Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

BIOKIMIA

Disusun oleh :
Nama : Melissa adelia sukardi
Nim : 020.06.0051
Kelas :B
Blok : BIOMEDIK
Dosen : Diani sri hidayati S. Si.,M. Si
Sabariah S. Pd., M . Biomed

LABORATORIUM BIOKIMIA TERPADU II


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi
kimia dan proses yang berlangsung dalam makhluk hidup. Jangkauan ilmu Biokimia sangat luas
sesuai dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya mempelajari proses yang berlangsung dalam
tubuh manusia, ilmu Biokimia juga mempelajari berbagai proses pada organisme mulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks

Biokimia juga adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi dan
proses kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup (metabolisme). Biomolekul yang
berperan dalam metabolsime itu antara lain adalah protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat.
Ilmu Biokimia terbagi dalam beberapa fokus, antara lain Metabolisme, Biomolekuler, dan
Bioanalisis.

2. Tujuan masalah
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Mengetahui sifat yang terdapat pada lipid ( kelarutan, kepolaran, kejenuhan
lipid dan ketengikan lipid)
2. Uji kualitatif mengarah agar pembaca mampu memahami dan mengetahui
sifat, kelarutan, dan jenis lipid dalam suatu bahan
3. Uji kuantitatif mengarah agar pembaca mampu memahami dan mengetahui
jumlah kandungan lipid dalam suatu bahan
3. Manfaat masalah
a. Utuk mengetahui hasil hidrolisis lipid
b. Untuk mengetahui kelarutan dan ketidak jenuhan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Protein

Protein merupakan suatu senyawa yang penting bagi kehidupan dan berupa kumpulan dari asam-
asam amino yang satu dan lainnya yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Sebagian besar protein
tersusun atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (6-7,3%), oksigen (19-24%), dan nitrogen
(13-19%).

Asam amino merupakan suatu senyawa yang bersifat amfoter artinya dapat bersifat asam karena
mengandung gugus karboksil serta dapat bersifat basa karena mengandung gugus amina. Atom C
pada struktur asam amino mengikat empat gugus fungsi yang berbeda yang nantinya akan
menentukan sifat dan karakteristik setiap asam amino. Asam-asam amino penyusun protein ada
berbagai jenis dengan sifat yang berbeda-beda pula. Berdasarkan sumbernya dapat dibedakan
menjadi asam amino esensial dan nonesensial. Asam amino esensial merupakan asam amino
yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga diperoleh dari luar, contohnya: arginin, histidin,
lisin, isoleusin dan beberapa lainnya. Asam amino non esensial merupakan asam amino yang
dapat disintesis oleh tubuh contohnya: alanin, aspartat, glutamat, dan beberapa lainnya. Asam
amino juga dapat dikelompokkan berdasarkan sifat rantai sampingnya (-R) sehingga ada yang
bersifat non polar, polar, dan polar bermuatan, selain itu juga berdasarkan gugus fungsinya yaitu
ada yang mengandung gugus sulfur, cincin aromatik, amida sekunder, karboksil, dan hidroksil.
Keberagaman ini tentunya akan menentukan sifat suatu asam amino sehingga turut berpengaruh
terhadap fungsi protein yang disusunnya.

Fungsi protein juga tak kalah pentingnya dengan karbohidrat dan lipid. Beberapa fungsi protein
bagi tubuh yaitu :

1. Menyusun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan tubuh


2. Sebagai transport atau pengangkut
3. Pelindung dan pertahanan
4. Kontrol dan regulasi berbagai proses metabolisme dalam tubuh
5. Katalisis berbagai reaksi biokimiawi dalam tubuh
6. Pergerakan
 Tujuan
Untuk mengetahui metode pemeriksaan biokimia protein
 Alat dan Bahan
1. Uji Biuret
a. Tabung reaksi 1 buah
b. Pipet tetes
c. Albumin/putih telur sebagai sampel
d. Larutan NaOH
e. Larutan CuSO4 0,5%
2. Uji Ninhidrin
a. Tabung reaksi sebanyak 1 buah
b. Pipet tetes
c. Penangas air
d. Albumin
e. Larutan ninhidrin 0,1%
 Cara Kerja
1. Uji Biuret
a. Siapkan 1 buah tabung reaksi bersih dan kering
b. Masukkan 2 mL larutan protein (sampel albumin/putih telur) ke dalam
tabung tersebut
c. Tambahkan 2 mL larutan NaOH 10% lalu campurkan
d. Teteskan perlahan-lahan CuSO4 0,5% hingga timbul warna tertentu
(penambahan dilakukan dengan hati-hati sebab jika berlebih akan
menimbulkan warna biru).
2. Uji Ninhidrin
a. Siapkan tabung reaksi bersih dan kering
b. Tambahkan 2 mL larutan albumin 2%
c. Tambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin 0,1%
d. Didihkan pada penangas air selama 10 menit
e. Perhatikan warna biru yang terbentuk
 Hasil
1. Uji biuret

Hasil uji biuret sesudah reaksi

2. Uji Ninhidrin

Larutan albumin sebelum dimasukkan larutan ninhidrin


Larutan albumin setelah dimasukkan larutan ninhidrin

Larutan albumin dan larutan ninhidrin ketika dipanaskan


Larutan albumin dan larutan ninhydrin setelah di panaskan.

 Pembahasan
1. Uji Biuret
Uji biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida (peptida linkage)
pada protein. Dasar dari uji ini yaitu pembentukan senyawa kompleks berwarna
ungu dari reaksi antara ion tembaga (Cu2+) dengan asam amino pada protein
dalam suasana alkali.
Dari hasil percobaan yang sudah dilakukan, pada tabung reaksi tersebut berisi 2
mL larutan protein yaitu albumin, 2 mL larutan NaOH 10% dan 0,5% larutan
CuSO4. Dari hasil pencampuran tersebut didapatkan perubahan warna yaitu pada
bagian atas larutan terdapat warna ungu. Maka dari itu terbentuklah senyawa
komplek dari reaksi antara ion tembaga (Cu2=) dengan asa amino pada protein
2. Uji Ninhidrin
Kami melakukan dua kali percobaan yang dimana pada percobaan pertama kami
mencampurkan 20 tetes ninhidrin ke dalam larutan albumin 2 mL setelah di
didihkan di penangas air terjadi perubahan warna yang awalnya bewarna
kekuning-kuningan berubah menjadi warna ungu kebiruan. Pada percobaan kedua
dalam uji Ninhidrin kami mencampurkan 10 tetes ninhidrin 0,1% ke dalam
larutan albumin 2 mL dan terjadi perubahan warna menjadi warna merah muda
atau pink yang dimana ketika campuran cairan( larutan albumin 2% dan larutan
ninnhidrin 0,1%) dipanaskan pada penangas air selama 10 menit larutan berubah
menjadi biru hal itu membuktikan adanya kandungan asam amini dalam uji
ninhidrin.
Uji Ninhidrin atau tes ninhidrin digunakan untuk menunjukkan adanya asam
amino dalam zat yang di uji .Dalam uji ini digunakan larutan ninhidrin untuk
mendeteksi semua jenis asam amino. Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione)
merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina dalam
molekul asam amino. Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk
aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH3 dan
CO2. Ninhidrin yang telah bereaksi akan membentuk hidrindantin. Hasil positif
ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna biru/keunguan yang disebabkan
oleh molekul ninhidrin dan hidrindantin yang yang bereaksi dengan NH3 setelah
asam amino tersebut dioksidasi.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa dalam uji Ninhidrin
terdapat asam amino, hal tersebut dibuktikan dengan terbntuknya cairan komplek
berwarna biru setelah larutan albumin 2% dan larutan ninnhidrin 0,1% dipanaskan
dalam penangas air. Selain itu asam amino alfa jika bereaksi dengan Ninhidrin
akan membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah serta melepaskan
NH3 dan Co2, dari reaksi ini juga akan terbentuk komplek berwarna biru yang
disebabkan oleh 2 molekul Ninhidrin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam
amino itu dioksidasi.

B. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia dengan tumbuhan
sebagai produsennya. Karbohidrat merupakan senyawa organik yang mengandung tiga unsur
utama yaitu C, H, dan O. Karbohidrat biasanya ditemukan pada tumbuh-tumbuhan yang dimana
diperoleh dari hasil sintesis tumbuh-tumbuhan seperti padi, jagung, kentang, ubi, dan lain-
lainnya. Proses terbentuknya karbohidrat pada tumbuhan terjadi akibat dari proses fotosintesis,
yang dimana klorofil tanaman dibantu oleh sinar matahari dan karbondioksida yang berasal dari
tanah, udara, dan air. Karbohidrat sederhana dapat berupa glukosa dan oksigen yang dilepas ke
udara.
Fungsi utama dari karbohidrat ialah sebagai sumber bahan bakar atau energy, contohnya seperti
glukosa, pati, dan glikogen, serta karbohidrat berfungsi sebagai bahan penyusun struktur sel,
contohnya seperti selulosa, kitin, dan pectin. Selain itu karbohidrat juga memiliki fungsi lain
yang tidak kalah penting yaitu peranannya dalam metabolisme seluler dan biosintesis, penyusun
DNA dan RNA, serta berkaitan pula dengan lipid dan protein pembentuk membran sel.

Karbohidrat secara garis besar digolongkan menjadi empat golongan yakni monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida.

a. Monosakarida, merupakan bentuk karbohidrat yang paling sederhana yang tidak


dapat dihidrolisis. Gugus penyusun dari monosakarida dapat berupa aldosa dan ketosa.
Contohnya yakni glukosa dan fruktosa.

b. Disakarida, merupakan bentuk karbohidrat yang tersusun atas dua monosakarida.


Monosakarida yang terdapat pada disakarida antara satu monosakarida dengan
monosakarida yang lainnya saling berhubungan, yang dimana dihubungkan oleh ikatan
glikosida melalui eliminasi air antara gugus hidroksil suatu monosakarida dengan gugus
hidroksil monosakarida lainnya. Contohnya, sukrosa, laktosa, dan maltose.
c. Oligosakarida, merupakan bentuk karbohidrat yang tersusun atas tiga sampai
sepuluh monosakarida.
d. Polisakarida, merupakan bentuk karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh
monosakarida, contohnya seperti pati, dekstrin, seluosa, dan kitin.

Karbohidrat pada umumnya merupakan zat padat yang berwarna putih. Karbohidrat
sendiri merupakan zat yang sukar larut dalam pelarut organik, karbohidrat akan lebih
mudah larut dalam air kecuali beberapa karbohidrat (golongan polisakarida). Golongan
monosakarida dan disakarida mempunyai sifat yang dapat mereduksi. Sifat tersebut dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat, analisis kualitatif, dan analisis
kuantitatif dengan menggunakan beberapa pereaksi. Pereaksi-preaksi yang yang dapat
digunakan antara lain pereaksi fehling, perea molisch, pereaksi iodium, pereaksi benedict,
pereaksi selliwanoff, dan pereaksi barfoed.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, uji karbohidrat dapat dilakukan dengan uji
molisch, uji selliwanoff, uji benedict, serta uji amilum dengan iodium.
 Pembahaasan
1. Uji Molisch
Uji molisch merupakan uji yang paling umum digunakan untuk semua bentuk
karbohidrat baik dalam bentuk bebas maupun yang terikat. Dasar dari reaksi ini
adalah terbentuknya warna ungu sebagai hasil reaksi antara senyawa furfural dengan
alfa-naftol. Senyawa furfural terbentuk dari daya dehidrasi asam pekat terhadap
karbohidrat. Reaksi ini tidak bersifat spesifik untuk karbohidrat tetapi berguna untuk
analisis. Hasil negatif pada uji molisch menunjukkan tidak adanya kandungan
karbohidrat.

 Tujuan
Untuk mengetahui metode pemeriksaan biokimia karbohidrat
 Alat dan Bahan
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
c. Larutan yang akan diuji
d. Pereaksi Molisch
e. Larutan H2SO4
 Cara Kerja
a. Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering
b. Masukkan masing-masing 2 mL larutan yang akan di uji ke dalam 3 tabung reaksi
tersebut secara berturut-turut menggunakan pipet pasteur bersih kemudian beri label
c. Tambahkan pereaksi molisch (alfa-naftol 5% dalam alkohol) sebanyak 3 tetes ke
dalam masing-masing tabung menggunakan pipet tetes bersih kemudian di kocok
perlahan
d. Alirkan 1 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung yang dimiringkan, terlihat bahwa
asam sulfat berada pada lapisan bawah. Reaksi positif bila terbentuk cincin berwarna
ungu pada bidang atas kedua cairan.
 Hasil
Larutan uji ketika dicampur dengan pereaksi molisch

Hasil pencampuran fruktosa+perekasi molisch+asam sulfat

Pencampuran amilumPereaksi molisch+asam sulfat


Pencampuran glukosa+pereaksi molisch+asam sulfat

 Pembahasan
2. Uji seliwanoff

Uji ini sering digunakan untuk identifikasi fruktosa di laboratorium. Umumnya reaksi
pada uji ini spesifik untuk ketosa. Uji ini bernilai positif terhadap monosakarida yang
memiliki gugus ketosa, misal fruktosa. Akan tetapi, uji ini menghasilkan nilai negatif
terhadap aldosa. Dasar dari reaksi ini adalah pembentukan 4- hidroksimetil furfural
yang bereaksi dengan resorsinol (1,3-dihidroksi benzen) membentuk suatu senyawa
berwarna merah. Pembentukan 4-hidroksimetil furfural lebih cepat pada ketoheksosa
jika direaksikan dengan HCl setengah pekat.
Pereaksinya dapat dibuat dengan mencampurkan resorsinol dengan HCl pekat
kemudian diencerkan dengan akuades. Uji ini dilakukan dengan menambahkan
larutan sampel ke dalam pereaksi lalu dipanaskan dalam air mendidih. Adanya warna
merah menunjukkan bahan makanan itu mengandung gugus ketosa. Glukosa maupun
karbohidrat lain dapat memberikan warna yang sama dengan pemanasan lebih lama
maupun dalam jumlah yang banyak.
 Alat dan Bahan
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
c. Bunsen
d. Penangas air
e. Stopwatch
f. Pereaksi seliwanoff
g. Larutan yang akan diuji
 Cara Kerja
a.. Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering
b. Tambahkan 2,5 mL perekasi seliwanoff ke dalam masing-masing tabung
c. Tambahkan 1 mL larutan sampel ke dalam tabung secara berturut-turut kemudian beri
label
d. Didihkan semua tabung di atas api atau penangas air selama 30 detik
e. Hasil positif jika timbul warna merah setelah beberapa detik.
 Hasil
Hasil Pemanasan pada Amilum + Pereaksi Seliwanoff
Hasil Pemanasan pada Fruktosa + Pereaksi Seliwanoff

Hasil Pemanasan pada Glukosa + Pereaksi Seliwanoff


Semua Hasil Reaksi Pemanasan
 Pembahasan
3. Uji benedict
Uji benedict digunakan untuk mengidentifikasi adanya gugus gula pereduksi pada
karbohidrat. Gugus gula pereduksi yang dimaksud adalah gugus aldehid dan keton
dalam keadaan bebas. Dasar dari reaksi pada uji ini yaitu reduksi larutan tembaga
alkalis oleh gula yang memiliki gugus aldehid dan keton bebas membentuk
kuproksida (CU ¿¿ 2O) ¿yang berwarna merah bata.
 Alat dan Bahan
-tabung reaksi
- pipet tetes
-bunsen
-penangas air
-pereaksi benedict
-lartutan yang akan diuji (amilum, fruktosa, glukosa)
 Cara Kerja
1. Siapkan tabung reaksi bersih dan kering
2. Masukkan 2,5 mL larutan pereaksi benedict kedalam masing-masing tabung
3. Tambahkan 1 mL larutan yang akan diperiksa (amilum,fruktosa,glukosa) kedalam masing-
masing tabung reaksi secara berturut-turut kemudian campurdan beri label)
4. Didihkan semua tabung tersebut diatas api selama 2 menit atau dalam penangas air selama
5 menit
5. Perhatikan warna yang terbentuk. Warna hijau kuning/ merah bata menunjukkan hasil
posistif

 Hasil
a. Pada uji ini, dinyatakan gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang
terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana
alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O. Suasana alkalis diperolehdari
Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen Benedict.
b. Pada uji ini dihasilkan endapan berwarna merah bata yang menandakan adanya gula
pereduksi yang terkandung dalam sampel tersebut. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi gular
eduksinya. Semakin berwarna merah bata maka gula reduksinya semakin banyak.

Dari hasil pengamatan praktikum ini dapat diketahui jenis karbohidrat yang
hasilnya positif yaitu Glukosa dan Fruktosa. Sedangkan untuk yang negatif yaitu
Amilum.Perubahan warna pada glukosa, fruktosa ini merupakan gula pereduksi.
Dalam hal ini glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, dimana ujung
pereduksinya adalah ujung yang mengandung aldehida

 Pembahasan
4. Uji Amilum dengan Iodium
Uji ini merupakan uji spesifik untuk polisakarida yaitu amilum. Amilum jika
direaksikan dengan iodium akan membentuk kompleks iod amilum pada permukaan
dan menampakkan warna biru.
 Alat dan bahan
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
c. Larutan pati atau amilum sebagai sampel
d. Larutan lugol
e. Larutan NaOH
 Cara kerja
a. Siapkan tabung reaksi bersih dan kering
b. Masukkan 1 ml larutan pati atau amilum kedalam tabung reaksi tersebut
c. Tambahkan satu tetes larutan lugol ( 1 gr iodium dan 2 gr KI dalam 100 ml aquadest)
d. Perhatikan warna biru yang terbentuk kemudian tambahkan beberapa tetes NaOH
10%
e. Lalu amati apa yang terjadi.

 Hasil

Pada uji amilum hanya menggunkan satu larutan saja yaitu larutan amilum. Larutan
amilum yang tedapat pada tabung reaksi selanjutnya ditambahkan dengan satu tetes
lugol sehingga menghasilkan warna biru pekat. Hal tersebut terjadi diduga akibat
ikatan kuat antara amilum dengan kandungan pada lugol. Yang menandakan bahwa
adanya kandungan amilum pada suspense pati. Perubahan warna yang terjadi disini
membuktikan bahwa larutan tersebut bereaksi positif atau mengandung karbohidrat.
Selanjutnya larutan tersebut ditambhakan lagi dengan pereaksi yang berbeda yakni
pereaksi NaOH (10%) sebanyak 3 tetes, kemudian warna biru yang semula akan
menghilang secara perlahan dan berubah menjadi warna bening sedikit keputihan.

Uji amilum dengan Iodium setelah ditambahkan Lugol

C. Lipid

Lipid adalah senyawa organik yang terdapat pada tumbuhan , tewan , dan manusia. Senyawa ini
memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Fungsi biologis utama lipid termasuk
menyimpan energi, pensinyalan, dan bertindak sebagai komponen pembangun membran
sel.Lipid merupakan senyawa ester asam lemak dengan gliserol yang terdiri atom karbon ,
hydrogen , dan oksigen. Lipid tidak terlarut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti
aseton , alcohol,kloroform , eter , dan benzena. Lipid juga makromolekul paling penting bagi
tubuh

BAB III

METODE PRAKTIKUM

 Waktu dan tempat

Hari ; sabtu

Tanggal : 21, 11,2020


Tempat : Lab biokimia terpadu II

 Uji kelarutan lipid


 Alat dan bahan
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Aquadest
 Alcohol
 Eter
 Kloroform
 Minyak kelapa sebagai sample
 Tabung pengukur
 Cara kerja
 Siapkan 4 buah tabung reaksi kering dan sudah bersih
 Tulis masing masing tabung reaksi dengan nama pelarut
 Memasukan 2 ml pelarut di masing masing tabung reaksi yang sudah
di berikan penanda atau nama
 Lalu tambahkan 2 tetes minyak kelapa di masing masing tabung
tersebut
 Kemudian kocok perlahan
 Perhatikan reaksi yang terjadi pada larutan minyak tersebut
 Hasil
 Setelah diamati 4 larutan yang sudah selesai dia campurkan tersebut.
Pada larutan kloroform dan eter minyak tersebut bisa terlarut karena
keduanya ini merupakan senyawa non polar sehingga dapat saling
Tarik menarik antar molekul , sedangkan pada air tidak dapat terlarut
sama sekali karena air merupakan pelarut yang bersifat polar
sedangkan minyak bersifat non polar sehingga kedua zat ini tidak bisa
bercampur , pada larutan alcohol hanya mampu terlarut sedikit
 Aquadest
 Alcohol
 Eter

 Kloroform
 Uji ketidakjenuhan
 Alat dan bahan
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Minyak kelapa sebagai sampel
 Larutan iodium
 Tabung pengukur
 Cara kerja
 Siapkan tabung reaksi yang sudah bersih dan kering
 Masukkan 3 ml minyak kelapa kedalam tabung
 Tambahkan 2 tetes larutan iodium
 Kemudian kocok perlahan
 Amati apakah warna iodium tersebut hilang yang menunjukkan
minyak atau asam lemak tidak jenuh
 Hasil
 Setelah diamati minyak yang di campurkan dengan iodium tersbut
tidak mengandung asam lemk tidak jenuh

 Percobaan salkhowski
 Alat dan bahan
 Satu buah tabung reaksi
 Pipet tetes
 Kolestetol
 Asam sulfat pekat
 Cara kerja
 Siapkan tabung reaksi yang sudah bersih dan kering
 Tuangkan 2 ml kloroform kedalam tabung reaksi
 Larutkan sedikit kolesterol
 Tambahkan 2 ml asam sulfat
 Kemudian kocok perlahan sampai lapisan asam sulfat berflourensensi
hijau dan lapisan kloroform berwarna merah kebiruan sampai merah
cerah dan ungu (purple )
 Hasil
 PEMBAHASAN
 Berdasarkan hasil percobaan semua bahan tidak larut dalam air karena
semua bahan bersifat nonpolar sedangkan air bersifat polar. Pada pelarut
eter (nonpolar) semua bahan larut (nonpolar). Klorofom menjadi pelarut
sempurnauntuk semua bahan karena merupakan pelarut organik
(nonpolar). Alkohol panasdapat melarutkan gliserol dan asam oleat
meskipun alkohol bersifat polar tetapikarena suhu panas alkohol dapat
melarutkan sebagian lemak dan minyak. Alkoholdingin melarutkan
gliserol dan asam oleat, karena gliserol yang memiliki 3 gugushidroksil
sehingga bersifat cenderung polar dan asam oleat seharusnya tidak larut
dalam alkohol dingin karena sifatnya yang nonpolar. Alkali melarutkan
gliserolkarena terjadi reaksi penyabunan. Asam encer melarutkan gliserol
 Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan
timbulnyawarna merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu
warna kembali lagike warna awal kuning bening. Warna merah yang
kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada
rantai hidrokarbon asam lemak
 Dari hasil percobaan uji salkowski menunjukkan hasil dengan warnamerah
kecoklatan yang menunjukkan terjadinya reaksi antara kolesterol
denganasam sulfat pekat (Supardan 1989). Berdasarkan uji Lieberman-
buchard,kolesterol yang dilarutkan dalam asam asetat anhidrat dan
ditambah asam sulfat pekat terbentuk warna hijau pada larutan
Hal ini menunjukkan reaksi positif. Warna hijau yang terbentuk sangat
pekat. Semakin pekat warna yang terbentuk, menunjukkan bahwa
kolesterol dalam sampel yangdiuji semakin banyak
KESIMPULAN

Lipid merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam larutan polar,tetapi dapat larut dalam
larutan nonpolar. Lipid yang memiliki ikatan rangkapmerupakan lipid yang bersifat tak jenuh
dan bentuknya cair pada suhu kamar.Lipid tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap mudah
teroksidasi sehinggamenimbulkan ketengikan. Lipid yang tidak memiliki ikatan rangkap
merupakanlipid yang bersifat jenuh dan tidak mudah teroksidasi, sehingga tidakmenimbulkan
ketengikan. Kolesterol dapat diuji dengan uji Salkowsi dan ujiLieberman-Buchard.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden RJ, JS Fessenden. 1986.Kimia Organik.


Jilid ke-2. Pudjaatmaka AH, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari:
Organic Chemistry .Ed. ke-3
Sacher RA, McPherson RA. 2004.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11
Wulandari D, penerjemah. Jakarta (ID) : EGC.Terjemahan dari :
Widmann’s Clinical Interpretation of Laboratory Tests

Susanti AD, Ardiana D, Gumelar GP, Bening YG. 2017. Polaritas pelarut sebagai
Pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi minyak bekatul dari bekatul
varietas ketan (Oriza sativa glatinosa).[paper]. Surakarta (ID) :Universitas Sebelas Maret
Surakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai