Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM 4

FRUCTUS

I. TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat
mengidentifikasi simplisia tunggal yang diberikan untuk diamati secara
makroskopik dan mikroskopik serta untuk mengetahui fragmen-fragmen khas yang
ada pada simplisia-simplisia tersebut.

II. TEORI DASAR


2.1 Morfologi Buah
Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan
melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi
utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Campbell, 2003).
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut
tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi
penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi
layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya,
karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan
bagian-bagian yang lain (Rosanti, 2011).
2.2 Anatomi Buah

Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut


tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu
sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya: (Syaiful,
2011).
a. Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak
gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot).
b. Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat
kelopak yang ikut merupakan bagian buah.
c. Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal pada buah, misalnya pada
jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu,
masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
d. Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis,
yang sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun buah dan jumlah ruangan
dalam buah manggis tadi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak padanya
terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan
buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus).
Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah sungguh (Syaiful, 2011).
2.3 Fungsi Buah
2.4 Kandungan Kimia Buah
Cabai mengandung kurang lebih 1,5% (biasanya antara 0,1-1%) rasa pedas.
Rasa pedas tersebut terutama disebabkan oleh kandungan capsaicin dan 8
dihidrocapsaicin (Dzulkarnain, 1996).

III. PROSEDUR
Serbuk tumbuhan yang akan diamati adalah catharanti radix, elephantopin
radix dan rhei officinalis radix yang berasal dari simplisia kering organ tumbuhan
yang dihaluskan. Sehingga cara pembuatan sediaan histologi untuk serbuk
tumbuhan disediakan terlebih dahulu kaca objek dan kaca penutup yang bersih dan
bebas minyak. Kemudian diteteskan reagen kloral hidrat yang akan digunakan untuk
pengamatan di atas kaca objek. Setelah itu, ditambahkan serbuk sampel yang akan
diamati pada tetesan reagen kloral hidrat diatas kaca objek dan dicampurkan serbuk
sampel dengan reagen kloral hidrat sampai merata. Lalu campuran tersebut ditutup
dengan kaca penutup dan sediaan diamati di bawah mikroskop dengan berbagai
pembesaran lensa yang sesuai.
Setelah dilakukan pengamatan menggunakan reagen kloral hidrat, kemudian
dilakukan perlakuan yang sama seperti prosedur sebelumya, hanya saja reagen yang
digunakan berbeda yaitu I2 KI untuk melihat adanya butir pati dan floroglusinol + HCl
untuk melihat adanya sel batu.
Dalam penggunaan mikroskop, mikroskop diletakkan terlebih dahulu ditempat
datar, kering dan memiliki cahaya yang cukup. Setelah itu, mikroskop dinyalakan
dengan memasangkan kabel pada stop kontak dan pijat tobol on. Kemudian dipasang
lensa okuler dengan lensa yang memiliki ukuran perbesaran sedang. Diputar revolver
untuk memilih lensa objektif dengan perbesaran paling kecil. Diputar makrometer
untuk menjauhkan lensa objektif dengan meja mikroskop. Cahaya diatur agar lensa
mendapatkan cahaya yang cukup. Setelah itu, disiapkan preparat yang akan diamati
dan diletakkan pada gelas benda di atas lubang meja mikroskop, kemudian preparat
dikokohkan dengan penjepit objek. Diputar makrometer perlahan-lahan sehingga
lensa objektif berada pada posisi terdekat dengan meja mikroskop. Lalu diamati
preparat melalui lensa okuler sambil memutar makrometer untuk menemukan
bayangan. Untuk mengatur fokus, digunakan mikrometer sehingga diperoleh
bayangan yang jelas.

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah mikroskop, kaca objek dan kaca
penutup dan spatel.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah HCl, reagen floroglusinol,
reagen kloral hidrat dan simplisia diantaranya serbuk piperis nigri fructus, amomi
compacti fructus, coriandri sativi fructus, capsici annui fructus, dan piperis retrofracti
fructus.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Tanaman Asal :
Nama Daerah :
Nama Simplisia :
Makroskopik:

Mikroskopik:
a. Menggunakan Reagen Kloral Hidrat
b. Menggunakan Reagen I2 KI
c. Menggunakan Reagen Floroglusinol + HCl

Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Sumber Simplisia :
Deskripsi Morfologi:
Kandungan Kimia dan Pemanfaatan:
Fragmen Pengenal:

5.2 Amomi Comfacti Fructus (Buah Kapulaga)


Tanaman Asal : Amomum compactum Soland. Ex Maton
Nama Daerah : Buah Kapulaga
Nama Simplisia : Amomi Comfacti Fructus
Makroskopik:

Mikroskopik:
a. Menggunakan Reagen Kloral Hidrat

Epidermis luar terlihat


tangensial

Endosperm

Sel dengan minyak atsiri


Perisperm

Perikarp

Serabut Sklerenkim

Sklerenkim palisade
terlihat tangensial

Epidermis luar terlihat


tangensial

Perisperm

Pembuluh kayu (penebalan


tidak terlihat jelas)
Hablur Kalsium Oksalat

b. Menggunakan Reagen Floroglusinol + HCl

Sel Batu

Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Amomum
Spesies : Amomum compactum Soland. Ex Maton
(Backer, 1968).
Sumber Simplisia : Buah kapulaga adalah buah Amomum compactum
Soland. Ex Maton., suku Zingiberaceae (DepKes RI, 2010).
Deskripsi Morfologi:
Buah kapulaga merupakan buah sejati, buah kotak, bentuk hamper
bulat, menggembung atau agak keriput, warna kecoklatan atau kuning
muda kecoklatan, bau khas aromatic, rasa agak pedas, Panjang 1-1,8 cm,
lebar sampai lebih kurang 1,5 cm, pada permukaan terdapat 3 alur
membujur yang membagi buah menjadi 3 bagian. Permukaan luar licin
atau bergaris-garis membujur, buah beruang 3, dipisahkan satu dengan
yang lainnya oleh sekat, dalam ruang terdapat 2 deret biji yang saling
berdekatan danmenempel pada plasenta sumbu buah (DepKes RI, 2010:
20).
Kandungan Kimia dan Pemanfaatan:
Senyawa identitas adalah sineol (DepKes RI, 2010: 21). Buah
Kapulaga yang disuling mengandung minyak atsiri dengan komposisi
yaitu sineol, terpineol, borneol.Kadar sineol dalam buah lebih kurang
12%. Biji kapulaga mengandung 3-7% minyak atsiri yang terdiri atas
terpineol, terpinil asetat, sineol, alfa borneol, dan beta kamfer (Sinaga,
2008).
Kapulaga memiliki beberapa khasiat diantaranya sebagai obat
batuk dan dapat sebagai preventif pada tulang keropos (Agoes, 2010).
Kapulaga juga berkhasiat untuk mengobati badan lemas, obat kejang perut
besar karena flatulensi (meteorismemus), stimulan dan reumatik
(Sastroamidjojo, 2001).
Fragmen Pengenal:
Pada saat dilakukan pengamatan serbuk simplisia amomi comfacti
fructus yang kemudian ditambah reagen kloral hidrat dan dilihat dengan
perbesaran 10x diperoleh hasil pengamatan fragmen pengenal adalah
epidermis luar terlihat tangensial, sel dengan minyak atsiri, pericarp dan
perisperm. Ciri-ciri fragmen hasil pengamatan sesuai dengan literatur,
dimana menurut DepKes RI (2010: 20), fragmen pengenal adalah sel-sel
endokarp, jaringan epidermis luar, jaringan pericarp, dan perisperm
dengan kelenjar minyak (DepKes RI, 2010: 20). Adapun fragmen
pengenal lain yang tidak tercantum didalam literatur DepKes RI (2010:
20), yaitu endosperm, serabut sklerenkim, sklerenkim pslisade terlihat
tangensial, pembuluh kayu dan hablur kalsium oksalat. Sedangkan
ditambah reagen floroglusinol + HCL dan dilihat dengan perbesaran 10x
diperoleh hasil pengamatan fragmen pengenal adalah sel batu.
5.3 bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb
Tanaman Asal :
Nama Daerah :
Nama Simplisia :
Makroskopik:

Mikroskopik:
d. Menggunakan Reagen Kloral Hidrat
e. Menggunakan Reagen I2 KI
f. Menggunakan Reagen Floroglusinol + HCl

Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Sumber Simplisia :
Deskripsi Morfologi:
Kandungan Kimia dan Pemanfaatan:
Fragmen Pengenal:
5.4 Capsici Annui Fructus
Tanaman Asal : Capsicum annuum L.
Nama Daerah : Buah Cabe
5.5 Nama Simplisia : Capsici Annui Fructus
Makroskopik:

Mikroskopik:
Menggunakan Reagen Kloral hidrat
Perbesaran 10x

Serabut Sklerenkim

Sel endokarp berdinding


tebal menyerupai sel batu
Hipodermis terlihat
melintang dan tangensial

Pembuluh kayu bernoktah


dengan penebalan tangga
dan spiral

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L.
(Cronquist, 1981)
Sumber Simplisia : Berasal dari buah tanaman Capsicum annuum L.
Deskripsi Morfologi:
Buah cabai memiliki bentuk yang bervariasi, ada yang bulat, dan bulat
memanjang dengan ujung runcing. Selain itu, bentuk dalamnya berpolong
dengan rongga diantara plasenta dan dinding buah. Pada buah yang masih
muda memiliki warna putih kekuningan. Sedangkan buah yang sudah tua
memiliki warna yang mencolok yaitu kuning atau merah yang licin dan
mengkilap. Warna buah tersebut juga tergantung dari varietasnya. Bagi buah
yang masih muda tidak berasa pedas, dan ketika buah sudah tua memiliki rasa
yang pedas dan menyengat. Panjang buah cabai berkisar 9-15cm dengan
diameter 1-1,75 cm, dengan berat 7,5- 15 gram per buah. Buah mengantung
pada tangkai buah yang berwarna hijau dengan panjang tangaki berkisar
antara 3,5-4,5 cm yang keluar dari ketiak daun. Buah cabai memiliki bentuk
yang beragam yakni ada yang bulat serta bulat memanjang dengan ujung
runcing. Selain itu pada bagian bentuk dalamnya terdapat polong dengan
rongga diantara plasenta dan dinding buah. Untuk buah yang masih muda
memiliki warna putih agak kekuningan. Sedangkan untuk buah yang sudah
tua memiliki warna yang cukup mencolok yakni kuning dan merah licin serta
mengkilap. Warna buah tanaman cabai tergantung dari jenis varietasnya.
Untuk buah yang masih muda tidak terlalu berasa pedas namun ketika buah
sudah tua memiliki rasa yang sangat pedas dan menyengat. Panjang buah
cabai kurang lebih 9 sampai 15cm dengan diameter 1 sampai 1,75 cm, dengan
berat 7,5 sampai 15 gram per buah. Buah cabai menggantung pada tangkai
buah yang memiliki warna hijau dan panjang tangkai kurang lebih 3,5 sampai
4,5 cm yang keluar dari ketiak daun (Dalimartha, 1999).

Kandungan Kimia dan Pemanfaatan:


Cabai mengandung kurang lebih 1,5% (biasanya antara 0,1-1%) rasa
pedas. Rasa pedas tersebut terutama disebabkan oleh kandungan capsaicin dan
8 dihidrocapsaicin (Dzulkarnain, 1996).
Fragmen:
Pada saat dilakukan pengamatan serbuk simplisia capsici annui fructus
yang kemudian ditambahkan reagen kloral hidrat dan dilihat dengan
perbesaran 10x diperoleh hasil pengamatan fragmen pengenal adalah serabut
sklerenkim, sel endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu, hipodermis
terlihat melintang dan tangensial, dan pembuluh kayu bernoktah dengan
penebalan tangga dan spiral. Ciri-ciri fragmen hasil pengamatan sesuai
dengan literatur, dimana menurut Farmakope Herbal tahun 2008, fragmen
pengenal adalah serabut sklerenkim, sel endokarp berdinding tebal
meneyrupai sel batu, hipodermis terlihat melintang dna tangensial, pembuluh
kayu bernoktah dengan penebalan tangga dan spiral, dan fragmen endokarp
terlihat tangensial.
5.6 Eeeeeeeeee
Tanaman Asal :
Nama Daerah :
Nama Simplisia :
Makroskopik:

Mikroskopik:
a. Menggunakan Reagen Kloral Hidrat
b. Menggunakan Reagen I2 KI
c. Menggunakan Reagen Floroglusinol + HCl

Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Sumber Simplisia :
Deskripsi Morfologi:
Kandungan Kimia dan Pemanfaatan:
Fragmen Pengenal:
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
2. Fragmen yang terlihat pada serbuk simplisia amomi comfacti fructus yang
ditetesi reagen kloral hidrat adalah fragmen fragmen pengenal adalah epidermis
luar terlihat tangensial, sel dengan minyak atsiri, pericarp, perisperm, endosperm,
serabut sklerenkim, sklerenkim pslisade terlihat tangensial, pembuluh kayu dan
hablur kalsium oksalat. Sedangkan pada serbuk simplisia amomi comfacti
fructus yang ditetesi reagen floroglusinol + HCl fragmen pengenal adalah sel
batu.
3. BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
4. Fragmen yang terlihat pada serbuk simplisia capsici annui fructus yang ditetesi
reagen kloral hidrat adalah fragmen pengenal adalah sel endocarp berdinding
tebal meneyrupai sel batu, pembuluh kayu bernoktah dengan penebalan tangga
dan sporal, hipodermis terlihat melintang dan tangensial, dan serabut sklerenkim.
5. DDDDDDDDDDDDDDDDDD
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A. (2010). Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika
Campbell, N. (2003). Biologi. Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Cronquist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering.
New York: Columbia University Press.
Dalimartha, Setiawan. (1999). Atlas Tumbuhan Obat Manusia, Jilid 1.
Jakarta: PT Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
Dzulkarnain, B. & Wahjoedi, B., (1996). Informasi Ilmiah Kegunaan
Kosmetika Tradisional, Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen
Kesehatan RI.
Rosanti, D. (2011). Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Sastrohamidjojo, H. (2001). Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty.
Sinaga, E. (2008). Amomum cardamomum Willd. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tumbuhan Obat.
Syaiful A. (2011). Respon Tumpangsari Tanaman Jagung dan Kacang Hijau
Terhadap Sistem Oleh Tanah dan Pemberioan Pupuk Organik. Jurnal
Agronomika. Vol.1, No.1.

Anda mungkin juga menyukai