enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu
protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif
enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang.
Untuk melihat pengaruh enzim amilase terhadap larutan pati, dalam percobaan ini
digunakan enzim amilase yang terdap at pada saliva. Larutan pati yang berperan
sebagai substrat yang akan direaksikan oleh enzim amilase.
Dalam reaksi yang terjadi, enzim amilase berperan aktif sebagai katalis
yang akan mempercepat laju reaksi penguraian larutan pati (amilum) menjadi
amilosa dan amilopektin. Larutan iodium berperan sebagai indikator warna untuk
menandai aktivitas e nzim amilase pada larutan pati.
Prinsip kerja praktiku m kerja enzim amilum ini adalah komparasi kerja enzim
yang diberi perlakuan termal yaitu dengan pemanasan dengan enzim yang tanpa
pemanasan, dan dalam pengamatannya perlakuan iod sebagai indikator pengaruh
suhu terhadap kerja enzim setiap interval 10 menit sekali.
Pemanasan amilase dimaksudkan untuk menaikkan suhu enzim, dan digunakan
sebagai sampel perbandingan dengan sampel amilase yang disimpan pada suhu
kamar.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah.
Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Pati disusun oleh amilosa dan amilopektin.
Amilosa merupakan polisakarida yang linier, sedangkan amilopektin adalah yang
bercabang.Amilosa memberikan warna biru dengan larutan iodine dan
amilopektin memberikan warna merah violet.
Dalam reaksi yang terjadi, enzim amilase berperan aktif sebagai katalis yang akan
mempercepat laju reaksi penguraian larutan pati (amilum) menjadi amilosa dan
amilopektin.
Larutan
iodium
berperan
sebagai
indikator
warna
untuk
menandai aktivitas enzim amilase pada larutan pati. Enzim amilase dapat
memecah ikatan-ikatan pada amilum hingga terbentuk maltosa (Maryati 2000).
Uji iodin atau larutan iodin yang di gunakan berfungsi sebagai indikator terhadap
proses terjadinya reaksi yang di tandai dengan adanya perubahan warna.
telah
diperoleh
dipanaskan
warna
biru
selama
kehitaman
10
menit
pekat
pada
setelah
suhu
37C
ditetesi
Hal ini menandakan bahwa enzim amilase tidak bekerja/ amilum tidak terurai.
hal ini menandakan bahwa tidak terdeteksi adanya karbohidrat karena saliva
bereaksi dengan senyawa asam yaitu HCL sehingga terjadi kerusakan susunan
senyawa pada saliva atau terjadi denaturasi karena pH untuk enzim tidak boleh
terlalu asam maupun basa karena akan menyebabkan kecepatan reaksi, hal ini
sesuai dengan pendapat Williamson & Fieser (1992) yang menyatakan bahwa
Sebenarnya enzim juga memiliki pH optimum tertentu, pada umumnya sekitar
4,58, dan pada kisaran pH tersebut enzim mempunyai kestabilan yang tinggi.
HCl merupakan asam kuat, sehingga hanya dengan sedikit
penambahan HCl suasana larutan menjadi asam, enzim amilase
tidak dapat bekerja pada suasana yang sangat asam. Enzim
amilase bekerja optimum pada pH
amilum
yang
tidak
atau
belum
terhidrolisis
oleh
larutan yodium).
37C
paling
optimum
pada
suasana
basa
dibandingkan
suasana asam dan netral. pada saat warna larutan mulai berubah menjadi
pudar, itu berarti enzim amilase mulai bekerja dengan memutuskan ikatan 1,4 alfa
glikosida dan 1,6 alfa glikosida, sehingga amilum dapat merubah menjadi dekstrin
kemudian menjadi maltosa dan akhirnya berubah menjadi glukosa, yang ditandai
dengan berubahnya warna larutan menjadi bening.
Pada tabung 2 warna menjadi putih karena amilum dapat terhidrolisis
sempurna menjadi maltosa karena pengaruh larutan NaOH yang bersifat basa
(aktivitas enzim di pengaruhi oleh faktor pH asam atau basa) dan larutan tersebut
mencapai titik akhromati yaitu titik di mana campuran larutan tidak memberikan
warna lagi (jernih).
pH berpengaruh terhadap fungsi enzim karena pada umumnya efektifitas
maksimum suatu enzim pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5
8,0. tetapi kisaran pH optimum bergantung pada jenis enzim
amilase dan sumbernya.
umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi
protein.
3. Amilum + saliva ( 800C)
Pada tabung 3 yang berisi larutan amilum dan larutan saliva yang telah
dipanaskan selama 10 menit pada suhu 80C. Jika suhu naik, maka benturan
antara molekul bertambah, sehingga reaksi kimia akan meningkat, dan
sebaliknya. diperoleh warna biru tua sedikit bercorak ada endapan putih setelah
kinetic enzim dan frekuensi tumbukan antara molekul enzim dan substrat,
sehingga enzim menjadi aktif. Pada suhu dimana enzim masih aktif, umumnya
kenaikan suhu 10oC menyebabkan kecepatan reaksi enzimatis bertambah 1,1
hingga 3,0 kali lebih besar.
Denaturasi adalah kerusakan sturuktural dari sebuah makromolekul (
enzim amilase) yang disebabkan beberapa faktor sehingga tidak dapat
mengubah amilum menjadi maltosa dengan produk antara berupa dekstrin
Hal ini menandakan bahwa enzim amilase bekerja tetapi tidak secara
sempurna (hampir sempurna) menguraikan amilum dalam saliva. Percobaan
pengaruh suhu terhadap reaksi enzimatik ini juga mengamati bagaimana aktivitas
enzim diukur menurut suhu. Peningkatan suhu akan meningkatkan laju reaksi,
akan tetapi bila melewati suhu optimum (suhu dingin atau panas yang ekstrim),
akan menurunkan karena pada suhu di atas 500C enzim akan rusak dan tidak
dapat bereaksi (karena enzim tersusun dari protein maka kenaikan suhu dapat
menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu, sehingga
normal
pada
suhu
yang
optimum
yaitu
370C
menjadi
Kesimpulan :
Jika
pada
denaturasi
suhu
atau
tinggi
enzim
kerusakan,
akan
sedangkan
mengalami
pada
suhu
Suhu
berpengaruh
terhadap
fungsi
enzim
karena
reaksi
kimia
- Enzim amilase terinaktifkan pada suhu rendah (sekitar 0oC ) dan pH dibawah 4.
- Aktifitas enzim amilase akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu dan pH
sampai pada batas optimumnya. Dimana pada pH dan suhu diatas suhu optimum,
aktifitas enzim amilase akan berkurang seiring dengan kenaikan suhu atau pH.
Teori
1. Enzim merupakan senyawa makromolekul yang spesifik yang
mempercepat reaksi biologis.
2. Pada pemanasan tinggi, enzim yang merupakan suatu protein akan
mengalami denaturasi sehingga aktivitas kerjanya menjadi nol
3. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah
substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor.
4. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum
yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah.
5. . Suhu rendah tidak merusak enzim tetapi hanya menonaktifkannya
saja.
6. konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
7.