Anda di halaman 1dari 20

PERCOBAAN I

KARBOHIDRAT
A. Judul : Karbohidrat

B. Tujuan :

1. Memahami sifat-sifat karbohidrat dan reaksi-reaksi untuk mengidentifikasi


kandungan karbohidrat dalam suatu zat.

2. Menetapkan kadar pati dalam suatu bahan pangan.

C. Dasar Teori

Karbohidrat merupakan molekul yang banyak terdapat dialam. Karbohidrat


terutama sebagai sumber utama energi bagi organisme hidup karbohidrat yang berasal
dari makanan, dalam tubuh mengalami proses metabolisme karbohidrat dalam tubuh,
disimpan dalam bentuk glikogen. Berbagai senyawa termasuk dalam kelompok
karbohidrat yang umumnya hanya merupakan senyawa-senyawa kimia hidrat dari karbon,
dengan rumus umum Cn(H₂O)m. Senyawa-senyawa ini dibagi dalam 3 golongan yaitu
monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.

Monoskarida, merupakan senyawa karbohidrat sederhana yang molekulnya hanya


terdiri dari beberapa atom karbon saja dan tiak dapat terhidrolisis alam kondisi lunak
menjadi senyawa karbohidrat in. Berdasarkan gugus fungsinya, monosakarida
diklasifikasikan dalam kelompok karbohidrat lain. Berdasarkan gugus fungsinya,
monoskarida diklasifikasikan dalam kelompok aldosa dan ketosa. Contoh monosakarida
yang penting dari golongan aldosa adalah glukosa, galaktosa dan ribosa. Adapun dari
golongan ketosa, contohnya fruktosa.

Glukosa, dikenal dengan nama dekstrosa. Dialam, glukosa dapat ditemukan dalam
buah-buahan, sayuran dan juga ma lu lebah. Glukosa dalam darah manusia mempunyai
konsentrasi tetap yaitu 70-100 mg/103 ml darah (Poediadji, 2007)

Fruktosa, dikenal dengan nama gula buah. Fruktosa merupakan sakarida yang
paling manis. Fruktosa berikatan dengan glukosa membentuk sukrosa, yaitu gula yang
biasa digunakan sehari-hari sebagai pemanis atau dikenal dengan gula tebu. Galaktosa,
tidak terdpat di alam secara bebas. Galaktosa dapat diperolah dari hidrolisis laktosa yaitu
gula yang tercapat dalam susu Oligosakarida, merupakan molekul yang terdiri dari
beberapa molekul monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat didalam
adalah disakarida, yaitu terdiri atas dua molekul monoskar da. Sukrosa, laktosa dan
manosa merupakan contoh golongan disakarida.
Sukrosa, merupakan gula ya ng dipakai sehari-hari sebagai pemanis, dikenal
dengan nama gula meja atau gula tebu hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida
penyusunya yaitu glukosa dan fruktosa di alam si krosa dapat diperolah dari tebu, selain
itu terdapat pula pada tumbuhan lain seperti buah nenas dan wortel.

Laktosa, merupakan disakarifa yang bila dihirolisis akan menghasilkan galaktosa


dan glukosa. Laktosa dapat diperolah dari susu.

Maltosa, adalah disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa
merupakan produk antara dari proses hidrolisis amilum dengan asam ataupun secara
enizimmatik. Maltosa mempunyai rasa yang lebih manis dari laktosa, kan tetapi kurang
manis dari pada sukrosa.

Polisakarida, merupakan senyawa karobohidrat kompleks yang terdiri atas banyak


molekul monosakarida yang membentik rantai lurus ataupun bercabang. Umumnya
poliskarida berupa senywa berwarn: putih, rasanya tawar (tidak manis), tidak terbentuk
kristal dan tidak mempunyai sifat mereduksi. Beberapa yang penting antara lain amilum,
dekstrin, glikogen dan selulosa.

Amilum, yang sering dikenal dengan nama pati, dapat ditemukan pada umbi,
serelia dan biji-bijian, Amilum merupakan bentuk simpanan karbohidrat tumbu-
tumbuhan dalam bentuk granul. Amilum terdiri atas dua jenis polisakarida yaitu amilosa
dan amilopektin, keduanya merupakan polimer dari glukosa amilum tidak larut di dalam
air dingin, tetapi larutan di dalam air panas membent ik koloid yang kental. Koloid ini
bila diberi larutan iodium akan berwarna biru. Hidrolisi am lum dapat dilakukan dengan
asam dan dapat pula secara enzimatik, dengan enzim ami ase. Zat antara dari peoses
hidrolisis amilum adalah dekstrin, yang kemudian menghasilka 1 maltosa.

Glikogen, dalam tubuh disimpan dalam hati dan otot. Glikogen dalam otot
digunakn sebagai sumber energi untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Hasil hidrolisis
menhasilkan glukosa dan larut dalam air.

Selulosa, terdapat dalam tumbuh-tumbuuhan sebagai pembentuk diding sel


selulosa tidak dicerna oleh tubuh kita, karena tidak memiliki enzim untuk memecah
selulosa. Hidrolisis selulosa dengan asam konsentrasi tinggi akan mengahsilkan selobiosa
dan glukosa.

Secara kualitatif, pengujian terhadap senyawa-senyawa yang mengandung


karbohidrat dapat dilakukan dengan be bagai cara diantaranya:

1. Uji molisch; Prinsip:Uji ini mer pak in uji dasar untuk membedakan antara suatu zat
yang mengadung karbohidrat dan non-karbohidrat. Asam sulfat pekat akan
menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat dan non-karbohidrat. Asam sulfat
pekat akan menghidrolisis ikatan glikosida pada karbohidrat menghasilakn
monosakarida yang kemudian bereaksi dengan a-naftol dan memberikan warna ungu.

2. Uji iodin; Prinsip: Karbohidrat golongan poliskarida akan memberikan warna yang
spesifik jika bereaksi dengan larutan iodin. Uji ini dapat digunakan untuk mmbedkan
pati (amilum) dengan karbohidra lainnya.

3. Uji Benedict; Prinsip: Uji Bencdict merupakan uji umum untuk mengetahui adanya
gula pereduksi. Reagen benedic: (ion Cu akan berekasi (oksidasi reduksi) dengan. gula
pereduksi dan mengahasilkan endapan Cu₂O yang berwarna biru kehijauan hingga
merah bata).

4. Uji Barfoed; Prinsip: Uji ini digunakan untuk membedakan antara gula pereduksi dan
nonpereduksi

5. Uji Seliwanoff, Prinsip: Uji Seliwa soff untuk membedakan antara aldosa dan ketosa
ketosa akan bereaksi dengan reagen seliwanoff menghasilakan warna merah-cherry.
Sehingga dengan pereaksi ini fruktosa dapat dibedakan dari glukosa.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Batang pengaduk, Gelas kimia, Gelas ukur, Pipet tetes, Pipet ukur, Penangas air,
Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Penjepit tal ung reaksi, neraca analitik,
erlenmeyer, keras saring, penangas air, pendingin balik.

2. Bahan

Akuades, sampel, larutan glikosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa 1%,
maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1%, asam sulfat pekan NaOH 6 M,
HCI 6 M, larutan a-naftol 5% (dalam etanol), larutan iodin (1₂/KI), reagen benedict,
reagen seliwanoff, reagen fehling, eter, alkohol 10% dan 80%, HC1 ± 25% (berat
jenis 1,125), NaOH 45%

E. Prosedur Kerja:

Uji Molisch:

1. Siapkan 11 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung dengan glukosa 1%,
fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa 1%, maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%,
amilum 1%, larutan sampel dan akuades.

2. Tambahkan 2 tetes reagen mclish pada masing-masing tabung.


3. Tambahkan 1-2 ml H₂SO, pekt melalui dinding tabung pelan-pelan sampai timbul
2 lapisan.

4. Amati dan catat perubahan yang terjadi (positif jika timbul cicin warna ungu
dibidang batas kedua lapisan campuran)

Uji Iodin:

1. Siapkan 6 tabung reaksi, 3 tal ung diisi masing-masing 2 ml pati 1%, dan 3 tabung
lainnya diisi dengan larutan sarapel (beri label tabung A, B, C)

3. Tambahkan 2 tetes air pada tabung A, 2 tętes HCI tabung B dan 2 tetes NaOH
pada tabung C.

4. Kocok setiap tabung, lalu tan bahkan larutan iodin pada setiap tabung sebanyak 1-
2 tetes

5. Amati dan catat perubahan yang terjadi (positif jika warna biru-ungu)

Uji Benedict:

1. Siapkan 10 tabung reaksi dan ist masing-masing tabung dengan 1 ml glukosa 1%,
fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa 1%, maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%,
amilum 1%, larutan sampel.

2. Tambahkan 2-3 ml reageb ber edic: pada masing-masing tabung lalu dikocok

3. Amati perubahan yang terjadi

4. Panaskan smapai mendidih se ama 5 menit

5. Amati dan catat perubahan ya ng terjadi (positif jika timbul kekeruhan/ endapan
hijau merah bata).

Uji Barfoed:

1. Siapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung dengan 1 ml glukosa 1%,
fruktosa 1%, galaktosa 1%, s kroca 1%, maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%,
amilum 1%, larutan sampel.

2. Tambahkan 2-3 ml reagen barfoed pada masing-masing tabung lalu dikocok

3. Amati perubahan yang terjadi

4. Panaskan sampai mendidih se lama2-15 menit (catat waktu perubahan yang


terjadi) 5. Amati dan catat perubahan yang terjadi (positif jika timbul endapan
marah orange)
Uji Seliwanoff

1. Siapkan 10 tabung reaksi din isi masing-masing tabung dengan 1 ml glukosa 1%,
fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa 1%, maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%,
amilum 1%, larutan sampel.

2. Tambahkan 10 ml reagen seliw inoff pada masing-masing tabung lalu dikocok

3. Amati perubahan yang terjadi 4. Panaskan dalam air mendidih s lama 2-5 menit

4. Amati dan catat perubahan yang terjadi (warna merah cherry menandakan adanya
ketosa)

Penetapan Kadar Pati:

1. Timbang 2-5 g sampel (berupa bahan padat yang telah dihaluskan atau bahan cair)
dalam gelas piala 250 ml.

2. Tambahkan 50 mL alkohol 80% dan diaduk selama 1 jam

3. Saring suspensi tersebut dengan kertas saring dan cuci dengan air sampai volume
filtrat 250 mL filtrat ini mengan fung karbohidrat yang terlarut an dibuang.

4. Untuk bahan yang mengadung lemak, pati yang terdapat sebagai residu pada
kertas saring dicuci 5 kali dengan 10 mL eterr biarkan eter menguap dari residu,
kemudian cuci kembali dengan 150 m alkohol 10% untuk membebaskan labih
lanjut karbohidrat yang terlarut.

5. Pindahkan residu secara kuantitatif cari kertas saring ke alam erlenmeyer dengan
cara ppencucian dengan 200 mL ar dan tambahkan 20 mL HCl 25%. Tutup
dengan pendingin balik dan panaskan di atas penangas air sampai mendidih
selama 2,5 jam.

6. Biarkan dingin dan netralkan dengan larutan NaOH 45% dan encerkan sampai
500mL

7. Saring kembali campuran diatas pada kertas saring

8. Tentukan kadar gula yang dinyatakan sebagi glukos dari filtrat yang diperoleh.
Yakni 9,2 ppm, 0,4 ppm, 0,6 ppm, 0,8 ppm, 1,0 ppm.

9. Berat glukosa dikalikan faktor 09 merupakan berat pati.


F. Pertanyaan:

1. Jika suatu aldosa bereaksi dengan pereaksi barfoed. Reaksi kimia apakah yang
terjadi dan senyawa yang dihasilkan?

2. Tuliskan persamaan reaksi yang terajadi antara glukosa dengan reagen benedict
(ion Cu2+)

3. Jelaskan mengapa fruktosa (suatu ketosa) dapat bereaksi dengan pereaksi


Benedict, dan gambarkan struktur penataan ulang (rearrangemant) yang
dibutuhkan agar reaksi dapat berlangsung?

G. Hasil Pengamatan :

Reagen Larutan Karbohidrat


Uji
Glukosa Galaktosa Fruktosa Aquadest Laktosa Maltose Sukrosa Pati Sampel

Molish

Benedict

Barfoed

Seliwanoff

Iodin
PERCOBAAN II
PROTEIN
A. Tujuan
1. Memahami sifat-sifat protein dan reaksi-reaksi uji kualitatif untuk mengidentifikasi
protein.
2. Menentukan kadar protein total pada suatu sampel dengan menggunakan
spektrofotometer UV-VIS
B. Dasar Teori
Protein merupakan senyawa organik komplek yang berperan sangat penting bagi
organisme hidup. Salah satu peran protein adalah melangsungkan berbagai protein
metabolism dalam tubuh melalui kerja enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai
biokatalisator. Berbagai makanan yang sering dikonsumsi manusia, banyak yang
mengandung protein, yaitu daging, tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya.
Unit dasar penyusun protein adalah asam-amino. Dengan demikian protein dapat
tersusun oleh rangkaian asam-amino yang bervariasi dan berderet, tidak hanya dalam
komposisi protein tetapi juga dalam bentuk protein. Asam amino merupakan unit
pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya.

Terdapat 20 asam amino standar yang menyusun protein yang digolongkan berdasarkan
strukturnya. Struktur antara satu asam amino dengan yang lainnya berbeda pada gugus R.
Asam-asam amino ini dapat beriakatan satu dengan lainnya dan membentuk suatu peptida.
Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida, selanjutnya
tripeptida terdiri atas tiga molekul, dan seterusnya.
Secara kualitatif, pengujian terhadap senyawa-senyawa yang mengandung asam amino
dan protein dapat dilakukan dengan cara, diantaranya :
1. Uji Biuret
Prinsip : dalam suasana basa, ion Cu2+ bereaksi dengan peptida dan menghasilkan
kompleks warna violet.
2. Uji Hopkins-Cole
Prinsip : uji ini spesifik untuk asam amino triptofan yng mengandung gugus indol.
3. Uji Ninhidrin
Prinsip : asam amino bebas akan bereaksi dengan pereaksi ninhidrin membentuk
kompleks berwarna biru-ungu.
4. Uji Xanthoprotein
Prinsip : uji xanthoprotein spesifik untuk protein yang mengandung asam amino berinti
benzena. Jika protein ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap dengan endapan
berwarna putihyang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Reaksi ini
didasarkan pada reaksi benzene.
5. Uji Pb-Sulfida
Prinsip : uji ini dilakukan untuk asam amino sistein. Sulfur pada sistein akan diubah
menjadi natrium sulfida (Na2S), bila dididihkan dengan NaOH 40%. Na2S dapat
dideteksi dengan pengendapan PbS dalam larutan alkali.

Penentuan kadar protein dengan metode Biuret


Metode biuret merupakan salah satu cara yang terbaik untuk menentukan kadar protein
suatu larutan. Dalam larutan basa Cu2+ membentuk kompleks dengan ikatan peptida (-CO-NH-)
suatu protein yang menghasilkan warna ungu absorbans maksimum pada 540 nm. Absorbans ini
berbanding langsung dengan konsentrasi protein dan tidak tergantung pada jenis protein karena
seluruh protein pada dasarnya mempunyai jumlah ikatan peptida yang sama per satuan berat.
Metode ini umumnya memerlukan 1-10 mg protein per ml. Hanya sedikit senyawa-senyawa lain
yang mengganggu reaksi misalnya urea (mengandung gugus –CO-NH-) dan gula pereduksi yang
akan bereaksi dengan ion Cu2+.
1. Uji kualitatif protein
Alat
Rak Tabung Reaksi, Tabung Reaksi, Gelas Ukur, Pipet Tetes, Penangas, Gelas Kimia
Bahan
Pereaksi Biuret, Larutan (NH4)2SO4 Jenuh, Larutan HgCl2 0,2 M, Pereaksi Xhantoprotein,
Pereaksi Hopkins cole, Larutan HCl 0,1 M, HNO3 pekat, Pb-asetat 0,2 M, NaOH 0,1 M,
NaOH 40%, NaOH Jenuh, CuSO4 O,1 N, Akuades, Glisin 2%, Triptofan 2%,Caesin 2%,
Gelatin 2%, Sistein 2%, Air rndaman tahu, Air rebusan ayam, Putih telur, Susu.
Cara Kerja
 Uji Biuret
1. Siapkan 5 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung dengan 1-2 ml albumin, gelatin,
casein dan sampel.
2. Tambahkan NaOH pekat 1 ml ; dicampur dengan baik
3. Tambahkan CuSO4 0,1 N sebanyak 2-3 tetes pada masing-masing tabung
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi (positif bila terbentuk warna ungu)
 Uji Nihidrin
1. Siapkan 5 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung dengan 1-2 ml albumin, gelatin,
casein dan sampel.
2. Tambahkan 5 tetes larutan nihidrin 0,1 % dicampur dengan baik
3. Panaskan hingga mendidih selama 5 menit
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi (positif bila terbentuk warna biru- ungu)
 Uji Xanthoprotein
1. Siapkan 6 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung dengan 1-2 ml albumin, gelatin,
casein, triptofan, glisin dan sampel.
2. Tambahkan 1 mL HNO3 pekat ; perhatikan adanya endapan putih yang terbentuk
3. Panaskan selama 1-2 menit
4. Dinginkan masing-masing tabung dengan air kran yang mengalir
5. Setelah dingin, tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat hingga suasana larutan
menjadi basa
6. Amati dan catat perubahan yang terjadi (positif bila terbentuk warna kuning – jingga)
 Uji Hopkins-Cole
1. Siapkan 6 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung dengan 1-2 ml albumin, gelatin,
casein, triptofan, glisin dan sampel.
2. Tambahkan 2 ml reagen Hopkins-cole (asam glioksilat); campur dengan baik
3. Tambahkan tetes demi tetes (1-2 ml) H2SO4 pekat melalui dinding tabung
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi (positif bila terbentuk warna ungu)
 Uji Pb-Sulfida
1. Siapkan 6 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung dengan 1-2 ml albumin, gelatin,
casein, sistein, glisin dan sampel.
2. Tambahkan beberapa tetes NaOH 40% lalu didihkan selama 2 menit
3. Dinginkan tabung, kemudiantambahkan beberapa tetes larutan natriumplumbat
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi (positif untuk sulfide bila terbentuk warna
coklat atau endapan)

Pembuatan larutan natrium plumlbat : campurkan 5 ml NaOH encer dan 2 ml pb-asetat


encer, endapan putih akan terbentuk. Didihkan campuran tersebut, hingga endapan larut
dan terbentuk natrium plumbat.

Pengendapan protein
a. Reaksi dengan Logam
1. Siapkan 6 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung dengan 1-2 mL albumin dan
sampel
2. Tambahkan 5 tetes larutan HgCl2 0.2 M; campur dengan baik
3. Amati dan catat perubahan yang terjadi
4. Ulangi prosedur 1-3 dengan mengganti HgCl2 0.2 M dengan Pb-Asetat 0.2 M
b. Reaksi Dengan Garam
1. Siapkan 2 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung dengan 10 mL albumin dan
sampel
2. Tambahkan amonium sulfat hingga jenuh, kemudian disaring
3. Endapan yang diperoleh kemudian diuji kelarutannya dalam air, sedangkan filtratnya
diuji dengan uji biuret
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada uji ninhidrin
2. Apakah semua asam amino dengan rantai samping (R) aromatik, memberikan hal positif
dengan uji Xanthoprotein? Jelaskan
3. Apakah fungsi H2SO4 yang digunakan pada uji Hopkins-Cole? jelaskan dengan singkat.
Lembar Pengamatan
Larutan Protein Dan Asam Amino
Reagen uji

2. Penentuan Kadar Protein Cara Biure:


a. Pereaksi Biuret
Larutkan 3 g CuSO4.5H2O dan 9 g Na-K Tartat dalam 500 ml NaOH 0,2N.
Tambahkan 5 g KI kemudian encer can sampai 1000 ml dengan menggunakan NaOH 0,2
N.
b. Larutan protein standar
Buat larutan bovine serum albuimin dalam air dengan konsentrasi 5 mg/ml. Ukur kadar
air serum albumin, nyatakan konsentrasi dengan dasar berat kering (agar lebih tepat).
Peralatan
1. Spektrofotometer
2. Sentrifuse
3. Waring blender
Cara kerja
1. Siapkan 5 tabung reaksi bersih dan kering, kemudian isilah masing-masing dengan
larutan protein standar sebanyak 0, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8 dan I ml. Tambahkan air sampai
volume total masing-masing 5 ml.
2. Tambahkan 6 ml pereaksi biuret kedalam masing-masing tabung reaksi. Campur merata.
3. Simpan tabung reaksi pada suhu 37'C selama 10 menit atau pada suhu kamar selama 30
menit sampai pembentukan warna ungu sempurna.
4. Ukur absorbansnya pada 520 nm ata 1 550 nm.
Persiapan sampel
1. Sampel harus berupa cairan , jika berbentuk padatan maka harus dihancurkan dulu
dengan menggunakan waring blender dan penambahan air, Hancuran yang diperoleh
disaring lalu disentrifuse. Supernatan di dekantasi dipergunakan selanjutnya (a) protein
vang terukur pada supernatan adalah "soluble protein". Perhatikan faktor pengenceran!
2. Jika cairan berupa larutan protein seperti protein konsentrat, isolat yang tidk keruh maka
persiapan sampel cukup dengan pengenceran secukupnya saja, Jika cairannya keruh atau
mengandung bahan-bahan yang mengganggu seperti glukosa maka harus dilakukan
perlakuan berikut
- Alikout atau ekstrak didistribusikan kedalam tabung reaksi seperti pada waktu
penetapan standar, kemudian tambahkan air sampai volume total masing-masing ml
- Kedalam masing – masing tabung reaksi tambahkan 1 mL trichloro-acetic acid (TCA)
10% hingga protein akan terdenaturasi
- Sentrifuse pada 3000 rpm selama 10 menit sampai protein yang terdenaturasi
mengendap, supernatan dibuang dengan cara dekantasi
- Kedalam endapan ditambahkan 2 mL etil eter, campur merata lalu sentrifuse kembali.
Ini akan menolong menghilangkan residu TCA. Biarkan mengering pada suhu kamar.
- Kedalam endapan kering ditambahlan air 4 mL, campur merata (jangan harapkan
seluruhnya akan larut)
- Tambahkan 6 mL pereaksi biuret, alkali dalam pereaksi ini akan melarutkan endapan
yang tersisa.
Penetapan Sampel
1 mL sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian diperlakukan seperti
menetapkan standar.

Analisis Data

Penentuan konsentrasi protein dari suatu sampel dapat dilakukan dengan menggunakan
kurva standar. Hasil absorbansi sampel yang terbaca pada spektrofotometer Uv- Vis dimasukkan
kedalam persamaan regresi linier kurva standar sehingga diperoleh kadar proteinnya.
PERCOBAAN III

LIPID

A. Judul : LIPID
B. Tujuan :
a. Ekstraksi lipid total dari suatu jaringan.
b. Identifikasi senyawa lipid.
C. Dasar Teori
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah
senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut pelarut organik
tetapi sukar atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut organik
nonpolar koma seperti benzen dietil eter dan karbon tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut
tersebut pipit dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan.
Lipid dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana
(simple lipid) dan kelompok lipid kompleks (compleks lipid). Lipid sederhana mencakup
senyawa-senyawa yang mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri
dari subkelompok-kelompok: steroid prostaglandin dan terpena.
Kelompok-kelompok terhidrolisis menjadi zat-zat yang lebih sederhana yaitu lilin
(wax) dan gliserida.
Komponen-komponen dapat di fraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan
perbedaan kelarutannya di dalam berbagai pelarut organik. Sebagai pelarut organik, sebagai
contoh fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar ketidaklarutannya
di dalam aseton.
Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah reaksi
penyabunan. Alkali menghidrolisa lipid kompleks dan menghasilkan sabun dari komponen-
komponen asam-asam lemak yang dapat di esterkan.
D. Alat dan Bahan
1. Uji Lipid
Alat : mortar, spatula, tabung reaksi, pipet tetes, penjepit tabung reaksi, neraca analitik
dan pembakar bunsen.
Bahan :
1. Ekstraksi Lipid Total
 Sampel (hati, kuning telur, kulit udang dan keju) ditimbang sebanyak 5,0 gr dan
masukkan ke dalam mortar.
 Tambahkan pasir dalam jumlah yang kira-kira haluskan sampel dengan Alu .
 Tambahkan 5 ml heksana-isopropanol (3 : 2), campurkan dengan sampel hingga
berbentuk pasta halus.
 Tambahkan lagi 5 ml pelarut dan terus diaduk/grinding.
 Pasta yang terbentuk dimasukkan ke dalam tabung sentrifus dan disentrifus selama 5
menit.
 Tuang cairan supernatan ke dalam tabung centrifuge lain.
 Re-ekstraksi ampas/pelet dengan 10 mil heksana-isopropanol (3 : 2), kocok dan sentrifus.
Supernatan yang dihasilkan dengan supernatan pertama .
 Tambahkan 5 mil Na2SO4 15% pada supernatan, aduk selama 1 menit lalu sentrifus
selama 5 menit
 Ambil lapisan organik (bagian atas) dari cairan dengan menggunakan pipet dan
masukkan ke dalam tabung reaksi.
 Uapkan pelarutnya dengan menggunakan penangas air dengan suhu 60oC, lalu
tambahkan 2 ml etanol dalam tabung reaksi yang berisi ekstrak lipid.
2. Uji Kolestrol (Lieberman-Burchard Test)
 Siapkan tabung reaksi kering, masukkan 2 ml sampel yang mengandung kolesterol, dan
tambahkan 2 ml kloroform.
 Tambahkan 1 ml asam asetat anhidrat, lalu 2-3 tetes asam sulfat pekat. aduk campuran.
 Catat warna yang terbentuk dan tunggu hingga 5 menit.
3. Uji Ketidakjenuhan
 Masukkan ke dalam tabung reaksi 10 mol kloroform lalu 10 tetes reagen hubl's iodine,
terbentuk warna pink.
 Tambahkan sampel Tetes demi tetes (hitung jumlah tetesannya burung), aduk tabung
dengan cepat sekitar 30 detik, sampai warna pink hilang.
 Untuk membandingkan ketidakjenuhan sampel, bandingkan jumlah tetesan sampel yang
dibutuhkan untuk menghilangkan warna pink, makin banyak tetesan yang dibutuhkan
maka sampel mengandung lipid yang lebih jenuh.
4. Uji Ester
 Tabung reaksi kering dan bersih, masukkan 4 tetes sampel dan tambahkan 1 ml etanol: 1-
butanol (3 : 1).
 Lalu tambahkan berurutan 4 tetes hidroksilammonium klorida 2M dan 4 tetes NaOH 3M,
aduk rata.
 Setelah 5 menit, tambahkan 4 tetes HCL 6 m dan 2 tetes 5% Ferri klorida (hexahydrate)
dalam 0,1 M HCl dan aduk rata.
 Amati dan catat warna yang terbentuk.
PERCOBAAN IV
ENZIM

A. Judul : Enzim
B. Tujuan
Untuk mengetahui sifat-sifat enzim
C. Dasar Teori
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfngsi sebagai katalis senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia organik.
Molekul awal yang disebut substrat akan mempecepat perubahannya menjadi molekul
lain yang disebut produk. Jenis produk yang dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/
zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditemukan
oleh hormon sebagai promoter.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan
senyawa intermediet melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi
aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia
dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu yang lebih lama.
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir
molekul akan kembali ke bentuk semula. Sebagian besar enzim akan bekerja secara khas,
yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada suatu macam atau reaksi kimia.
Hal ini disebabkan perbedaan sturktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai
contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi
glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama substrat, suhu, kesamaan,
kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasamaan)
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami
perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah: Diluar suhu atau pH yang sesuai,
enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan.
Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga
dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang dapat menurunkan aktivitas
enzim. Banyak obat dan racun adalah inhibitor enzim.
D. Alat dan Bahan
Alat :
- Pipet tetes
- Batang pengaduk
- Penangas air
- Gelas kimia
- Rak tabung reaksi
- Gelas ukur
- Penangas air
- Labu takar 100 mL
- Mortar

Bahan:
- Kentang
- Katekol 0,01 M
- 1,4-sikloheksandiol 0,01 M
- Fenol 0,01 M
- Resorsinol 0,01 M
- HCL 0,1 M
- Pb-Nitrat 5%
- Feniltiourea jenuh
- Natrium karbonat 0,1 M
- NaF 2%
- Tripsin 5%
- EDTA 1 M
E. Prosedur Kerja
1) Ekstraksi Enzim
- Siapkan kurang lebih 20 gr kentang yang sudah dikupas, lalu potong kecil-kecil
- Masukan kedalam mortar dan tambahka 5 ml aquades dan 5 gr pasir yang sudah
dibersikan
- Haluskan campuran tersebut kemudian pindahkan kedalam gelas kimia dan bilas
dengan 50 ml NaF 2 %.
- Biarkan 2 menit sebelum disaring ke dalam gelas kimia lain. Filtrat yang diperoleh
mengandng enzim.

2) Spesifikasi Enzim
Pada percobaan ini akan dipelajari kekhasan ezim terhadap substrat tertentu
dengan menggunakan beberapa senyawa yang strukturnya mirip. Salah satu dari
senyawa-senyawa tersebut merupakan substrat enzim.
- Siapkan 5 tabung reaksi (beri label sesuai nama senyawa), masing-masing diisi
dengan aquades, katekol, fenol, sikloheksandioll dan resorsinol sebanyak 1 ml.
- Simpan tabung pada penangas air dengan suhu 37 oC.
- Ambil 5 tabung reaksi lain, isilah dengan 3 ml ekstrak enzim dan simpan dalam
penangas suhu 37 oC selama 5 menit.
- Segera tuangkan ekstrak ke dalam masing-masing tabung pada langkah 1 dan biarkan
selama 5 menit.
- Setelah 5 menit bandingkan warna pada tiap tabung, catat dan simpulkan senyawa
manakah yang merupakan substrat dari enzim. Dapatkah saudara memberi nama
enzim yang sedang dipelajari ini?

3) Konstenstrasi Substrat
- Siapkan 4 tabung reaksi (beri label), masing-masing diisi dengan 25 tetes substrat, 20
tetes substrat + 5 tetes akuades; 10 tetes substrat + 15 tetes aquades; 5 tetes substrat +
20 tetes aquades
- Letakkan tabung pada penangas air dengan suhu 37 oC.
- Siapkan 4 tabung reaksi lainnya, isilah dengan 3 ml ekstrak enzim, simpan dalam
penangas air suhu 37 oC selama 5 menit.
- Setelah 5 menit tuang dengan cepat ekstrak enzim kedalam tabung reaksi berisi
substrat. Biarkan selama 10 menit.
- Amati perubahan yang terjadi. Kesimpulan apa yang dapat anda buat?

4) Konsentrasi Enzim
- Siapkan 4 tabung reaksi (beri label), masing-masing diisi dengan 25 tetes substrat.
Letakkan tabung dalam penangas air suhu 37 0 C
- Siapkan 4 tabung reaksi lainnya, masing-masing diisi dengan 6 ml dan 3 ml, dan 1 ml
ekstrak enzim, simpan dalam penangas air suhu 37 0 C selama 5 menit
- Setelah 5 menit, tuang dengan cepat ekstrak enzim kedalam tabung reaksi yang berisi
substrat. Biarkan selama 5 menit.
- Amati perubahan yang terjadi
5) Pengaruh Suhu
- Siapkan 3 buah tabung reaksi (beri label) masing-masing diisi dengan 15 tetes
substrat
- Siapkan 3 tabung reaksi lain dan isilah dengan 15 tetes ekstrak enzim
- Rancanglah set percobaan yang mempelajari pengaruh suhu terhadap reaksi enzim.
Gunakan suhu 0 0 C, 37 0 C, 100 0 C, 10 menit waktu pra inkubasi dan 15 menit waktu
inkubasi
- Amati dan catat perubahan yang terjadi. Kesimpulan apa yang dapat anda buat?
6) Pengaruh Inhibitor
- Rancanglah suatu set percobaan yang mempelajari pengaruh inhibitor
- Siapkan 10 buah tabung reaksi
- Siapkan tripsin 10 tetes, Pb-nitrat 10 tetes, EDTA 0,1 M 10 tetes, 10 tetes akuades
- 10 menit waktu pra inkubasi dan 15 menit waktu inkubasi
Amati dan catat waktu perubahan yang terjadi. Kesimpulan apa yang anda buat?

Anda mungkin juga menyukai