Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM BIOKIMIA

“ KARBOHIDRAT”
Uji Identifikasi Karbohidrat Secara Kualitatif

Oleh :
MOH ALFIAN WIGUNA
NIM : 2022E1C081

PROGRAM STUDI S1
FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN AJARAN 2022/2023
TUJUAN PRAKTIKUM
 Memahami metode-metode identifikasi karbohidrat.
TINJAUAN PUSTAKA
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan
sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil.
Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau
berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian diatas berarti diketahui
bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah
Cn(H2O)n atau CnH2nOn (Wiratmaja, 2011).
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari
atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu
molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida
dan polisakarida. ton. Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan
bersama-sama oleh ikatan kovalen. Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan
atau ribuan unit monosakarida (Suhara, 2008).
Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Dari ketiga
unsur tersebut yang merupakan sumber energi utama ialah karbohidrat. Karbohidrat ialah senyawa
organik dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran
utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian
diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi tubuh manusia.
Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa
otot sebagai energi cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).
Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan
dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan
dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperolehdari makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan.Karbohidrat ditemukan pada setiap sel makhluk hidup yang berperan
antara lain sebagai alat komunikasi sel (Pranata, 2008).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam.
Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida
aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe tipe
karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka
tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat
bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan
monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa.Glukosa, galaktosa, ribose, dan
deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut
ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida
(Fessenden, 1990).
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan monosakarida,
karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan disakarida.
Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan
polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka
disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul
C6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah
aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan
berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison, 1983).
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam
pelarut nonpolar,tetapi mudah larut dalam air. Kecuali, polisakarida bersifat tidak larut dalam air.
Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida akan berwarna merah-
ungu bila larutannya dicampur beberapa larutan ɑ-naftol dalam alkohol dan ditambahkan asam sulfat
pekat, sehingga tidak bercampur. (Nur Annis H dan Henny Helmy, 2014)
Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat
dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya
karbohidrat adalah uji benedict. Benedict reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran
gula pereduksi. Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2-
dalam suasana alkalis menjadi Cu+. Dalam hl ini akan terbentuk endapan Cu2O. Reaksi dinyatakan
positif apabila terbentuk endapan berwarna biru kehijauan sampai merah batu bata. (Nur Annis H dan
Henny Helmy, 2014)
Uji asam musat digunakan untuk membedaka antara glukoa dan galaktosa. Oksidasi terhadap
karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan
galaktosa menghasikan asam musat yang tidak dapat larut. (Nur Annis H dan Henny Helmy, 2014)
Uji Yodium untuk membuktikann adanya polisakarida (amilum, glikogen dan dekstrin).
Polisakarida dengan penambahan yodium akan membentuk senyawa berwarna yang spesivik.
Amilum atau pati dengan yodium menghasikan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah
anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan yodium membentuk
warna merah coklat. (Suhara, 2008).
Hidrolisis pati untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum. Pati terbagi menjadi dua fraksi
yakni yang terlarut (amilosa) dan Fraksi yang tidak larut (amilopektin). Hasil hidrolisis dapat diuji
dengan yodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Hail akhir ditentukan dengan
Uji benedict. (Pranata, 2008).
Ada beberapa metode uji kualitatif karbohidrat :
1. Uji Molisch:
Adalah ujiuntuk membuktikan adanya karbohidrat. Apabila karbohidrat direaksikan
dengan perekasi Molisch akan menghasilkan warna ungu

2. Uji Benedict
Adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula
yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip bahwa gula yang
mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu²⁺ dalam suasana
alkalis menjadi Cu⁺, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.

3. Uji Barfoed
Adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol
kondisi pH (asam) serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi ion Cu 2+
menjadi Cu+. Reagen Barfoed mengandung senyawa tembaga asetat.
4. Uji Seliwanoff
Prinsipnya berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksi metil
furfural oleh asam hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksi metil furfural
dengan resorsinol yang menghasilkan senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik
untuk ketosa. Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan
memberikan reaksi positif dengan uji seliwanoff yang akan memberikan warna jingga
pada larutan.

5. Uji Hidrolisis Pati


Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam suasana asam
bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasilnya
diuji dengan iodium yang akan memberikan warna biru sampai tidak berwarna dan
hasil akhir ditegaskan dengan uji Benedict.

ALAT DAN BAHAN


ALAT :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Penjepit tabung
4. Pipet tetes
5. Plat tetes
6. Pemanas spritus
BAHAN :
1. Pereaksi benedict
2. Perekasi molisch
3. Pereaksi barfoed
4. Perekasi seliwanoff
5. Larutan iodium
6. HCl 2N
7. H2SO4 pekat
8. NaOH 2%
9. Larutan karbohidrat, seperti : 0,1 M Sukrosa; 0,1 M Glukosa; 0,1 M Arabinosa; 0,1
M Maltosa; 0,1 M Galaktosa; 0,1 M Fruktosa; 0,1 M Laktosa; Larutan Pati (amilum)
1%.

CARA KERJA
1. Uji Molisch
a. Masukkan 1 mL larutan karbohidrat (glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa,
larutan 1% amilum) kedalam tabung reaksi yang berbeda-beda
b. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch
c. Kocok perlahan dan tambahkan 1 mL H2SO4
d. Amati perubahan warna yang terjadi

2. Uji Benedict
a. Masukkan masing-masing larutan karbohidrat sebanyak 1 mL kedalam tabung
reaksi yang berbeda-beda.
b. Tambahkan 1 ml pereaksi benedict
c. Campurkan dan panaskan di atas api spirtus selama 5 menit
d. Dinginkan dan amati perubahan warna serta endapan yang terjadi

3. Uji Barfoed
a. Masukkan masing-masing larutan karbohidrat sebanyak 1 mL kedalam tabung
reaksi yang berbeda-beda.
b. Tambahkan 1 ml pereaksi barfoed
c. Panaskan diatas pemanas spritus sampai mendidih selama 1-2 menit
d. Dinginkan pada air mengalir selama 2 menit

4. Uji Seliwanoff
a. Masukkan 1 mL larutankarbohidrat (sukrosa, glukosa, galaktosa, fruktosa,
arabinosa)
b. Tambahkan 1 mL perekasi seliwanoff
c. Didihkan diatas api kecil sampai mendidih selama 1 menit
d. Amati perubahan warna yang terjadi.

5. Uji Hidrolisis Pati


a. Masukkan 5 mL amilum 1% pada tabung reaksi
b. Tambahkan 2,5 mL HCl 2N kemudian kocok sampai homogen
c. Panaskan selama 3 menit
d. Uji dengan iodium : 2 tetes larutan + 2 tetes iodium. Amati perubahan
warna yang terjadi dan catat
e. Ambil larutan tersebut sebanyak 2 ml kemudian netralkan dengan
larutan NaOH 2%
f. Uji dengan kertas lakmus merah, kemudian tambahkan 1 mL pereaksi benedict.
g. Amati perubahan warna yang terjadi pada larutan dan kertas lakmus.

TABEL HASIL PENGAMATAN


Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Seliwanoff
Hasil Pengamatan
Sampel
Uji Molisch Uji Benedict Uji Barfoed Uji Seliwanoff

Uji Hidrolisis Pati


Hasil Pengamatan
Warna Larutan Sampel
Penambahan Iodium Penambahan
(Awal)
NaOH 2%

Anda mungkin juga menyukai