Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :

Nama : Radinda Oktariani


NPM : E1G022047
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 3 (Tiga)
Hari/tanggal : Rabu, 01 November 2023
Dosen : 1. Dra. Devi Silsia, M.Si
2. Drs. Syafnil M.Si
Ko-Ass : Tiara Diah Oktama ( E1G021058 )
Objek Pratikum : Hidrolisis Karbohidrat

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia,
hewan dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan
merupakan cadangan makanan atau energi yang di simpan dalam sel.
Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang
disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam
tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak,
dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Pati merupakan karbohidrat yang tersebar dalam tanaman terutama
tanaman berklorofil. Bagi tanaman, pati merupakan cadangan makanan yang
terdapat pada biji, batang dan pada bagian umbi tanaman. Polisakarida
mempunyai fungsi metabolik selain fungsi strukturil dalamtumbuhan dan hewan.
Pati sebagai akhir proses hotosintesa disimpan dalam tumbuhan, sedangkan
glikogen disimpan dalamhewan dan bakteri. Pati dan glikogen adalah polimer
dari D-glukosa yang terikat melalui ikatan α-glikosidik, dengan berat molekul
bervariasi dari beberapa ribu sampai jutaan.
Pati merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar
tanaman, terutama golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian
seperti jagung dan padi. Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat
dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa
(± 20%), dengan struktur makromolekul linier. Uji iodium akan
memberikan warna biru. Sebaliknya fraksi yang tidak larut disebut
amilopektin (± 80%) dengan struktur bercabang. Penambahan iodium
pada fraksi ini akan memberikan warna ungu sampai merah.

1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.
2. Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat adalah senyawa kimia yang menjadi sumber energi utama
(80%) dari tubuh manusia. Senyawa kimia zat gizi ini terdiri atas Carbon (C),
Hidrogen (H), dan O (Oksigen) dengan rumus kimia C n (H 2 O) n. Konsumsi
karbohidrat sebaiknya 70% adalah gula kompleks yang bersumber dari serat.
Kelebihan karbohidrat khususnya gula sederhana dapat memicu kondisi ketosis,
yaitu produksi keton oleh hati yang tidak dapat dioksidasi oleh darah.(Noriko,
2014).
Fungsi utama karbohidrat adalah penghasilenergi di dalamtubuh.Tiap 1
gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energy sebesar 4 kkal dan
energy hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan
digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti
bernafas, kontrak sijantung, dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai
aktifitas fisik seperti berolahraga atau bekerja (Irawan, 2013).
Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh, karohidrat berguna untuk mencegah tumbuhnya
ketosis,pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan
berguna untukmembantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat terdiri dari
monosakarida,disakarida, dan polisakarida, yang memiliki senyawa berbeda-beda.
(Fitri,2020).
Hidrolisis adalah dekomposisi kimia menggunakan bantuan air untuk
memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Sedangkan hidrolisis pati adalah
proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusun amilum
yang lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa (Ratna,
2015, p. 10).
Sampel yang mengandung pati yang bisa dipisahkan menjadi glukosa
dengan cara hidrolisis. Proses hidrolisis sampel dilakukan dengan cara
mereaksikan pati dengan air berlebih menggunakan katalisator HCL
(Sylvia,2015).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan
- Tabung Reaksi - Larutan Sukrosa 1 %
- Penjepit Tabung Reaksi - Hcl Pekat
- Rak Tabung Reaksi - Larutan Iodium
- Pipet Ukur - Pereaksi Benedict
- Sikat Tabung Reaksi - Pereaksi Seliwanof
- Kertas Lakmus - Pereaksi Barfoed
- Alat Pemanas - NaOH 2 %
- HCl 2 N
- Larutan Amilum 1 %

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Hidrolisi Sukrosa
1. Memasukkan 5 ml sukrosa 1% ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5
ml HCl pekat.
2. Mencampurkan dengan baik lalu panaskan dalam penangas air selama
30 menit.
3. Setelah didinginkan, Menetralkan dengan NaOH 2% dan uji dengan
kertas lakmus.
4. Selanjutnya menguji dengan Benedict, Seliwanoff dan Barfoed.
5. Menyimpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa!
3.2.2 Hidrolisis Pati
1. Memasukkan ke dalam tabung reaksi 5 ml amilum 1%, kemudian
menambahkan 2,5 ml HCl.
2. Mencampurkan dengan baik, lalu dipanaskan dalam penangas air
mendidih.
3. Setelah 3 menit, ujilah dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan
ditambah 2 tetes iodium dalam porselin tetes. Catat perubahan warna
yang terjadi.
4. Melakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning
pucat.
5. Selanjutnya hidrolisis selama 5 menit lagi
6. Setelah didinginkan ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis, lalu menetralkan
dengan NaOH 2%. Uji dengan kertas lakmus.
7. Kemudian uji dengan Benedict.
8. Menyimpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis pati.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hidrolisis Sukrosa


Perlakuan Uji Hasil Uji
5ml sukrosa 1% Benedict Tidak terjadi perubahan warna
+ ml HCl pekat Terdapat endapan warna hitam
+ pemanasan 30 (-)
menit Seliwanof (-)
Tidak terjadi perubahan warna
Barfoed Terdapat endapan warna putih
(-)
Kesimpulan : Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa uji hidrolisis sukrosa
menghasilkan glukosa. Hal ini menyebabkan uji benedict dan barfoed
menghasilkan negatif ( - ).

4.2 Hidrolisis Pati


Perlakuan Hidrolisis Hasil Uji Iodium Hasil Hidrolisis
(menit)
3 Bening Bening(Amilopektin)
6 Kuning + Bening(Amilopektin)
5 ml amilum 1 9 Kuning ++ Bening(Amilopektin)
% 12 Kuning +++ Bening(Amilopektin)
+2,5 ml HCl 2 N 15 Kuning ++++ Bening(Amilopektin)
+ Pemanasan 18 Kuning +++++ Bening(Amilopektin)
21 Kuning ++++++ Bening(Amilopektin)
Hasil akhir dengan uji benedict: Terdapat perubahan warna menjadi hijau.
BAB V
PEMBAHASAN

Pada uji percobaan kali ini yaitu hidrolisis sukrosa, dimana tabung reaksi
diisi dengan larutan sukrosa dan hcl dicampurkan kemudian dipanaskan selama 30
menit dan didinginkan atau di netralkan dengan NaOH 2 %, kemudian melakukan
uji benedict dan Barfoed, pada uji benedict tidak terjadi perubahan warna namun
terdapat endapan berwarna hitam. Pada uji Barfoed tidak terjadi perubahan earna
namun terdapat endapan putih. Dapat disimpulkan bahwa sukrosa oleh Hcl dalam
keadaan panas akan terhidrolisis menghasilkan glukosa dan fruktosa, hal ini
menyebabkab uji benedict dan barfoed menghasilkan hasil Negatif.
Sedangkan Menurut Dasyanti,(2013) Sukrosa dalam HCl dalam keadaan
panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan fruktosa dan glukosa. Hal ini
menyebabkan uji Benedict yang sebelumnya hidrolisis menghasilkan hasil
negative menjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan
bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida.
Fitri (2020) menyatakan bahwa Proses hidrolisis pati yaitu pengubahan
molekul pati menjadi monomernya atauunit-unit penyusunnya seperti glukosa.
Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan bantuan asam atau enzim pada suhu, pH,
dan waktu reaksi tertentu. Pada hidrolisis patimenggunakan asam yaitu HCl,
larutan pati ditambahkan HCl dan dipanaskan dengan variasi waktu.
Pada uji percobaan uji hidrolisis pati yaitu mendapatkan warna kuning
pucat, larutan dipanaskan setiap 3 menit baru kemudian diambil sampel dan
sampel tersebut di uji dengan larutan iodium hingga mendapatkan warna bening
tetapi seiring dengan lama waktu pemanasan hasil uji iodium menjadi kuning
pekat, namun pada hasil hidrolisis hanya mendapatkan warna bening yang
mengandung amilopektin saja, tidak terjadi perubahan.
Menurut Dasyanti,(2013) Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan
terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis
dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna.
Hasil hidrolisis ditegaskan dengan uji Benedict.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Identifikasi hasil hidrolisis sukrosa dilakukan dengan uji Benedict
menghasilkan hasil negatif/(-) yang menandakan tidak terjadi perubahan.
2. Identifikasi hasil hidrolisis pati dilakukkan dengan uji iodium dan uji
hidrolisis. Hidrolisis pati mampu mengubah polisakarida menjadi
monosakaroda ( pati – glukosa ). Hal ini ditandai dengan perubahan warna
bening menjadi kuning pekat, kuning pucat, hingga bening lagi pada
praktikum.

6.2 Saran
Dalam melakukan praktikum, diharapkan kepada praktikan untuk lebih
kondusif dan berhati-hati dalam menggunakan bahan sehingga kegiatan praktikum
dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Noriko, N. dan Pambudi, A. (2014). Diversifikasi Pangan Sumber Karbohidrat
Canna edulis Kerr. (Ganyong). Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan
Teknologi, 2(4): 248-252.
Ratna & Yulistiani. ( 2015 ). Pembuatan Gula Cair dari Pati Singkong Dengan
Menggunakan Hidrolisis Enzimatis.JurnalFluida11(2):9-14.
Sylvia, Novi, dkk. (2015). Kinetika Hidrolisa Kulit Pisang Kepok Menjadi
Glukosa Menggunakan Katalis Asam Klorida. Jurnal Teknologi Kimia
Unimal, 4(2): 51-65.
Fitri, A. S., & Fitriana, Y. A. N. (2020). Analisis senyawa kimia pada karbohidrat.
Sainteks, 17(1), 45-52.
Irawan.2013.Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.Jakarta:
Yrama Widya.
Lampiran
Hidrolisi Pati (Hasil uji Iodium)

Anda mungkin juga menyukai