Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA I

REAKSI UJI ASAM AMINO


(Uji Millon)

DISUSUN OLEH

Nama : Else Yusnaini

Nim : 06101381419052

Kelompok : 3 (Tiga)

Dosen Pengampuh : 1. Drs. Made Sukaryawan, M.Si

2. Desi, S. Pd., M.T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

I. Pertemuan : 4 (empat)
II. Judul : Reaksi Uji Protein (Pengendapan dengan Logam)
III. Tujuan Percobaan :
Untuk mengidentifikasi protein secara kimia dengan mengenal perubahan
yang terjadi apabila ditambahkan dengan senyawa kimia tertentu

IV. Dasar Teori

Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam


makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke
dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang
bekerja pada tingkat molekular. Apabila tulang dan kitin adalah beton, maka
protein struktural adalah dinding batu-batanya. Beberapa protein struktural, - dan
fibrous protein, berfungsi sebagai pelindung, sebagai contoh keratin yang
terdapat pada kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan protein struktural lain ada juga
yang berfungsi sebagai perekat, seperti kolagen. Protein dapat memerankan fungsi
sebagai bahan struktural karena seperti halnya polimer lain, protein memiliki
rantai yang panjang dan juga dapat mengalami cross-linking dan lain-lain. Selain
itu protein juga dapat berperan sebagai biokatalis untuk reaksi-reaksi kimia dalam
sistem makhluk hidup. Makromolekul ini mengendalikan jalur dan waktu
metabolisme yang kompleks untuk menjaga kelangsungan hidup suatu organisma.
Suatu sistem metabolisme akan terganggu apabila biokatalis yang berperan di
dalamnya mengalami kerusakan (Hertadi, 2008).
Protein merupakan komponen utama bagi semua benda hidup termasuk
mikroorganisme, hewan dan tumbuhan. Protein merupakan rantaian gabungan 22
jenis asam amino. Protein ini memainkan berbagai peranan dalam benda hidup
dan bertanggungjawab untuk fungsi dan ciri-ciri benda hidup. Keistimewaan lain
dari protein ini adalah strukturnya yang mengandung N (15,30-18%), C (52,40%),
H (6,90-7,30%), O (21- 23,50%), S (0,8-2%), disamping C, H, O (seperti juga
karbohidrat dan lemak), dan S kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawa
kompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah satu cara terpenting yang
cukup spesifik untuk menentukan jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan
penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan atau bahan lain
(Sudarmaji, 1989).

Ciri-ciri Protein
Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan, karena urutan
asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang
terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang
mengarahkan biosintesis protein. Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh:
1. Susunan kimia yang khas Setiap protein individual merupakan senyawa
murni
2. Bobot molekular yang khas Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari
protein murni mempunyai bobot molekular yang sama. Karena molekulnya
yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun
aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas Urutan asam amino dari protein tertentu adalah
terinci secara genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan
asam amino dari protein tertentu.

Fungsi Protein:
1. Sebagai katalis reaksi enzimatis
2. Sebagai sarana transportasi, sejumlah protein spesifik berperan sebagai
proses transport ion dan molekul-molekul kecil.
3. Sebagai koordinasi dalam pergerakan, yaitu sebagai pembantu sel dalam
berkontraksi
4. Sebagai pendukung mekanik/kerangka
5. Sebagai pertahanan kekuatan kulit dan tulang
6. Sebagai sistem kekebalan atau perlidungan yaitu pertahanan sel dalam
serangan benda asing.
7. Penghasil dan penerus rangsangan sistem saraf.
Uji protein dengan metode identifikasi protein secara kualitatif dapat
menggunakan prinsif :
Uji Biuret : pembentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna yang
dibentuk oleh Cu+ dengan gugus CO dan NH pada ikatan peptida dalam
larutan suasana basa.
Pengendapan dengan logam : pembentukan senyawa tak larut antara protein
dan logam berat.
Pengendapan dengan garam : pembentukan senyawa tak larut antara protein
dan ammonium sulfat.
Pengendapan dengan alkohol : pembentukan senyawa tak larut antara protein
dan alkohol.
Uji koagulasi : perubahan bentuk yang ireversibel dari protein akibat dari
pengaruh pemanasan.
Denaturasi protein : perubahan pada suatu protein akibat dari kondisi
lingkungan yang sangat ekstrim.

Denaturasi adalah proses yang mengubah struktur molekul tanpa memutuskan


ikatan kovalen. Proses ini bersifat khusus untuk protein dan mempengaruhi
protein yang berlainan dan sampai yang tingkat berbeda pula. Denaturasi dapat
terjadi oleh berbagai penyebab yang paling penting adalah bahan, pH, garam, dan
pengaruh permukaan. Denaturasi biasanya dibarengi oleh hilangnya aktivitas
biologi dan perubahan yang berarti pada beberapa sifat fisika dan fungsi seperti
kelarutan (Deman,1989).
Sebagian besar protein dapat diendapkan dari larutan air dengan penambahan
asam tertentu seperti, asam trikloroasetat dan asam perklorat. Penambahan asam
ini menyebabkan terbentuknya garam protein yang tidak larut. Zat pengendapan
lainnya adalah tungstat, fosfotungstat dan metanofosfat. Protein juga diendapkan
dengan kation tertentu seperti Zn2+ dan Pb2+.

V. Alat dan Bahan


Alat :
Pipet tetes
Tabung reaksi
Gelas ukur
Rak tabung reaksi
Gelas kimia

Bahan :
Larutan HgCl2 0,2 M
Larutan Pb(CH3COO)2 0,2 M
Larutan Susu 1%-5%

VI. Prosedur Percobaan

Ke dalam 3 larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl 2 0,2 M . Ulangi


percobaan dengan mengunakan Pb asetat 0,2 M.

VII. Hasil Pengamatan

No. Sampel yang Diuji Hasil Pengamatan


1. Larutan Susu+ HgCl2
- 3 ml larutan susu 1% + 5 tetes - Larutan susu 1% (putih keruh) +
HgCl2 larutan HgCl2 (tak berwarna)
Larutan keruh + endapan
putih

- Larutan susu 2% (putih keruh) +


- 3 ml larutan susu 2% + 5 tetes larutan HgCl2 (tak berwarna)
Larutan keruh + endapan
HgCl2
putih

- Larutan susu 3% (putih keruh) +


larutan HgCl2 (tak berwarna)
Larutan keruh + endapan
- 3 ml larutan susu 3% + 5 tetes
putih
HgCl2
- Larutan susu 4% (putih keruh) +
larutan HgCl2 (tak berwarna)
Larutan keruh + endapan
putih
- 3 ml larutan susu 4% + 5 tetes
HgCl2 - Larutan susu 5% (putih keruh) +
larutan HgCl2 (tak berwarna)
Larutan keruh + endapan
putih

- 3 ml larutan susu 5% + 5 tetes


- Larutan susu 1% (putih keruh) +
HgCl2
larutan Pb(CH3COO)2 (tak
berwarna) endapan putih
Larutan Susu+ Pb(CH3COO)2
- Larutan susu 2% (putih keruh) +
2. - 3 ml larutan susu 1% + 5 tetes
larutan Pb(CH3COO)2 (tak
Pb(CH3COO)2
berwarna) endapan putih

- Larutan susu 3% (putih keruh) +


- 3 ml larutan susu 2% + 5 tetes larutan Pb(CH3COO)2 (tak
Pb(CH3COO)2 berwarna) endapan putih

- Larutan susu 4% (putih keruh) +


larutan Pb(CH3COO)2 (tak
- 3 ml larutan susu 3% + 5 tetes
berwarna) endapan putih
Pb(CH3COO)2
- Larutan susu 5% (putih keruh) +
larutan Pb(CH3COO)2 (tak
berwarna) endapan putih
- 3 ml larutan susu 4% + 5 tetes
Pb(CH3COO)2

3 ml larutan susu 5% + 5 tetes


Pb(CH3COO)2
VIII. Persamaan Reaksi

+ 2 HCl

+ 2 CH3COO-
IX. Analisis Data

Rumus pembuatan larutan protein (sampel yang diuji) dari larutan induknya.

gr zat terlarut
larutan= 100
V pelarut

Pelarut yang digunakan adalah aquadest


A. Pembuatan larutan Susu dengan konsentrasi 1% - 5%
1.1 Pembuatan Larutan susu 1%

x gr
x 100
1% = 250 ml

1%x250
x=
100

x = 2.5 gram

Massa susu yang dibutuhkan untuk membuat susu 1% adalah 2.5 gr

1.2 Pembuatan Larutan susu 2%

x gr
x 100
2% = 250 ml

2%x250
x=
100

x = 5 gram

Massa susu yang dibutuhkan untuk membuat susu 2% adalah 5 gr

1.3 Pembuatan Larutan susu 3%

x gr
x 100
3% = 250 ml
3%x250
x=
100

x = 7,5gram

Massa susu yang dibutuhkan untuk membuat susu 3% adalah 7,5 gr

1.4 Pembuatan Larutan susu 4%

x gr
x 100
4% = 250 ml

4 %x250
x=
100

x = 10gram

Massa susu yang dibutuhkan untuk membuat susu 4% adalah 10gr


1.5 Pembuatan Larutan susu 5%

x gr
x 100
5% = 250 ml

5%x250
x=
100

x = gram

Massa susu yang dibutuhkan untuk membuat susu 5% adalah 12,5gram.

Didapatkan, larutan susu yang dibutuhkan

Larutan 1 (1% susu) = 2,5 gr (di masukkan kedalam labu ukur 250 ml
+ aquadest)
Larutan 2 (2% susu) = 5 gr (di masukkan ke dalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 3 (3% susu) = 7,5 gr (di masukkan ke dalam labu ukur 250 ml
+ aquadest)
Larutan 4 (4% susu) = 10 gr (di masukkanke dalam labu ukur 250 ml
+ aquadest)
Larutan 5 (5% susu) = 12,5 gr (di masukkan ke dalam labu ukur 250
ml + aquadest)

B. Larutan HgCl2
Dik :Mr HgCl2 = 271,5 gr/mol
M HgCl2 = 0,2 M
V Larutan yang dibutuhkan = 250 ml
Jawab :
gr 1000
M= x
Mr V
gr 1000
0,2 M = x
271,5 gr /mol 250 ml
54,32=gr x 4
54,32
gr=
4

gr = 13,57 gram

C. Pb asetat
Dik : Mr Pb(CH3COO)2 = 379,34 gr/mol

M HgCl2 = 0,2 M

V Larutan yang dibutuhkan = 250 ml

Jawab ;

gr 1000
M= x
Mr V
gr 1000
0,2 M = x
379,3 gr /mol 250 ml
75,86=gr x 4
75,86
gr=
4

gr = 18,96 gram
X. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan reaksi uji protein dengan
menggunakan pengendapan logam. Dimana praktikum kali ini bertujuan untuk
menguji kandungan yang terdapat didalam protein. Dalam praktikum ini kami
menggunakan sampel larutan susu 1 -5% dan sebagai reagennya yaitu larutan
HgCl2 dan (CH3COO)2Pb.
Ketika HgCl2 atau (CH3COO)2Pb ditambahkan kedalam larutan susu
menyebabkan terjadinya reaksi sehingga larutan yang sebelumnya jernih berubah
menjadi keruh dan terdapat endapan. Penambahan HgCl2 dan (CH3COO)2Pb ini
karena diketahui bahwa susu mampu menawarkan racun sebab asam amino yang
merupakan penyusun suatu protein dapat mengikat logam seperti Hg (merkuri
klorida) dan Pb (timbal asetat), racun atau logam yang terikat dalam reaksi ini
ditandai dengan adanya endapan putih. Pada saat ditambahkan ke dalam larutan
susu, HgCl2 dan (CH3COO)2Pb akan terionisasi dalam bentuk Hg2+ dan PbSO4
sehingga dapat menghasilkan endapan. Ikatan yang amat kuat dari reaksi protein
yang ditambahkan dengan HgCl2 dan (CH3COO)2Pb akan memutuskan ikatan
jembatan garam, sehingga akan terjadi denaturasi, secara bersama gugus COOH
dan gugus NH2 yang terdapat pada protein dapat bereaksi dengan ion logam
berat dan dapat membentuk senyawa kelat.
Terbentuknya endapan pada larutan ini disebabkan karena adanya kemampuan
protein atau asam amino pada susu untuk berikatan dengan ion logam di atas titik
isoelektriknya. Dimana pada saat pH berada di atas titik isoelektrik protein atau
asam amino akan bermuatan negatif sehingga mampu mengikat ion logam yang
bermuatan positif dan akan terjadi penetralan muatan.
Pada uji sampel larutan susu dengan HgCl2 menghasilkan endapan lebih
banyak dibandingkan dengan (CH3COO)Pb, hal ini karena Hg2+ mempunyai harga
Ksp lebih kecil dibandingkan dengan Pb2+. Sehingga pada saat larutan susu
direaksikan dengan timbal asetat akan lebih banyak larut dan sedikit membentuk
endapan dan sebaliknya ketika larutan susu direaksikan dengan merkuri klorida
akan sedikit larut dan banyak menghasilkan endapan putih. Hal lain yang
mempengaruhi adalah karena HgCl2 merupakan garam logam berat yang berasal
dari asam kuat sedangkan Pb-asetat berasal dari asam lemah, walaupun
sebenarnya keelektronegatifan Pb2+ lebih besar dibandingkan ion Hg2+. Sehingga
endapan yang dihasilkan dari larutan susu dengan HgCl 2 lebih banyak
dibandingan larutan susu dengan Pb-asetat.

XI. Kesimpulan

1. Pengendapan protein oleh logam diakibatkan adanya penetralan muatan


positif dari logam dengan muatan negatif dari protein.
2. Protein pada larutan susu dapat mengalami pengendapan oleh logam berat
pada pH isoelektriknya.
3. Harga Ksp HgCl2 lebih kecil dari Ksp (CH 3COO)2Pb, sehingga kelarutan
(CH3COO)2Pb lebih besar dari pada HgCl2 dan endapan yang dihasilkan dari
(CH3COO)2Pb lebih sedikit dibandingkan dengan HgCl2.
4. HgCl2 berasal dari asam kuat sehingga menghasilkan banyak endapan,
sedangkan (CH3COO)2Pb berasal dari asam lemah sehingga menghasilkan
sedikit endapan walaupun keelektronegatifan Pb2+ lebih besar dibandingkan
ion Hg2+.

DAFTAR PUSTAKA
Lehninger, A.L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:Erlangga

Deman,M. 1997. Kimia Makanan. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Dermati. 1997. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga

Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC

Sudarmaji. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty

Sudjadi dan Rohman. 2004. Analisis Obat dan Makanan. Yogyakarta: Yayasan
Farmasi Indonesia

LAMPIRAN I
Pertanyaan:

1. Apa hasilnya?
2. Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan
Pb dan Hg!
Jawab:
1. Pada percobaan ini hasil yang didapatkan adalah larutan tidak berwarna dan
endapan putih.
2. Putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg, karena
putih telur mengandung protein yang dapat mengikat Pb dan Hg sehingga Pb
dan Hg bereaksi dengan protein dan mengendap dan tidak menimbulkan
keracunan.

LAMPIRAN II

LAMPIRAN
Gambar : Pengendapan dengan Logam HgCl2

Gambar : Pengendapan dengan Logam (CH3COO)2Pb

Anda mungkin juga menyukai