Anda di halaman 1dari 2

viii.

Aspek Hukum

Setiap orang atau kelompok yang akan mendirikan sebuah bisnis pasti menginginkan
keamanan dan kelancaran dalam bisnisnya. Bisnis yang lancar tidak hanya ditentukan oleh faktor
intrinsik, seperti kualitas produk yang ditawarkan, namun penting juga memperhatikan legalitas
dari bisnis tersebut. Legalitas suatu bisnis menentukan keberlanjutan bisnis tersebut di
kedepannya, begitu pula dalam pendirian sebuah apotek diperlukan perizinan agar legalitas atau
apotek terjamin. Tata laksana perizinan pendirian apotek diatur dalam peraturan perundang-
undangan yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1332/MENKES/PER/X/2002 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek, dimana alurnya sebagai berikut :
1) Permohonan Izin Apotik diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
menggunakan contoh Formulir Model APT-1;
2) Dengan menggunakan Formulir APT-2 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-
lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis
kepada Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotik
untuk melakukan kegiatan;
3) Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-lambatnya 6 (enam)
hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melaporkan hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh Formulir APT-3;
4) Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan,
Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi
dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-4;
5) Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud ayat (3), atau pernyataan dimaksud ayat (4) Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin Apotik dengan menggunakan contoh
Formulir Model APT-5;
6) Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM
dimaksud ayat (3) masih belum memenuhi syarat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan
menggunakan contoh Formulir Model APT-6;
7) Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), Apoteker diberi
kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal Surat Penundaan.

Skema perizinan :

ix. Rencana Strategi Pengembangan


1) Bekerja sama dengan dokter praktek dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat.
2) Menjalankan praktek kefarmasian dengan sebaik-baiknya, dengan mengedepankan
peningkatan kualitas hidup pasien.
3) Menetapkan harga produk yang terjangkau.
4) Aktif terjun ke masyarakat sekitar dalam hal kegiatan peningkatan kesehatan masyarakat.
5) Memberikan sosialisasi kepada masyarakat dengan menyebarkan brosur atau leaflet tentang
apotek dan pengobatan pada awal pendirian apotek.
6) Mengadakan kegiatan yang menghibur dan mengedukasi tentang kesehatan setiap sebulan
sekali yang dilaksanan di apotek.

Anda mungkin juga menyukai