PP 51 tahun 2009
2. Bolehkah obat diberikan separuh? Jelaskan kajian anda!

Kasus kelompok 3
Seorang pasien datang menebus obat ke apotek, dari resep dapat diketahui apa penyakit
pasien. Teman farmasis kebetulan melihat pasien dan mengatakan mengenali pasien
kemudian farmasis menceritakan tentang penyakit pasien tersebut kepada temannya sehingga
berita tersebut menyebar. Jelaskan kajian anda tentang kasus diatas ditinjau dari sudut etika
profesi, sumpah profesi dan peraturan perundang-undangan.

Kasus kelompok 4:
Apotek X berpraktik di Mataram, awalnya memiliki asisten apoteker 1 orang kemudian
karna meluas dan membesar maka dibutuhkan asisten apoteker tambahan sebanyak 3 orang
dan 1orang kasir. Awalnya 1 orang sebagai kasir namun karena kewalahan banyak pasien
kasir tersebut ikut sebagai pemberi pelayana farmasi seperti asisten apoteker. Apakah itu
dibenarkan menurut pertauran yang berlaku? Depripsikan kajian kompetensi berdasarkan
peraturan tentang pekerjaan kefarmasian !

Anda mungkin juga menyukai