Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

KARBOHIDRAT DAN DIABETES MELITUS

4.1 PENDAHULUAN
Karbohidrat, salah satu biomolekul yang melimpah ditemukan di alam, merupakan
senyawa karbon polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat:
monosakarida, oligosakarida dan polisakarida (sakarida berarti gula)
Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi
aldehid atau keton. Monosakarida dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi
seperti ferisianida, hidrogen peroksida atau ion kupri (Cu2+). Pada reaksi tersebut, gula
dioksidasi pada gugus karbonil dan senyawa pengoksidasi menjadi tereduksi. Glukosa
dan gula-gula lain yang mampu mereduksi senyawa pengoksidasi disebut gula pereduksi.
Sifat ini berguna dalam analisa gula.
Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida, diantaranya yang
paling banyak adalah disakarida. Disakarida terdiri dari dua monosakarida yang
digabungkan melalui ikatan glikosida. Ikatan tersebut mudah terhidrolisa oleh asam
tetapi tahan terhadap basa. Disakarida banyak terdapat di alam, yang paling umum adalah
sukrosa, laktosa dan maltosa.
Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit
monosakarida. Polisakarida yang paling banyak dijumpai pada dunia tanaman adalah pati
dan selulosa, sedangkan di dunia hewan, terdapat glikogen. Pati dan glikogen adalah
polisakarida penyimpan yang penting di alam, sedangkan selulosa adalah polisakarida
struktural yang paling banyak. Polisakarida yang terdiri dari satu jenis/tipe monosakarida
disebut homoglikan, sedangkan yang tersusun dari berbagai jenis/tipe manosakarida
disebut heteroglikan
Peran karbohidrat dalam kehidupan sangat vital. Karbohidrat sebagai makanan
pokok yang paling penting untuk sumber energi seperti pati dan glikogen. Polimer
karbohidrat seperti selulosa, peptidoglikan yang bersifat ”insoluble” berperan sebagai
elemen struktural dan protektif pada dinding sel bakteri dan tumbuhan dan jaringan
konektif pada hewan. Bentuk komplek karbohidrat dengan lipid atau protein yang disebut
”glycoconjugate”, contohnya proteoglikan, glikoprotein mempunyai aktivitas
biologis spesifik seperti adhesi dan pengenal sel, migrasi sel selama proses
perkembangbiakan, pembekuan darah, respon imun dan sebagainya.
Karbohidrat dalam bahan makanan yang dikonsumsi akan mengalami proses
pencernaan dalam saluran gastrointestinal menjadi monosakarida sederhana, kemudian
diabsorbsi. Glukosa merupakan karbohidrat umum yang beredar dalam tubuh. Kadar gula
darah (glukosa) dalam tubuh, merupakan hasil keseimbangan sintesis dankatabolisme.
Insulin merupakan hormon utama yang mempengaruhi kadar glukosa darah.
Insulin adalah protein yang diproduksi di sel beta langerhans pankreas. Resistensi insulin
atau ketiadaan insulin mutlak atau relatif menimbulkan kondisi hiperglikemia, ciri utama
sindrom kondisi klinis yang disebut diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan
kelainan endokrin yang paling banyak ditemui. Beberapa tes biokimia perlu dilakukan
untuk pengkajian pasien diabetes, baik diagnosa awal maupun pemantauan jangka
panjang. Tes biokimia tersebut mengunakan spesimen darah.
Darah adalah suatu cairan tubuh yang kental dan berwarna merah. Kekentalan
tersebut disebabkan oleh banyaknya senyawa dengan berbagai macam berat molekul,
dari yang kecil sampai yang besar seperti protein, yang terlarut dalam darah. Warna
merah yang memberi ciri yang sangat khas bagi darah, disebabkan oleh adanya senyawa
yang berwarna merah dalam sel-sel darah merah yang tersuspensi dalam darah.
Analisis karbohidrat dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif bertujuan untuk mengetahui jenis karbohidrat dalam suatu bahan , sedangkan
analisis kuantitatif untuk mengetahu jumlah/kadar karbohidrat. Analisis kuantitatif
darah berguna untuk mengetahui fungsi tubuh pada keadaan sehat dan pada keadaan
patologis, karena berbagai komposisi cairan tubuh termasuk darah mengalami
perubahan.

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengidentifikasi karbohidrat secara kualitatif
2. Memahami proses glikolisis
3. Menentukan kadar glukosa darah
4. Menginterpretasi hasil pemeriksaan kadar gula darah bernilai diagnostik
untuk diabetes melitus
PERCOBAAN
4.3.1. Uji Benedict
Tujuan:
Menentukan gula pereduksi
Alat dan Bahan
Tabung reaksi, pipet tetes, reagen, sampel dan berbagai jenis karbohidrat
Prosedur:
2 mL larutan Benedict dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi, tambahkan kedalam
masing-masing tabung secara berurut yaitu glukosa 1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%,
laktosa 1% dan amilum 1%, masing2 1 mL. Kocok berlahan, panaskan di api spritus
sampai terjadi perubahan warna (± 2 menit). Dinginkan dan amati warna larutan dan
endapan yang terbentuk. Hasil positif bila terdapat endapan berwarna hijau, kuning atau
merah bata (Lampiran Gambar 5).

4.3.2. Uji Barfoed


Tujuan :
Mendeteksi Monosakarida
Alat dan Bahan
Tabung reaksi, pipet tetes, reagen, sampel dan berbagai jenis karbohidrat
Prosedur :
Empat tabung reaksi, masing-masing berisi 1 mL sukrosa1%, laktosa 1%, maltosa
1% dan glukosa 1%, ditambahkan 1 mL pereaksi Barfoed, dipanaskan di api spritus
selama 3 menit, dinginkan dalam air selama 2 menit. Tambahkan 1 mL pereaksi warna
fosfomolibdat. Di campur pelan-pelan. Amati yang terjadi!. Warna biru gelap dan endapan
merah bata menunjukkan adanya monosakarida (Lampiran gambar 6).

4.3.3. Uji Seliwanoff


Tujuan :
Identifikasi karbohidrat yang mengandung gugus ketosa
Alat dan Bahan:
Tabung reaksi, pipet tetes, reagen, sampel dan berbagai jenis karbohidrat
Prosedur :
Siapkan 4 tabung reaksi yang masing-masing di isi dengan 2 mL pereaksi
Seliwanoff, ditambahkan 10 tetes glukosa, fruktosa, laktosa dan sukrosa. Dipanaskan 1
menit. Jika terbentuk endapan, maka endapan disaring, kemudian endapan hasil saringan
dilarutkan dalam alkohol. Amati perubahan yang terjadi!, reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya warna merah.

4.3.4. Uji Iod


Tujuan :
Mengetahui adanya polisakarida amilum
Alat dan Bahan:
Plat tetes atau papan uji, pipet tetes, reagen, sampel dan berbagai jenis
karbohidrat
Prosedur :
Teteskan 2 tetes amilum, dextrin, gum arab, ke plat tetes, kemudian tambahkan
2 tetes larutan iod. Amati perubahan warna. Larutan pati akan bereaksi dengan iod
membentuk warna biru (Lampiran Gambar 9. Hasil uji Iod menggunakan plat tetes)

4.3.5. Uji Fehling


Tujuan:
Identifikasi karbohidrat melalui reaksi gula pereduksi
Alat dan Bahan:
Tabung reaksi, pipet tetes, reagen, sampel dan berbagai jenis karbohidrat

Prosedur :
Siapkan 4 tabung reaksi yang masing-masing di isi dengan 2 mL pereaksi fehling
A dan fehling B, kemudian ditambahkan 10 tetes glukosa, fruktosa, laktosa dan sukrosa.
Dididihkan dalam penangas air selama 5 menit. Hasil positif jika terbentuk endapan
merah bata.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Benedict, dan Barfoed

Sampel Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan


Uji Benedict
glukosa 1%

sukrosa 1%
fruktosa 1%

laktosa 1%

amilum 1%

Uji Barfoed
sukrosa1%

laktosa 1%

maltosa 1%

glukosa 1%

Tabel 2. Hasil Pengamatan, Seliwanoff, dan Iod , fehling

Uji Seliwanof
glukosa

fruktosa

Sampel Uji Hasil Pengamatan Kesimpulan


laktosa

sukrosa

Uji Iod
amilum

dextrin

gum arab
Uji Fehling
Glukosa

Fruktosa

Laktosa

sukrosa

4.3.6 Uji Glikolisis dalam Sel Ragi


Tujuan :
- mengamati proses glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur kadar glukosa
yang tersisa dan tinggi kolom CO2 yang dihasilkan
- mengamati pengaruh inhibitor seperti fluorida atau arsenat terhadap proses
glikolisis
Alat dan Bahan :
Tabung peragian, 2 g ragi/yeast, larutan glukosa 0,1 M, pati 1 %, , larutan fluoride
Prosedur :
Disiapkan tiga tabung peragian (pelaksanaan: dua kelompok digabung jadi satu,
masing-masing kelompok diwakili oleh satu mahasiswa), tabung pertama sebagai kontrol
positif, tabung dua kontrol negatif dan tabung tiga sebagai uji. Yeast digerus menggunakan
mortar, tambahkan larutan glukosa dan pati sampai terbentuk suspensi. Jumlah dan
rincian bahan pada masing-masing tabung peragian sesuai table 10. Khusus tabung 2,
suspensi dipanaskan sebelum dimasukkan dalam tabung.

Tabel 3. Perlakuan pada Masing-Masing Tabung Peragian


Tabung 1 2 3
ragi 2g 2 2g
Glukosa 0,1 M 20 mL 20 mL 20 mL
Larutan fluorida 0,5 mL
Larutan pati 1% 2 mL 2 mL 1,5 mL
Dihomogenkan dengan cara membalik balikkan tabung 3 – 4 kali, sehingga lengan
tabung tertutup dengan suspensi ragi. Didiamkan selama 2 jam pada suhu kamar.
Kemudian lakukan pengukuran pada setiap tabung.
Tabel 4. Hasil Uji Peragian

Tabung 1 2 3
kontrol + Kontrol - Uji
Tinggi kolom CO2 yang
terbentuk (cm)

Kadar glukosa*

*penentuan kadar glukosa dengan uji Benedict semi kuantitatif

4.3.7 Pemeriksaan kadar gula darah


Tujuan:
Menentukan kadar gula darah sewaktu
Alat dan bahan:
Alat uji glukosa darah (glukometer), kapas, alkohol, jarum tusuk, alat penusuk,
test strip
Prosedur:
Tentukan manusia coba yang akan diperiksa kadar glukosa darah sewaktunya.
Bersihkan ujung jari terlunjuk dengan kapas yang telah dibasahi alkohol. Masukkan jarum
ke dalam alat tujuk, atur kedalaman jarum. Tempatkan test strip di glukometer. Teteskan
darah ke test strip, dan amati hasil pemeriksaan. Catat data manusia coba dari setiap
kelompok di kelas!

Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Kadar Gula darah


No Nama /NRP Kelom Kadar Gula darah Analisis Hasil
pok (mmol/L)
1

2
3

TUGAS BACA

1. Tuliskan karakteristik dan nilai normal dari berbagai jenis gula darah dibawah ini!
Jenis Karakteristik/Definisi Nilai normal
Gula darah acak/sewaktu

Gula darah puasa

Gula darah 2 jam post


prandial

HbA1C

2. Tuliskan nilai pemeriksaan gula darah berikut yang digunakan sebagai parameter
diagnosis Diabetes Mellitus tipe 2
Jenis Prediabetes Diabetes Mellitus
Gula darah acak/sewaktu

Gula darah puasa


Gula darah 2 jam post
prandial

HbA1C

Analisis Kasus
1. Seorang wanita gemuk berusia 50 tahun datang kesuatu klinik kesehatan, dengan
keluhan haus yang berlebihan, banyak minum dan sering buang air kecil, dimana
sebelumnya tidak pernah ada keluhan medis dan sudah lama tidak kedokter. Hasil
pengamatan fisik umumnya normal dan dokter mengatakan wanita tersebut tidak
dalam kondisi sakit akut. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan kadar glukosa
meningkat, dimana kadar glukosa serum sewaktu adalah 320 mg/dL.
a. Apakah dugaan penyakit yang dialami oleh wanita tersebut ? jelaskan alasannya!
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................... ..........................................
...................................................................................... .................................................................................
b. jelaskan mekanisme terjadi nya polidipsia dan poliuria pada ibu tersebut!
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................. ...........................
.........................................................................................................................................................................
..................................................................................... ...................................................................................
2. Dua mahasiswa yang demo dengan cara mogok makan, akhir nya di larikan ke RS
terdekat. Meraka telah mogok makan selama tiga hari. Kondisinya lemah, pucat dan
gemetar. Jelaskan hal berikut ini :
a. Apakah perubahan aspek biokimia terkait pemakaian bahan bakar yang terjadi
pada kondisi kelaparan tersebut?
.........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................... ..........
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................. ........
.........................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
b. Bagaimana pengaruh kelaparan terhadap protein tubuh, terutama protein otot?
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
..................... ...................................................................................................................................................
c. Bagaimana perubahan sumber utama glukosa darah saat kelaparan?
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
........................... ............................................................................................................................................
3. Seorang pasien perempuan berusia 27 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan mual
dan muntah. Hasil pemeriksaan fisik oleh dokter menunjukkan pasien mengalami
dehidrasi dan napas berbau keton, kondisi umum stabil dengan pasien masih terjaga.
Hasil gula darah acak 25,4 mmol/L dan uji dipstick cepat via urin menunjukkan adanya
glukosa,keton, dan protein. Dokter mendiagnosis pasien mengalami Diabetic
Ketoasidosis dan dibawa ke ICU untuk penanganan lebih lanjut. Riwayat penyakit
pasien adalah DM Tipe 1.
Jelaskan kondisi Diabetic Ketoasidosis!

....................................................................................................................................... ..................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................... ..........................................
........................... ............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................. .......................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................... .....................................
........................... ............................................................................................................................................

Mengetahui
Dosen Pengasuh

( )

Anda mungkin juga menyukai