PERCOBAAN 1
PEMBUATAN DAN STANDARISASI SIMPLISIA
B. DASAR TEORI
Dalam praktik kefarmasian, bahan yang digunakan dalam bentuk simplisia.
Simplisia adalah bahan yang belum mengalami perubahan apapun kecuali bahan alam
yan dikeringkan. Simplisia dapat berupa :
1. Simplisia nabati, adalah simplisia dari tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat yaitu isi sel yang spontan keluar dari tanaman atau dikeluarkan dari
selnya dengan cara tertentu
2. Simplisia hewani adalah simplisia dari hewan berupa hewan utuh atau bagian
hewan berupa zat-zat berguna yang dihasilkan dan belum berupa zat kimia
murni
3. Simplisia pelican atau mineral adalah simplisia yang belum diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni (DepKes RI, 1985).
Atau dapat juga dikatakan simplisia merupakan bahan alam yang telah
dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan.
Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari, diangin-
angin, atau menggunakan oven, kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan dengan oven
tidak lebih dari 60℃ (FHI, 2017).
Tahapan membuat simplisia umumnya melalui tahap seperti berikut:
pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi
kering, pengepakan, penyimpanan, dan pemeriksaan mutu (DepKes, 1985).
D. CARA KERJA
1. Uji organoleptis simplisia terdiri dari:
• Uji warna → dilakukan dibawah sinar lampu putih
• Uji bau → simplisia diremas dengan ibu jari dan telunjuk atau dengan kedua
telapak tangan →hirup baunya perlahan
• Uji rasa → letakkan simplisia di lidah → dikecap-kecap selama 10-50 detik →
keluarkan cuplikan dari mulut → kumur dengan air
2. Uji Makroskopik simplisia bentuk utuh dan serbuk
• Simplisia utuh: diamati bentuk, ukuran, warna, karakteristik, tekstur. Simplisia
• bentuk serbuk: diamati bentuk, warna, tekstur (halus, kasar, dll).
3. Uji Mikroskopis serbuk simplisia
Amati fragmen
Ambil sedikit Tambah 3 tetes
Tutup cover gelas, pengenalnya dan
sampel dan kloralhidrat dan
amati dibawah bandingkan dengan
letakkan diatas dihangatkan di
mikroskop buku FHI, foto min 4
objek glass atas api
fragmen berbeda
c. Uji Antrakinon
Kemudian tambahkan
Sampel ± 200 mg didihkan Fitrat (5 ml) ditambah Kocok pelan-pelan, diamkan
KOH 0,5 N, jika timbul
selama 2 menit dengan KOH 0,5 asam asetat (10 tetes) sebentar, lapisan atas (5 ml)
warna merah pada
N (10 ml) dan larutan Hidrogen sampai pH 5, kemudian diambil dengan pipet dan
lapisan air (basa)
peroksida 1 ml. Setelah dingin, ditambah toluena (10 dimasukkan dalam tabung
menunjukkan adanya
suspensi disaring melalui kapas. ml). reaksi
senyawa antrakinon.
d. Uji Flavonoid
Sampel ± 200 mg disari dengan
Kertas saring dikeringkan, Perubahan warna dari kuning
etanol 70% 10 ml dan disaring.
kemudian diuapi dengan pucat menjadi kuning intensif,
Filtrat diteteskan pada kertas
amoniak. menunjukkan adanya flavonoid.
saring
e. Uji polifenol
Sampel ± 200 mg dipanaskan dengan Setelah dingin ditambah FeCl3 Uji diulang, tapi dengan filtrat hasil
air (10 ml) selama 20 menit dalam sebanyak 3 tetes. Jika timbul warna pendidihan serbuk tumbuhan (2 g)
penangas air mendidih kemudian hijau biru menujukkan adanya dengan etanol 80% (10 ml) selama 10
disaring panas-panas. polifenol menit dalam penangas air.
f. Uji Tanin
Sampel ± 200 mg dipanaskan Filtrat (5 ml) ditambah larutan Filtrat ditambah larutan gelatin
dengan air (10 ml) selama 30 NaCl 2% (1 ml), bila terjadi 1% (5 ml), bila timbul endapan
menit di atas penangas air, suspensi atau endapan disaring menunjukkan adanya tanin atau
kemudian disaring. melalui kertas saring. zat samak.
g. Uji Kardenolida
h. Uji Saponin
Apabila timbul buih setinggi
Sampel ± 200 mg dalam tabung
Biarkan tabung dalam kurang lebih 3 cm dari permukaan
reaksi, ditambah 10 ml air suling,
posisi tegak selama 30 yang tidak hilang setelah ditetesi
tutup dan kocok kuat-kuat
menit. HCl encer, menunjukkan adanya
selama 30 detik.
saponin.
Cara II:
Kapiler diletakkan Bila tinggi cairan yang
dalam posisi tegak diuji setengah atau
Serbuk tumbuhan (2
Filtrat dimasukkan ke (vertikal), kemudian kurang dari tinggi air
g) ditambah air 10 ml,
dalam pipa kapiler cairan dibiarkan suling, maka sampel
dipanaskan di atas
(diameter 2 mm, mengalir bebas. ada kemungkinan
penangas air selama
panjang 12,5 cm) Tinggi cairan mengandung
30 menit, kemudian
penuh-penuh. dibandingkan dengan saponin. Hasil
disaring.
tinggi air suling yang disajikan dalam
diperlakukan sama. bentuk tabel III.
5. Pola Kromatografi Prosedur KLT
a. Parameter KLT daun teh
• Fase gerak = Toluen : P-aseton : P-asam format (5:4:1)
• Fase diam = Silica gel 60 F254
• Larutan uji = 5% dalam methanol P
• Larutan pembanding = Katekin 1% dalam Metanol P
• Volume penotolan = 10 µl Larutan Uji dan 5 µl larutan pembanding
• Deteksi = UV254
b. Penjenuhan Bejana
Kertas saring dimasukkan dalam bejana. Masukkan sejumlah fase gerak, hingga
tingginya 0,5 sampai 1 cm dari dasar bejana. Tutup kedap dan biarkan hingga
kertas saring basah seluruhnya.
c. Prosedur KLT
Totolkan larutan uji, larutan pembanding, serta larutan campuran dengan jarak 1,5
sampai 2 cm dari tepi bawah lempeng, dan biarkan mengering. Tempatkan
lempeng dalam bejana, penotolan disebelah bawah. Bagian bawah lempeng harus
menyentuh fase gerak. Tutup bejana, biarkan fase gerak sampai batas atas.
Keluarkan lempeng, amati bercak di sinar UV, tentukan harga Rf.
6. Uji Kuantitatif Kandungan Kimia
a. Penetapan Kadar Flavonoid Total
Untuk simplisia :
Timbang saksama lebih
kurang 1 g serbuk simplisia, Saring ke dalam labu tentukur
Ekstraksi selama 1 jam dengan
masukkan ke dalam labu 25 mL. Lalu tambahkan
pengaduk magnetik.
Erlenmeyer, tambahkan 25 metanol P sampai tanda
mL metanol P
Untuk pembanding :
Timbang saksama lebih Buat seri pengenceran
kurang 10 mg Larutkan dalam metanol P larutan pembanding
pembanding, masukkan dan tambahkan metanol P dengan kadar berturut-
dalam labu tentukur 25 sampai tanda. turut 100, 70, 50 dan 25
mL. 𝑢g/mL
Prosedur :
Pipet secara terpisah 0,5 mL
larutan uji dan masing-masing
larutan pembanding ke dalam Kocok dan diamkan 30 menit Lakukan pengukuran blanko
wadah yang sesuai, pada suhu kamar. Ukur dengan cara yang sama tanpa
tambahkan masing-masing serapan masing-masing pada penambahan larutan uji. Buat
dengan 1,5 mL etanol P, 0,1 panjang gelombang serapan kurva kalibrasi dan hitung
mL aluminium klorida 10%, maksimum. kadar larutan uji
0,1 mL natrium asetat 1M dan
2,8 mL air.
b. Penetapan Kadar Fenol Total
Simplisia :
Timbang saksama lebih
kurang 1 g serbuk simplisia, Saring ke dalam labu tentukur
Ekstraksi selama 1 jam dengan
masukkan ke dalam labu 25 mL. Lalu tambahkan
pengaduk magnetik.
Erlenmeyer, tambahkan 25 mL metanol P sampai tanda
metanol P
Pembanding :
Timbang saksama lebih Buat seri pengenceran
kurang 10 mg Larutkan dalam metanol P larutan pembanding
pembanding, masukkan dan tambahkan metanol P dengan kadar berturut-
dalam labu tentukur 25 sampai tanda. turut 100, 70, 50, 30, 15
mL. dan 5 𝑢g/mL
Prosedur :
Pipet secara terpisah
1 mL larutan uji dan
masing-masing Lakukan pengukuran
larutan pembanding Ukur serapan masing- blanko dengan cara
Diamkan 8 menit,
ke dalam wadah yang masing pada panjang yang sama tanpa
tambahkan 4,0 mL
sesuai, tambahkan gelombang serapan penambahan larutan
NaOH 8%, inkubasi
masing-masing maksimum lebih uji. Buat kurva
selama 1 jam.
dengan 5,0 mL kurang 730 nm. kalibrasi dan hitung
enceran Folin kadar larutan uji
Ciocalteu LP (7,5%
dalam air).
Mikroskopis Simplisa
Daun Teh
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Tabel. 4 Uji Kualitatif Kandungan Kimia (Uji Tabung)
No Uji Tabung Daun Teh
Hasil Kesimpulan
1 Pendahuluan Warnakuning- Mengandung kromofor
merah
•
•
• Rf sampel
7,8
1. Bercak 1 = = 0,975
8,0
7,6
2. Bercak 2 = = 0,95
8,0
6,9
3. Bercak 3 = = 0,8625
8,0
5,2
4. Bercak 4 = = 0,65
8,0
Rf pembanding
7,5
1. Bercak 1 = = 0,9375
8,0
6,9
2. Bercak 3 = = 0,8625
8,0
F. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Hasil Uji organoleptis simplisia (daun teh)
• Warna : Hijau tua
• Bau : Khas aromatik teh
• Rasa : Agak kelat
• Bentuk : Serbuk kasar
• Tekstur : Kasar
2. Uji mikroskopis simplisia
Hasil pengamatan mikroskopis didapatkan Kristal kalsium oksalat, sklerenkim,
makrosklereida, dan mesofil daun. Dari hasil praktikum sudah sesuai dengan FHI 2017.
3. Uji kandungan kimia
Hasil praktikum diperoleh hasil positif pada uji pendahuluan, uji antrakinon, uji
flavonoid, uji polifenol dan uji saponin. Sedangkan pada uji alkaloid diperoleh hasil
negative dan uji tanin.
4. Pola kromatografi
Hasil praktikum didapatkan Rf sampel sebesar 0,975, 0,95, 0,8625,dan 0,65 sedangkan
Rf pembanding sebesar 0,9375,dan 0,8625, sedangkan nilai Rx yang didapatkan adalah 0,5.
G. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1985). Cara Pembuatan
Simplisia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Materia Medika Indonesia
Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat. Derektorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta.
Depkes RI. 2017. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi II. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Zainab, dkk. 2022. Petunjuk Praktikum Pengembangan Obat Tradisional.
Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
H. LAMPIRAN
Dragendrof Mayer
f. Uji Tanin
b. Uji Alkaloid
c. Uji Antrakinon g. Uji Kardenolida
h. Uji Saponin
d. Uji Flavonoid