Anda di halaman 1dari 12

MODUL 1

UJI SENYAWA KARBOHIDRAT

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengenal reaksi umum dari senyawa golongan karbohidrat


2. Mengidentifikasi reaksi yang membedakan antara gula pereduksi dan nonpereduksi
3. Mengidentifikasi hasil reaksi hidrolisis polisakarida

B. DASAR TEORI

Karbohidrat adalah kelompok senyawa organik yang merupakan polihidroksil-


aldehida atau polihidroksil-keton. Klasifikasi senyawa golongan ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Berdasarkan monomernya, maka dibedakan menjadi tiga golongan yaitu
monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang dikandungnya
(triosa (3-C), tetrosa (4-C), pentosa (5-C), heksosa (6-C), dan heptosa (7-C)) dan gugus
aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton. Ini kemudian bergabung, menjadi misalnya
aldoheksosa dan ketotriosa. Disakarida merupakan molekul yang terdiri atas dua molekul
monosakarida, Misalnya maltosa, sukrosa, dan laktosa. Polisakarida terdiri atas banyak
molekul monosakarida. Umunya berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal,
tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi. Misalnya amilum,
glikogen, selulosa, dan lain-lain.

Karbohidrat yang dapat mereduksi Fehling atau Benedict disebut gula pereduksi. Semua
monosakarida baik aldose maupun ketosa, merupakan gula pereduksi. Kebanyakan disakarida
juga merupakan gula pereduksi, kecuali sukrosa. Untuk mengetahui sifat gula pereduksi pada
karbohidrat, dapat digunakan pereaksi Fehling dan Benedict atau Tollens. Uji positif
Benedict ditandai dengan reduksi Cu2+ menjadi Cu2O (endapan merah bata).

Gula pereduksi + Cu(OH)2 → Gula teroksidasi + Cu2O + CO2 + H2O

Polisakarida dapat dihidrolisis menjadi oligosakarida, disakarida dan monosakarida


menggunakan reaksi enzimatis atau asam mineral.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Tabung reaksi 1. Larutan amilum


2. Rak tabung reaksi 2. Larutan glukosa
3. Pipet tetes 3. Larutan sukrosa
4. Penangas air 4. Larutan maltosa
5. Penjepit tabung 5. Larutan fruktosa
6. Tisu
7. Larutan iodine 0,01N
8. Larutan HCl 1N
9. Benedict
10. Akuades

D. PROSEDUR KERJA

1. Uji Iodium

a. 2 ml larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


b. Kemudian ditambahkan dua tetes larutan iodium.
c. Kemudian warna spesifik yang tebentuk diamati.

2. Uji Benedict

a. 1 mL larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2


mL pereaksi benedict. Campurlah dengan baik.
b. Campuran larutan dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
c. Didinginkan perlahan-lahan.
d. Diperhatikan warna atau endapan yang terbentuk.

3. Uji Hidrolisis Pati


a. Amilum dengan volume 5 ml 1% dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudianditambahkan 2,5 ml HCL 2 N.
b. Kemudian dicampurkan dengan baik, lalu dimasukkan ke dalam penangas air
mendidih.
c. Setelah 3 menit, diuji dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan dalam
porselin tetes. Kemudian dicatat perubahan warna yang terjadi.
d. Selanjutnya, dilakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasilnya berwarna kuning
pucat.
e. Lalu dilanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi.
f. Setelah didinginkan, diambil 2 ml larutan hidrolisis, dan dinetralkan dengan NaOH
2%. Diujidengan kertas lakmus.
g. Selanjutnya, diuji dengan benedict (15 tetes benedict dan 5 tetes larutan).
h. Terakhir, hasil eksperimen hidrolisis pati disimpulkan
E. DATA HASIL PENGAMATAN

1. Uji Iodium

Polisakarida
No Sampel Hasil pengamatan
(+/-)
1 Amilum
2 Glukosa
3 Sukrosa
4 Fruktosa
5 Maltosa

2. Uji Barfoed

Monosakarida
No Sampel Hasil pengamatan
(+/-)
1 Amilum
2 Glukosa
3 Sukrosa
4 Fruktosa
5 Maltosa

3. Hidrolisis Pati

Hidrolisis
No Hasil Uji Iodium Hasil Senyawa
(menit ke-)
1 3
2 6
3 9
4 12

F. PEMBAHASAN

G. KESIMPULAN
H. DAFTAR PUSTAKA

MODUL 2
UJI SENYAWA PROTEIN

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengenal reaksi umum protein


2. Mengidentifikasi gugus fungsi yang terdapat dalam protein/asam amino
3. Mengidentifikasi pengaruh logam berat dan pemanasan terhadap protein

B. DASAR TEORI
Protein adalah komponen yang terdapat di berbagai jaringan manusia, hewan,
tanaman, dan di dalam sel-sel mikroorganisme. Protein memiliki fungsi sebagai
arsitektur sel, katalis, pengendali metabolisme, proses kontraktil, dan senyawa yang
penting dalam sistim imun dan regenerasi sel. Dengan demikian, protein berkaitan erat
dengan hampir semua aktivitas fisiologis makhluk hidup. Secara kimiawi, protein adalah
suatu polimer asam amino. Hidrolisis lengkap protein menghasilkan campuran 20
macam asam amino.

Protein merupakan suatu polimer dari asam amino. Untuk mengetahui


adanya protein, dapat dilakukan uji, menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Uji biuret merupakan analisis kualitatif protein yang berdasarkan adanya ikatan
peptida,maupun sifat-sifat dari asam amino yang dikandungnya. Protein merupakan
senyawa yang bersifat amfoter, yaitu senyawa yang tidak konsiten dapat berupa
asam atau basa.

b. Uji Ninhidrin digunakan untuk identifikasi asam amino bebas yang terdapat dalam
sampel. Asam amino bebas adalah asam amino yang gugus aminonya tidak terikat.
Ninhidrin adalah reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan
menetapkan konsentrasinya dalam larutan.

c. Koagulasi protein akibat pemanasan dan perubahan pH


Protein yang berstruktur globular, misal albumin, larut dalam air. Bila struktur
tersebut dirusak (terjadi denaturasi) maka protein menjadi tidak larut air atau
mengalami presipitasi.
Presipitasi juga dapat terjadi tanpa denaturasi, yaitu larutan protein globular
dalam kondisi pH isoelektriknya, kemudian diberi pemanasan lemah. Bukti bahwa
tidak terjadi denaturasi protein yaitu bila pH di geser dari pH isoelektriknya, maka
akan larut kembali.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Tabung reaksi 1. Larutan putih telur


2. Rak tabung reaksi 2. Larutan CuSO4
3. Gelas ukur 3. Larutan NaOH 10 M
4. Pipet tetes 4. Larutan ninhidrin
5. Gelas beker 5. Asam asetat encer
6. Penjepit tabung 6. HNO3 pekat
7. Akuades

D. PROSEDUR KERJA

1. Uji Biuret

a. Tambahkan 2 mL larutan putih telur, kemudian menambahkan 5 tetes larutan


CuSO4 dan diikuti 2 mL larutan NaOH 10 M
b. Kocok larutan tersebut dan perhatikan warnanya

2. Uji Ninhidrin

a. Tambahkan 6 tetes larutan ninhidrin kedalam 2 ml larutan putih telur.


b. Panaskan hingga mendidih
c. Amati yang terjadi

3. Koagulasi protein akibat pemanasan dan perubahan pH

a. Siapkan 3 tabung reaksi, masing-masing diisi dengan 2 mL larutan putih telur


b. Panaskan tabung reaksi I sampai mendidih. Setelah itu tambahkan ke dalamnya 2
mL akuades. Apakah zat hasil koagulasi itu larut dalam akuades?
c. Periksalah larutan putih telur dalam tabung reaksi II dengan kertas lakmus.
Kemudian tambahkan asam asetat encer tetes demi tetes hingga kertas lakmus
menunjukkan suasana asam lemah. Panaskan larutan tersebut dan amati yang
terjadi. Kemudian netralkan kembalu dengan penambahan basa, amati yang
terjadi!
d. Tambahkan HNO3 pekat ke dalam tabung III tetes demi tetes sampai mengendap.
Setelah itu tambahkan 2 mL akuadaes. Apakah larut dalam akuadaes?

E. HASIL PENGAMATAN

1. Uji Biuret

No Perlakuan Hasil pengamatan Hasil referensi

Larutan putih telur +


1
CuSO4

2
Penambahan NaOH
2. Uji Ninhidrin

No Perlakuan Hasil pengamatan Hasil referensi

Larutan putih telur +


1 larutan ninhidrin

2 Pemanasan

3. Koagulasi protein akibat pemanasan dan perubahan pH

Tabung Perlakuan Hasil pengamatan Hasil referensi

Larutan putih telur +


pemanasan
I

Penambahan akuades

Uji lakmus pada


larutan putih telur

Penambahan asam
asetat encer
II

Pemanasan

Penambahan larutan
basa

III
Larutan putih telur +
HNO3 pekat
Penambahan akuades

C. PEMBAHASAN

D. KESIMPULAN

E. DAFTAR PUSTAKA

MODUL 3
UJI SENYAWA LIPID

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengenal reaksi penyabunan


2. Mengenal reaksi gliserol
3. Mengenali adanya asam lemak bebas dalam lemak

B. DASAR TEORI
Lemak merupakan senyawa ester dari asam lemak rantai panjang dengan gliserol.
Lemak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar seperti aseton, alkohol,
kloroform atau benzene. Bila lemak dipanaskan dengan alkali, akan dibebaskan asam lemak
dan gliserol. Proses ini dikenal dengan saponifikasi (penyabunan).

Kelebihan alkali, akan bereaksi dengan asam lemak bebas tersebut membentuk garam yang
berupa sabun. Sabun larut dalam air, tetapi dapat diendapkan dengan larutan NaCl berlebih.

Bila senyawa yang tersusun atas gliserol dipanaskan dengan KHSO 4 akan terjadi dehidrasi
dan terbentuk suatu aldehid (akrolein) yang berbau khas.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Tabung reaksi 1. Asam lemak (asam stearate dan asam oleat)


2. Rak tabung reaksi 2. Minyak goreng (kemasan dan bekas)
3. Gelas ukur 3. n-heksana
4. Pipet tetes 4. KHSO4
5. Gelas beker 5. Indicator PP
6. Pengaduk gelas 6. NaOH alkoholik
7. Krus porcelen 7. HCl pekat
8. NaCl jenuh
9. NaOH encer
10. CaCl2

D. PROSEDUR KERJA

1. Penyabunan Minyak

a. Masukkan 2 mL minyak ke tabung reaksi dan tambahkan larutan NaOH alkoholik


secukupnya sampai minyak/lemak terendam
b. Didihkan tabung reaksi tersebut pada penangas air selama 5 menit
c. Tambahkan 10 mL air dan panaskan lagi beberapa menit, kemudian dinginkan
d. Gunakan larutan no. 3 tersebut untuk percobaan berikut, sediakan 3 buah tabung
reaksi masing-masing diisi dengan 2 mL larutan pada butir 3
 Tabung 1 diasamkan dengan HCl. Apa yang terjadi?
 Tabung 2 tambahkan larutan dengan NaCl jenuh dan catat adanya
pemisahan sabun
 Tabung 3 tambahkan beberapa tetes larutan CaCl2, amati apa yang terjadi!

2. Uji Asam Lemak Bebas

a. Ambil 3 buah tabung reaksi dan masukkan 2 mL larutan NaOH encer dan satu tetes
indicator fenoftalein
b. Ke dalam masingmasing tabung tambahkan tetes demi tetes larutan dalam n-
heksana berikut
 Tabung I : asam lemak
 Tabung II : minyak goring bekas
 Tabung III : minyak goring kemasan
Amati perubahan yang terjadi

3. Uji Gliserol

a. Ambil sebuah krus porcelen dan letakkan sedikit KHSO4


b. Tambahkans edikit minyak goring hingga menutupi KHSO4 (hingga KHSO4
terendam)
c. Panaskan pelan-pelan, dan amati terbentuknya bau khas akrolein

E. HASIL PENGAMATAN

1. Penyabunan Minyak

Tabung Larutan yang Hasil pengamatan


Reaksi ditambahkan

HCl
I

II NaCl Jenuh

III CaCl2

2. Uji Asam Lemak Bebas

Tabun Pegamatan
NaOH Indikator
g Jenis Minyak
encer PP
Reaksi

I 2 mL 1 tetes Asam Lemak

Minyak goreng
II 2 mL 1 tetes
kemasan

Minyak goreng
III 2 mL 1 tetes
bekas

3. Uji Gliserol
No Perlakuan Hasil pengamatan Hasil referensi

Minyak + KHSO4
1

2 Pemanasan

C. PEMBAHASAN
D. KESIMPULAN

E. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai