FARMAKOGNOSI
ANALISIS HISTOKIMIA DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAUN
(Cinnamomi Cortex)
DOSEN:
Indah Yulia Ningsih, S. Farm., M. Farm., Apt.
DISUSUN OLEH:
Tyas Putri R 162210101010
Milka Bella S P 162210101011
Kris Nugraheni 162210101012
Yusrin Nur Jazila 162210101058
Nurcholis Zainuri 162210101061
Ihza Adjie Pariswara 162210101063
LABORATORIUM BIOLOGI
BAGIAN BIOLOGI FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB I
PENDAHULUAN
IDENTITAS TUMBUHAN
Nama Simplisia : Cinnamomi Cortex
Nama Spesies : Cinnamomum burmanni
Nama Lokal : Kulit Kayu Manis
Familia : Lauraceae
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.3 Pembahasan
Histokimia
Reagen Asam Sulfat P
Serbuk Cinamomi cortex diletakkan pada plat tetes dan ditetesi asam
sulfat pekat di lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah Coklat
merah . Hal ini sesuai dengan literatur. Penambahan reagen asam sulfat P adalah
coklat merag yang menunjukkan adanya terpenoid, asteroid dan minyak atsiri.
Terpenoid termasuk derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen.
Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Sifat fisika dari
terpenoid yaitu dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi
jika teroksidasi warna akan berubah menjadi gelap. Sifat kimianya yaitu senyawa
tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik) dan isoprenoid kebanyakan bentuknya
khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer. Steroid merupakan senyawa
organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi penurunan dari
terpena atau skualena. Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang
komponennya secara umum mudah menguap. Minyak atsiri mempunyai peran
yang penting dalam bidang niaga sebagai cita rasa dan bau makanan, kosmetik,
parfum, antiseptik, insektisida, obat-obatan dan sebagainya (Robinson, 1991).
Asam Sulfat 10 N
Serbuk Cinamomi cortex diletakkan pada plat tetes dan ditetesi
asam sulfat 10N di lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan
adalahCoklat Merah. Hal ini sesuai dengan literatur. Literatur
menyatakan bahwa warna yang dihasilkan dari Cinamomi cortex
setelah penambahan reagen asam sulfat 10N adalah Coklat Merah
yang menunjukkan adanya minyak atsiri.
Asam Klorida P
Serbuk Cinamomi cortex diletakkan pada plat tetes dan ditetesi
asam Klorida P di lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan
adalah Coklat. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Literatur
menyatakan bahwa warna yang dihasilkan dari Cinamomi cortex
setelah penambahan reagen asam Klorida P adalah Merah Kenuningan
yang menunjukkan adanya alkaloid dan liginin. Alkaloid adalah
golongan senyawa yang bersifat basa, mengandung satu atau lebih
atom nitrogen biasanya dalam gabungan berbentuk siklik. Alkaloid
sebagian besar berbentuk kristal padat dan sebagian kecil berupa
cairan (misalnya nikotin) pada suhu kamar, memutar bidang polarisasi
dan terasa pahit dan biasanya tanpa warna (Harborne, 1987). Lignin
merupakan polimer yang strukturnya heterogen dan kompleks yang
terdiri dari koniferil alcohol. lignin yang berfungsi sebagai penyedia
kekuatan fisik pohon, pelindung dari biodegradasi dan serangan
mikroorganisme (Schlegel, 1994; Singh, 2006).
Asam Asetat Encer
Serbuk Cinamomi cortex diletakkan pada plat tetes dan ditetesi
asam Asetat Encer di lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan
adalah Coklat. Hal ini sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan
bahwa warna yang dihasilkan dari Cinamomi cortex setelah
penambahan reagen asam Asetat Encer adalah Coklat Kemerahan.
Kalium Hidroksida 5%
Serbuk Cinamomi cortex diletakkan pada plat tetes dan ditetesi
Kalium Hidroksida 5% di lemari asam serta diaduk. Warna yang
dihasilkan adalah Merah. Hal ini sesuai dengan literatur. Literatur
menyatakan bahwa warna yang dihasilkan dari Cinamomi cortex
setelah penambahan reagen Kalium Hidroksida adalah Merah Anggur.
Ammonia 25%
Serbuk Cinamomi cortex diletakkan pada plat tetes dan ditetesi
Ammonia di lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah
Merah kecoklat. Hal ini sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan
bahwa warna yang dihasilkan dari Cinamomi cortex setelah
penambahan reagen Ammonia 25% adalah merah kecoklatan
menunjukkan adanya Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon
yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6)
terikat pada suau rantai propane (C3) sehingga membentuk suatu
susunan C6-C3-C6. Senyawa-senyawa flavonoid terdapat dalam semua
bagian tumbuhan tinggi, seperti bunga, daun, ranting, buah, kayu, kulit
kayu dan akar.
Feri Klorida 5%
Serbuk Cinamomi cortex diletakkan pada plat tetes dan ditetesi Feri
Klorisa 5% di lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah
Kuning. Hal ini sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan bahwa
warna yang dihasilkan dari Cinamomi cortex setelah penambahan
reagen Feri Klorida 5% adalah Hijau Kekuningan menunjukkan adanya
polifrnol (flavonoid dan tannin).
Fungsi penambahan reagen-reagen kimia dan kandungan senyawa
kimia dalam identifikasi serbuk Guazumae Folium dengan uji histokimia
KLT
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran
senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang
menggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan
bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya.
KLT dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya sebagai
metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif atau preparatif. Kedua, dipakai
untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang akan dipakai dalam
kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi.
KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya
hidrofobik seperti lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan
kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk
kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom,
identifikasi senyawa secara kromatografi dan isolasi senyawa murni skala kecil.
Pelarut yang dipilih untuk pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa
yang dianalisis. Bahan lapisan tipis seperti silika gel adalah senyawa yang tidak
bereaksi dengan pereaksi – pereaksi yang lebih reaktif seperti asam sulfat. Data
yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk identifikasi senyawa.
Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa
standar. Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dari
titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Oleh karena
itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0.
Terdapat dua fase pada KLT, yakni fase diam dan fase gerak. Pada
praktikum kali ini digunakan silica untuk fase diam, dan fase gerak atau eluennya
yang digunakan adalah toluen:etil asetat dengan perbandingan 97:3 dan digunakan
simplisia Cinnamomi Cortex.
Dalam literatur disebutkan bahwa Cinnamomi Cortex mengandung
sinamaldehida pada Rf +0,8 berwarna ungu tua.
Dalam praktikum langkah pertama adalah cuplikan ditotolkan dengan pipet
kapiler dengan jarak 9 mm dari tepi bawah plat KLT, kemudian spot dikeringkan
dengan pengering udara, lalu dikembangkan secara tegak lurus pada garis cuplikan
dalam bejana pemisah yang telah dijenuhkan dengan fase gerak, kemudian
ditentukan harga Rf, dan untuk menampakkan noda menggunakan lampu UV
dengan panjang gelombang 254 nm. Dari hasil praktikum, pada plat KLT terdapat
noda berwarna jingga. Konsentrasi larutan simplisia sangat berpengaruh pada hasil
kromatografi kolom, sehingga dalam pengerjaannya konsentrasi , perbandingan
eluen harus berurutan dari konsentrasi besar ke konsentrasi kecil atau dari
konsentrasi kecil ke konsentrasi besar. Dalam pengujian KLT spesifikasi unuk
mendeteksi apakah Guazemae Folium mengandung flavonoid atau tidak, senyawa
flavonoid adalah jenis senyawa yang tidak menghasilkan berkas noda dalam plat
KLT, sehingga dalam pengujiannya harus menggunakan pendar flour sinar UV.
Gambar Hasil KLT
Pembanding :
Sinamaldehida 1% dalam
etanol
Eluen (Eluasi 8 cm) :
Toluen:Etil Asetat (9,7:0,3)
Fase Diam :
Silika Gel 60 F2S4
Rf Pembanding :
0,5625
Rf Sampel :
Rf1 : 0,5
Rf2 : 0,5
Rf3 : 0,5
Warna Noda :
Ungu Samar
BAB IV
PENUTUP