Anda di halaman 1dari 14

1.

TUJUAN PERCOBAAN

Melakukan identifikasi secara kualititif terhadap adanya glukosa dalam


urine, dengan melakukan uji Benedict dan uji Moore.

2. DASAR TEORI

Urin atau air seni adalah cairan yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Fungsi utama urin adalah untuk
membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, dan akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari
air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi
organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial
(Chernecky and Berger, 2008).
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,
misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang
tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau
berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin
dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber
nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan
kompos Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya. (Chernecky and
Berger, 2008).

Gukosa adalah senyawa organik dalam bentuk karbohidrat berjenis monosakarida.


Jenis ini juga dikenal sebagai jenis karbohidrat yang paling sederhana, tidak dapat dipecah
menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Inilah mengapa glukosa juga disebut gula sederhana.
Sama seperti glukosa, monosakarida juga meliputi fruktosa, galaktosa, dan ribosa. Biasanya
glukosa bisa Anda dapatkan dari sayuran, buah-buahan, produk olahan susu, dan roti, namun
sejatinya glukosa diproduksi oleh daun dari tumbuhan hijau.

Adanya glukosa dalam urine dapat dinyatakan berdasarkan sifat glukosa yang
dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis, misalnya Cu, Bi,
Hg, dan Fe. Uji kualitatif untuk penentuan glukosa urine dapat dilakukan dengan
uji benedict, uji moore, uji seliwanoff, dan uji barfoed. Sebagaimana kita ketahui

1
dalam kimia anorganik, beberapa zat oksidator seperti Cu2+, Fe3+, dan lain-lain
akan mengalami perubahan warna jika mengalami reduksi. Perubahan warna
oksidator inilah yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui keberadaan
gugus fungsional aldehida di dalam suatu senyawa kimia. Pada kenyataannya,
hampir semua jenis monosakarida dan disakarida mengandung gugus fungsional
aldehida yang reaktif terhadap peristiwa oksidasi. Meski secara teoritis hanya
gugus aldehida yang ada di struktur rantai terbuka saja yang dapat mengalami
oksidasi, akan tetapi pada kelompok gula yang mempunyai struktur hemiasetal
berbentuk siklik di dalam larutan akan membentuk struktur rantai terbuka, dan
proses ini berada dalam kondisi ekuilibrium. Sehingga di dalam praktek selalu
tersedia gugus aldehid bebas yang akan teroksidasi, dan sesuai dengan azas
ekuilibrium dari Le Chatelier, maka semakin banyak gugus aldehida yang
teroksidasi, akan semakin banyak pula cincin glukopiranosa yang terbuka. Proses
ini sifatnya berkelanjutan, hingga semua molekul monosakarida teroksidasi
menjadi asam. Reaksi reduksi-oksidasi sebagaimana tersebut di atas inilah yang
dijadikan sebagai prinsip dasar penentuan adanya glukosa dalam urine.

Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi.
Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa
dan maltosa. Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika, Stanley
Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di Cincinnati dan studi
di University of Cincinnati. Setahun kemudian dia pergi ke Yale University untuk mendalami
Physiology dan metabolisme di Department of Physiological Chemistry. Pada uji Benedict,
pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan
alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun
karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa
dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict.
Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan menimbang sebanyak 100 gram sodium
carbonate anhydrous, 173 gram sodium citrate, dan 17.3 gram copper (II) sulphate
pentahydrate, kemudian dilarutkan dengan akuadest sebanyak 1 liter. Untuk mengetahui
adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample makanan dilarutkan
dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selamaa
4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya
glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa

2
tinggi). Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung
dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian
rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga
tidak bersifat pereduksi. Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui
kandungan glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit
diabetes. Sekali urine diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan
untuk memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang
mengindikasikan penyakit diabetes.

Uji moore Menurut Stryer (1996), uji Moore dilakukan untuk mengetahui adanya gugus
alkali dengan reaksi pendamaran. NaOH sebagai sumber ion OH- akan berikana dengan
rantai
aldehid dan membentuk aldehid dengan cabang gugus alkanol

hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi coklat. Glukosa menunjukkan
hasil positif. Bau caramel yang khas adalah akibat dari sejumlah hasil fragmentasi dan
dehidrasi gula. Warna coklat tetapi tidak berbau caramel karena sampel mengandung
konsentrasi gula yang sedikit. Sedangkan jika berbau caramel tetapi berwarna coklat,
memiliki konsentrasi gula yang tinggi. Reaksi ini disebut juga reaksi pendamaran. Uji Moore
menggunakan NaOH yang berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali) yang akan berikatan
dengan rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid yang berwarna kekuningan.
Mekanisme uji Moore yaitu ketika sampel ditambahkan dengan pereaksi NaOH
maka NaOH akan mensubtitusi OH-. Untuk membentuk aldol aldehid yang titik
leburnya lebih rendah. Kemudian dengan pemanasan maka membuat glukosa mencapai
titik didihnya dan menyebabkan timbulnya aroma caramel yang khas. Pemanasan
bertujuan untuk membuat ikatan karbon dengan hydrogen dan menggantikannya dengan
gugus –OH. Ketika pemanasan terus berlanjut maka glukosa mencapai titik leburnya dan
terbentuklah warna coklat pada larutan glukosa. Timbulnya aroma tetapi tidak
menimbulkan warna coklat juga disebabkan karena konsentrasi glukosa. NaOH
digunakan sebagai pereaksi yang juga berfungsi memberikan suasana alkali,
menghidrolisis, serta menurunkan titik lebur dari glukosa.

3. ALAT DAN BAHAN


Bahan yang digunakan :
1. Urine Patologis Glukosa 1%

3
2. Urine Patologis Glukosa 2%
3. Urine Patologis Glukosa 5%
4. Larutan benedict
5. Aquadest
6. Sampel Urine
7. Larutan seliwanoff
8. Larutan Barfoed
9. NaOH 10%
Alat yang digunakan :
1. Lampu spiritus 9. Beker gelas
2. Tabung reaksi 10. Batang pengaduk
3. Penjepit kayu
4. Pipet tetes
5. Labu ukur
6. Batang pengaduk
7. Timbangan analitik
8. Sendok pendok
4. PROSEDUR KERJA
UJI BENEDICT
1. Masukkan 2 mL pereaksi Benedict ke dalam sebuah tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 mL urine yang akan diperiksa.
3. Campur dengan baik.
4. Panaskan selama 3 menit. Bacalah hasilnya setelah dingin.
5. Lakukan test ini terhadap urine yang mengandung:
a. Glukosa 1 %
b. Glukosa 2 %
c. Glukosa 5 %
Penafsiran:

Warna Penilaian Kadar


Biru/Hijau keruh 0 -
Hijau/Hijau Kuning + Kurang dari 0,5%
Kuning/Kuning orange ++ 0,5% - 1%
Jingga +++ 1-2%

4
Merah bata ++++ Lebih dari 2%

UJI MOORE

1. Masukkan 5 mL larutan sample ke dalam tabung reaksi

2. Tambahkan 1 mL larutan NaOH 10 %

3. Panaskan selama 5 menit.

4. Test positif bila terjadi warna coklat tua dan bau yang sedap.

5. Lakukan test ini terhadap urine yang mengandung:

a. Glukosa 1 %

b. Glukosa 2 %

c. Glukosa 5 %

5. DATA PENGAMATAN
UJI BENEDICT

Sampel Perlakuan dan Hasil Pengamatan

2 mL Larutan Benedict + 1 mL Urine,


kemudian dipanaskan selama 3 menil ,
2 mL Larutan Benedict + reaksi nya yaitu larutan berubah warna
1 mL Urine menjadi warna Hijau kebiruan.
Menandakan urin tidak terdapat glukosa
(-)
2 mL Larutan Benedict + 1 mL Glukosa
1% kemudian dipanaskan selama 3 menil
2 mL Larutan Benedict +
, reaksi nya yaitu larutan berubah warna
1 mL glukosa 1%
menjadi warna Orange. Sampel
merupakan glukosa (+)
2 mL Larutan Benedict + 2 mL Larutan Benedict + 1 mL glukosa
1 mL glukosa 2% 2%, kemudian dipanaskan selama 3
menil , reaksi nya yaitu larutan berubah
warna menjadi warna Kecoklatan.

5
Sampel merupakan glukosa (+)
2 mL Larutan Benedict + 1 mL 5%,
kemudian dipanaskan selama 3 menil ,
2 mL Larutan Benedict +
reaksi nya yaitu larutan berubah warna
1 mL Glukosa 5%
menjadi warna Merah Bata. Sampel
merupakan glukosa (+)
2 mL Larutan Benedict + 1 mL Blanco,
2 mL Larutan Benedict + kemudian dipanaskan selama 3 menil ,
1 mL Blanco reaksi nya yaitu larutan berubah warna
menjadi warna coklat tua.

UJI MOORE

Sampel Perubahan yang terjadi


5 mL Larutan NaOH + 1 mL Urine, kemudian
5 mL Larutan NaOH dipanaskan selama 5 menil , reaksi nya yaitu
10% + 1 mL urine larutan berubah warna menjadi warna Kuning
cerah. Menujukan hasil Negatif (-)
5 mL Larutan NaOH + 1 mL glukosa 1%,
5 mL Larutan NaOH kemudian dipanaskan selama 5 menil , reaksi
10% + 1 mL glukosa nya yaitu larutan berubah warna menjadi
1% warna Orange gelap. Sampel merupakan
glukosa (+)

6
5 mL Larutan NaOH + 1 mL 2%, kemudian
5 mL Larutan NaOH
dipanaskan selama 5 menil , reaksi nya yaitu
10% + 1 mL glukosa
larutan berubah warna menjadi warna orange
2%
kecoklatan. Sampel merupakan glukosa (+)
5 mL Larutan NaOH + 1 mL 5%, kemudian
5 mL Larutan NaOH dipanaskan selama 5 menil , reaksi nya yaitu
10% + 1 mL glukosa larutan berubah warna menjadi warna coklat
5% dan mengeluarkan bau caramel. Sampel
merupakan glukosa (+)
5 mL Larutan Benedict + 1 mL Blanco,
kemudian dipanaskan selama menil , reaksi
5 mL Larutan NaOH
nya yaitu larutan berubah warna menjadi
10% +1 mL blanco
warna Kuning keorange Sampel merupakan
glukosa (+)

7
6. PEMBAHASAN

UJI BENEDICT

Pada percobaan pertama ,mula- mula memasukkan 1 mL sampel urin kedalam tabung
reaksi, kemudian ditambahan 2 mL pereaksi benedict, kemudian kedua campuran tersebut
dipanasakan diatas lampu spritus nyala sedang selama 3 menit, kemudian terjadi reaksi pada
campuran tersebut, yang sebelumnya berwarna biru menjadi warna hijau kebiruan, hal ini
menandakan bahwa sampel urin tidak terdapat glukosa, dapat dibuktikan dengan melihat
table pada prosedur kerja uji benedict

Pada percobaan kedua, Pada percobaan ini ,mula- mula memasukkan 1 mL sampel
glukosa 1% kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahan 2 mL pereaksi benedict, kemudian
kedua campuran tersebut dipanasakan diatas lampu spritus nyala sedang selama 3 menit,
kemudian terjadi reaksi pada campuran tersebut, yang sebelumnya berwarna biru menjadi
warna kuning kejingaan, hal ini menandakan bahwa sampel terdapat glukosa. Hal ini juga
dapat dibuktikan dengan melihat table pada prosedur kerja uji benedict.

Pada percobaan ketiga, Pada percobaan ini ,mula- mula memasukkan 1 mL sampel
glukosa 2% kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahan 2 mL pereaksi benedict, kemudian
kedua campuran tersebut dipanasakan diatas lampu spritus nyala sedang selama 3 menit,
kemudian terjadi reaksi pada campuran tersebut, yang sebelumnya berwarna biru menjadi
warna kecoklatan, seharusnya sampel berwarna jingga , hal ini dikarenakan karena kami
salah mengambil bahan. Jika sampel berwarnaa jingga/orange, maka menandakan bahwa
sampel positif mengandung glukosa.

Pada percobaan keempat, Pada percobaan ini ,mula- mula memasukkan 1 mL sampel
glukosa 5% kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahan 2 mL pereaksi benedict, kemudian
kedua campuran tersebut dipanasakan diatas lampu spritus nyala sedang selama 3 menit,
kemudian terjadi reaksi pada campuran tersebut, yang sebelumnya berwarna biru menjadi
warna merah bata, hal ini menandakan bahwa sampel terdapat glukosa. Hal ini juga dapat
dibuktikan dengan melihat tabel pada prosedur kerja uji benedict. Hal ini juga dapat
dibuktikan dengan melihat table pada prosedur kerja uji benedict. Uji benedict memanfaatkan
reaksi kimia antara gula pereduksi dengan ion tembaga yang menghasilkan endapan berwarna
merah bata. Warna tersebut berasal dari senyawa tembaga (I) oksida (Cu 2O) yang terbentuk
dari hasil reaksi. Sampel akan bereaksi positif menghasilkan endapan berwarna merah yang

8
berasal dari Cu2O apabila memiliki gugus aldehid. Gugus aldehid disebut pereduksi karena
reaksinya dengan ion tembaga menyebabkan bilangan oksidasi tembaga turun dari +2
menjadi +1 membentuk senyawa Cu2O. Namun, ion Cu+ tidak dapat larut dengan baik di
dalam air. Oleh karena itu, dilakukan pemanasan pada larutan. Pemanasan ini akan
meningkatkan kelarutan ion Cu+ dalam air sehingga masih akan menghasilkan endapan
berwarna merah bata.

Warna merah bata berasal dari tembaga (I) oksida

Pada percobaan kelima, Pada percobaan ini,mula- mula memasukkan 1 mL sampel


Blanco kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahan 2 mL pereaksi benedict, kemudian
kedua campuran tersebut dipanasakan diatas lampu spritus nyala sedang selama 3 menit,
kemudian terjadi reaksi pada campuran tersebut, yang sebelumnya berwarna biru menjadi
warna coklat Tua.

UJI MOORE

Uji Moore dilakukan untuk mengetahui adanya gugus alkali dengan reaksi pendamaran.
NaOH sebagai sumber ion OH- akan berikana dengan rantai aldehid dan membentuk aldehid
dengan cabang gugus alkanol hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi
coklat. Glukosa menunjukkan hasil positif. Bau caramel yang khas adalah akibat dari
sejumlah hasil fragmentasi dan dehidrasi gula. Warna coklat tetapi tidak berbau caramel
karena sampel mengandung konsentrasi gula yang sedikit.

Pada percobaan pertama ,mula- mula memasukkan 5 mL sampel urin kedalam tabung
reaksi, kemudian ditambahan 1 mL NaOH, kemudian kedua campuran tersebut dipanasakan
diatas lampu spritus nyala sedang selama 5 menit, kemudian terjadi reaksi pada campuran
tersebut, yang sebelumnya berwarna kuning muda menjadi warna Kuning cerah, hal ini
menandakan bahwa sampel urin tidak terdapat glukosa.

9
Pada percobaan Kedua, mula- mula memasukkan 5 mL sampel glukosa 1% kedalam
tabung reaksi, kemudian ditambahan 1 mL NaOH, kemudian kedua campuran tersebut
dipanasakan diatas lampu spritus nyala sedang selama 5 menit, kemudian terjadi reaksi pada
campuran tersebut, yang sebelumnya berwarna kuning menjadi warna orange pekat, hal ini
menandakan bahwa sampel urin terdapat glukosa.

Pada percobaan Ketiga, mula- mula memasukkan 5 mL sampel glukosa 2% kedalam


tabung reaksi, kemudian ditambahan 1 mL NaOH, kemudian kedua campuran tersebut
dipanasakan diatas lampu spritus nyala sedang selama 5 menit, kemudian terjadi reaksi pada
campuran tersebut, yang sebelumnya berwarna kuning menjadi warna orange kecoklatan, hal
ini menandakan bahwa sampel urin terdapat glukosa.

Pada percobaan keempat ,mula- mula memasukkan 5 mL sampel glukosa 5%


kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahan 1 mL NaOH, kemudian kedua campuran
tersebut dipanasakan diatas lampu spritus nyala sedang selama 5 menit, kemudian terjadi
reaksi pada campuran tersebut, yang sebelumnya berwarna kuning menjadi warna coklat dan
berbau karamel, hal ini menandakan bahwa sampel urin terdapat glukosa. Uji Moore
menggunakan NaOH yang berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali) yang akan berikatan
dengan rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid yang berwarna kekuningan. Mekanisme
uji Moore yaitu ketika sampel ditambahkan dengan pereaksi NaOH, maka NaOH akan
mensubtitusi OH-. Untuk membentuk aldol aldehid yang titik leburnya lebih rendah.
Kemudian dengan pemanasan maka membuat glukosa mencapai titik didihnya dan
menyebabkan timbulnya aroma caramel yang khas. Pemanasan bertujuan untuk membuat
ikatan karbon dengan hydrogen dan menggantikannya dengan gugus –OH. Ketika pemanasan
terus berlanjut maka glukosa mencapai titik leburnya dan terbentuklah warna coklat pada
larutan glukosa.

10
Pada percobaan Kelima, mula- mula memasukkan 5 mL sampel Blanco kedalam
tabung reaksi, kemudian ditambahan 1 mL NaOH, kemudian kedua campuran tersebut
dipanasakan diatas lampu spritus nyala sedang selama 5 menit, kemudian terjadi reaksi pada
campuran tersebut, yang sebelumnya berwarna kuning menjadi warna kuning kejinggaan, hal
ini menandakan bahwa sampel urin terdapat glukosa, tetapi sedikit.

7. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan
gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa ,disakarida seperti laktosa dan maltosa . sedangkan Uji moore Menurut Stryer
(1996), uji Moore dilakukan untuk mengetahui adanya gugus alkali dengan reaksi pendamaran.
NaOH sebagai sumber ion OH- akan berikana dengan rantai aldehid dan membentuk aldehid
dengan cabang gugus alkanol. praktikum diatas pada uji benedict menunjukan :
1. 2 mL Larutan Benedict + 1 mL Urine, kemudian dipanaskan selama 3 menil , reaksi
nya yaitu larutan berubah warna menjadi warna Hijau kebiruan. Menandakan urin
tidak terdapat glukosa (-)
2. 2 mL Larutan Benedict + 1 mL Glukosa 1% kemudian dipanaskan selama 3 menil ,
reaksi nya yaitu larutan berubah warna menjadi warna Orange. Sampel merupakan
glukosa (+)
3. 2 mL Larutan Benedict + 1 mL glukosa 2%, kemudian dipanaskan selama 3 menil ,
reaksi nya yaitu larutan berubah warna menjadi warna Kecoklatan. Sampel
merupakan glukosa (+)
4. 2 mL Larutan Benedict + 1 mL 5%, kemudian dipanaskan selama 3 menil , reaksi nya
yaitu larutan berubah warna menjadi warna Merah Bata. Sampel merupakan glukosa
(+)
5. 2 mL Larutan Benedict + 1 mL Blanco, kemudian dipanaskan selama 3 menil , reaksi
nya yaitu larutan berubah warna menjadi warna coklat tua.
pada uji Moore menunjukan :
1. 5 mL Larutan NaOH + 1 mL Urine, kemudian dipanaskan selama 5 menil , reaksi nya
yaitu larutan berubah warna menjadi warna Kuning cerah. Menujukan hasil Negatif
(-)
2. 5 mL Larutan NaOH + 1 mL glukosa 1%, kemudian dipanaskan selama 5 menil ,
reaksi nya yaitu larutan berubah warna menjadi warna Orange gelap. Sampel
merupakan glukosa (+)

11
3. 5 mL Larutan NaOH + 1 mL 2%, kemudian dipanaskan selama 5 menil , reaksi nya
yaitu larutan berubah warna menjadi warna orange kecoklatan. Sampel merupakan
glukosa (+)
4. 5 mL Larutan NaOH + 1 mL 5%, kemudian dipanaskan selama 5 menil , reaksi nya
yaitu larutan berubah warna menjadi warna coklat dan mengeluarkan bau caramel.
Sampel merupakan glukosa (+)
5. 5 mL Larutan Benedict + 1 mL Blanco, kemudian dipanaskan selama menil , reaksi
nya yaitu larutan berubah warna menjadi warna Kuning keorange Sampel merupakan
glukosa (+)

12
8. PUSTAKA

Chernecky, C. C., & Berger, B. J. (2008). Laboratory Test and Diagnostic


Procedures. Missouri: Elsevier Saunders.

Mayangsari, C. (2001). Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Glukosuria Metode


Konvensional Benedict Dengan Metode Spektrofotometri. Penerbit Dian Rakyat: Jakarta

Stryer, L. 1996. Biokimia. Terjemahan FKUI. Jakarta : EGC Penerbit Buku


Kedokteran.

13
Laporan Praktikum

Biokimia
Analisis Kualitatif Glukosa Urine

Oleh
Ni Wayan Ari Satya Wijayanti
2103010006

Program Studi S1 Farmasi


STIKES Bali Wisnu Dharma
2022

Anda mungkin juga menyukai