PRAKTIKUM III
“IDENTIFIKASI MIKROSKOPIK TUMBUHAN”
Dibuat oleh :
Mahmudah (19.71.021591)
b. Bahan
No. Bahan
1. Amylum
2. Serbuk Daun Sirsak
3. Serbuk Temulawak
4. Aquadest
5. Safranin 0,25 %
6. Kloralhidrat
Siapkan penutup objek gelas dan tetes kloralhidrat tunggu hinga kering
Setelah kering tetesi dengan Safranin dan tutup dengan penutup objek
gelas
Siapkan penutup objek gelas dan tetes kloralhidrat tunggu hinga kering
Setelah kering tetesi dengan Safranin dan tutup dengan penutup objek
gelas
Guazumae Folium
1. Rambut kelenjar
2. Epidermis bawah dengan stomata
3. Epidermis atas
4. Hablur kalsium oksalat
5. Rambut penutup berbentuk
bintang
Cinnamomi Cortex
1. Hablur kalsium oksalat
2. Sel batu
3. Rambut penutup
4. Sel minyak
Cardamomi Fructus
1. Sel batu
2. Minyak atsiri
3. Rambut penutup
4. Kristal kalsium oksalat
BAB IV
4.1 Pembahasan
Pada praktikum ini yaitu mengidentifikasi tumbuhan yang menggunakan
sampel Amylum, serbuk temulawak dan daun sirsak. Amylum adalah jenis
polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan
terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Hal ini sesuai dengan teori
(Poedjiadi, 2009). Amylum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas
pada kandungan tanaman. Amylum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau
sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amylum juga
tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman,
dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi.
Sedangkan temulawak terdapat fragmen berkas pembuluh, fragmen parenkim
korteks, serabut sklerenkim, butir pati, fragmen jaringan gabus bentuk poligonal
dan rambut penutup. Hal ini berdasarkan teori (Depkes RI, 1979). Daun sirsak
berbentuk elips, merupakan daun tunggal, memanjang atau bulat menyempit,
bagian ujung daun meruncing, helaian daun seperti kulit, berbentuk bundar
panjang, lanset, atau bundar telur terbalik.
Secara garis besar ada beberapa macam cara pemeriksaan dalam menilai
simplisia yaitu, secara organoleptik, secara mikroskopik, secara fisika, dan secara
hayati, serta secara makroskopik. Dimana pemeriksaan organoleptik dan
makroskopik dilakukan dengan menggunakan indra manusia. Namun dalam
percobaan kali ini kami menggunakan pemeriksaan mikroskopik, dimana dapat
di lakukan dengan menggunakan mikroskop dengan mengamati cirri-ciri anatomi
histology terutama untuk menegaskan keaslian simplisia dan pemeriksaan untuk
menetapkan mutu berdasarkan senyawa aktifnya, umumnya meliputi pengamatan
terhadap serbuk.
Identifikasi simplisia yang akan dilakukan secara (a) organoleptik
meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau, dan rasa, dari
simplisia tersebut; (b) Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan
dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai
organ tanaman yang digunakan untuk simplisia; (c) Mikroskopik, pada
umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan pemeriksaan
anatomi jaringan itu sendiri.
Identifikasi mikroskopik dilakukan dengan melihat fragmen pengenal
seperti stomata, sel batu, kristal Ca oksalat, lapisan gabus, kelenjar minyak, dan
berkas pengangkut dengan menggunakan alat bantuan yaitu mikroskop. Pada
percobaan sebelum dilihat dimikroskop terlebih dahulu sampel serbuk
temulawak dan daun sirsak diteteskan kloralhidrat dan surfaktan. Penambahan
kloralhidrat berfungsi untuk menjernihkan simplisia agar mudah dilihat
dimikroskop.
Adapun Pengamatan mikroskopik serbuk simplisia bertujuan untuk
memastikan kebenaran simplisia dengan mengamati ciri-ciri mikroskopiknya
dengan pemeriksaan di bawah mikroskop. Yang diamati disini adalah bentuk sel-
sel epidermis, tipe stomata, bentuk rambut-rambut, dan bentuk kristal kalsium
oksalat. Dengan melihat ciri-ciri mikroskopik simplisia dapat diketahui benar
tidaknya sebuah simplisia.
4.2 Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa mampu
mengidentifikasi dan mengetahui fragmen khas dari masing-masing simplisia.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Febriani D., Dina M., dan Endah R., 2015, Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Etanol
Daun Sirsak (Anonna muricata Linn), Jurnal Prosiding Penelitian UNISBA, Vol 2 (1).
Mulyani, S., Novia D.N., Hendri M.S., Alifi Z.A.S., 2013, Identifikasi Makroskopi
Mikroskopi Kimiawi Rimpang C. mangga C. zedoaria dan K. rotunda, Tradicional
Medicine Journal, Vol 18 (2).
Poedjiadi, 2009, Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Wiryowidagdo, Sumali, 2007, Kimia dan Farmakologi Bahan Alam, EGC, Jakarta.
Zaini, M., Agung B., Khoerul A., 2016, Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Herba
Lampasau (Diplazium esculentum Swartz) Terhadap Mencit Jantan Yang Diinduksi
Karagenin-ᴧ, Jurnal Pharmascience, Vol 3 (2).
LAMPIRAN
POST TEST
1. Apa yang dimaksud dengan identifikasi mikroskop?
Jawab : Identifikasi mikroskopik dilakukan dengan melihat fragmen pengenal sepert
stomata, sel batu, kristal Ca oksalat, lapisan gabus, kelenjar minyak, dan berkas
pengangkut dengan menggunakan alat bantuan yaitu mikroskop. Pada percobaan
sebelum dilihat dimikroskop terlebih dahulu sampel diteteskan kloralhidrat dan
difiksasi. Penambahan kloralhidrat berfungsi untuk menjernihkan simplisia agar
mudah dilihat dimikroskop
2. Apa tujuan dari penambahan karbohidrat pada uji mikroskop?
Jawab : tujuannya untuk menjernihkan simplisia agar mudah dilihat dimikroskop.
.