DISUSUN OLEH
Nim : 06101281419034
Kelompok : 3 (Tiga)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
2. Protein Pembangun
Protein pembangun berfungsi sebagai unsure pembentuk struktur.
Beberapa contoh misalnya: protein pembukus virus, merupakan selubung
pada kromosom; glikoprotein, merupakan penunjang struktur dinding sel;
struktur membrane, merupakan protein komponen membrane sel; -Keratin,
terdapat dalam kulit, bulu ayam, dan kuku; sklerotin, terdapat dalam rangka
luar insekta; fibroin, terdapat dalam kokon ulat sutra; kolagen, merupakan
serabut dalam jaringan penyambung; elastin, terdapat pada jaringan
penyambung yang elastis (ikat sendi); mukroprotein, terdapat dalam sekresi
mukosa (lendir).
3. Protein Kontraktil
Protein kontraktil merupakan golongan protein yang berperan dalam proses
gerak. Sebagai contoh misalnya; miosin, merupakan unsure filamen tak
bergerak dalam myofibril; dinei, terdapat dalam rambut getar dan flagel
(bulu cambuk).
4. Protein Pengangkut
Protein pengangkut mempunyai kemampuan mengikat molekul tertentu dan
melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. Sebagai
contoh misalnya: hemoglobin, terdiri atas gugus senyawa heme yang
mengandung besi terikat pada protein globin, berfungsi sebagai alat
pengangkut oksigen dalam darah vertebrata; hemosianin, befungsi sebagai
alat pengangkut oksigen dalam darah beberapa macam invertebrate;
mioglobin, sebagai alat pengangkut oksigen dalam jaringan otot; serum
albumin, sebagai alat pengangkut asam lemak dalam darah; -lipoprotein,
sebagai alat pengangkut lipid dalam darah; seruloplasmin, sebagai alat
pengangkut ion tembaga dalam darah.
5. Protein Hormon
Seperti enzim, hormone juga termasuk protein yang aktif. Sebagai contoh
misalnya: insulin, berfungsi mengatur metabolisme glukosa, hormone
adrenokortikotrop, berperan pengatur sintesis kortikosteroid; hormone
pertumbuhan, berperan menstimulasi pertumbuhan tulang.
7. Protein Pelindung
Golongan protein pelindung umumnya terdapat dalam darah vertebrata.
Sebagai contoh misalnya: antibody merupakan protein yang hanya dibentuk
jika ada antigen dan dengan antigen yang merupakan protein asing, dapat
membentuk senyawa kompleks; fibrinogen, merupakan sumber pembentuk
fibrin dalam proses pembekuan darah; trombin, merupakan komponen
dalam mekanisme pembekuan darah.
8. Protein Cadangan
Protein cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh.
Sebagai contoh, misalnya: ovalbumin, merupakan protein yangterdapat
dalam putih telur; kasein, merupakan protein dalam biji jagung.
Uji Biuret
Uji biuret digunakan untuk menunjukan adanya ikatan peptida dalam suatu
zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena
asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida
membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom
karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari
gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga
disebut reaksi kondensasi.
Bila larutan protein dalam suasana basa kuat direaksikan dengan larutan
CuSO4 pekat, akan dihasilkan warna ungu atau violet reaksi ini disebut reaksi
biuret sebab senyawa yang terbentuk sama dengan warna senyawa biuret bila
ditambah larutan natrium hidroksida dan tembaga sulfat. Warna yang dihasilkan
dari reaksi tersebut disebabkan oleh ikatan koordinasi antara ion Cu2+ dengan
pasangan elektron bebas dari N yang berasal dari protein dan pasangan elektron
bebas dari O molekul air. Reaksi ini tidak berlaku untuk peptida.
| | |
3. Analisis Data
Rumus pembuatan larutan protein (sampel yang diuji) dari larutan induknya.
gr zat terlarut
larutan= 100
gr pelarut
x gr
x 100
1% = 250 ml
1 x 250
x=
100
x = 2.5 gram
2%x250
x=
100
x = 5 gram
x gr
x 100
3% = 250 ml
3%x250
x=
100
x = 7,5gram
x gr
x 100
4% = 250 ml
4 %x250
x=
100
x = 10gram
x gr
x 100
5% = 250 ml
5%x250
x=
100
x = gram
Larutan 1 (1% susu) = 2,5 gr (di masukkan kedalam labu ukur 250 ml
+ aquadest)
Larutan 2 (2% susu) = 5 gr (di masukkan ke dalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 3 (3% susu) = 7,5 gr (di masukkan ke dalam labu ukur 250 ml
+ aquadest)
Larutan 4 (4% susu) = 10 gr (di masukkanke dalam labu ukur 250 ml
+ aquadest)
Larutan 5 (5% susu) = 12,5 gr (di masukkan ke dalam labu ukur 250
ml + aquadest)
B. Larutan HgCl2
Dik :Mr HgCl2 = 271,5 gr/mol
M HgCl2 = 0,2 M
V Larutan yang dibutuhkan = 250 ml
Jawab :
gr 1000
M= x
Mr V
gr 1000
0,2 M = x
271,5 gr /mol 250 ml
54,32=gr x 4
54,32
gr=
4
gr = 13,57 gram
C. Pb asetat
Dik : Mr Pb(CH3COO)2 = 379,34 gr/mol
M HgCl2 = 0,2 M
Jawab ;
gr 1000
M= x
Mr V
gr 1000
0,2 M = x
379,3 gr /mol 250 ml
75,86=gr x 4
75,86
gr=
4
gr = 18,96 gram
4. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan uji biuret yang merupakan jenis pengujian
untuk identifikasi protein secara umum. Dalam percobaan ini kami
membandingkan beberapa sampel yang berbeda dengan konsentrasi yang berbeda
dilakukan penambahan reagen yang sama ke dalamnya baik dalam hal konsentrasi
maupun volume yang digunakan. Protein yang digunakan sebagai sampel di
dalam percobaan ini yaitu, larutan kuning telur dan putih telur. Setiap zat uji
dibuat dalam kadar yang berbeda yaitu 1%-5%.
Uji biuret ini merupakan salah satu analisis kualitatif dimana uji dikatakan
fositif terjadi dengan ditunjukan dengan adanya perubahan warna pada larutan
menjadi berwarna ungu. Dalam uji biuret CuSO4 bertindak sebagai reagen yang
akan bereaksi dengan protein di dalam suasana basa yang membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, Pada setiap sampel yang
digunakan yaitu kuning telur dan putih telur yang dibuat dalam kadar yang
berbeda, di lakukan penambahan larutan NaOH, sampel yang mulanya berwarna
putih keruh tidak mengalami perubahan warna, namun ketika dilakukan
penambahan larutan CuSO4 kedalamnya terjadi perubahan warna setiap larutan
menjadi ungu. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan
bahwa uji ini positif terhadap biuret. Dalam hal ini terbentuknya warna ungu
menunjukkan bahwa semua sampel yang diuji mengandung protein
Uji biuret merupakan jenis pengujian untuk identifikasi protein secara
umum. Berarti uji Biuret akan selalu memberikan hasil positif untuk semua jenis
protein. Prinsipnya adalah pengukuran serapan cahaya oleh ikatan kompleks
berwarna ungu yang terjadi bila protein bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana
basa. CuSO4 sebagai penyedia ion Cu2+ yang nantinya akan membentuk
kompleks dengan protein. NaOH berfungsi sebagai penyedia suasana basa.
Suasana basa akan membantu membentuk Cu(OH)2 yang nantinya akan menjadi
Cu2+ dan 2OH-. Hal ini membantu untuk membentuk kompleks dengan nitrogen
dari karbon dari ikatan peptida dalam larutan basa.. Terjadinya warna ungu
terbentuk dari ikatan antara Cu dan N, unsur N terdapat pada peptida
menghasilkan CuN yang terjadi dalam suasana basa.
Setiap sampel yang digunakan dalam hal ini kuning telur dan putih telur
mengalami perubahan warna menjadi ungu , namun kuning telur 2% menampakan
larutan berwarna ungu yang lebih pekat dibandingkan dengan kuning telur 1%
dan semakin meningkatnya konsentrasi kuning telur di dalam larutan warna ungu
yang terbentuk makin jelas dan makin pekat. Hal ini juga berlaku untuk sampel
putih telur. makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan
makin panjang ikatan peptidanya.
5. Kesimpulan
1. Larutan kuning telur dan putih telur positif terhadap uji biuret
2. Reaksi fositif terhadap uji biuret ditandai dengan terbentuknya
senyawa kompleks yang ditunjukkan dengan perubahan warna
larutan menjadi ungu
3. NaOH berfungsi sebagai pembentuk suasana basa pada larutan
4. CuSO4 sebagai penyedia ion Cu2+ yang nantinya akan membentuk
kompleks dengan protein
5. makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan
makin panjang ikatan peptidanya
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I
Uji Biuret
1. Warna apa yang terjadi?
Jawaban: Warna ungu/ violet
4. Sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji
biuret positif?
Jawaban: Zat lain yang memberikan uji biuret positif yaitu histidin
dan serin, theronin, urea.
LAMPIRAN II
Larutan Kuning Telur 1%-5%