I. TUJUAN
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Protein sebagai salah satu dari biomolekul
yaitu materi dasar atau makromolekul penyusun sel atau organisme hidup.
Selain itu, Biomolekul protein merupakan komponen kimia terbanyak
pada organisme hidup, hal ini berkiatan dengan fungsi biologi protein
yang memiliki multi fungsi sebagai struktural pada sel, jaringan, maupun
organ, sebagai enzim suatu biokatalis, dan sebagai zat pengatur.
(Wahyudiati, 2017)
Protein ialah polimer alami yang terdiri dari sejumlah unit asam
amino (amino acid) yang berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amina
(atau peptida). Jaring laba-laba, bulu hewan dan otot, putih telur, dan
hemoglobin(molekul yang mengangkut oksigen dalam tubuh ke tempat
yanag memerlukan ) ialah protein. Peptida ialah oligomer dari asam amino
yang memainkan peran penting dalam banyak proses biologis. Contohnya,
peptide hormone insulin mengatur kadar gula darah, bradikinin mengatur
tekanan darah, dan oksitosin meregulasi kontraksi uterus dan laktasi. Jadi,
protein, pepetida, dan asam amino merupakan bahan yang penting bagi
struktur, fungsi, dan reproduksi makhluk hidup (Haryanto, 2004).
Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil
penyusunnya yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan
tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini
merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana
terdiri atas 50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang memiliki
ribuan asam amino. Hal yang terpenting adalah ketidakhadiran,
penambahan, atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah struktur
protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi gumpalan molekul
yang tidak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada urutan yang
benar dan struktur yang tepat (Poedjiadi, 1994).
Protein merupakan biopolimer yang terdiri atas banyak asam
amino yangberhubungan satu dengan lainnya lewat ikatan amida (peptida).
Proteinmerupakan senyawa yang sangat penting di dalam organisme.
Protein merupakansuatu koloid elektrolit yang bersifat amfoter. Dengan
sifat ini protein dapatbersifat asam atau basa. Struktur protein tersusun
oleh gabungan asam amino padagugus karbonil dan asam amino dengan
ikatan peptida (Okta, 2015). Metode-metode pengujian protein :
1. Uji Biuret
1. ALAT
1. Mortar dan palu
2. Pipet ukur
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet filer electric
6. Beaker glass
7. Penangas air
8. Meja kaki 3
9. Kawat kasa
10. Lampu spiritus
11. Pipet tetes
12. Kain penyaring
13. Corong
14. Gelas ukur
15. pH meter
16. Pengadul gelas
17. Statif dan klem
18. Buret
19. Erlenmeyer
20. Termometer
2. BAHAN
1. Sampel tahu
2. Sampel daging ayam
3. Aquadest
4. Reagen ninhidrin
5. Reagen amonium sulfat
6. CuSO4
7. Pb Acetat
8. ZnSO4
9. MgSO4
10. Sampel
11. Pepton 1%
12. Albumin
13. Susu putih
14. CuSO4 1%
15. NaOH 2M
16. Sari kedelai
17. Asam asetat
IV. CARA KERJA
V. DATA PENGAMATAN
1.Uji ninhidrin
1. Uji Biuret
Pada pH 5 dihasilkan
gumpalan sebanyak 4,0544
gram
VI. PEMBAHASAN
Pada uji biuret, terbentuknya warna ungu pada larutan sampel
dikarenakan terbentuknya senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari
molekul ikatan peptida yaitu gugus peptida (-CO-NH-). Semakin banyak
atau semakin panjang ikata peptida dalam protein maka warna ungu yang
terbentuk akan semakin kuat intensitasnya. Pada uji biuret ini, banyaknya
kandungan peptida pada protein dapat dilihat dari kepekatan warna yang
dihasilkan. Pada hasil uji biuret dapat dilihat bahwa semua larutan menjadi
warna ungu, ini menandakan bawahwa ketiga sampel protein yang
digunakan mempunyai ikatan peptida. Namun tingkat kepekatan warna
dari ketiga sampel ini berbeda, dimana sampel albumin memiliki
kepekatan paling tinggi.
Pada uji ninhidrin dimana semua asam amino atau peptida yang
mengandung asam alfa-amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin
membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Pada percobaan ini sampel
yang diuji dipanaskan selama 10 menit. Dari hasil percobaan yang
diperoleh terjadi perubahan warna pada larutan sampel dimana larutan
sampel Y (daging ayam) menjadi warna biru. Pada dasarnya semua asam
amino atau peptida yang mengandung asam alfa-amino bebas akan
bereaksi dengan trolin dan hidroksitrolin mengahasilkan senyawa
berwarna kuning. Jadi dari hasil percobaan ini, sampel X (tahu) bereaksi
dengan trolin dan hidroksitrolin sehingga warna yang dihasilkan yaitu
berwarna kuning. Maka dari kedua sampel X dan Y terbukti bahwa
keduanya mengandung asam amino bebas yang ditandai dengan adanya
perubahan warna biru dan kuning pada kedua sampel.
Uji titik isoelektrik merupakan derajat keasaman atau pH dimana
pada saat suatu makromolekul bermuatan nol akibat bertambahnya nilai
proton atau kehilangan muatan oleh reaksi asam-basa. Titik isoelektrik
ditentukan berdasarkan kekeruhan dan endapan, karena pada titik dekat
isoelektrik akan terjadi gaya tolak menolak elektrostatik yang dapat
menyebabkan kelarutan minimum, sehingga terjadinya kekeruhan. Pada
praktikum ini, sampel yang digunakan yaitu dari kedelai dipanaskan yang
bertujuan untuk mempermudah penggumpalan protein. Penambahan asam
asetat pada percobaan ini berfungsi sebagai koagulan. Dari hasil percobaan
diketahui bahwa pada pH 4,2 menghasilkan gumpalan paling banyak hal
ini sesuai dengan teori bahwa pH optimum penggumpalan tahu yaitu 4,2-
4,5. Factor yang mempengaruhi titik isoelektrik protein dan derajat
presipitasipada praktikum ini adalah pH dari sampel yang digunakan.
Karena pada pH mendekati titik isoelektrik protein mempunyai nilai
kelarutan terendah sehingga protein yang semula larut lama kelamaan akan
mengalami koagulasi dan kemudian mengendap.
Pengendapan protein oleh logam beratDasar reaksi pengendapan
oleh logam berat adalah penetralan muatan. Pengendapan dapatterjadi
apabila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang bermuatan negatif.
Denganadanya muatan positif dari logam beratakan terjadi netralisasidari
protein dan dihasilkangaram netral proteinat yang mengendap. Endapan
protein ini akan larut kembali dalampenambahan alkali (NH3, NaOH,
dan lain-lain). Sifat pengendapan protein ini adalahreversibel.
Setelah penambahan garam (Pb-asetat) dan HgCl tetes demi tetes dan
dikocok, proteinakan mengandap karena kelarutan protein dalam larutan
logam tersebut terbatas. Baik padalarutan HgCl2 maupun Pb-asetat
diperoleh endapan berwarna putih. Namun, diatas endapanpada larutan
HgCl diperoleh cairan bening sedangkan di atas endapan pada larutan Pb-
asetatteramati bahwa terdapat cairan yang sedikit keruh. (Susylowati,
2018).
VII. KESIMPULAN
1. Uji ninhidrin menunjukan reaksi positif dengan adanya interaksi
antara asam amino dengan triketohidrinen hidrat yang membentuk
senyawa aldehid dan pembebasan dioksida dan amonia yang
menghasilkan perubahan warna
2. Dari hasil percobaan uji biuret didapat hasil bahwa semua protein
yangdiuji mengandung ikatan peptida karena terjadi perubahan
warna dari warnabening menjadi warna ungu, sementara
banyaknya kandungan ikatan peptidapada masing-masing protein
dapat dilihat dari kepekatan warnanya
3. Berdasarkan hasil praktikum, titik isoelektrik protein terjadi pada
pH 4,2 yang menunjukan pengendapan protein paling tinggi
4. Uji pengendapan logam terbentuknya endapan pada larutan dimana
CuSO4 bereaksi lebih cepat pada tetesan kedua
5. Uji isoelektrik menghasilkan reaksi positif dengan terjadinya
endapan yang dikarenakan pada titik terdekat isoelektrik akan ada
gaya tolak menolak elektrostatik yang menyebakan kekeruhan
DAFTAR PUSTAKA
Amadi. (2012). Konsep Ideal Protein (Asam Amino) Fokus Pada Ternak Ayam.
Bandung: ITB.
Haryanto. (2004). Penuntun Praktikum Biokimia. Samarinda: Programstudi
Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Mulawarman.
Katili. (2009). Stuktur dan Fungsi Protein Kolagen . Bandung: ITB.
Maudita, I. M. (2016). Penuntun Praktikum Biokimia. Denpasar: Fakultas
Peternakan Universitas Udayana.
Okta. (2015). Uji Protein. Retrieved from Uji Biuret:
https://vinaoktap2015.wordpress.com/2015/08/03/uji-proteinuji-biuret
Panji. (2013). Uji Biuret. Retrieved from https://www.edubio.info/2013/11/uji-
biuret.html
Patong, A. R. (2012). Biokimia Dasar. Makasar: Lembah Harapan Press.
Poejiadi. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Ui Press.
Susylowati, D. (2018). Uji Pengendapan Protein oleh Logam Berat .
Wahyudiati, D. (2017). Biokimia. Mataram: Leppim Mataram.
Yazid. (2006). Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Malang: Bayumedia.
LAMPIRAN
I. LEMBAR KERJA PERCOBAAN
LEMBAR KERJA PERCOBAAN
Topik : Asam Amino dan Protein Nama : Maria Octaviani Kurniati
Tanggal : 1 Maret 2022 NIM : 2008511063
Asisten : Pebri Pranata Simarmata Kelas : E
Pada pH 5 dihasilkan
gumpalan sebanyak
4,0544 gram