DISUSUN OLEH
Nim : 06101381419052
Kelompok : 3 (Tiga)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
I. Pertemuan : 4 (empat)
II. Judul : Reaksi Uji Protein (Pengendapan dengan Logam)
III. Tujuan Percobaan :
Untuk mengidentifikasi protein secara kimia dengan mengenal perubahan
yang terjadi apabila ditambahkan dengan senyawa kimia tertentu
Ciri-ciri Protein
Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan, karena urutan
asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang
terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang
mengarahkan biosintesis protein. Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh:
1. Susunan kimia yang khas Setiap protein individual merupakan senyawa
murni
2. Bobot molekular yang khas Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari
protein murni mempunyai bobot molekular yang sama. Karena molekulnya
yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun
aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas Urutan asam amino dari protein tertentu adalah
terinci secara genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan
asam amino dari protein tertentu.
Fungsi Protein:
1. Sebagai katalis reaksi enzimatis
2. Sebagai sarana transportasi, sejumlah protein spesifik berperan sebagai
proses transport ion dan molekul-molekul kecil.
3. Sebagai koordinasi dalam pergerakan, yaitu sebagai pembantu sel dalam
berkontraksi
4. Sebagai pendukung mekanik/kerangka
5. Sebagai pertahanan kekuatan kulit dan tulang
6. Sebagai sistem kekebalan atau perlidungan yaitu pertahanan sel dalam
serangan benda asing.
7. Penghasil dan penerus rangsangan sistem saraf.
Uji protein dengan metode identifikasi protein secara kualitatif dapat
menggunakan prinsif :
Uji Biuret : pembentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna yang
dibentuk oleh Cu+ dengan gugus CO dan NH pada ikatan peptida dalam
larutan suasana basa.
Pengendapan dengan logam : pembentukan senyawa tak larut antara protein
dan logam berat.
Pengendapan dengan garam : pembentukan senyawa tak larut antara protein
dan ammonium sulfat.
Pengendapan dengan alkohol : pembentukan senyawa tak larut antara protein
dan alkohol.
Uji koagulasi : perubahan bentuk yang ireversibel dari protein akibat dari
pengaruh pemanasan.
Denaturasi protein : perubahan pada suatu protein akibat dari kondisi
lingkungan yang sangat ekstrim.
Bahan :
Larutan HgCl2 0,2 M
Larutan Pb(CH3COO)2 0,2 M
Larutan Susu 1%-5%
+ 2 HCl
+ 2 CH3COO-
IX. Analisis Data
Rumus pembuatan larutan protein (sampel yang diuji) dari larutan induknya.
gr zat terlarut
larutan= 100
V pelarut
x gr
x 100
1% = 250 ml
1%x250
x=
100
x = 2.5 gram
x gr
x 100
2% = 250 ml
2%x250
x=
100
x = 5 gram
x gr
x 100
3% = 250 ml
3%x250
x=
100
x = 7,5gram
x gr
x 100
4% = 250 ml
4 %x250
x=
100
x = 10gram
x gr
x 100
5% = 250 ml
5%x250
x=
100
x = gram
Larutan 1 (1% susu) = 2,5 gr (di masukkan kedalam labu ukur 250 ml
+ aquadest)
Larutan 2 (2% susu) = 5 gr (di masukkan ke dalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 3 (3% susu) = 7,5 gr (di masukkan ke dalam labu ukur 250 ml
+ aquadest)
Larutan 4 (4% susu) = 10 gr (di masukkanke dalam labu ukur 250 ml
+ aquadest)
Larutan 5 (5% susu) = 12,5 gr (di masukkan ke dalam labu ukur 250
ml + aquadest)
B. Larutan HgCl2
Dik :Mr HgCl2 = 271,5 gr/mol
M HgCl2 = 0,2 M
V Larutan yang dibutuhkan = 250 ml
Jawab :
gr 1000
M= x
Mr V
gr 1000
0,2 M = x
271,5 gr /mol 250 ml
54,32=gr x 4
54,32
gr=
4
gr = 13,57 gram
C. Pb asetat
Dik : Mr Pb(CH3COO)2 = 379,34 gr/mol
M HgCl2 = 0,2 M
Jawab ;
gr 1000
M= x
Mr V
gr 1000
0,2 M = x
379,3 gr /mol 250 ml
75,86=gr x 4
75,86
gr=
4
gr = 18,96 gram
X. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan reaksi uji protein dengan
menggunakan pengendapan logam. Dimana praktikum kali ini bertujuan untuk
menguji kandungan yang terdapat didalam protein. Dalam praktikum ini kami
menggunakan sampel larutan susu 1 -5% dan sebagai reagennya yaitu larutan
HgCl2 dan (CH3COO)2Pb.
Ketika HgCl2 atau (CH3COO)2Pb ditambahkan kedalam larutan susu
menyebabkan terjadinya reaksi sehingga larutan yang sebelumnya jernih berubah
menjadi keruh dan terdapat endapan. Penambahan HgCl2 dan (CH3COO)2Pb ini
karena diketahui bahwa susu mampu menawarkan racun sebab asam amino yang
merupakan penyusun suatu protein dapat mengikat logam seperti Hg (merkuri
klorida) dan Pb (timbal asetat), racun atau logam yang terikat dalam reaksi ini
ditandai dengan adanya endapan putih. Pada saat ditambahkan ke dalam larutan
susu, HgCl2 dan (CH3COO)2Pb akan terionisasi dalam bentuk Hg2+ dan PbSO4
sehingga dapat menghasilkan endapan. Ikatan yang amat kuat dari reaksi protein
yang ditambahkan dengan HgCl2 dan (CH3COO)2Pb akan memutuskan ikatan
jembatan garam, sehingga akan terjadi denaturasi, secara bersama gugus COOH
dan gugus NH2 yang terdapat pada protein dapat bereaksi dengan ion logam
berat dan dapat membentuk senyawa kelat.
Terbentuknya endapan pada larutan ini disebabkan karena adanya kemampuan
protein atau asam amino pada susu untuk berikatan dengan ion logam di atas titik
isoelektriknya. Dimana pada saat pH berada di atas titik isoelektrik protein atau
asam amino akan bermuatan negatif sehingga mampu mengikat ion logam yang
bermuatan positif dan akan terjadi penetralan muatan.
Pada uji sampel larutan susu dengan HgCl2 menghasilkan endapan lebih
banyak dibandingkan dengan (CH3COO)Pb, hal ini karena Hg2+ mempunyai harga
Ksp lebih kecil dibandingkan dengan Pb2+. Sehingga pada saat larutan susu
direaksikan dengan timbal asetat akan lebih banyak larut dan sedikit membentuk
endapan dan sebaliknya ketika larutan susu direaksikan dengan merkuri klorida
akan sedikit larut dan banyak menghasilkan endapan putih. Hal lain yang
mempengaruhi adalah karena HgCl2 merupakan garam logam berat yang berasal
dari asam kuat sedangkan Pb-asetat berasal dari asam lemah, walaupun
sebenarnya keelektronegatifan Pb2+ lebih besar dibandingkan ion Hg2+. Sehingga
endapan yang dihasilkan dari larutan susu dengan HgCl 2 lebih banyak
dibandingan larutan susu dengan Pb-asetat.
XI. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger, A.L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:Erlangga
Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Sudjadi dan Rohman. 2004. Analisis Obat dan Makanan. Yogyakarta: Yayasan
Farmasi Indonesia
LAMPIRAN I
Pertanyaan:
1. Apa hasilnya?
2. Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan
Pb dan Hg!
Jawab:
1. Pada percobaan ini hasil yang didapatkan adalah larutan tidak berwarna dan
endapan putih.
2. Putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg, karena
putih telur mengandung protein yang dapat mengikat Pb dan Hg sehingga Pb
dan Hg bereaksi dengan protein dan mengendap dan tidak menimbulkan
keracunan.
LAMPIRAN II
LAMPIRAN
Gambar : Pengendapan dengan Logam HgCl2