BAB I
PENDAHULUAN
Produk utama karbohidrat adalah karbondioksida, hidrogen, metan, asam lemak rantai
pendek yang mudah menguap. Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk
menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang
dilakukan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah tes Molisch. Ketika ada
beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung
karbohidrat atau tidak, tes ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan
karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu
ketika direksikan dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam
sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk
furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alphanaftol untuk
membentuk produk berwarna (Pratana, 2003).
Berbagai senyawa yang termasuk kelompk karbohidrat mempunyai molekul yang
berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang memiliki berat molekul 90
hingga senyawa yang memiliki berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa
tersebut dibagi kedalam tiga golongan, yaitu golongan monosakarida, golongan olisakarida,
dan golongan polisakarida. Monosakarida terdiri atas beberapa atom saja dan tidak dapat
diuraikan secara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang
paling sederhana ialah gliseraldehida dan dihidroksiaseton. Gliseraldehide dapat disebut
aldotriosa karena terdiri atas 3 karbon dan mempunyai gugus aldehide. Dihidroksiaseton
dinamakan ketotriosa karena terdiri atas 3 atom karbon dan mempunyai gugus keton
(Supriyanti, 2005).
Monosakarida memiliki beberapa jenis yaitu glukosa, merupakan suatu aldoheksosa dan
sering disebut dekstroksa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah
kanan, glukosa terdapat pada buah-buahan, madu lebah, dalam darah manusia. Didalam dunia
perdagangan dikenal sirup glukosa, yaitu suatu larutan glukosa yang sangat pekat, sehingga
mempunyai viskositas atau kekentalan yang tinggi. Sirup glukosa ini diperoleh dari amilum
melalui proses hidrolisis dengan asam. Monosakarida lainnya adalah fruktosa, fruktosa
terdapat pada madu lebah. Fruktosa merupakan suatu ketohektosa yang mempunyai sifat
memutar kekiri dan karenanya disebut levulosa. Fruktosa memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan dengan glukosa dan sukrosa. Monosakarida yang jarang terdapat bebas didalam
adalah galaktosa, yang umumnya berikatan dengan galaktosa dalam bentuk laktosa, yaitu
gula yang terdapat dalam susu (Poedjiadi, 2005).
Oligosakarida merupakan senyawa yang terdiri atas dua buah atau lebih monosakarida
yang dengan pengaruh asam senyawa ini dapat mengalami hidrolisa menjadi bentuk-bentuk
monosakarida penyusunnya. Oligosakarida merupakan karbohidrat yang bila dihidrolisis
menghasilkan tiga hingga sepuluh monosakarida. Bila senyawa ini terdiri dari dua
monosakarida penyusun, disebut disakarida, dan apabila terdiri dari tiga penyusun disebut
trisakarida, apabila terdiri dari empat penyusun disebut tetraosa dan demikianlah seterusnya.
Contohnya adalah sebagai berikut ini; stakiosa, sukrosa, sakarosa, maltosa, dan laktosa
(Ronditasyah, 2009).
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada
mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida.
Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida,
sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya
polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai
rasa manis dan tidak bersifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa
ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya adalah amilum, glikogen,
dekstrin, dan selulosa (Poedjiadi, 2005) .
Dalam sel tubuh,karbohidrat mengalami berbagai proses kimia,salah satu contohnya
adalah bila banyak glukosa teroksidasi menghasilkan energi, maka glikogen dakan hati akan
mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa.Jadi metatabolisme adalah segalah
proses kimia yang terjadi dalam tubuh (Marzuki, 2009).
Metabolisme glukosa dapat di bagi dalam dua bagian,yaitu yang tidak menggunakan
oksigen atau anaeirob dan yang menggunakan oksigen atau aerob.Reaksi anaerob adalah
serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat yang disebut
glikolisis,dimana reaksi tersebut (Marzuki, 2009).
Semua sel dengan tiada hentinya mendapat glikosa tubuh mempertahankan kadar
glukosa dalam darah yang konstan ( sekitar 80-100mg/dl ) walaupun pasokan makanan dan
kebutuhan jaringan berubah-ubah pada waktu kita tidur, makan , dan bekerja. Proses ini
disebut homeostasis glokosa. Kadar gllukosa darah yang rendah (hipoglikemia) dicega
dengan pelepasan glukosa dari simpanan glikogen hati yang besa (glikogenolisis); melalui
sentesis dari laktat,gliselor,dan asam amino di hati( gluko neogenesis) (Marks,dkk, 2000).
Berbagai senyawa yang temasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang
berbeda-beda ukurannya yaitu (Poedjiadi, 1994) :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Uji Iodium
No Zat uji Hasil Uji Iodium Polisakarida (+/-)
1 Amilum 1 % Biru tua +
2 Dekstrin 1 % Merah anggur +
3 Sukrosa 1 % Kuning -
4 Laktosa 1 % Kuning -
5 Maltosa 1 % Kuning -
6 Galaktosa 1 % Kuning -
7 Fruktosa 1 % Kuning -
8 Glukosa 1 % Kuning -
9 Arabinosa 1 % Bening -
3. Uji Benedict
No Zat uji Hasil Uji Benedict Gula Reduksi (+/-)
1 Amilum 1 % tidak ada endapan -
2 Dekstrin 1 % tidak ada endapan -
3 Sukrosa 1 % tidak ada endapan -
4 Laktosa 1% ada endapan merah bata +
5 Maltosa 1 % ada endapan merah bata +
6 Galaktosa 1 % endapan merah bata +
7 Fruktosa 1 % ada endapan merah bata +
8 Glukosa 1 % ada endapan merah bata +
9 Arabinosa 1 % ada endapan merah bata +
4. Uji Barfoed
No Zat Uji Hasil Uji Barfoed Monosakarida (+/-)
Tidak ada endapan merah
1 Sukrosa 1 % -
bata
5. Uji seliwanoff
No Zat Uji Hasil Uji Seliwanoff Ketosa (+/-)
Terjadi perubahan warna
1 Sukrosa 1 % +
orange
2 Galaktosa 1 % Tidak berubah -
Terjadi perubahan warna
3 Fruktosa 1% +
orange
4 Glukosa 1 % Tidak berubah -
6. Uji Osazon
No Zat Uji Hasil Uji Osazon Gambar Osazon
Tidak ada endapan,
1 Sukrosa 1 %
terdaoat serabut putih
2. Hidrolisis Sukrosa
Perlakuan Uji Hasil Uji
IV. 2 Pembahasan
1. Uji Molisch
Pada percobaan uji molisch terdapat 8 larutan uji yaitu amilum, dekstrin, sukrosa,
laktosa, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa yang masing-masing dalam
kadar 1 % dan diketahui adanya kandungan karbohidrat dalam 8 larutan uji tersebut. Hal ini
di tandai dengan terbentuknya cincin warna ungu pada batas 2 lapisan pada masing-masing
larutan uji. Cincin berwarna ungu tersebut terbentuk setelah campuran larutan uji dan
pereaksi molisch di tetesi larutan H2SO4 pekat.
Pembentukan cincin ini disebabkan karena adanya dihirasi monosakarida jenis pentosa
atau asam sulfat (H2SO4) pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan
hidroksi metilfulfural. Bereaksi dengan fulfural membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu yang terlihat seperti cincin pembatas kedua lapisan. Pembentukan cincin ungu ini
membuktikan adanya kandungan karbohidrat.
2. Uji Iodium
Pada hasil percobaan kami dalam menguji beberapa karbohidrat uji iodium larutan
amilum dengan pereaksi iodium warna biru tua, dekstrin dengan pereaksi iodium
menghasilkan merah anggur, sukrosa, laktosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa dengan
pereaksi iodium menghasilkan warna kuning.Polisakarida dengan penambahan iodium akan
membentuk kompleks adsorbsi berwarna yang spesifik. Sehingga membuktikan adanya
polisakarida pada amilum dan dekstrin.
3. Uji Benedict
Pada uji benedict larutan uji amilum, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa,
fruktosa, glukosa, arabinosa dengan pereaksi benedict kemudian dipanaskan beberapa 5
menit dan dinginkan lalu amati perubahan warna dan endapan yang terbentuk. Pada amilum
menghasilkan larutan biru dan tidak ada endapan karena sudah terkontaminasi oleh udara.
Tempat penutupnya lama terbuka jadi wadahnya pun lama terbuka. Dekstrin menghasilkan
larutan hijau dan terbentuk endapan karena kandungan gula pereduksi pada polisakarida lebih
sedikit dari monosakarida dan disakarida, sukrosa menghasilkan larutan biru dan tidak ada
endapan yang terjadi karena sukrosa memiliki ciri khas gugus aldehid dan keton itu tidak
bebas, berbeda dengan karbohidrat lainnya seperti maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan
arabinosa menghasilkan larutan merah bata dan endapan merah bata karena ion Cu2+ pada
pereaksi benedict pereduksi oleh gula pereduksi, yang terkandung pada larutan uji, sehingga
berubah menjadi Cu+ dan setelah pemanasan mengendap Cu2O yang mersifat merah bata.
4. Uji Barfoed
Pada uji barfoed larutan uji sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan
arabinosa (monosakarida) menggunakan pereaksi barfoed kemudian dipanaskan dan
menghasilkan endapan merah bata. Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam
akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Sedangkan pada larutan sukrosa dan
maltosa (disakarida) tidak mengalami perubahan warna. Monosakarida berubah warna
menjadi merah bata karena gugus aldehid ketonnya lebih banyak sedangkan disakarida tidak
berubah karena gugus aldehid ketonnya lebih sedikit dibanding monosakarida.
Pereaksi barfoed terdiri atas larutan kuprisulfat asam asetat dalam air dan digunakan
untuk membedakan monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih
cepat daripada disakarida, dengan bahwa konsentrasi monosakarida dan disakarida dalam
larutan tidak berbeda banyak.
5. Uji Seliwanoff
Pada uji seliwanoff menggunakan larutan uji sukrosa, galaktosa, fruktosa, glukosa,
arabinosa dengan pereaksi seliwanoff. Sukrosa dan fruktosa mengalami perubahan warna
orange karena dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksifurfural dan dengan
penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna
merah orange. Sedangkan galaktosa, glukosa dan arabinosa tidak berubah warnanya.
Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seriwanoff, yaitu larutan resorsinol
dalam asam HCL. Dengan pereaksi ini mula-mula fruktosa di ubah menjadi hidroksimetil
furfural yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa yang berwarna
orange. Pereaksi seliwanoff ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa. Fruktosa berikatan
dengan glukosa membentuk sukrosa, yaitu gula yang biasa digunakan sehari-hari sebagai
pemanis, dan berasal dari tebu atau bit.
6. Uji Osazon
Pada uji osazon menggunakan larutan uji sukrosa, maltosa, galaktosa dan glukosa dengan
spate penilhidrazin-hidroklorida dan kristal nantrium asetat kemudian dipanaskan beberapa
menit. Setalah dipanaskan sukrosa, maltosa, galaktosa, dan glukosa menghasilkan perubahan
warna kuning kristal. Dan di identifikasi dibawah mikroskop sekrosa berbentuk serabuk
berwarna kuning kristal agak kemerah-merahan, maltosa seperti bintik-bintik dan berwarna
kuning kristal/serbuk, galaktosa seperti rambut yang yang panjang dan berwarna kuning
kristal dan glukosa seperti bulu yang memenjang dan berwarna kuning krisatal agak
kemerah-merahan. Dengan adanya bentuk-bentuk kristal yang bermacam-macam sehingga
dapat membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya.
V .1 Kesimpulan
1. Amilum , dekstrin , sukrosa , maltose , galaktosa , fruktosa , gluktosa , dan arabinosa adalah
zat yang mengandung karbohidarat di tandai dengan adanya pembentukan cincin yang
berwarna ungu.
2. Amilum, dan dekstrin adalah polisakarida sedangkan sukrosa, maltose, galaktosa, fruktosa,
glukosa, arabinosa bukan polisakarida.
3. Dekstrin, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa mengandung gula reduksi
sedangkan amilum dan sukrosa tidak.
4. Galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa adalah monosakarida ditandai dengan adanya
endapan merah bata sedangkan maltose dan sukrosa bukan.
5. Sukrosa, dan fruktosa mengandung kentosa ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi
orange, sedangkan galaktosa, glukosa, dan arabinosa bukan kentosa.
6. Sukrosa, maltosa, galaktosa, dan glukosa dapat membentuk osazon.
7. Pada asam musat larutan uji ditambah dengan HNO3 pekat dan dipanaskan selama 30 menit.
Pada maltosa tidak ada bintik-bintik, sukrosa berbentuk bintik-bintik tebal, galaktosa
berbentuk garis dan glukosa berbentuk bintik-bintik. Sehingga hal ini dapat membedakan
antara glukosa dan galaktosa.
8. Hidrolisis pati larutan uji setelah ditambah iodium, fraksi memberikan warna biru sampai
warna merah bata.
9. Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fuktosa yang merupakan monosakarida yang
ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata dengan pereaksi benedict dan fruktosa
dengan terbentuknya senyawa kompleks berwarna merah orange dengan pereaksi seliwanoff.
V.2 Saran
1. Untuk Asisten
Membagi tanggung jawab materi kepada tiap-tiap praktikan merupakan ide yang
menawan. Namun, baiknya pada saat praktikan memaparkan hasil praktiknya kepada teman-
teman kelompoknya, mereka (kami) di tempatkan pada ruangan yang cukup tenang (jika
bisa), atau mebuat sebuah diskusi panel kemudian perwakilan dari masing-masing kelompok
memaparkan di depan forum. Sehingga proses transfer ilmu dapat berlangsung lebih efektif.
2. Untuk Laboratorium
Kelengkapan bahan saat praktik sangat di butuhkan guna mendapatkan hasil yang
maksimal dan sesuai dengan permintaan dari penuntun.
3. Untuk Kegiatan Praktikum
Ada baiknya ketika pengambilan bahan untuk praktikum, cukup, satu atau dua orang
saja, guna menghindari ada bahan yang tumpah.
DAFTAR PUSTAKA
Pratana, Crys Fajar dkk. 2003. Kimia Dasar 2: Common Textbook. Malang: UM Press.