Anda di halaman 1dari 8

Leismaniasis

A. Etiologi
Leishmaniasis merupakan infeksi zoonosis yang dibawa oleh lalat pasir (sandfly) betina
terutama jenis Phlebotomus dan Lutzomyia yang menghisap darah karena lalat pasir betina
membutuhkan darah untuk membiakkan telurnya. Lalat pasir hidup di daerah tropis dan
subtropics.

Gambar 1. Lalat Lutzomyia (1) dan Lalat Phlebotomus (2) (Sumber: Nancy et, all., 2009)

Lalat pasir memiliki ukuran 1,5 – 4 mm dengan warna kuning/kelabu, bulu/rambut di seluruh

tubuh lalat. Sayap lalat akan terbuka ke atas jika lalat pasir hinggapdi suatu tempat atau tubuh

manusia. Lalat ini memiliki kaki yang panjang. Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala,

thoraks, dan abdomen. Kepala lalat terdapat sepasang mata faset besar, sepasang antena dengan

16 segmen, dan proboscis. Thoraks lalat pasir terdapat sepasang halte, 3 pasang kaki dan sepasang

sayap dengan vena sejajar, dan berbentuk bengkok. Abdomen merupakan segmen terakhir yang

terdiri dari cerci dan hypopogium.

Penyebab Leishmaniasis adalah protozoa yang termasuk dalam kelas Mastigophora atau

Flagelata, ordo Leishmaniae, family Trypanosomatidae, dan genus Leishmania. Pada genus

Leishmania hanya terdapat tiga spesies yang penting bagi manusia, yaitu:

1. Leishmania donovani yang menyebabkan leishmaniasis viseral atau kala azar;

2. Leishmania tropica yang menyebabkan leishmaniasis kulit atau ‘oriental sore’;

3. Leishmania brasiliensis yang menyebabkan leishmaniasis mukokutis atau Espundia.

Leshmania mempunyai 2 stadium, yaitu:


a. Stadium amastigote atau stadium leismania yang terdapat pada manusia atau hospes

reservoir;

b. Stadium promastigote atau stadium leptomonas yang terdapat pada hospes perantara (lalat

Phlebotomus atau lalat Lutzomyia).

Gambar 2. Bentuk Amastigote dan Promastigote Leishmania secara struktural tidak jauh berbeda, perbedaan
hanyalah pada bentuk, ukuran, dan adanya flagella pada promastigote. (Sumber: …..)

Gambar 3. Gambaran mikroskopik Amastigote dan Promastigote dengan pengecatan Giemsa.(Sumber:…)

B. Siklus Hidup
Gambar 4. Lalat menggigit dan memasukkan promastigote dalam kulit manusia(1) Promastigote difagositosis oleh makrofag(2)
Promastigote bertransformasi menjadi Amastigote dalam makrofag(3) Amastigote bermulplikasi dalam sel – sel pada berbagai
jaringan(4) Lalat menggigit manusia dan menelan makrofag yang terinfeksi oleh Amastigote(5) Makrofag dicerna dan melepaskan
Amastigote(6) Amastigot bertransformasi menjadi Promastigote dalam midgut lalat(7) Kemudian membelah diri dan bergerak menuju
proboscis lalat(8). (Sumber:…)
Secara umum daur hidup Leimaniasis (Leismania donovani, Leismania tropica, dan

Leismania braziliensis) adalah sama. Sandfly menggigit kulit manusia dan promastigote masuk

ke dalam inang. Makrofag akan memfagositosit promastigote (stadium infektif) dan di dalam

makrofag promastogote akan berkembang menjadi amastigote. Amastigote bereplikasi di dalam

sel sehingga makrofag pecah menyebar ke makrofag lain. Pada waktu yang lain, lalat pasir

menggigit manusia yang terinfeksi dan menghisap darahnya disertai makrofag yanbg mengandung

amastigote. Makrofag ini berkembang biak dan bertambah banyak di usus lalat pasir dalam

waktu 3-5 hari ke tahap promastigote di dalam midgut (lambung) dan bermigrasi melalui

esophagus dan faring ke saluran hipofaring yang terdapat dalam probosis (kelenjar ludah) lalat

pasir yang siap menginfeksi manusia lainnya dan begitu seterusnya. Transmisi dapat terjadi secara

kontak langsung melalui luka gigitan lalat.


Pada stadium amastigote akan bereplikasi didalam sel, sel yang berkaitan adalah sebagai

berikut:

a. Leismania denovani, hidup pada intraseluler dalam darah dan sel inang yang digunakan

amastigote adalah sel retikulo-endotel (RE). sel RE adalah sel yang melapisi sinusoid

darah di hati, limpa, sum-sum tulang, dan kelenjar limfe. Sel RE dapat terisi penuh oleh

parasite dan terbawa dalam peredaran darah tepi, kemudian mencari sel RE yang lain.

b. Leishmania tropica, hidup didalam sel RE di bawah kulit dekat porte d’entrée (kulit,

lubang tubuh –oropharynx), amastigot tidak menyebar ke bagian lain. Sel inang untuk

amastigot bereplikasi adalah leukosit, sel mononuclear, sel polinuklear, dan sel epitel.

c. Leishmania braziliensis, hidup pada sel RE di bawah kulit dekat porte d’entrée (kulit,

lubang tubuh –oropharynx) dan menyebar ke selaput lender (mukosa) yang berdekatan

dengan mulut, hidung dan tulang rawan telinga.

C. Predileksi
Pada Leismania donovani banyak ditemui pada hati, limpa, sumsum tulang, dan kelenjar
limfe. Leismania tropica banyak ditemui pada permukaan kulit, dan Leismania
braziliensis banyak ditemui pada selaput lender (mukosa) yang berdekatan dengan mulut,
hidung, dan tulang rawan dekat telinga.
D. Stadium Infektif
Pada L. denovani, L. braziliensis dan L. tropica infeksi terjadi pada stadium promastigot
yang dibawa oleh lalat Phlebotomus.
E. Hospes
1. Leishmania donovani

Manusia merupakan hospes definitif dan menyebabkan leishmaniasis visceral. Hospes

reservoarnya adalah anjing. Di beberapa daerah, penyakit ini menyerang anjing yang sewaktu-

waktu dapat ditularkan kepada manusia dengan lalat Phlebotomus sebagai hospes perantara

atau vektornya.
Pada leishmaniasis viseral atau kala azar yang disesuaikan dengan letak geografik dan

strain vektornya dibagi menjadi beberapa tipe yaitu : 1) tipe india yang menyerang dewasa

muda. Tipe ini merupakan tipe kala azar klasik dan tidak ditemukan pada hospes reservoar

(anjing); 2) tipe Mediterania menyerang anak balita dengan hospes reservoir anjing atau

binatang buas; 3) tipe Cina menyerang anak dan dewasa ; 4) tipe Sudan menyerang remaja

dan dewasa muda; 5) tipe Amerika selatan jarang terjadi (sporadis) dan dapat menyerang

semua umur.

2. Leishmania tropica

Manusia merupakan hospes defenitif parasit ini dan hospes reservor adalah anjing, gerbil

dan binatang pengerat lainnya. Hospes perantaranya adalah lalat Phlebotomus. Parasit ini

menyebabkan leishmaniasis kulit atau oriental sore. Ada 2 tipe oriental sore yang

menyebabkan oleh strain yang berlainan, yaitu : 1) leishmaniasis kulit tipe kering atau urban

yang menyebabkan penyakit menahun; 2) leishmaniasis kulit tipe basah atau rural yang

menyebabkan penyakit akut.

3. Leishmania brasilensis

Manusia merupakan hopes definit parasit ini dan lalat Phlebotomus berperan sebagai

hospes perantara. Penyakit yang disebabkan parasit ini disebut leishmaniasis Amerika atau

penyakit Espundia. Penyakit ini dapat dibagi menjadi 3 tipe menurut strain yaitu: 1) tipe ulkus

Meksiko dengan lesi yang terbatas pada telinga; 2) tipe uta, lesi kulit yang menyerupai oriental

sore, pada lesi yang dini lebih banyak ditemukan parasitnya daripada lesi yang sudah lama; 3)

tipe Espundia sering bersifat polipoid dan ulkus dapat menyebar ke lapisan mokokutis dan

kutis.
F. Patologi
Masa tunas penyakit ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan. Pada porte de
entree terjadi hiperplasi sel RE yang mengandung stadium amastigot. Kemudian timbul
makula dan papul; setelah itu papul pecah dan menjadi ulkus. Parasit yang keluar bersama
sekret ulkus dapat menyebabkan ulkus baru atau granuloma. Penyumbatan pada saluran
limfe dapat menyebabkan nekrosis. Infeksi saluran sekunder oleh bakteri merupakan
penyulit, sehingga terjadi destruksi tulang rawan pada hidung atau telinga. Penyakit ini
berlangsung bertahun – tahun dan bila tidak diobati dapat sembuh sendiri. Ulkus dapat
sembuh sendiri dengan meninggalkan parut.
Lesi yang terjadi pada tipe uta, sama bentuknya dengan tipe meksiko, hanya
predileksinya pada telinga kurang dan jarang menghinggapi selaput lendir. Setelah lebih
dari 1 tahun akan menyebabkan terjadi lesi sekunder yang dapat menyebabkan cacat.
G. Epidemiologi
Leishmaniasis merupakan infeksi zoonosis yang melibatkan hewan pengerat atau rodensia,

kaninus, dan berbagai mamalia hutan dari setiap benua yang dihuni, kecuali benua Australia.

Penyakit tersebut menyebar ketika lalat betina dari genus Phlebotomus (dunia lama) atau

Lutzomyia (dunia baru) mengisap amastigot ketika lalat tersebut mengisap darah dari mamalia

yang terinfeksi. Bentuk amastigotini akan mengalami transformasi menjadi promastigot di dalam

usus serangga tersebut kemudian bermigrasi ke kelenjar salivarius dan berkumpul pada kulit

pejamu yang baru ketika insekta tersebut menghisap darah pejamu. Lalat flebotomus berkembang

biak pada iklim yang panas dan lembab yang secara tipikal ditemukan pada terowongan tempat

tinggal hewan pengerat, bukit-bukit yang menjadi sarang rayap, dan tumbuhan yang membusuk.

Manusia dapat terjangkit penyakit ini kalau mereka masuk ke dalam siklus silvatik ini.

Ditemukannya infeksi pada anjing peliharaan menunjukkan reservoir leishmaniasis yang penting

di daerah perkotaan. Reservoir binatang tidak pernah dijumpai pada bentuk penyakit kala azar di

kawasan Afrika Timur bagian tengah dan India.


Gambar….

H. Prevalensi
Distribusi geografis leishmaniasis dibatasi untuk daerah tropis dan subtropis, daerah hidup

sandfly. Leishmaniasis dianggap endemik di 88 negara (16 negara maju dan 72 negara-negara

berkembang) di empat benua. 90% kasus dengan bentuk leishmaniasis cutaneus terjadi di

Afghanistan, Aljazair, Brasil, Iran, Peru, Arab Saudi dan Suriah, dan 90% kasus leishmaniasis

visceral ditemukan di Bangladesh, Brazil, India, Nepal dan Sudan. Diperkirakan diseluruh dunia

terdapat lebih dari 12 juta penduduk yang terinfeksi oleh Leishmania. Peta persebaran

leishmaniasis (WHO,2013). (DITAMBAHIN JUGA BISA)

I. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan: menemukan parasit dalam sediaan apus atau bahkan sediaan
biopsi dari tepi ulkus; pembiakandalam medium NNN, dan reaksi imunologi.
J. Terapi
Terapi intravena dengan etilstibamin harus dilakukan dengan segera setelah diagnosis dibuat,
mengingat luka mukokutan yang destruktif. Natrium antimonium tartrat dan stibofen dapat
digunakan dalam pengobatan secara berturut – turut. Amfoterisin B juga mempunyai nilai terapeutik.
Antibiotik diberikan bila terdapat infeksi sekunder oleh bakteri.

Pencegahan
Langkah-langkah pencegahan leismaniasis yang dapat dikukan meliputi pemberantasan

reservoir, pengendalian vektor, dan pengobatan massal individu yang terinfeksi. Obat nyamuk

(misalnya, diethyltoluamide [DEET]), pakaian pelindung, dan kelambu memberi proteksi kepada

pengunjung ke daerah endemis. Leishmaniasis juga dapat ditularkan melalui darah, pasien yang

terinfeksi tidak boleh mendonorkan darah atau organ. Edukasi kepada pasien meliputi modifikasi

perilaku untuk menghindari kontak vektor, dikombinasikan dengan pengendalian serangga, dapat

mengurangi risiko tertular infeksi.

Strategi kunci pencegahan dan kontrol leishmaniasis meliputi:

1. Diagnosis dini dan manajemen kasus untuk mengurangi prevalensi penyakit, mencegah

kecacatan, dan kematian.

2. Pengendalian vektor untuk mengurangi penularan penyakit dengan mengendalikan

sandfly. Metode pengendalian termasuk semprotan insektisida, penggunaan insektisida

jaring, pengelolaan lingkungan dan perlindungan pribadi.

3. Surveilans penyakit. Deteksi dan pengobatan kasus baru membantu mengurangi transmisi

dan membantu memantau penyebaran dan beban penyakit.

4. Pengendalian hospes reservoir disesuaikan dengan situasi setempat.

5. Mobilisasi sosial dan memperkuat kemitraan. Mobilisasi dan pendidikan masyarakat

dengan intervensi perubahan perilaku yang efektif dengan strategi komunikasi yang

disesuaikan secara lokal. Kemitraan dan kolaborasi dengan berbagai pemangku

kepentingan dan program pengendalian penyakit bawaan vektor lainnya sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai