Disusun Oleh :
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.
2. Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat adalah senyawa kimia yang menjadi sumber energi utama
(80%) dari tubuh manusia. Senyawa kimia zat gizi ini terdiri atas Carbon (C),
Hidrogen (H), dan O (Oksigen) dengan rumus kimia C n (H 2 O) n. Konsumsi
karbohidrat sebaiknya 70% adalah gula kompleks yang bersumber dari serat.
Kelebihan karbohidrat khususnya gula sederhana dapat memicu kondisi ketosis,
yaitu produksi keton oleh hati yang tidak dapat dioksidasi oleh darah.(Noriko,
2014).
Fungsi utama karbohidrat adalah penghasilenergi di dalamtubuh.Tiap 1
gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energy sebesar 4 kkal dan
energy hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan
digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti
bernafas, kontrak sijantung, dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai
aktifitas fisik seperti berolahraga atau bekerja (Irawan, 2013).
Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh, karohidrat berguna untuk mencegah tumbuhnya
ketosis,pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan
berguna untukmembantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat terdiri dari
monosakarida,disakarida, dan polisakarida, yang memiliki senyawa berbeda-beda.
(Fitri,2020).
Hidrolisis adalah dekomposisi kimia menggunakan bantuan air untuk
memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Sedangkan hidrolisis pati adalah
proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusun amilum
yang lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa (Ratna,
2015, p. 10).
Sampel yang mengandung pati yang bisa dipisahkan menjadi glukosa
dengan cara hidrolisis. Proses hidrolisis sampel dilakukan dengan cara
mereaksikan pati dengan air berlebih menggunakan katalisator HCL
(Sylvia,2015).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
Pada uji percobaan kali ini yaitu hidrolisis sukrosa, dimana tabung reaksi
diisi dengan larutan sukrosa dan hcl dicampurkan kemudian dipanaskan selama 30
menit dan didinginkan atau di netralkan dengan NaOH 2 %, kemudian melakukan
uji benedict dan Barfoed, pada uji benedict tidak terjadi perubahan warna namun
terdapat endapan berwarna hitam. Pada uji Barfoed tidak terjadi perubahan earna
namun terdapat endapan putih. Dapat disimpulkan bahwa sukrosa oleh Hcl dalam
keadaan panas akan terhidrolisis menghasilkan glukosa dan fruktosa, hal ini
menyebabkab uji benedict dan barfoed menghasilkan hasil Negatif.
Sedangkan Menurut Dasyanti,(2013) Sukrosa dalam HCl dalam keadaan
panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan fruktosa dan glukosa. Hal ini
menyebabkan uji Benedict yang sebelumnya hidrolisis menghasilkan hasil
negative menjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan
bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida.
Fitri (2020) menyatakan bahwa Proses hidrolisis pati yaitu pengubahan
molekul pati menjadi monomernya atauunit-unit penyusunnya seperti glukosa.
Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan bantuan asam atau enzim pada suhu, pH,
dan waktu reaksi tertentu. Pada hidrolisis patimenggunakan asam yaitu HCl,
larutan pati ditambahkan HCl dan dipanaskan dengan variasi waktu.
Pada uji percobaan uji hidrolisis pati yaitu mendapatkan warna kuning
pucat, larutan dipanaskan setiap 3 menit baru kemudian diambil sampel dan
sampel tersebut di uji dengan larutan iodium hingga mendapatkan warna bening
tetapi seiring dengan lama waktu pemanasan hasil uji iodium menjadi kuning
pekat, namun pada hasil hidrolisis hanya mendapatkan warna bening yang
mengandung amilopektin saja, tidak terjadi perubahan.
Menurut Dasyanti,(2013) Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan
terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis
dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna.
Hasil hidrolisis ditegaskan dengan uji Benedict.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Identifikasi hasil hidrolisis sukrosa dilakukan dengan uji Benedict
menghasilkan hasil negatif/(-) yang menandakan tidak terjadi perubahan.
2. Identifikasi hasil hidrolisis pati dilakukkan dengan uji iodium dan uji
hidrolisis. Hidrolisis pati mampu mengubah polisakarida menjadi
monosakaroda ( pati – glukosa ). Hal ini ditandai dengan perubahan warna
bening menjadi kuning pekat, kuning pucat, hingga bening lagi pada
praktikum.
6.2 Saran
Dalam melakukan praktikum, diharapkan kepada praktikan untuk lebih
kondusif dan berhati-hati dalam menggunakan bahan sehingga kegiatan praktikum
dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Noriko, N. dan Pambudi, A. (2014). Diversifikasi Pangan Sumber Karbohidrat
Canna edulis Kerr. (Ganyong). Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan
Teknologi, 2(4): 248-252.
Ratna & Yulistiani. ( 2015 ). Pembuatan Gula Cair dari Pati Singkong Dengan
Menggunakan Hidrolisis Enzimatis.JurnalFluida11(2):9-14.
Sylvia, Novi, dkk. (2015). Kinetika Hidrolisa Kulit Pisang Kepok Menjadi
Glukosa Menggunakan Katalis Asam Klorida. Jurnal Teknologi Kimia
Unimal, 4(2): 51-65.
Fitri, A. S., & Fitriana, Y. A. N. (2020). Analisis senyawa kimia pada karbohidrat.
Sainteks, 17(1), 45-52.
Irawan.2013.Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.Jakarta:
Yrama Widya.
Lampiran
Hidrolisi Pati (Hasil uji Iodium)