Anda di halaman 1dari 17

I.

Nomor Percobaan : III (Tiga)


II. Nama Percobaan : Pengendapan dengan Logam
III. Tujuan Percobaan : Untuk menguji kandungan yang terdapat di dalam protein

IV. Dasar Teori


Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan
menyusun lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro
molekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi
dan berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N
serta unsur lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino. Semua protein
pada semua makhluk, dibangun oleh oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 macam
asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis
sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus. Disamping itu
protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi, penyangga
racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke
generasi (Patong,2012).
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses
kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu
protein berfungsi sebagai biokatalis. Protein merupakan molekul yang dikenal
mempunyai struktur yang paling rumit. Sesuai dengan fungsinya yang beragam itu,
molekul protein sangat beragam itu, molekul protein sangat beragam bentuknya,
setiap jenis protein memiliki bentuk tiga dimensi atau konfirmasi yang unik.
Meskipun protein beragam, semua molekul protein merupakan polimer yang
dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang sama. Polimer asam amino disebut
polipeptida. Suatu protein terdiri atas satu atau lebih polipeptida yang terlipat dan
terbelit membentuk suatu kesesuaian yang spesifik (Anwar,1994).
Menurut Hart (2003), protein berasal dari kata protos. Protos memiliki arti,
yaitu utama. Protein merupakan senyawa organik kompleks yang memiliki berat
molekul yang tinggi dan merupakan polimer yang terdiri dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Menurut
Lehninger (1982), struktur umum asam amino mempunyai dua gugus pada tiap
molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang digambarkan sebagai
struktur ion dipolar.
Ada beberapa Uji pengendapan protein yang sering digunakan dalam uji
kandungan protein yaitu pertama uji Pengendapan dengan Logam, pada pH di atas
titik isoelektrik protein bermuatan negative, sedangkan di bawah titik isoelektrik
protein bermuatan positif. Olehkarena itu untuk mengendapkan protein dengan ion
logam diperlukan pH larutan di atas titik isoelektrik, sedangkan untuk pengendapan
protein dengan ion negative memerlukan pH larutan di bawah titik isoelektrik. Ion-
ion positif yang dapat mengendapkan protein adalah Ag+, Ca2+, Zn2+,
Hg2+,Pb2+,Cu2+,Fe2+. Sedangkan ion-ion negative yang dapat mengendapkan
protein adalah ion salisilat, trikloroasetat, pikrat, tanat dan sulfosalisilat. Kedua uji
Pengendapan dengan Garam, Pembentukan senyawa tak larut antara protein dengan
ammonium sulfat. Apabila terdapat garam-garam anorganik dalam konsentrasi
tinggi dalam larutan protein(albumin dan gelatin), maka kelarutan protein akan
berkurang sehingga terjadi pengendapan protein. Teori menyebutkan bahwa sifat
tersebut terjadi karena ion garam mampu mengikat air (terhidrasi) sehingga
berkompetisi dengan molekul protein dalam mengikat air.
Protein ialah ikatan peptida yaitu terjadi antara atom C dari gugus COOH
dengan atom N dari gugus NH2. Protein merupakan komponen penting atau
komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan
pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi
sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita memperoleh
protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal
dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut
protein nabati (Poedjiadi, 1994).
Menurut Page (1997), Protein memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Susunan kimia yang khas yaitu setiap protein individual merupakan
senyawa murni
2. Bobot molekular yang khas yaitu semua molekul dalam suatu contoh
tertentu dari protein murni mempunyai bobot molekular yang sama. Karena
molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik
ataupun aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas yaitu urutan asam amino dari protein
tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam
urutan asam amino dari protein tertentu.
Uji protein dengan metode identifikasi protein secara kualitatif dapat
menggunakan prinsip (Khoiriah, 2012) :

Pengendapan dengan logam : pembentukan senyawa tak larut antara


protein dan logam berat.

V. Alat dan Bahan

VI.
Alat : Bahan :
VI.
- Tabung reaksi - HgCl2 0,2 M
VI.
- Rak tabung reaksi - Pb asetat 0,2 M VI.

- Pipet tetes - Larutan susu 1-5% VI.


VI.
- Gelas ukur
VI.
- Gelas kimia VI.
VI.
Prosedur Percobaan

Pengendapan dengan Logam

Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl 2 0,2 M. Ulangi percobaan


dengan menggunakan Pb asetat 0,2 M.

VII. Hasil Pengamatan

Larutan Susu + HgCl2

No. Cara Kerja Hasil Pengamatan Kesimpulan


1. 3 ml larutan susu 1% + 5 tetes Larutan susu 1% + 5 tetes Larutan susu yang
HgCl2 0,2 M HgCl2 0,2 M (tak berwarna) ditambahkan HgCl2 lebih
larutan keruh + endapan banyak endapan dibandingkan
2. 3 ml larutan susu 2% + 5 tetes Larutan susu 2% + 5 tetes
Pb(CH3COO)2
HgCl2 0,2 M HgCl2 0,2 M (tak berwarna)
larutan keruh + endapan
3. 3 ml larutan susu 3% + 5 tetes Larutan susu 3% + 5 tetes
HgCl2 0,2 M HgCl2 0,2 M (tak berwarna)
larutan keruh + endapan
4. 3 ml larutan susu 4% + 5 tetes Larutan susu 4% + 5 tetes
HgCl2 0,2 M HgCl2 0,2 M (tak berwarna)
larutan keruh + endapan
5. 3 ml larutan susu 5% + 5 tetes Larutan susu 5% + 5 tetes
HgCl2 0,2 M HgCl2 0,2 M (tak berwarna)
larutan keruh + endapan
Larutan Susu + Pb(CH3COO)2

1. 3 ml larutan susu 1% + 5 tetes Larutan susu 1% + 5 tetes Larutan susu yang


Pb(CH3COO)2 0,2 M Pb(CH3COO)2 0,2 M (tak ditambahkan HgCl2 lebih
berwarna) banyak endapan dibandingkan
larutan keruh + endapan Pb(CH3COO)2
2. 3 ml larutan susu 2% + 5 tetes Larutan susu 2% + 5 tetes
Pb(CH3COO)2 0,2 M Pb(CH3COO)2 0,2 M (tak
berwarna)
larutan keruh + endapan
3. 3 ml larutan susu 3% + 5 tetes Larutan susu 3% + 5 tetes
Pb(CH3COO)2 0,2 M Pb(CH3COO)2 0,2 M (tak
berwarna)
larutan keruh + endapan
4. 3 ml larutan susu 4% + 5 tetes Larutan susu 4% + 5 tetes
Pb(CH3COO)2 0,2 M Pb(CH3COO)2 0,2 M (tak
berwarna)
larutan keruh + endapan
5 3 ml larutan susu 5% + 5 tetes Larutan susu 5% + 5 tetes
Pb(CH3COO)2 0,2 M Pb(CH3COO)2 0,2 M (tak
berwarna)
larutan keruh + endapan
VIII. Persamaan Reaksi

Uji Pengendapan dengan Logam

Reaksi dengan HgCl


NH3+ NH3+ NH3+
| | |
R CH COO + Hg2+ R CH COO Hg COO CH R
Reaksi dengan Pb(CH3COO)2

NH3+ NH3+ NH3+

R - CH - COO- + Pb2+ R - CH - COO - Pb - COO - CH- R


IX. Analisa Data

A. Pembuatan larutan Susu dengan konsentrasi 1% - 5%


Larutam Induk
Massa Susu Bubuk = 10 gram dalam 50 ml aquades

Terbentuklah larutan susu 50 ml.

Rumus pembuatan larutan (sampel yang diuji)

Xi
x 100 =Y
V

Dimana X = volume susu hasil saringan yang dibutuhkan (X1 sd X5)

V = volume labu ukur yang digunakan

Y = persentase larutan yang dibuat

i = 1% sd 5% susu

Pembuatan larutan susu 1%


x( ml)
1% larutan susu = 250 ml x 100

1/100 (250) = X (100/100)


2,5/1 = X
2,5 ml = X
Pembuatan larutan susu 2%
x( ml)
2% larutan susu = 250 ml x 100

2/100 (250) = X (100/100)


5/1 = X
5 ml = X
Pembuatan larutan susu 3%
x( ml)
3% larutan susu = 250 ml x 100

3/100 (250) = X (100/100)


7,5/1 = X
7,5 ml = X
Pembuatan larutan susu 4%
x( ml)
4% larutan susu = 250 ml x 100

4/100 (250) = X (100/100)


10/1 = X
10 ml = X
Pembuatan larutan susu 5%
x( ml)
5% larutan susu = 250 ml x 100

5/100 (250) = X (100/100)


12,5/1 = X
12,5 ml = X

Didapatkan, larutan susu yang dibutuhkan

Larutan 1 (1% larutan susu) = 2,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 2 (2% larutan susu) = 5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 3 (3% larutan susu) = 7,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 4 (4% larutan susu) = 10 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)
Larutan 5 (5% larutan susu) = 12,5 ml (dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml +
aquadest)

B. Pembuatan HgCl2 0,2 M

Dik : Mr HgCl2 = 271,5 gr/mol

M HgCl2 = 0,2 M

V Larutan yang dibutuhkan = 250 ml

Jawab:

X (gr ) 1000
M= x
Mr V
X (gr) 1000
0,2 M = x
271,5 250

X (gr)
0,2 M = x4
271,5

54,32=X ( gr ) x 4

X = 13,57 gr

C. Pembuatan Pb(CH3COO)2

Dik: Mr Pb(CH3COO)2 = 379,34 gr/mol

M Pb(CH3COO)2 = 0,2 M

V Larutan yang dibutuhkan = 250 ml

Jawab:

X (gr ) 1000
M= x
Mr V

X (gr ) 1000
0,2 M = x
379,34 250

X (gr )
0,2 M = x4
37,934

75,868= X ( gr) x 4

X = 18,965 gr
X. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan reaksi uji protein, yaitu
pengendapan dengan logam, dimana pengendapan dengan logam sendiri, pada pH
di atas titik isoelektrik protein bermuatan negatif, sedangkan di bawah titik
isoelektrik protein bermuatan positif.Sehingga untuk mengendapkan protein
dengan ion logam diperlukan pH larutan di atas titik isoelektrik, sedangkan untuk
pengendapan protein dengan ion negative memerlukan pH larutan di bawah titik

+
isoelektrik. Ion- ion positif yang dapat mengendapkan protein adalah A g , C

2+ 2+ , 2+ , 2+ 2+ 2+
a , Z H P ,C ,F e . Sedangkan ion-ion

n g b u

negatif yang dapat mengendapkan protein adalah ion salisilat, trikloroasetat, pikrat,
tanat dan sulfosalisilat.
Semua protein yang ditambahkan dengan senyawa logam yaitu Pb asetat dan
HgCl2 mengalami pengendapan. Reaksi yang terjadi antara garam logam berat akan
mengakibatkan terbentuknya garam protein-logam yang tidak larut . Protein yang
tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi pada
albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan HgCl2 dan Pb-asetat. Senyawa-
senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan
protein membentuk endapan logam proteinat.
Pada uji pengendapan protein dengan logam masing masing tabung telah di

l2
beri larutan protein dan di tambahkan HgC 5 tetes, dan dengan prosedur yang

sama tabung lain nya juga diberi larutan protein dan ditambahkan Pb-asetat 5 tetes
dan terjadi endapan yang terikat dalam reaksi ini ditandai dengan adanya endapan
putih. Adanya endapan disebabkan karena adanya kemampuan protein atau asam
amino untuk berikatan dengan ion logam
Uji Pengendapan oleh ion logam akan mengalami pengendapan karena
mengalami titik isolistrik sehingga pH larutan berada di atas pH isolistrik kemudian
gumpalan larut kembali sehingga terjadi pengendapan. Logam berat dapat
mengendapkan protein dengan cara menaikkan pH di atas titik isolistrik. Tingkat
keasaman atau pH ketika terjadi keadaan isolistrik itulah yang disebut sebagai pH
isolistrik (pI). Besarnya pH isoelektrik untuk albumin adalah sebesar 3,5 - 4,5. Pada
pengamatan yang dilakukan terhadap semua bahan uji menunjukkan reaksi positif
dengan terjadinya endapan dan adanya perubahan warna. Berarti percobaan yang
dilakukan telah sesuai dengan teori.
XI. Kesimpulan

1. Reaksi yang terjadi antara garam logam berat akan mengakibatkan terbentuknya
garam protein-logam yang tidak larut.

2. Pada uji pengendapan logam, reaksi ditandai dengan adanya endapan putih. Adanya
endapan disebabkan karena adanya kemampuan protein atau asam amino untuk
berikatan dengan ion logam

3. Uji pengendapan dengan logam,sampel bereaksi positif ditunjukan dengan


terbentuk endapan putih.

XII. Daftar Pustaka

Lehninger, A.L. 1997. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta : Erlangga.


Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press.
Arbianto, Purwo.1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar .Bandung : ITB.
LAMPIRAN I

l2
Larutan Susu 1-5 % + HgC & Larutan Susu 1-5 % + Pb(CH3COO)2
LAMPIRAN II

Gambar Alat

Tabung reaksi Rak tabung reaksi Gelas ukur Pipet tetes

Beker gelas Batang pengaduk


LAMPIRAN III

1. Apa hasilnya ?
Jawab : yang teradi pada percobaan ini yaitu saat sampel ditambahkan HgCl 2
maka warna berubah menjadi putih, tetapi campuran reaksi tersebut belum
membeku atau masih dalam keadaan encer. Dan saat ditambahkan dengan Pb
(CH3COO)2, warna pada campuran kemudian berubah menjadi putih, dan
terbentuk endapan putih.
2. Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb
dan Hg !
Jawab : Karena protein yang terdapat dalam putih telur berfungsi sebagai
biokatalis pengganti se-sel yang telah rusak akibat gas-gas kimia beracun dari Pb
dan Hg, selain itu putih telur juga digunakan sebagai antidotum terhadap
keracunan logam berat karena putih telur mengandung albumin, sehingga
apabila tubuh keracunan logam berat maka ion logam berat tersebut akan
bereaksi dengan albumin membentuk koagulan sehingga logam berat tersebut
tidak akan mengganggu atau merusak aktivitas enzim lain di dalam tubuh.
LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA I

Pengendapan dengan Logam

DISUSUN OLEH:

Nama : Afaf Lauditta

NIM : 06101381419048

Kelompok : 3 (Tiga)

Tanggal Praktikum : 22 September 2016

Dosen Pengampuh : 1. Drs. Made Sukaryawan, M.Si

2. Desi, S. Pd., M.T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016

Anda mungkin juga menyukai