Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA I

ANALISIS ASAM AMINO DAN PROTEIN

NAMA : MARIA OCTAVIANI KURNIATI


NIM: 2008511063
KELAS : E

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
ANALISIS ASAM AMINO DAN PROTEIN

I. TUJUAN

1. Mengindentifikassi asam-asam amino dalam larutan


2. Mengidentifikasi unsur-unsur yang terkandung dalam protein beserta
gejalanya
3. Menentukan dan mengetahui titik isoelektrik dari suatu Protein secara
Kualitatif
4. Mengidentifikasi adanya Protein dengan tes pengendapan logam
5. Mengetahui adanya senyawa yang mengandung Peptida dalam sampel

II. DASAR TEORI

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Protein sebagai salah satu dari biomolekul
yaitu materi dasar atau makromolekul penyusun sel atau organisme hidup.
Selain itu, Biomolekul protein merupakan komponen kimia terbanyak
pada organisme hidup, hal ini berkiatan dengan fungsi biologi protein
yang memiliki multi fungsi sebagai struktural pada sel, jaringan, maupun
organ, sebagai enzim suatu biokatalis, dan sebagai zat pengatur.
(Wahyudiati, 2017)
Protein ialah polimer alami yang terdiri dari sejumlah unit asam
amino (amino acid) yang berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amina
(atau peptida). Jaring laba-laba, bulu hewan dan otot, putih telur, dan
hemoglobin(molekul yang mengangkut oksigen dalam tubuh ke tempat
yanag memerlukan ) ialah protein. Peptida ialah oligomer dari asam amino
yang memainkan peran penting dalam banyak proses biologis. Contohnya,
peptide hormone insulin mengatur kadar gula darah, bradikinin mengatur
tekanan darah, dan oksitosin meregulasi kontraksi uterus dan laktasi. Jadi,
protein, pepetida, dan asam amino merupakan bahan yang penting bagi
struktur, fungsi, dan reproduksi makhluk hidup (Haryanto, 2004).
Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil
penyusunnya yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan
tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini
merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana
terdiri atas 50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang memiliki
ribuan asam amino. Hal yang terpenting adalah ketidakhadiran,
penambahan, atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah struktur
protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi gumpalan molekul
yang tidak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada urutan yang
benar dan struktur yang tepat (Poedjiadi, 1994).
Protein merupakan biopolimer yang terdiri atas banyak asam
amino yangberhubungan satu dengan lainnya lewat ikatan amida (peptida).
Proteinmerupakan senyawa yang sangat penting di dalam organisme.
Protein merupakansuatu koloid elektrolit yang bersifat amfoter. Dengan
sifat ini protein dapatbersifat asam atau basa. Struktur protein tersusun
oleh gabungan asam amino padagugus karbonil dan asam amino dengan
ikatan peptida (Okta, 2015). Metode-metode pengujian protein :
1. Uji Biuret

Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan


peptida dalamsuatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida
mengindikasikan adanya protein,karena asam amino berikatan
dengan asam amino yang lain melalui ikatanpeptida membentuk
protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentukketika
atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan
atomnitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut
melepaskan molekulair sehingga disebut reaksi kondensasi (Panji,
2013).
2. Uji Ninhidrin
Semua alfa amino bereaksi dengan ninhidrin
(triketohidridenhidrat) membentuk aldehida dengan satu atom C
lebih rendah dan melepaskan NH3 dan CO2. Disamping itu
membentuk kompleks berwarna biru (prolin dan hidroksiprolin).
Kuning yang diduga disebabkan oleh 2 molekul ninhidrin yang
bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi.
Garam-garam ammonium amina, kebanyakan peptida dan protein
bereaksi sama tanpa melepaskan CO2 dan NH3. (Mudita, dkk,
2016)
3. Uji pengendapan dengan logam berat

Pengendapan logam berat merupakan metode dimana


terjadinya pembentukan senyawa tak larut antara protein dan
logam berat.

Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda


dalam air. Variabel yang mempengaruhi kelarutan ini adalah pH, kekuatan
ion, sifat dielektrik pelarut, dan temperatur. Pemusahan protein dari
campuran dengan pengaturan pH didasarkan pada harga pH isoelektrik
yang berbeda-beda untuk tiap macam protein. Pada umumnya molekul
protein mempunyai daya kelarutan minimum pada pH isoelektriknya. Pada
pH isoelektriknya beberapa protein akan mengendap dari larutan, sehingga
dengan cara pengaturan pH larutan, masing-masing protein dalam
campuran dapat dipisahkan satu dari yang lainnya dengan teknik yang
disebut pengendapan isoelektrik (Patong, dkk., 2012).

Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam


amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan
penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus R yang
hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin,
Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino
polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin,
Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu
asam amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat
yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam
amino yang ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu
valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan
Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh
manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat
nutrisi lainnya (Samadi,2012).
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis
protein, baik menggunakan enzim maupun dengan menggunakan asam.
Salah satu sumber protein yang di akan diuji dalam laboratorium adalah
albumin atau putih telur. Telur merupakan bahan makanan yang umum
dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki kadar protein yang cukup
tinggi (Katili, 2009).

Asam amino adalah monomer protein yang mempunyai dua gugus


fungsi yaitu gugus amino dan gugus hidroksil. Jumlah asam amino yang
terdapat di alam ada beratus – ratus jumlahnya, namun yang diketahui ikut
membangun protein hanya sekitar 20 macam. Sifat asam amino antara lain
memiliki titik leleh di atas 200 °C, larut dalam senyawa polar dan tidak
larut dalam senyawa nonpolar serta memiliki momen dipol yang besar
(Yazid. 2006).

III. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT
1. Mortar dan palu
2. Pipet ukur
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet filer electric
6. Beaker glass
7. Penangas air
8. Meja kaki 3
9. Kawat kasa
10. Lampu spiritus
11. Pipet tetes
12. Kain penyaring
13. Corong
14. Gelas ukur
15. pH meter
16. Pengadul gelas
17. Statif dan klem
18. Buret
19. Erlenmeyer
20. Termometer
2. BAHAN
1. Sampel tahu
2. Sampel daging ayam
3. Aquadest
4. Reagen ninhidrin
5. Reagen amonium sulfat
6. CuSO4
7. Pb Acetat
8. ZnSO4
9. MgSO4
10. Sampel
11. Pepton 1%
12. Albumin
13. Susu putih
14. CuSO4 1%
15. NaOH 2M
16. Sari kedelai
17. Asam asetat
IV. CARA KERJA
V. DATA PENGAMATAN

1.Uji ninhidrin

No . Percobaan Hasil pengamatan


1. Sampel X (tahu) + 2 mL Berwarna kuning
(NH4)2SO4 + 1 mL reagen
ninhidrin + dipanaskan 10 menit
+ didinginkan
2. Sampel Y (daging ayam) + 2 mL Berwarna biru
(NH4)2SO4 + 1 mL reagen
ninhidrin + dipanaskan 10 menit
+ didinginkan

1. Uji Biuret

No. Percobaan Hasil pengamatan


1. Larutan pepton 1% Larutan berwarna ungu
ditambahkan 2 mL NaOH 2N + kurang pekat
3 tetes CuSO4
2. Laruran albumin ditambahkan 2 Larutan berwarna ungu
mL NaOH 2 N + 3 tetes CuSO4 paling pekat
3. Larutan susu putih ditambahkan Larutan berwarna ungu yang
2 mL NaOH 2 N + 3 tetes paling tidak pekat
CuSO4

2. Uji pengendapan oleh logam

No. Percobaan Hasil pengamatan


1. Sampel ditambahkan 10-15 Muncul endapan lalu saat
tetes logam CuSO4 + 10 tetes ditambahkan logam berlebih
logaam berlebih endapan semakin banyak
2. Sampel ditambahkan 10-15 Muncul endapan lalu saat
tetes logam FeCl3 + 10 tetes ditambahkan logam berlebih
kembali logam tersebut endapan semakin banyak
3. Sampel ditambahkan 10-15 Muncul endapan lalu saat
tetes logam Pb(C2H2O2)2 + ditambahkan logam berlebih
10 tetes kembali logam endapan semakin sedikit
tersebut
4. Sampel ditambahkan 10-15 Muncul endapan lalu saat
tetes MgSO4 + 10 tetes ditambahkan logam berlebih
kembali logam tersebut endapan semakin banyak
5. Sampel ditambahkan 10-15 Muncul endapan lalu saat
tetes logam ZnSO4 + 10 tetes ditambahkan logam berlebih
kembali logam tersebut endapan semakin banyak

3. Uji titik isoelektrik protein

No . Percobaan Hasil pengamatan


1. Sari kedelai dipanaskan Suhu meningkat
2. Volume asam asetat ditentukan Diperoleh pH sari kedelai
dan pH sari kedelai yang tidak yaitu 3,9 ; 4,2 ; 5
dipanaskan dibuat dengan
metode titrasi
3. Sari kedelai yang telah Gumpalan mulai terbentuk
dipanaskan ditambahkan asam
asetat, kemudian diaduk, dan
didiamkan selama 30 menit
4. Gumpalan disaring Pada pH 3,9 dihasilkan
gumpalan sebanyak 1,1095
gram

Pada pH 4,2 dihasilkan


gumpalan sebanya 9,7796
gram

Pada pH 5 dihasilkan
gumpalan sebanyak 4,0544
gram

VI. PEMBAHASAN
Pada uji biuret, terbentuknya warna ungu pada larutan sampel
dikarenakan terbentuknya senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari
molekul ikatan peptida yaitu gugus peptida (-CO-NH-). Semakin banyak
atau semakin panjang ikata peptida dalam protein maka warna ungu yang
terbentuk akan semakin kuat intensitasnya. Pada uji biuret ini, banyaknya
kandungan peptida pada protein dapat dilihat dari kepekatan warna yang
dihasilkan. Pada hasil uji biuret dapat dilihat bahwa semua larutan menjadi
warna ungu, ini menandakan bawahwa ketiga sampel protein yang
digunakan mempunyai ikatan peptida. Namun tingkat kepekatan warna
dari ketiga sampel ini berbeda, dimana sampel albumin memiliki
kepekatan paling tinggi.
Pada uji ninhidrin dimana semua asam amino atau peptida yang
mengandung asam alfa-amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin
membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Pada percobaan ini sampel
yang diuji dipanaskan selama 10 menit. Dari hasil percobaan yang
diperoleh terjadi perubahan warna pada larutan sampel dimana larutan
sampel Y (daging ayam) menjadi warna biru. Pada dasarnya semua asam
amino atau peptida yang mengandung asam alfa-amino bebas akan
bereaksi dengan trolin dan hidroksitrolin mengahasilkan senyawa
berwarna kuning. Jadi dari hasil percobaan ini, sampel X (tahu) bereaksi
dengan trolin dan hidroksitrolin sehingga warna yang dihasilkan yaitu
berwarna kuning. Maka dari kedua sampel X dan Y terbukti bahwa
keduanya mengandung asam amino bebas yang ditandai dengan adanya
perubahan warna biru dan kuning pada kedua sampel.
Uji titik isoelektrik merupakan derajat keasaman atau pH dimana
pada saat suatu makromolekul bermuatan nol akibat bertambahnya nilai
proton atau kehilangan muatan oleh reaksi asam-basa. Titik isoelektrik
ditentukan berdasarkan kekeruhan dan endapan, karena pada titik dekat
isoelektrik akan terjadi gaya tolak menolak elektrostatik yang dapat
menyebabkan kelarutan minimum, sehingga terjadinya kekeruhan. Pada
praktikum ini, sampel yang digunakan yaitu dari kedelai dipanaskan yang
bertujuan untuk mempermudah penggumpalan protein. Penambahan asam
asetat pada percobaan ini berfungsi sebagai koagulan. Dari hasil percobaan
diketahui bahwa pada pH 4,2 menghasilkan gumpalan paling banyak hal
ini sesuai dengan teori bahwa pH optimum penggumpalan tahu yaitu 4,2-
4,5. Factor yang mempengaruhi titik isoelektrik protein dan derajat
presipitasipada praktikum ini adalah pH dari sampel yang digunakan.
Karena pada pH mendekati titik isoelektrik protein mempunyai nilai
kelarutan terendah sehingga protein yang semula larut lama kelamaan akan
mengalami koagulasi dan kemudian mengendap.
Pengendapan protein oleh logam beratDasar reaksi pengendapan
oleh logam berat adalah penetralan muatan. Pengendapan dapatterjadi
apabila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang bermuatan negatif.
Denganadanya muatan positif dari logam beratakan terjadi netralisasidari
protein dan dihasilkangaram netral proteinat yang mengendap. Endapan
protein ini akan larut kembali dalampenambahan alkali (NH3, NaOH,
dan lain-lain). Sifat pengendapan protein ini adalahreversibel.
Setelah penambahan garam (Pb-asetat) dan HgCl tetes demi tetes dan
dikocok, proteinakan mengandap karena kelarutan protein dalam larutan
logam tersebut terbatas. Baik padalarutan HgCl2 maupun Pb-asetat
diperoleh endapan berwarna putih. Namun, diatas endapanpada larutan
HgCl diperoleh cairan bening sedangkan di atas endapan pada larutan Pb-
asetatteramati bahwa terdapat cairan yang sedikit keruh. (Susylowati,
2018).

VII. KESIMPULAN
1. Uji ninhidrin menunjukan reaksi positif dengan adanya interaksi
antara asam amino dengan triketohidrinen hidrat yang membentuk
senyawa aldehid dan pembebasan dioksida dan amonia yang
menghasilkan perubahan warna
2. Dari hasil percobaan uji biuret didapat hasil bahwa semua protein
yangdiuji mengandung ikatan peptida karena terjadi perubahan
warna dari warnabening menjadi warna ungu, sementara
banyaknya kandungan ikatan peptidapada masing-masing protein
dapat dilihat dari kepekatan warnanya
3. Berdasarkan hasil praktikum, titik isoelektrik protein terjadi pada
pH 4,2 yang menunjukan pengendapan protein paling tinggi
4. Uji pengendapan logam terbentuknya endapan pada larutan dimana
CuSO4 bereaksi lebih cepat pada tetesan kedua
5. Uji isoelektrik menghasilkan reaksi positif dengan terjadinya
endapan yang dikarenakan pada titik terdekat isoelektrik akan ada
gaya tolak menolak elektrostatik yang menyebakan kekeruhan

DAFTAR PUSTAKA
Amadi. (2012). Konsep Ideal Protein (Asam Amino) Fokus Pada Ternak Ayam.
Bandung: ITB.
Haryanto. (2004). Penuntun Praktikum Biokimia. Samarinda: Programstudi
Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Mulawarman.
Katili. (2009). Stuktur dan Fungsi Protein Kolagen . Bandung: ITB.
Maudita, I. M. (2016). Penuntun Praktikum Biokimia. Denpasar: Fakultas
Peternakan Universitas Udayana.
Okta. (2015). Uji Protein. Retrieved from Uji Biuret:
https://vinaoktap2015.wordpress.com/2015/08/03/uji-proteinuji-biuret
Panji. (2013). Uji Biuret. Retrieved from https://www.edubio.info/2013/11/uji-
biuret.html
Patong, A. R. (2012). Biokimia Dasar. Makasar: Lembah Harapan Press.
Poejiadi. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Ui Press.
Susylowati, D. (2018). Uji Pengendapan Protein oleh Logam Berat .
Wahyudiati, D. (2017). Biokimia. Mataram: Leppim Mataram.
Yazid. (2006). Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Malang: Bayumedia.

LAMPIRAN
I. LEMBAR KERJA PERCOBAAN
LEMBAR KERJA PERCOBAAN
Topik : Asam Amino dan Protein Nama : Maria Octaviani Kurniati
Tanggal : 1 Maret 2022 NIM : 2008511063
Asisten : Pebri Pranata Simarmata Kelas : E

1.1. Data Pengamatan Uji Ninhidrin


No. Percobaan Hasil Pengamatan
Sampel X (tahu) + 2 mL (NH 4)2SO4
+1 mL reagen ninhidrin +
1. Berwarna kuning
dipanaskan selama 10 menit +
didinginkan
Sampel Y (daging ayam) + 2 mL
(NH4)2SO4 + 1 mL reagen ninhidrin
.2 Berwarna biru
+ dipanaskan selama 10 menit +
didinginkan

1.2. Data Pengamatan Uji Biuret


No. Percobaan Hasil Pengamatan
larutan pepton 1% ditambahkan 2 mL Larutan berwarna ungu
1. NaOH 2 N + 3 tetes CuSO4 kurang pekat

Larutan albumin ditambahkan 2 mL Larutan berwarna ungu


2.
NaOH 2 N + 3 tetes CuSO4 paling pekat
Larutan susu putih ditambahkan 2 mL Larutan berwarna ungu
3.
NaOH 2 N + 3 tetes CuSO4 yang paling tidak pekat

1.3. Data Pengamatan Uji Pengendapan oleh Logam


No. Percobaan Hasil Pengamatan
1. Sampel ditambahkan 10-15 tetes logam CuSO4 Muncul endapan
+ l0 tetes kembali logam tersebut lalu saat
ditambahkan logam
berlebih endapan
semakin banyak
Sampel ditambahkan 10-15 tetes logam FeCl 3 + Muncul endapan
l0 tetes kembali logam tersebut lalu saat
2. ditambahkan logam
berlebih endapan
semakin banyak
Sampel ditambahkan 10-15 tetes logam Muncul endapan
Pb(C2H3O2)2 + l0 tetes kembali logam tersebut lalu saat
3. ditambahkan logam
berlebih endapan
semakin sedikit
Sampel ditambahkan 10-15 tetes logam MgSO4 Muncul endapan
+ l0 tetes kembali logam tersebut lalu saat
4. ditambahkan logam
berlebih endapan
semakin banyak
Sampel ditambahkan 10-15 tetes logam ZnSO 4 Muncul endapan
+ l0 tetes kembali logam tersebut lalu saat
5. ditambahkan logam
berlebih endapan
semakin banyak

1.4 Data Pengamatan Uji Titik Isoelektrik Protein


No. Percobaan Hasil Pengamatan
Suhu meningkat
1. Sari kedelai dipanaskan
menjadi 100C
Volume asam asetat ditentukan dan pH sari Diperoleh pH sari
2. kedelai yang tidak dipanaskan dibuat kedelai yaitu 3,9 ; 4,2 ;
dengan metode titrasi 5
3. Sari kedelai yang telah dipanaskan Gumpalan mulai
ditambahkan asam asetat, kemudian
terbentuk
diaduk, dan didiamkan selama 30 menit
Pada pH 3,9 dihasilkan
gumpalan sebanyak
1,1095 gram

Pada pH 4,2 dihasilkan


gumpalan sebanyak
4. Gumpalan disaring
9,7796 gram

Pada pH 5 dihasilkan
gumpalan sebanyak
4,0544 gram

Tautan video praktikum :


1. Uji Ninhidrin : https://youtu.be/6uR6P4ce-Kg
2. Uji Biuret : https://youtu.be/v0udOob7RAU
3. Uji Pengendapan oleh Logam : https://youtu.be/DWmduFf2Db4
4. Uji Titik Isoelektrik Protein : https://youtu.be/gwaZjI2tv54

Jimbaran, 2 Maret 2022


Asisten,

(Pebri Pranata Simarmata)

II. JAAWABAN SOAL


Uji Biuret
1. Warna senyawa kompleks yang terbentuk?
Jawab : warna yang dihasilkan yaitu ungu
Mengapa harus dihindari kelebihan dari CuSO4?
Jawab : Karena jika kelebihan CuSO4 akan menghasilkan warna
larutan yang lebih pekat atau akan menyebabkan terbentuknyaa
garam ammonium
2. Bagaimana proses terjadinya pengendapan protein dengan logam
Jawab: pada uji biuret akan menghasilkan senyawa kompleks yang
berwarna ungu. Pada uji biuret ditambahkan CuSO4 tidak boleh
berlebihkarena Cu merupakan logam berat. Jika penggunaan terlalu
banyak, maka albumin akan terdenaturaasi membentuk koagulan
pada suasana alkalis akan terbentuk Cu(OH) dari reaksi :
Cu+2 + 2OH….Cu(OH)2 (ungu)
Cu+2 berwarana biru intensif, jika kelebihan akan mengakibatkan
warna ungu terkalahkan sehingga hasil akan negative.
III. GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai