Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh:
Nama : Arkia Maulani
NPM : E1G019017
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 3 (Tiga)
Hari/Tanggal : Rabu / 01 April 2020
Dosen :1. Drs.Syafnil,M.Si
2. Dra.Devi Silsia,M.Si
Ko-ass : Elyza Ragista (E1G017044)
Objek Praktikum : HIDROLISIS KARBOHIDRAT

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi sangat diperlukan pada setiap langkah makhluk hidup, tanpa
adanya energi berarti tidak ada kehidupan. Sebagian besar porsi dari
makanan/pakan yang dikonsumsi oleh hewan atau manusia digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi, karena reaksi anabolic dan katabolic dalam tubuh
memerlukan energi.
Salah satu dari berbagai sumber energi adalah karbohidrat. Karbohidrat
merupakan makanan sumber energi yang paling penting. Meskipun karbohidrat
tidak dianggap esensial seperti asam amino tatapi makanan sehari hari harus
mengandung sejumlah karbohidrat penting untuk kesehatan manusia.
Karbohidrat selain sumber energi otak, karbohidrat juga diperlukan untuk
menyediakan oksalo asetat yang bersama sama dengan asetil KoA diperlukan
untuk memulai siklus TCA. Dalam kehidupan kita banyak dijumpai karbohidrat
seperti pada : nasi/ beras,singkung, umbi-umbian, gandum, sagu, jagung, kentang,
dan beberapa buah-buahan lainnya, dll. 
Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama
senyawa kimia yaitu, karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid. Karbohidrat
sangat akrab dengan kehidupan manusia karena karbohidrat merupakan
sumber energi utama bagi manusia, dan karbohidrat juga banyak
macamnya. Tiap 1 gram karbohidrat yang di konsumsi akan menghasilkan energi
sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini
kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-
fungsinya. Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai hasil hidrolisis
bermacam jenis karbohidrat seperti sukrosa dan amilum atau pati.

1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.
2. Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel
tumbuhan dan beberapa mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula
dengan diameter beberapa mikron. Granula pati mengandung campuran dari dua
polisakarida berbeda, yaitu amilum dan amilopektin. Jumlah kedua poliskarida
ini tergantung dari jenis pati. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan
lain mengandung amilopektin sekitar 75 – 80% dan amilum sekitar 20- 25%.
Komponen penting penyusun pati adalah amilosa dan amilopektin. Kedua
komponen ini dapat dikatakan homogen secara kimia, tetapi masih heterogen
dalam ukuran molekul, derakat percabangan, rantai, susunan dan keacakan rantai
cabang (Fazza Kendri.2010).

Pati banyak terdapat dalam tumbuh-tumbuhan terutama terdapat pada biji,


buah dan umbi. Di dalam sel, pati membentuk granula yang secara mikroskopis
memiliki bentuk yang berbeda untuk setiap sumber. Pati terbagi menjadi dua
fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa
(±20%) dengan struktur molekul linier, terdiri dari rantai unit-unit D-glukosa yang
panjang digabungkan oleh ikatan α(1→4). Rantai ini beragam dalam berat
molekulnya, dari beberapa ribu sampai 500.000. Sebaliknya fraksi yang tidak
larut disebut amilopektin (±80%) dengan struktur bercabang, memiliki berat
molekul yang tinggi. Ikatan glikosidik yang menggabungkan residu glukosa yang
berdekatan di dalam rantai amilopektin adalah ikatan α(1→4), tetapi tiitk
percabangan amilopektin merupakan ikatan α(1→6). Dalam suasana asam dan
dengan pemanasan, pati akan terhidrolisis menjadi senyawa karbohidrat yang
lebih sederhana (Hermanto,2012).

Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel


tumbuhan dan beberapa mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula
dengan diameter beberapa mikron. Granula pati mengandung campuran dari dua
polisakarida berbeda, yaitu amilum dan amilopektin. Jumlah kedua poliskarida ini
tergantung dari jenis pati. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain
mengandung amilopektin sekitar 75 – 80% dan amilum sekitar 20- 25%.
Komponen penting penyusun pati adalah amilosa dan amilopektin. Kedua
komponen ini dapat dikatakan homogen secara kimia, tetapi masih heterogen
dalam ukuran molekul, derakat percabangan, rantai, susunan dan keacakan rantai
cabang (Fazza Kendri.2010).

Polisakarida disusun oleh banyak sekali molekul-molekul


monisakarida.Polisakarida dalam bahasa makanan berfungsi sebagai penguat
tekstur (selulosa,hemiselulosa, pectin dan lignin) dan sebagai sumber energy
(pati, glikogen, fruktan).Polisakarida merupakan molekul-molekul monosakarida
yang dapat berantai lurus ataubercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-
enzim yang spesifik keryanya(Risnoyatiningsih, 2011).
Karbohidrat merupakan komponen esensial semua organisme dan zat yang
paling banyak penyusun sel. Fungsi karbohidrat adalah sebagai sumber
energy(glukosa, pati, glikogen), membentuk struktur sel (glikoprotein) , struktur
penunjangtanaman (selulosa), penyusun cangkang Crustacea (kitin), komponen
asam nukleat.Glukosa merupakan sumber utama dalam metabolisme penghasil
energi sel(Wulandari, 2012).

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


 Alat
1. Tabung reaksi
2. Penjepit tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi
4. Pipet ukur
5. Sikat tabung reaksi
6. Kertas lakmus
7. Alat pemanas
 Bahan
1. Larutan sukrosa 1 %
2. HCl pekat
3. Larutan iodium
4. Pereaksi benedict
5. NaOH 2 %
6. HCl 2 N
7. Larutan amilum 1%

3.2 Prosedur Kerja


A. Hidrolisis Sukrosa
1. Memasukkan 5ml sukrosa 1% ke dalam tabung reaksi dan
menambahkan 5ml HCl pekat.
2. Mencampurkan dengan baik lalu di panaskan dalam penangas air
selama 30 menit.
3. Setelah didinginkan, kemudian menetralkan dengan NaOH 2% dan di
uji dengan kertas lakmus.
4. Selanjutnya menguji dengan benedict.
5. Menyimpulkan hasil dari hidrolisis sukrosa.
B. Hidrolisis Pati
1. Memasukkan ke dalam tabung reaksi 5 ml Amilum 1 %, kemudian
menambahkan 2,5 ml HCl.
2. Mencampurkan dengan baik, lalu menanaskan dalam penangas air
mendidih
3. Setelah 3 menit, menguji dengan iodium dengan mengambil 2 tetes
larutan. Menambah 2 tetes iodium dalam porselin tetes. Mencatat
perubahan warna yang terjadi.
4. Melakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning
pucat
5. Melanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi
6. Setelah mendinginkan, mengambil 2 ml larutan hasil hidrolisis, lalu
menetralkan dengan NaOH 2 %. Menguji dengan kertas lakmus.
7. Kemudian menguji dengan benedict
8. Menyimpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis pati
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Hidrolisis Sukrosa
Perlakuan Uji Hasil uji

Benedict - Bening terdapat


5ml sukrosa 1% cincin bata
+ ml HCl pekat
+ pemanasan 30 menit

Seliwanof Berubah warna jadi biru


tua

Barfoed Berubah warna menjadi


jingga

Kesimpulan: Mengandung gula pereduksi karena menghasilkan warna


biru kehijauan yang menandakan positif.

B. Hidrolisis Pati
Perlakuan Hidrolisi Hasil iodium Hasil hidrolisis
s (menit)

3 Biru kehitaman Biru kehitaman

6 Biru kehitaman Biru kehitaman


5 ml amilum 1 % 9 Coklat kehitaman Coklat kehitaman

+2,5 ml HCl 0,1 N 12 Coklat kehitaman Coklat kehitaman

15 Coklat kehitaman Coklat kehitaman


+ Pemanasan
18 Coklat kehitaman Coklat kehitaman

21 Coklat kehitaman Coklat kehitaman

Hasil akhir dengan uji benedict: Hasil dari hidrolisis pati mengandung gula
pereduksi karena mennghasilkan warna biru
kehijauan yang menandakan positif.

BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai hidrolisis


karbohidrat yang bertujuan untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa dan
mengidentifikasi hasil hiidrolisis amilum atau pati.
Pada percobaan hidrolisis sukrosa, sampel sukrosa yang ada dalam tabung
reaksi ditambahkan 5 ml HCl pekat. Kemudian dipanaskan selama 30 menit..
Kemudian larutan yang telah dingin dinetralkan dengan NaOH 2% dan dites
menggunakan kertas lakmus, hasil yang didapat kertas lakmus merah berubah
warna menjadi biru. Selanjutnya larutan ini diuji dengan Benedict dan hasil yang
didapat berwarna biru kehitaman. Ini menandakan bahwa larutan ini yang telah
diuji Benedict dan dihidrolisis menjadi positif dan sukrosa tersebut menghasilkan
glukosa.
Pada percobaan hidrolisis pati. Sampel amilum pada tabung reaksi
ditambahkan HCl lalu dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 3 menit.
Setelah panas tabung larutan didinginkan dan diuji dengan iodium, dimana larutan
tersebut ditetesi 2 tetes iodium setiap 3 menit. Dari hasil yang diperoleh bahwa
pada menit ke 3 sampai 21 bahwa warna yang dihasilkan oleh larutan tetap
berwarna biru kehitaman. Kemudian larutan dipanaskan kembali dan dinetralkan
dengan menambahkan NaOH 2% kemudian diuji dengan kertas lakmus untuk
melihat bahwa larutan telah netral. Larutan yang telah netral diuji dengan benedict
dan menghasilkan warna biru. Hal ini menyimpulkan bahwa hasil hidrolisis
amilum teridentifikasi positif mengubah polisakarida menjadi monosakarida.
Hasil akhir dengan uji benedict menyatakan bahwa hidrolisis pati
mengandung gula pereduksi karena menghasilkan warna biru kehitaman yang
menandakan positif.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Identifikasi hasil hidrolisis sukrosa dilakukan dengan uji
Benedict menghasilkan hasil positif/(+) yang ditandai dengan
dihasilkannya warna biru.
2. Identifikasi hasil hidrolisis pati dilakukkan dengan uji
iodium dan uji hidrolisis. Hidrolisis pati mampu mengubah
polisakarida menjadi monosakarida ( pati – glukosa ).
hidrolisis pati mengandung gula pereduksi karena menghasilkan warna
biru kehijauan yang menandakan positif.

6.2 Saran
Ada baiknya praktikan lebih serius dan berhati-hati dalam praktikum
berlangsung agar tidak terjadi kesalahan selama praktikum. Dan sebaiknya pihak
laboratorium bisa memfasilitasi praktikkan akan alat dan bahan praktikum agar
tidak terjadi keributan untuk membuat sampel.
DAFTAR PUSTAKA

Ben, E.S., Zulianis, dan Halim, A., 2010.  “Studi Awal Pemisahan Amilosa dan    
Amilopektin Pati Singkong dengan Fraksinasi Btanol-Air”, Jurnal Sains
dan Teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 21.

Fazza, Kendri. 2010. Hidrolisis Karbohidrat.


http://duniainikecil.wordpress.com/2010/12/06/hidrolisis-karbohidrat-by-
fazza kendari/. Diakses pada tanggal 3 desember 2015.

Hermanto, S. 2012. Petunjuk Praktikum Biokimia 1. Jakarta : UIN Syahid

Poedjiadi, A dan Supriyanti, T. 2006. Dasar-Dasar Biokimia Edisi Revisi. Jakarta.


UI-Press.

Wulandari. 2010. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung. Prisma Press.

Risnoyatiningsih. 2011. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Utama.
JAWABAN PERTANYAAN

Soal pertanyaan :
1. Apa kegunaan uji benedict.saliwanof ,barfoed dalam percobaan hidrolisi
sukrosa...?
2. Bagaimana cara mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna...?
3. Mengapa larutan hasil hidrolisis harus dinetralkan terlebih dahulu...?
Jawaban pertanyaan :
1. Kegunaan dari uji benedict, seliwanof dan berfoed pada pada pratikum
biokimia dalam percobaan hidrolisis sukrosa, dapat di jelaskan setelah larutan
sukrosa dengan larutan HCl di campurkan dengan baik lalu dipanaskan
selama 30 menit dan kemudian didinginkan supaya dalam kondisi netral,
kegunaan uji pada benedict, seliwanof dan berfoed tersebut ssebelum
terhidrolisis maka larutan tersebut memberi hasil negatif.
2. Cara mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna dengan cara
melakukan percobaan dengan iodium dan benedict, sehingga pada uji tersebut
larutan akan berubah warnanya, disitulah yang menunjukan hidrolisis pati
telah sempurna.
3. Karena jika belum dinetralkan larutan hasil hidrolisis tersebut masih dalam
kondisi asam maka larutan benedict tidak dapat menegaskan identifikasinya.
LAPORAN SEMENTARA

Anda mungkin juga menyukai