A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
Karbohidrat yang dapat mereduksi Fehling atau Benedict disebut gula pereduksi. Semua
monosakarida baik aldose maupun ketosa, merupakan gula pereduksi. Kebanyakan disakarida
juga merupakan gula pereduksi, kecuali sukrosa. Untuk mengetahui sifat gula pereduksi pada
karbohidrat, dapat digunakan pereaksi Fehling dan Benedict atau Tollens. Uji positif
Benedict ditandai dengan reduksi Cu2+ menjadi Cu2O (endapan merah bata).
Alat Bahan
D. PROSEDUR KERJA
1. Uji Iodium
2. Uji Benedict
1. Uji Iodium
Polisakarida
No Sampel Hasil pengamatan
(+/-)
1 Amilum
2 Glukosa
3 Sukrosa
4 Fruktosa
5 Maltosa
2. Uji Barfoed
Monosakarida
No Sampel Hasil pengamatan
(+/-)
1 Amilum
2 Glukosa
3 Sukrosa
4 Fruktosa
5 Maltosa
3. Hidrolisis Pati
Hidrolisis
No Hasil Uji Iodium Hasil Senyawa
(menit ke-)
1 3
2 6
3 9
4 12
F. PEMBAHASAN
G. KESIMPULAN
H. DAFTAR PUSTAKA
MODUL 2
UJI SENYAWA PROTEIN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
Protein adalah komponen yang terdapat di berbagai jaringan manusia, hewan,
tanaman, dan di dalam sel-sel mikroorganisme. Protein memiliki fungsi sebagai
arsitektur sel, katalis, pengendali metabolisme, proses kontraktil, dan senyawa yang
penting dalam sistim imun dan regenerasi sel. Dengan demikian, protein berkaitan erat
dengan hampir semua aktivitas fisiologis makhluk hidup. Secara kimiawi, protein adalah
suatu polimer asam amino. Hidrolisis lengkap protein menghasilkan campuran 20
macam asam amino.
a. Uji biuret merupakan analisis kualitatif protein yang berdasarkan adanya ikatan
peptida,maupun sifat-sifat dari asam amino yang dikandungnya. Protein merupakan
senyawa yang bersifat amfoter, yaitu senyawa yang tidak konsiten dapat berupa
asam atau basa.
b. Uji Ninhidrin digunakan untuk identifikasi asam amino bebas yang terdapat dalam
sampel. Asam amino bebas adalah asam amino yang gugus aminonya tidak terikat.
Ninhidrin adalah reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan
menetapkan konsentrasinya dalam larutan.
Alat Bahan
D. PROSEDUR KERJA
1. Uji Biuret
2. Uji Ninhidrin
E. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Biuret
2
Penambahan NaOH
2. Uji Ninhidrin
2 Pemanasan
Penambahan akuades
Penambahan asam
asetat encer
II
Pemanasan
Penambahan larutan
basa
III
Larutan putih telur +
HNO3 pekat
Penambahan akuades
C. PEMBAHASAN
D. KESIMPULAN
E. DAFTAR PUSTAKA
MODUL 3
UJI SENYAWA LIPID
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
Lemak merupakan senyawa ester dari asam lemak rantai panjang dengan gliserol.
Lemak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar seperti aseton, alkohol,
kloroform atau benzene. Bila lemak dipanaskan dengan alkali, akan dibebaskan asam lemak
dan gliserol. Proses ini dikenal dengan saponifikasi (penyabunan).
Kelebihan alkali, akan bereaksi dengan asam lemak bebas tersebut membentuk garam yang
berupa sabun. Sabun larut dalam air, tetapi dapat diendapkan dengan larutan NaCl berlebih.
Bila senyawa yang tersusun atas gliserol dipanaskan dengan KHSO 4 akan terjadi dehidrasi
dan terbentuk suatu aldehid (akrolein) yang berbau khas.
Alat Bahan
D. PROSEDUR KERJA
1. Penyabunan Minyak
a. Ambil 3 buah tabung reaksi dan masukkan 2 mL larutan NaOH encer dan satu tetes
indicator fenoftalein
b. Ke dalam masingmasing tabung tambahkan tetes demi tetes larutan dalam n-
heksana berikut
Tabung I : asam lemak
Tabung II : minyak goring bekas
Tabung III : minyak goring kemasan
Amati perubahan yang terjadi
3. Uji Gliserol
E. HASIL PENGAMATAN
1. Penyabunan Minyak
HCl
I
II NaCl Jenuh
III CaCl2
Tabun Pegamatan
NaOH Indikator
g Jenis Minyak
encer PP
Reaksi
Minyak goreng
II 2 mL 1 tetes
kemasan
Minyak goreng
III 2 mL 1 tetes
bekas
3. Uji Gliserol
No Perlakuan Hasil pengamatan Hasil referensi
Minyak + KHSO4
1
2 Pemanasan
C. PEMBAHASAN
D. KESIMPULAN
E. DAFTAR PUSTAKA