Anda di halaman 1dari 17

PORTOFOLIO

PRAKTIKUM ANALISIS DAN STANDARISASI OBAT BAHAN ALAM

STANDARISASI BAHAN ALAM


Pertemua ke-1 tgl 4 Maret 2021

Kelompok : 2

Penyusun :

1. Nurul Angizah (24185591A)

2. Ega Cristy Filsiami (24185592A)

3. Salsabila Mellia Putri Wicaksono (24185593A)

4. Meta Kristiana Prasiska Dewi (24185598A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2021
Judul materi
Kelompok berapa

A. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan standarisasi bahan baku obat bahan alam.

B. DASAR TEORI
Standarisasi menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah proses merumuskan,
menetapkan, menerapkan dan merevisi standar (dilakukan oleh pihak terkait). Bahan alam
seringkali diperoleh dari berbagai sumber dan lokasi tempat tumbuh, varietas berbeda, umur
tanaman berbeda, dan masa panen yang yang berbeda, sehinhga akan terdapat variasi
kandungan kimia dan efek yang dihasilkan. Tumbuhan sebagai sumber bahan baku obat
bahan alam dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tumbuhan liar dan tumbuhan budidaya.
Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh secara alami, tanpa sengaja ditanam,
contohnya Tempuyung (Sonchus arvensis) dan Ki Rinyuh (Eupatorium inufolium Kunth).
Sedangkan tumbuhan budidaya adalah yang sengaja ditanam oleh manusia, baik dalam skala
kecil maupun besar, contoh Buah Naga (Hylocereus sp) dan pisang (Musa sp). Sehubungan
dengan kompleksnya hal-hal yang melekat pada tumbuhan yang digunakan sebagai bahan
baku obat bahan alam maka perlu dilakukan standarisasi terhadap bahan baku untuk
menjamin konsistensi mutu, keamanan dan efek obat bahan alam tersebut. Bahan alam sapat
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tumbuhan, hewan dan mineral. Dalam bidang farmasi,, 90-
96% bahan alam yang digunakan berasal dari tumbuhan.
Makroskopik bertuajuan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran dan warna
simplisia yang diuji. Pelaksanaannya dapat tanpa alat atau dengan kaca pembesar. Daun tebal
dapat diamati dengan menggunakan simplisia yang te3lah dikeringkan, sedangkan daun tipis
sebaiknya menggunakan simplisia yang telah direndam. Data makroskopik daun antara lain:
helai daun, tangkai daun , bau dan rasa.
Mikroskopik bertujuan mencari unsur dalam jaringan yang khas dan mengetahui jenis
simplisia berdasarkan fragmen yang spesifik. Berdasarkan ketentuan umum FHI, pada
pengujian mikroskopik , kecuali dinyatakan lain dalam morfologi, perbesaran mikroskop
yang dimaksud adalah 40x10. Pada pengujian mikroskopik digunakan pereaksi air,
fluroglusin LP atau kloralhidrat LP.
Memiliki nama ilmiah atau nama latin yang biasa kita kenal juga yaitu Cinnamon,
tanaman kayu manis memiliki klasifikasi tersendiri yang membedakannya dengan tanaman
lain, yaitu sebagai berikut:
Kingdom (Kerajaan) : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tanaman berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tanaman berbiji)
Division (Divisi) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class (Kelas) : Magnoliopsida (Tanaman berkeping 2 / Dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum Burmannii, Cinnamomum Zeylanicum
Judul materi
Kelompok berapa

Kunyit ( Curcuma longa linn) memiliki klasifikasi sebgai berikut :

Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Spesies : Curcuma longa Linn

Kelor (Moringa oliefera L) mempunyai klasifikasi sebagai berikut :


Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.

C. ALAT DAN BAHAN


a. Alat

1. Mikroskop 8. Krus
2. Botol 9. Alat destilasi
3. Batang pengaduk 10. Wadah uji KLT
4. Kertas saring 11. Kertas abu
5. Cawan 12. Beker glass
6. Erlenmeyer 13. Gelas ukur
7. Piper

b. Bahan

1. Serbuk kunyit 8. Fase diam (Lempeng KLT)


2. Serbuk daun kelor 9. Toluen (Xylen)
3. Serbuk kulit kayu manis 10. Kloroform
4. Aquadest 11. Fase gerak (Kloroform, aseton,
5. HCl dan asam formiat)
6. Quersetin 12. Sudan III
7. Etanol 96%
Judul materi
Kelompok berapa

D. CARA KERJA
1. Pengamatan makroskopis simplisia utuh dan mikroskopis serbuk

2. Susut pengeringan

Timbang seksama 2 gram simplisia dalam botol timbang bertutup yang telah
ditara

Masukkan dalam ruang pengering, buka penutupnya, keringkan suhu 105 oC


hingga bobot tetap yaitu perbedaan penimbangannya tidak lebih 0,5 mg

Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin


Judul materi
Kelompok berapa

3. Penetapan kadar air secara destilasi

4. Penetapan kadar abu total


Timbang seksama 2-3 gram bahan uji yang telah dihalusakan dan dimasukkan
sedalam kurs yang telah ditara, pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis,
dinginkan dan timbang

Pijarkan kertas saring beserta sisa penyaringan dalam kurs yang sama

Masukkan filtrat kedalam kurs, uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap, kadar
abu total dihitung terhadap berat bahan uji
Judul materi
Kelompok berapa

5. Penetapan kadar abu tidak larut asam

Didihkan abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total dengan 25 ml
HCL pekat selama 5 menit

Kumpulkan bagaian larut tidak larut asam, saring melalui kertas saring
bebas abu, cuci dengan air panas, pijarkan dalam kurs hingga bobot tetap

Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap berat bahan

6. Penetapan kadar sari larut etanol

7. Penetapan kadar sari larut air


Judul materi
Kelompok berapa

E. HASIL/DATA

1. Simplisia 1 (Curcuma longa Linn.)

Makroskopis Hasil Makroskopis Literatur FHI

Berbentuk memanjang bercabang, berwarna


kuning jingga, bay khas kunyit, rasa pahit Irisan melintang rimpang, ringan, rapuh,
dan agak pedas (Prabowo.,et al 2019) (jurnal bentuk hampir bulat sampai bulat panjang
farmasi udayana hal 33) kadang-kadang bercabang umumnya
melengkung tidak beraturan, kadang-
kadang terdapat pangkal upih daun dan
pangkal akar, permukaan luar kasar,
terdapat bekas ruas-ruas, permukaan dalam
dengan batas korteks dan silinder pusat
yang jelas, bekas patahan agak rata, warna
kuning jingga, kuning jingga kemerahan
sampai kuning jingga kecoklatan, bekas
patahan kuning jingga sampai cokelat
kemerahan, bau khas, rasa agak pahit, agak
pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa
tebal (Farmakope Herbal Indonesia Edisi II
Tahun 2017 halaman 268).

Mikroskopis Hasil Mikroskopis literatur FHI


Judul materi
Kelompok berapa

Mikroskopis Hasil Mikroskopis literatur FHI

(gambar B, E histokimia amilum kunyit)

Fragmen pengenal adalah amilum, parenkim


korteks berisi bahan berwarna kuning, berkas
pengangkut dengan penebalan tipe tangga,
(Gambar rambut penutup fragmen rambut penutup, periderm dan parenkim stele
rimpang kunyit) (Farmakope Herbal Indonesia Edisi II Tahun
2017 halaman 268).
Jaringan gabus, sel parenkim dengan sel
kuning, jaringan pengangkut, rambut
penutup, butiran amilum, sel parenkim
dengan amilum (Prabowo et al., 2019)
(jurnal farmasi udayana hal 33).

2. Simplisia 2 : Kulit Kayu Manis (Cinnamomun sp.)


Makroskopis Hasil Makroskopis literatur FHI

Potongan kulit berbentuk gelondong, gulung


membujur, agak pipih atau berupa berkas
yang terdiri dari tumpukan beberapa potong
kulit yang tergulung membujur, panjang
sampai 1 m, tebal kulit 1 mm sampai 3 mm
atau lebih. Permukaan luar kulit yang tidak
bergabus berwarna coklat kekuningan atau Berupa kulit batang, menggulung,
coklat sampai coklat kemerahan, bergaris- membujur, tebal, pipih atau berupa berkas
garis pucat bergelombang memanjang dan yang terdiri atas tumpukan beberapa potong
bergaris-garis pendek melintang menonjol kulit yang tergulung membujur, permukaan
atau agak berlekuk, sedangkan permukaan luar yang tidak bergabus berwarna cokelat
luar bergabus berwarna hijau kehitaman atau kekuningan atau coklat sampai coklat
coklat kehijauan, kadang terdapat bercak kemerahan, bergaris-garis pucat
Judul materi
Kelompok berapa

lumut kerak berwarna agak putih atau coklat bergelombang memanjang dan garis-garis
muda. Permukaan dalam kulit berwarna pendek melintang yang menonjol atau agak
coklat merah tua sampai coklat kehitaman berlekuk, bergabus berwarna hijau
(Herwita Idris dan Eliza Mayura dalam kehitaman atau coklat kehijauan,
sirkuler informasi teknologi tanaman rempah permukaan dalam berwarna cokelat
dan obat halaman 7-8) kemerahan tua sampai cokelat kehitaman,
bekas patahan tidak rata, warna coklat
kekuningan, bau khas, rasa sedikit manis
(Farmakope Herbal Indonesia Edisi II
Tahun 2017 halaman 181)

Mikroskopis Hasil Mikroskopis literatur FHI

(gambar jaringan sklerenkim kulit kayu


manis)

Fragmen pengenal adalah idioblas berupa sel


Kulit dengan lapisan luar yang belum minyak dan sklerenkim, sklereida, dan
dibuang akan tampak lapisan epidermis sklerenkim (Farmakope Herbal Indonesia
dengan kutikula berwarna kuning, lapisan Edisi II Tahun 2017 halaman 268)
gabus terdiri dari beberapa sel berwarna
Judul materi
Kelompok berapa

Mikroskopis Hasil Mikroskopis literatur FHI


coklat, dinding tangensial dan dinding
radial lebih tebal dan berlignin, kambium
gabus jernih tanpa penebalan dinding.
Korteks terdiri dari beberapa lapisan sel
parenkim dengan dinding berwarna coklat,
diantaranya terdapat kelompok sel batu, sel
lendir dan sel minyak. (Herwita Idris dan
Eliza Mayura dalam sirkuler informasi
teknologi tanaman rempah dan obat
halaman 7-8).

3. Simplisia 3 Daun kelor ( Moringa oliefera L)


Makroskopis Hasil Makroskopis literatur FHI

Berupa helaian daun, bentuk bulat, bulat


Panjang daun 1,4-3,2 cm, lebar daun 1,0-
telur sampai bulat telur memanjang, pangkal
2,4 cm, warna daun hijau, bentuk daun
helaian daun runcing, tepi rata, ujung tumpul
oval, apeks terbelah (retatus), base
atau membulat, pertulangan daun menyirip,
membulat (retundus), margin rata, tekstur
ibu tulang daun tampak jelas menonjol ke
permukaan licin, tulang daun menyirip,
permukaan bawah, warna hijau, hijau
fitolaksis majemuk tersebar (Bata., et al
kekuningan sampai hijau kecoklatan, tidak
2018)
berbau, tidak berasa (Farmakope Herbal
Indonesia Edisi II Tahun 2017 halaman 209)

Mikroskopis Hasil Mikroskopis literatur FHI

Gambar sebelah kanan: Stomata anomositik (1. Sel


6 epidermis, 2. Celah/stoma, 3. Sel penutup, 4. Sel
tetangga)
Gambar sebelah kiri: parenkim dengan Kristal ca –
oksalat (1. Kristal ca-oksalat bentuk roset, 2. Kristal
ca-oksalat bentuk prisma)
7 Fragmen pengenal adalah kristal kalsium
5 1 oksalat bentuk roset, berkas pengangkut
penebalan tipe tangga, mesofil dengan sel-
2
sel sekresi, epidermis bawah dengan
4 3 stomata, dan mesofil, berkas pengangkut
Judul materi
Kelompok berapa

Mikroskopis Hasil Mikroskopis literatur FHI


(gambar 1. Epidermis bawah, 2. Xylem, 3. penebalan tipe tangga dan kristal kalsium
Kolenkim, 4. Floem, 5. Sel bunga karang, 6. oksalat bentuk roset.
Epidermis atas, 7. Palisade )

Tipe berkas pembuluh kolateral terbuka,


tipe daun bifasialtipe stomata anomositik,
epidermis, jaringan palisade, jaringan bunga
karang, jaringan parenkim, kolenkim, xilem,
floem (Bata., et al 2018)

F. PEMBAHASAN
Standarisasi merupakan parameter yang diujikan untuk menjamin agar produk akhir
menghasilkan nilai mutu yang memenuhi standar kefarmasian. Standarisasi uji meliputi
pengamatan makroskopis simplisia utuh dan mikroskopik serbuk. Organoleptik meliputi
pernyataan aroma khas simplisia ditetapkan dengan pengamatan setelah bahan terkena
udara selama 15 menit. Bau yang disebutkan bersifat deskriptif dan tidak dianggap
sebagai standar kemurnian bahan.
Susut pengeringan adalah pengurangan berat bahan setelah dikeringkan dengan cara
yang telah ditetapkan Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, simplisia
harus dalam bentuk serbuk dengan derajat halus nomor 8, suhu pengeringan 1050C.
rumus perhitungan susut pengeringan :

Susut pengeringan =

x 100%

Metode lain yang digunakan pada susut pengeringan adalah dengan alat moisture
balance. Moisture Balance adalah alat ukur kelembaban air yang menggunakan prinsip
Judul materi
Kelompok berapa

gravimetrik atau pengukuran termogravimetri (kehilangan pengeringan LOD). Alat ini


menggunakan salah satu metode pengukuran yang tersedia untuk penentuan kelembaban
air.
Metode yang digunakan untuk penetapan kadar air adalah metode azeotropi (destilasi
toluene) dan metode gravimetri, metode ini merupakan salah satu metode kimia analitik
untuk menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara
mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
Gravimetri dapat digunakan dalam analisis kadar air.
Penetapan kadar abu total Penentuan kadar abu total bertujuan untuk memberikan
gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang mana tiap-tiap ekstrak simplisia
mempunyai kadar abu total yang berbeda-beda. Ekstrak dipanaskan hingga senyawa
organik dan turunannya terdestruksi dan menguap sampai tinggal unsur mineral dan
anorganik saja.
Penetapan kadar abu tidak larut asam dengan menggunakan asam klorida. Kadar abu
tidak larut asam mencerminkan adanya kontaminasi mineral atau logam yang tidak larut
asam dalam suatu produk. Tingginya kadar abu tidak larut dalam asam menunjukkan
adanya kandungan silikat yang berasal dari tanah atau pasir, tanah dan unsur logam perak,
timbal dan merkuri
Penentuan kadar sari larut air dan etanol adalah metode kuantitatif untuk jumlah
kandungan senyawa dalam simplisia yang mampu tertarik oleh pelarut. Kedua cara yang
hampir sama tersebut didasarkan ada kelarutan senyawa yang terkandung dalam
simplisia.
Pola kromatografi sesuai monografi simplisia, dilakukan pola kromatografi dengan
parameter fase gerak, fase diam, larutan uji, larutan pembanding, volume penotolan,
deteksi sesuai masing-masing monografi.
Tabel perbedaan hasil mikroskopis dan makroskopis

Nama Makroskopis Mikroskopis


Tanaman

Literatur FHI 2017 Literatur FHI

Rimpang Berbentuk Irisan Jaringan gabus, Fragmen


Kunyit memanjang melintang sel parenkim pengenal
bercabang, rimpang, dengan sel adalah
berwarna ringan, rapuh, kuning, amilum,
kuning jingga, bentuk hampir jaringan parenkim
bau khas bulat sampai pengangkut, korteks berisi
kunyit, rasa bulat panjang rambut bahan
pahit dan agak kadang-kadang penutup, berwarna
pedas bercabang butiran amilum, kuning, berkas
(Prabowo.,et al umumnya sel parenkim pengangkut
2019) (jurnal melengkung dengan amilum dengan
farmasi tidak beraturan, (Prabowo et al., penebalan tipe
udayana hal 33) kadang- 2019) (jurnal tangga, rambut
kadang farmasi penutup,
terdapat udayana hal 33) periderm dan
Judul materi
Kelompok berapa

pangkal upih parenkim stele


daun dan (Farmakope
pangkal akar, Herbal
permukaan luar Indonesia
kasar, terdapat Edisi II Tahun
bekas ruas- 2017 halaman
ruas, 268)
permukaan
dalam dengan
batas korteks
dan silinder
pusat yang
jelas, bekas
patahan agak
rata, warna
kuning jingga,
kuning jingga
kemerahan
sampai kuning
jingga
kecoklatan,
bekas patahan
kuning jingga
sampai cokelat
kemerahan,
bau khas, rasa
agak pahit,
agak pedas,
lama kelamaan
menimbulkan
rasa tebal
(Farmakope
Herbal
Indonesia Edisi
II Tahun 2017
halaman 268)

Kulit kayu Potongan kulit Berupa kulit Kulit dengan Fragmen


manis berbentuk batang, lapisan luar pengenal
gelondong, menggulung, yang belum adalah idioblas
gulung membujur, dibuang akan berupa sel
membujur, tebal, pipih tampak lapisan minyak dan
agak pipih atau atau berupa epidermis sklerenkim,
berupa berkas berkas yang dengan kutikula sklereida, dan
yang terdiri dari terdiri atas berwarna sklerenkim
tumpukan tumpukan kuning, lapisan (Farmakope
beberapa beberapa gabus terdiri Herbal
potong kulit potong kulit dari beberapa Indonesia
yang tergulung yang tergulung sel berwarna Edisi II Tahun
Judul materi
Kelompok berapa

membujur, membujur, coklat, dinding 2017 halaman


panjang sampai permukaan luar tangensial dan 268)
1 m, tebal kulit yang tidak dinding radial
1 mm sampai 3 bergabus lebih tebal dan
mm atau lebih. berwarna berlignin,
Permukaan luar cokelat kambium gabus
kulit yang tidak kekuningan jernih tanpa
bergabus atau coklat penebalan
berwarna coklat sampai coklat dinding.
kekuningan kemerahan, Korteks terdiri
atau coklat bergaris-garis dari beberapa
sampai coklat pucat lapisan sel
kemerahan, bergelombang parenkim
bergaris-garis memanjang dengan dinding
pucat dan garis-garis berwarna
bergelombang pendek coklat,
memanjang dan melintang yang diantaranya
bergaris-garis menonjol atau terdapat
pendek agak berlekuk, kelompok sel
melintang bergabus batu, sel lendir
menonjol atau berwarna hijau dan sel minyak.
agak berlekuk, kehitaman atau (Herwita Idris
sedangkan coklat dan Eliza
permukaan luar kehijauan, Mayura dalam
bergabus permukaan sirkuler
berwarna hijau dalam informasi
kehitaman atau berwarna teknologi
coklat cokelat tanaman
kehijauan, kemerahan tua rempah dan
kadang terdapat sampai cokelat obat halaman 7-
bercak lumut kehitaman, 8)
kerak berwarna bekas patahan
agak putih atau tidak rata,
coklat muda. warna coklat
Permukaan kekuningan,
dalam kulit bau khas, rasa
berwarna coklat sedikit manis
merah tua (Farmakope
sampai coklat Herbal
kehitaman Indonesia Edisi
(Herwita Idris II Tahun 2017
dan Eliza halaman 181)
Mayura dalam
sirkuler
informasi
teknologi
tanaman
rempah dan
obat halaman 7-
8)
Judul materi
Kelompok berapa

Daun Kelor Panjang daun Berupa helaian Tipe berkas Fragmen


1,4-3,2 cm, daun, bentuk pembuluh pengenal
lebar daun 1,0- bulat, bulat kolateral adalah kristal
2,4 cm, warna telur sampai terbuka, tipe kalsium
daun hijau, bulat telur daun oksalat bentuk
bentuk daun memanjang, bifasialtipe roset, berkas
oval, apeks pangkal stomata pengangkut
terbelah helaian daun anomositik, penebalan tipe
(retatus), base runcing, tepi epidermis, tangga,
membulat rata, ujung jaringan mesofil dengan
(retundus), tumpul atau palisade, sel-sel sekresi,
margin rata, membulat, jaringan bunga epidermis
tekstur pertulangan karang, bawah dengan
permukaan daun menyirip, jaringan stomata, dan
licin, tulang ibu tulang daun parenkim, mesofil, berkas
daun menyirip, tampak jelas kolenkim, pengangkut
fitolaksis menonjol ke xilem, floem penebalan tipe
majemuk permukaan (Bata., et al tangga dan
tersebar (Bata., bawah, warna 2018) kristal kalsium
et al 2018) hijau, hijau oksalat bentuk
kekuningan roset
sampai hijau
kecoklatan,
tidak berbau,
tidak berasa
(Farmakope
Herbal
Indonesia Edisi
II Tahun 2017
halaman 209)

G. KESIMPULAN
Parameter yang dibutuhkan untuk pengujian sebuah simplisia agar produk yang
dihasilkan mempunyai nilai mutu standar kefarmasian yang baik adalah standarisasi
bahan alam yang meliputi pengamatan makroskopis simplisia utuh dan mikroskopik
serbuk.
Judul materi
Kelompok berapa

DAFTAR PUSTAKA

I. DAFTAR PUSTAKA
Format :
1). Pengarang satu orang
Johnson MW. 1987. Parasitization of Liriomyza spp (Diptera: Agromyzidae) infesting
commercial watermelon plantings in Hawaii. J Econ Entomol 80:56-60, 62.
https://academic.oup.com/jee/article-abstract/80/1/56/758060?
redirectedFrom=fulltext.
2). Pengarang 2-5 orang
Runtunuwu SD, Hartana A, Suharsono, Sinaga MS. 2000. Penanda molekuler sifat ketahanan
kelapa terhadap Phyphthora penyebab gugur buah. Hayati 7:101-105.
http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan-
20141207 111430.pdf
3). Pengarang lebih dari lima orang
Wilkinson MJ et al. 2000. A direct regional scale estimate of transgene movement from
genetically modified oilseed rape to its wild progenitors. Mol Ecol 9:983-991.
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1046/j.1365-294x.2000.00986.x?sid=nlm
%3A pubmed
4). Pengarang merupakan organisasi
Judul materi
Kelompok berapa

[SSCCCP] Scandinavian Society for Clinical Chemistry and Clinical Physiology, Committee
on Enzymes. 1976. Recommended method for the determination f γ-
glutamyltransferase in blood. Scand J Clin Lab Invest 36:119-125.
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10. 1080/00365517609055236
5). Terbitan sebagai suplemen, sisipan, edisi khusus
Magni F, Rossoni G, Berti F. 1988. BN-52021 protects guinea-pig from heart anaphylaxis.
Pharm Res Commun 20 Supl 5:75-78. https://www.sciencedirect.com/science/
article/pii/S0031698988808452
Rifai MA. 1992. Penggodokan peneliti taksonomi tumbuhan siap pakai. Floribunda 1 Sisipan
3: 22-24.
1). Buku dengan pengarang
Gunawan AW. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta.
2). Buku dengan editor
Gilman AG, Rall TW, Nies AS, Taylor P, editor. 1990. The Pharmacological Basis of
Therapeutics. Ed ke-8. Pergamon. New York. hlm 60-65.
3). Buku dengan lembaga atau organisasi
[FMIPA IPB] Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.1996. Katalog Program sarjana FMIPA IPB. FMIPA IPB. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai