Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Farmakognosi

SIMPLISIA CURCUMA DOMESTICA DAN CURCUMA


XANTHORRHIZA

Nama Praktikan : Tiara Syariani Rizki Putri


NIM : 204840135

Jurusan Farmasi
Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
2021
CURCUMA DOMESTICA DAN CURCUMA XANTHORRHIZA

I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Identifikasi Tanaman kunyit (Curcuma domestica)
b. Identifikasi Tanaman temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

II. ALAT DAN BAHAN


ALAT: BAHAN:
 Gunting
 Tanaman kunyit (Curcuma
 Wadah
domestica)
 Ayakan
 Tanaman temulawak (Curcuma
 Pisau
xanthorrhiza)
 Parutan

III. HASIL
a. Gambar Bahan Simplisia

No. Nama Gambar Makroskopis Gambar Kenampakan Gambar Mikroskopis


Simplisia (Kenampakan bahan Serbuk
utuh)
1. Tanaman
kunyit
(Curcuma
domestica)

2. Tanaman
temulawak
(Curcuma
xanthorrhiza)
b. Makroskopik, Organoleptis, Mikroskopik, Fitokimia

Nama Bahan
No Makroskopik Organoleptis Mikroskopik Fitokimia
Simplisia
1 Tanaman kunyit Berupa irisan bau khas; rasa Fragmen Kunyit
(Curcuma domestica) melintang agak pahit, agak pengenal Indonesia
rimpang, ringan, pedas, lama adalah amilum, mengandung
rapuh, bentuk kelamaan parenkim senyawa yang
hampir bulat menimbulkan rasa korteks berkhasiat untuk
sampai tebal berisi bahan obat yang
bulat panjang, berwarna disebut
kadang-kadang kuning, kurkuminoid
bercabang, berkas yang
umumnya pengangkut terdiri
melengkung dengan kurkumin,
tidak beraturan, penebalan desmetoksikumi
kadangkadang tipe tangga, n-sebanyak
terdapat pangkal rambut penutup, 1,5% dan zat-
upih daun dan periderm dan zat bermanfaat
pangkal akar, parenkim stele lain seperti
permukaan luar minyak atsiri
kasar, terdapat yang terdiri dari
bekas ketonsesquite-
ruas-ruas, rpen, turmeron,
permukaan Tumeon 60 % ,
dalam dengan Zingiberen 25%,
batas korteks felandren,
dan silinder sabinen,
pusat yang jelas, Borneol dan
bekas sineil. Kunyit
patahan agak juga
rata, berdebu; mengandung
warna kuning lemak 1-3%,
jingga, kuning karbohidrat 3%
jingga Protein 30%
kemerahan Pati 8%,
sampai kuning Vitamin C 45-
jingga 55%, dan Garam
kecokelatan, – garam Mineral
bekas patahan
kuning jingga
sampai cokelat
kemerahan
2 Tanaman temulawak keping tipis, bau aromatik rasa Fragmen Memiliki
(Curcuma bentuk bundar tajam dan pahit. pengenal kandungan
xanthorrhiza) atau jorong, adalah amilum, fellandrea dan
ringan,keras, parenkim tumerol atau
rapuh, korteks, yang sering
garis tengah sklerenkim, disebut minyak
sampai 6 cm, berkas menguap.
tebal2 mm pengangkut Kemudian
sampai 5 mm, dengan minyak atsiri,
permukaan luar penebalan kamfer
berkerut, warna tipe tangga, dan glukosida
coklat kuning jaringan gabus foluymetik
sampai coklat, karbinol.
bidang irisan Dan kurkumin
berwarna coklat yang terdapat
kuning buram, pada rimpang
melengkung tumbuhan ini
tidak beraturan, bermanfaat
tidak rata" sebagai
sering dengan acnevulgaris,
tonjolan disamping
melingkar pada sebagai anti
batas inflamasi (anti
antara silinder radang) dan anti
pusat dengan hepototoksik
korteks, korteks (anti keracunan
sempit, tebal 3 empedu).
mm sampai 4
mm.
Warna kuning
jungga sarnpai
coklat jingga
terang

IV. PEMBAHASAN
Di dalam pemeriksaan kualitatif ini, meliputi analisis sebagai berikut :
1. Pengujian organolepik yaitu untuk mengetahui kekhususan warna, bau dan rasa dari
simplisia yang diuji.
2. Pengujian makroskopik yaitu pengujian yang dilakukan dengan menggunakan kaca
pembesar atau dengan indera. Fungsinyauntuk mencari kekhususan morfologi
ukuran dan bentuk simplisia yang diuji.
3. Pengujian mikroskopik yaitu pengujian yang dilakukan dengan menggunakan
mikroskop dengan pembesar tertentu yang disesuaikan dengan keperluan simplisia
yang diuji dapat berupa sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur
atau berupa serbuk. Fungsinya untuk mengetahui unsur – unsur anatomi jaringan
yang khas dari simplisia (Dharma, A.P. 1985).

 Tanaman Kunyit (Curcuma domestica rhizome)


Klasifikasi kunyit (Curcuma domestica rhizome):
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Spermatophyta
- Sub-divisi : Angiospermae
- Kelas : Monocotyledonae
- Ordo : Zingiberales
- Family : Zingiberaceae
- Genus : Curcuma
- Spesies : Curcuma domestica Val
Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman obat yang banyak memiliki manfaat
dan banyak ditemukan diwilayah Indonesia. Kunyit merupakan jenis rumput –
rumputan, tingginya sekitar 1 meter dan bunganya muncul dari puncuk batang
semu dengan panjang sekitar 10 – 15 cm dan berwarna putih. Umbi akarnya
berwarna kuning tua, berbau wangi aromatis dan rasanya sedikit manis. Bagian
utamanya dari tanaman kunyit adalah rimpangnya yang berada didalam tanah.
Rimpangnya memiliki banyak cabang dan tumbuh menjalar, rimpang induk
biasanya berbentuk elips dengan kulit luarnya berwarna jingga kekuning –
kuningan. (Hartati & Balittro., 2013).
Kunyit memiliki efek farmakologis seperti, melancarkan darah dan vital energi,
menghilangkan sumbatan peluruh haid, antiradang (anti–inflamasi),
mempermudah persalinan, antibakteri, memperlancar pengeluaran empedu
(kolagogum), peluruh kentut (carminative)dan pelembab (astringent) (Said, 2007).
Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan obat tradisional untuk berbagai jenis
penyakit, senyawa yang terkandung dalam kunyit (kurkumin dan minyak atsiri)
mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor dan antikanker, antipikun,
menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah dan hati, antimikroba,
antiseptic dan antiinflamasi(Hartati & Balittro, 2013).
Kegunaan Secara Ilmiah: Kunyit mengandung curcumin yang dapat
mempercepat penyembuhan luka. Curcumin dapat meningkatkan re – epitelialisasi,
menekan radang, meningkatkan densitas kolagen jaringan serta meningkatkan
proliferasi dari fibroblast (Partomuan, 2009).
Kegunaan Secara Empiris: sebagai jamu dan obat tradisional untuk berbagai
jenis penyakit, bumbu masakan, dan kosmetika.

 Tanaman Temulawak (Curcuma xanthorhiza)


Klasifikasi temulawak (Curcuma xanthorhiza):
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Spermatophyta
- Sub Divisi : Angiospermae
- Kelas : Monocotyledonae
- Ordo : Zingiberales
- Famili : Zingiberaceae
- Genus : Curcuma
- Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb
Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) adalah salah satu tumbuhan obat
keluarga Zingiberaceae yang banyak tumbuh dan digunakan sebagai bahan baku
obat tradisional di Indonesia (Sidik et al. 1992; Prana 2008). Tumbuhan temulawak
secara empiris banyak digunakan sebagai obat tunggal maupun campuran.
Terdapat lebih dari dari 50 resep obat tradisional menggunakan temulawak
(Achmad et al. 2007). Eksistensi temulawak sebagai tumbuhan obat telah lama
diakui, terutama dikalangan masyarakat Jawa. Rimpang temulawak merupakan
bahan pembuatan obat tradisional yang paling utama. Kasiat temulawak sebagai
upaya pemelihara kesehatan, disamping sebagai upaya peningkatan kesehatan atau
pengobatan penyakit. Temulawak sebagai obat atau bahan obat tradisional akan
menjadi tumpuan harapan bagi pengembangan obat tradisional Indonesia sebagai
sediaan fitoterapi yang kegunaan dan keamanan dapat dipertanggungjawabkan
(Sidik et al. 1992).
Kegunaan Secara Ilmiah: Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan
bahwa di dalam temulawak mengandung senyawa-senyawa kurkuminoid,
senyawa-senyawa tersebut diketahui mempunyai potensi sebagai antioksidan,
antiinflamasi, anti kanker, antimutagen, obat sakit perut, diabetes, aterosklerosis,
hipokolesterolemik dan untuk penyembuhan penyakit hepatitis (Rohaeti dkk.,
2015), anti-acne dan sebagai agen pemutih (Muddathir & Batubara, 2016), serta
memiliki aktivitas untuk menghambat UV B (Park dkk., 2015). Sementara
xanthorizol memiliki aktivitas yang sangat baik sebagai antibakteri (Kim dkk.,
2008).
Kegunaan Secara Empiris: Penggunaan temulawak dalam pengobatan
tradisional di antaranya adalah untuk digunakan dalam pengobatan gangguan
pencernaan, sakit kuning, keputihan, meningkatkan daya tahan tubuh serta menjaga
Kesehatan dan temulawak juga dapat digunakan sebagai obat tunggal maupun
campuran.

V. KESIMPULAN
 Pada praktikum ini dilakukan identifikasi secara makrokospik, mikrokospik,
organoleptis, dan fitokimia pada sampel simplisia kunyit (Curcuma domestica) dan
temulawak (curcuma xanthorrhiza) dimana pada masing masing simplisia tersebut
memiliki ciri khas dan fragmen spesifiknya masing-masing.
 Pada Tanaman Kunyit (Curcuma domestica) Memiliki ciri spesifik yaitu secara
makroskopik Berupa irisan melintang rimpang, ringan, rapuh, bentuk hampir bulat
sampai bulat panjang, kadang-kadang bercabang, umumnya melengkung tidak
beraturan, kadangkadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar, permukaan
luar kasar, terdapat bekas ruas-ruas, permukaan dalam dengan batas korteks dan
silinder pusat yang jelas, bekas patahan agak rata, berdebu; warna kuning jingga,
kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecokelatan, bekas patahan kuning
jingga sampai cokelat kemerahan
 Pada Tanaman Temulawak (curcuma xanthorrhiza). memiliki ciri spesifik yaitu
secara makroskopik keping tipis, bentuk bundar atau jorong, ringan,keras, rapuh,
garis tengah sampai 6 cm, tebal2 mm sampai 5 mm, permukaan luar berkerut,
warna coklat kuning sampai coklat, bidang irisan berwarna coklat kuning buram,
melengkung tidak beraturan, tidak rata, sering dengan tonjolan melingkar pada
batas antara silinder pusat dengan korteks, korteks sempit, tebal 3 mm sampai 4
mm. Warna kuning jungga sarnpai coklat jingga terang
 Kandungan kimia pada rimpang kunyit dan temulawak memiliki zat yang berbeda-
beda. Manfaat ilmiah dan empiris dari kunyit dan temulawak ada beragam yaitu,
ada yang dapat bermanfaat untuk kesehatan seperti kulit tanaman pencegahan
penyakit dan pengobatan penyakit, industri farmasi, untuk bumbu masakan, dan
sebagainya.

VI. REFERENSI
 Kholifatun Putri Asiyah. 2018. SKRINING FITOKIMIA PADA EKSTRAK ETANOL
TEMULAWAK (Curcumin Xanthorriza Roxb.).
http://eprintslib.ummgl.ac.id/1821/1/15.0602.0012_BAB%20I_BAB%20II_BAB%20
III_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf diakses pada 5 Maret 2021
 Lea Shella Cobra , Helda Wika Amini, Amalia Eka Putri. 2015. Skirining Fitokimia
Ekstrak Sokhletasi Rimpang Kunyit (Curcuma longa) dengan Pelarut Etanol 96%.
https://www.journal.stikes-
kartrasa.ac.id/index.php/jurnalkartrasa/article/download/4/9 diakses pada 7 Maret 2021
 Amraeni, Rahmatullah. 2016.
https://www.academia.edu/23740777/Laporan_kunyit_dan_temulawak. Diakses pada
13 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai