IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
Oleh
Kelompok 1 :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2017
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
B. Tujuan Praktikum
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi karbohidrat dengan pereaksi
identifikasi karbohidrat secara kualitatif
Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya karbohidrat secara
kualitatif dengan Test Molisch
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya gugus aldehid pada
karbohidrat dengan Test Moore
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya gula reduksi dengan
Test Benedict
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya ketosa (fruktosa)
dengan Test Selliwanof
5. Mahasiswa mampu membedakan monosakarida dan disakarida
dengan Test Barfoed
6. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi menggunakan iodin
untuk membedakan jenis golongan polisakarida
C. Prinsip Kerja
1. Uji Molisch
Karbohidrat akan didehidrasi oleh asam sulfat pekat membentuk
senyawa furfural atau turunannya. Furfural dan turunannya akan
berkondensasi dengan alfanaftol (molisch) menghasilkan senyawa
kompleks berwana merah ungu dan membentuk cicin pada bidang
batang antara larutan karbohidrat dan asam sulfat pekat (cincin
merah-ungu)
2. Uji Moore
Uji Moore menggunakan NaOH (akali) yang berfungsi sebagai
sumber ion –OH yang akan berikan dengan rantai aldehid dan
membentuk aldol aldehid (aldehida dengan cabang gugus alkanol)
yang berwarna coklat. Pemanasan bertujuan untuk membuka ikatan
karbon dengan hydrogen dan menggantikannya dengan gugus
-OH.
3. Uji Benidict
Larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direduksi oleh gula
yang mempunyai gugus aldehid, sehingga CuO atau kupri tereduksi
menjadi Cu2O yang berwarna merah bata (endapan)
4. Uji Selliwanof
Ketosa akan didehidrasi oleh asam klorida membentuk senyawa
furfural atau turunannya. Furfural atau turunannya berkondensasi
dengan resolsinol menghasilkan senyawa kompleks berwarna
merah ceri
5. Uji Barfoed
Monosakarida akan mereduksi Cu 2+ dalam suasana asam lemah
(CH3COOH) menghasilkan endapan yang berwarna merah bata dari
Cu2O
6. Uji Iodin
Amilum dengan iodin (setelah diasamkan dengan HCl encer)
akan memberikan warna biru, amilopektin memberikan warna
merah ungu, dekstrin dan glikogen memberikan warna merah
ungu, dekstri dan glikogen akan memberikan warna merah coklat,
sedangkan gom arab, monosakarida dan polisakarida tidak
memberikan warna
D. Metode
Metode yang kami gunakan pada praktikum ini adalah mereaksikan
larutan uji dengan sampel yang telah disediakan dan mengamapti hasil
perubahan reaksi yang terjadi secara langsung.
E. Dasar Teori
1. JENIS KARBOHIDRAT
Jenis karbohidrat pada umumnya di bagi menjadi 3 jenis berdasarkan
ukuran melekul nya yaitu: Monosakarida, Disakarida dan polisakarida.
1. Monosakarida
Monosakarida terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi
dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana. Berikut macam-macam monosakarida : dengan ciri utamanya
memiliki jumlah atom C berbeda-beda : triosa (C3), tetrosa (C4), pentosa
(C5), heksosa (C6), heptosa (C7).
- Triosa : Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
- Tetrosa : threosa, Eritrosa, xylulosa
- Pentosa : Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa
- Hexosa : Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa
- Heptosa : Sedoheptulosa
2. Disakarida
Disakarida adalah suatu oligosakarida yang paling banyak terdapat di
alam dan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di dalam
kehidupan sehari-hari. . Sifat-sifat dari disakarida, yaitu :
4. Polisakarida
2. Bahan Praktikum
1. Sampel karbohidrat : gula-gula standar (maosa, sukrosa,
lactose, galaktosa, fruktosa, maltose, manitol, glukosa, roti
kering, apel, tepung, ketang rebus, amilum )
2. Larutan Molisch
3. Larutan Moore
4. Larutan Benedict
5. Larutan Selliwanof
6. Larutan Barfoed
7. Akuadest
8. H2SO4 pekat, sifat kimia dan fisik:
9. Rumus molekul H2SO4
- Massa molar : 98,08 g/mol
- Penampilan Cairan higroskopis, berminyak, tak berwarna, tak
berbau
- Densitas:1,84 g/cm3
- Titik lebur:10 °C (283 K)
- Titik didih:337 °C (610 K)
- Kelarutan dalam air :tercampur penuh
- Tekanan uap: <10 Pa pada 20 °C (diabaikan)
- Keasaman (pKa) :1,98 pada 25 °C
10. Iodin 1 %, sifat kimia dan fisik:
- Nama simbol : iodin I
- Penampilan abu-abu metalik, ungu saat menjadi gas
- Fase : solid
- Titik lebur : 386.85 K (113.7 °C, 236.66 °F)
- Titik didih : 457.4 K (184.3 °C, 363.7 °F)
- Kepadatan mendekati s.k. 4.933 g/cm3
- Kapasitas kalor molar : (I2) 54.44 J/(mol•K)
11. HCl 1 N, sifat kimia dan fisik:
- Massa atom : 36,45
- Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
- Titik leleh : -1010C
- Energi ionisasi : 1250 kj/mol
- Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C
- Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
- Berbau tajam
- HCl akan berasap tebal di udara lembab.
- Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang
- Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter
- Merupakan oksidator kuat
- Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya
- Racun bagi pernapasan
G. Prosedur Kerja
1. Pembuatan sampel standar
1. Masing-masing gula-gula standar
4. Dihomogekan
ditimbang sebanyak 1 gram
2. Pembuatan sampel
b. Uji Moore
1. Dipipet 1 ml NaOH 10% ke dalam 4. Diamati perubahan yang terjadi dan
masing-masing tabung reaksi catat hasil pengamatan
c. Uji Benedict
d. Uji Selliwanof
e. Uji Barfoed
1. Dipipet masing-masing sampel 4. Diamati perubahan yang terjadi dan
sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi catat hasil pengamatan
f. Uji Iodin
H. Hasil Pengamatan
1. Uji Molisch
PENGAMATAN INTERPRESTAS
NO SAMPEL KESIMPULAN
AWAL REAKSI AKHIR REAKSI I HASIL
Putih keruh Coklat keunguan
Bukan
1 Manosa (-)
karbohidrat
Bukan
2 Sukrosa (-)
karbohidrat
Bukan
4 Galaktosa (-)
karbohidrat
Bukan
5 Fruktosa (-)
karbohidrat
Bukan
6 Maltose (-)
karbohidrat
Bukan
7 Manitol (-)
karbohidrat
Bukan
8 Glukosa (-)
karbohidrat
Bukan
10 Sirsak (-)
karbohidrat
Tepung Bukan
11 (-)
beras karbohidrat
Kentang Bukan
12 (-)
rebus karbohidrat
Termasuk
13 Amilum (+)
karbohidrat
Bukan
15 Sampel B (-)
karbohidrat
Bening Bening
Bukan
16 Sampel C (-)
karbohidrat
2. Uji Moore
PENGAMATAN INTERPRESTAS
NO SAMPEL KESIMPULAN
AWAL REAKSI AKHIR REAKSI I HASIL
Putih keruh bening
Bening Bening
Bening Bening
Bening Bening
Tepung
11 (-) Bukan aldehid
beras
Bening Bening
Kentang
12 (-) Bukan aldehid
rebus
3. Uji Benedict
PENGAMATAN INTERPRESTAS
NO SAMPEL KESIMPULAN
AWAL REAKSI AKHIR REAKSI I HASIL
Biru
Putih keruh
Bukan gula
1 Manosa (-)
pereduksi
Bukan gula
2 Sukrosa (-)
pereduksi
Bukan gula
3 Laktosa (-)
pereduksi
Bukan gula
5 Fruktosa (-)
pereduksi
Biru kehijauan
Biru bening
Bukan gula
6 Maltose (-)
pereduksi
Biru kehijauan
Biru bening
Bukan gula
7 Manitol (-)
pereduksi
Bukan gula
8 Glukosa (-)
pereduksi
Bukan gula
13 Amilum (-)
pereduksi
Bukan gula
15 Sampel B (-)
pereduksi
Bukan gula
16 Sampel C (-)
pereduksi
4. Uji Selliwanof
PENGAMATAN INTERPRESTAS
NO SAMPEL KESIMPULAN
AWAL REAKSI AKHIR REAKSI I HASIL
Putih keruh Orange
Bening pink
Bening Bening
Bening Bening
Bening Glukosa
Bening
Bening
Tepung
11 (-) Bukan ketosa
beras
Bening Bening
Kentang
12 (-) Bukan ketosa
rebus
Bening
Bening
kekuningan
Bening
Bening
kekuningan
5. Uji Barfoed
PENGAMATAN INTERPRESTASI
NO SAMPEL KESIMPULAN
AWAL REAKSI AKHIR REAKSI HASIL
Biru bening
Biru bening
Bukan
monosakarida ,
1 Manosa (-)
tetapi gula
reduksi
Bukan
3 Laktosa (-) monosakarida,
tetapi disakarida
Bukan
4 Galaktosa (-)
monosakarida
Biru bening,
Biru bening endapan merah
bata
Bukan
6 Maltosa (-) monosakarida,
tetapi disakarida
Bukan
8 Glukosa (-)
monosakarida
Bukan
monosakarida,
9 Roti kering (-)
tetapi
polisakarida
Bukan
monosakarida,
10 Sirsak (-)
tetapi
polisakarida
Biru kehijauan
Biru bening
Bukan
Tepung monosakarida,
11 (-)
beras tetapi
polisakarida
Bukan
monosakarida,
13 Amilum (-)
tetapi
polisakarida
Biru bening,
Biru bening endapan merah
bata
Bukan
15 Sampel B (-)
monosakarida
Bukan
16 Sampel C (-)
monosakarida
6. Uji Iodin
PENGAMATAN INTERPRESTAS
NO SAMPEL KESIMPULAN
AWAL REAKSI AKHIR REAKSI I HASIL
Putih keruh Coklat kekuningan
Bukan
1 Manosa (+)
Polisakarida
Bukan
2 Sukrosa (+)
Polisakarida
Bukan
3 Laktosa (+)
Polisakarida
Bukan
4 Galaktosa (+)
Polisakarida
Bukan
5 Fruktosa (+)
Polisakarida
Bukan
7 Manitol (+)
Polisakarida
Bukan
8 Glukosa (+)
Polisakarida
Coklat, endapan
Putih keruh
hitam
Bukan
10 Sirsak (+)
Polisakarida
Kentang Bukan
12 (+)
rebus Polisakarida
Bukan
14 Sampel A (+)
Polisakarida
Bukan
15 Sampel B (+)
Polisakarida
Bukan
16 Sampel C (+)
Polisakarida
I. Pembahasan
UJI MOLISCH
Uji Molisch adalah uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya karbohidrat secara umum. Larutan Molisch merupakan campuran
dari larutan etanol 96% dengan alfanaftol yang dilarutkan dengan etanol
dalam labu ukur 100 ml dan dihomogenkan. Karbohidrat akan didehidrasi oleh
asam sulfat pekat membentuk senyawa furfural atau turunannya. Furfural dan
turunannya akan berkondensasi dengan alfanaftol (molisch) menghasilkan
senyawa kompleks berwana merah ungu dan membentuk cicin pada bidang
batang antara larutan karbohidrat dan asam sulfat pekat (cincin merah-ungu).
Lagkah pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah preparasi
alat dan bahan. Selanjutnya dipipet masing masing 5 ml sampel ke dalam
tabung reaksi lalu ditambahkan dengan 2 tetes larutan molisch. Setelah itu
ditambahkan 3 ml H2SO4 pekat lalu diamati perubahan warna yang terjadi
pada masing masing sampel. Adapun hasil reaksi yang didapatkan pada
masing masing sampel adalah sebagai berikut :
UJI MOORE
Reaksi moore disebut juga reaksi pendamaran. Uji Moore
menggunakan NaOH (alkali/basa) yang berfungsi sebagai sumber ion OH-
(alkali) yang akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldol
aldehid (aldehida dengan cabang gugus alkanol) yang berwarna kekuningan.
(Monruw,2010)
Mekanisme uji Moore yaitu ketika sampel ditambahkan dengan
pereaksi NaOH 10% maka NaOH akan mensubtitusi OH—untuk membentuk
aldol aldehid yang titik leburnya lebih rendah. Kemudian dengan pemanasan
maka membuat glukosa mencapai titik didihnya dan menyebabkan timbulnya
aroma karamel yang khas. Pemanasan bertujuan untuk membuka ikatan
karbon dengan hidrogen dan menggantikannya dengan gugus –OH. Ketika
pemanasan terus berlanjut maka glukosa mencapai titik leburnya dan
terbentuklah warna coklat pada larutan glukosa. Timbulnya aroma tetapi tidak
menimbulkan warna coklat juga disebabkan karena konsentrasi glukosa
dalam larutan yang tinggi, menyebabkan dalam waktu 5 menit saja tidak
cukup bagi glukosa untuk mencapai titik leburnya. (Himka, 2011)
NaOH 10% digunakan sebagai pereaksi yang juga berfungsi
memberikan suasana alkalis, menghidrolisis serta menurunkan titik lebur dari
glukosa. Jika penggunaan NaOH kurang dari 10% konsentrasinya, maka
ditkhawatirkan tidak akam terjadi karamelisasi pada larutan glukosa,
sedangkan Jika konsentrasi ditambahkan menjadi lebih dari 10%, maka
waktunya akan lebih cepat dan karamelisasi lebih cepat terbentuk. Tetapi jika
digunakan NaOH dengan konsentrasi lebih dari 10% akan membuang-buang
biaya, karena dengan konsentrasi 10% saja NaOH dapat menurunkan titik
lebur glukosa dengan baik. (Nursiam,2010).
Lagkah pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah preparasi
alat dan bahan. Selanjutnya dipipet masing masing 1,5 ml NaOH 10 % ke
dalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan 2 ml sample. Setelah itu
dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit lalu diamati perubahan warna
yang terjadi pada masing masing sampel. Adapun hasil reaksi yang
didapatkan pada masing masing sampel adalah sebagai berikut :
Perubahan warna setelah penambahan
No Sampel
1,5 ml NaOH 10 % Setelah pemanasan
1 Manosa Bening Bening
2 Sukrosa Bening Bening
3 Laktosa Bening Kuning
4 Galaktosa Bening Kuning kecoklatan
5 Fruktosa Bening Kuning kecoklatan
6 Maltosa Bening Kuning kecoklatan
7 Manitol Bening Bening
8 Glukosa Bening Kuning kecoklatan
9 Roti kering Bening Kuning kecoklatan
10 Sirsak Bening Kuning kecoklatan
11 Tepung Bening Bening
Kentang
12 Bening Bening
rebus
13 Amilum Bening Bening
14 Sampel A Bening Kuning kecoklatan
15 Sampel B Bening Bening
16 Sampel C Bening Bening
UJI BENEDICT
UJI SELLIWANOFF
Pada uji Seliwanoff, jika gula tersebut mempunyai gugus keton disebut
ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa.
Prinsip dari uji ini adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hidroksimetilfurfural dengan penambahan resorsinol akan mengalami
kondensasi membentuk kompleks berwarna merah oranye.
Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih
cepat terdehidrasi daripada aldosa. Fruktosa dan sukrosa merupakan dua
jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa menghasilkan uji positif
karena ia adalah disakarida yang terdiri dari fruktosa dan glukosa. Hasil
menunjukan positif mengandung gula pereduksi dengan adanya endapan
merah pada larutan.
Uji ini reaksi disebabkan perubahan fruktosa oleh asam klorida panas
menjadi asam levulinat dan hidroksimetilfurfural. Selanjutnya kondensasi
hidroksimetilfurfural dengan resorsinol menghasilkan senyawa kompleks yang
berwarna orange. Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan
fruktosa, memberi reaksi positif dengan uji selliwanof. Pada pendidihan lebih
lanjut, aldosa-aldosa memberikan warna merah dengan reagen selliwanoff,
karena aldosa-aldosa tersebut diubah oleh HCl menjadi ketosa.
UJI IODIN
J. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Karbohidrat adalah senyawa organik yang terbentuk atas tiga unsur yaitu
Karbon(C), Oksigen (O) dan Hidrogen (H) dengan rumus molekul
CnH2nOn. Terdapat 4 golongan utama karbohidrat yaitu : Monosakarida,
Disakarida, Oligosakarida, dan Polisakarida tergantung banyaknya atom C
penyusun molekulnya. Uji Karbohidrat secara kualitatif merupakan
pengujian yang dilakukan untuk menganalisis suatu jenis senyawa
karbohidrat dalam suatu sampel. Uji Karbohidrat secara kualitatif dapat
dilakukan dengan menggunakan metode uji molisch, uji moore, uji
benedict, uji selliwanof, uji barfoed, dan uji iodin.
2. Uji molisch digunakan untuk menentukan adanya karbohidrat. Adanya
karbohidrat ditandai dengan terbentuknya hasil akhir cincin ungu karena
reaksi antara furfural dengan turunannya dengan alfanafto. Pada
praktikum ini didapat sampel yang mengandung karbohidrat adalah
sampel : laktosa dan amilum
3. Uji Moore digunakan untuk menentukan adanya aldehid pada karbohidrat.
Adanya aldehid ditandai dengan terbentuknya hasil akhir warna coklat
akibat dari adanya proses karamelisasi atau ion –OH yang akan berikan
dengan rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid (aldehida dengan
cabang gugus alkanol) yang berwarna coklat (kekuningan). Pada
praktikum ini didapat sampel yang mengandung aldehid adalah sampel :
Galaktosa, fruktosa, maltosa, glukosa, roti kering, sirsak, sampel A
4. Uji benedict untuk menentukan adanya gula pereduksi. Adanya gula
pereduksi ditandai dengan terbentuknya hasil akhir endapan merah bata
karena larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direduksi oleh gula yang
mempunyai gugus aldehid, sehingga CuO atau kupri tereduksi menjadi
Cu2O yang berwarna merah bata (endapan). Pada praktikum ini didapat
sampel yang mengandung gula pereduksi adalah sampel : Roti kering,
sirsak, sampel A
5. Uji barfoed untuk membedakan monosakarida ( lebih cepat mereduksi)
terhadap disakaridan dan polisakarida. Adanya monosakarida ditandai
dengan terbentuknya hasil akhir endapan merah bata karena reagen
barfoed merupakan asam lemah yang hanya dapat direduksi oleh
monosakarida ( ion Cu2+ lebih cepat direduksi oleh monosakarida
daripada disakarida). Pada praktikum ini didapat sampel yang
mengandung monosakarida adalah sampel : Manosa, sukrosa, laktosa,
galaktosa, fruktosa, maltosa, manitol, glukosa, roti kering, sirsak, kentang
rebus, amilum, sampel A, B dan C
6. Uji seliwanoff digunakan untuk mengindentifikasi gula ketosa. Adanya
ketosa ditandai dengan terbentuknya hasil akhir warna orange yang
disebabkan oleh perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi
asam levulinat dan hidrosimetilfurfural. Maka, glukosa dan fruktosa
merupakan monosakarida, sedangkan sukrosa, laktosa, dan maltosa
merupakan disakarida. Larutan pati merupakan golongan polisakarida.
Pada praktikum ini didapat sampel yang mengandung ketosa / keton
bebas adalah sampel : manosa
7. Uji Iodin berfungsi digunakan untuk mengindentifikasi golongan
plisakarida dengan hasil akhir terbentuknya warna spesifik tergantung
dengan jenis polisakaridanya. Jika sampel terdapat amilum akan
meberikan hasil akhir warna biru, jika terdapat dekstrin maka warna merah
coklat, jika terdapat gom arab maka tak berwarna. Pada praktikum ini
didapat sampel yang mengandung / merupakan polisakarida adalah
sampel : Manosa, sukrosa, laktosa, galaktosa, fruktosa, maltosa, manitol,
glukosa, roti kering, sirsak, kentang rebus, amilum, sampel A, B dan C.
8. Adapun hal yang mempengaruhi hasil akhir warna pada praktikum ini tidak
sesuai dengan dasar teori adalah karena faktor kesalahan dari praktikan
saat menuangkan larutan H2SO4 yang tidak melalui dinding tabung ataupun
sampel yang terkontaminasi karena pemakaian pipet tetes ,pipet volume /
pipet ukur yang tidak tepat. Oleh karena itu hasil reaksi dari praktikum
identifikasi karbohidrat sangat dipengaruhi oleh ketelitian dari para
praktikan. Selain itu perpanjangan waktu pada tahapan pemanasan dapat
menyebabkan perubahan hasil, misalnya pada uji barfoed dan selliwanof.
K. Jawaban Pertanyaan
1. Sebutkan dan jelaskan jenis karbohidrat yang dapat bereaksi dengan
pereaksi Molisch ! (tuliskan reaksi yang terjadi)
Jawab : Pereaksi molisch bereksi dengan larutan glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati menghasilkan cincin berwarna ungu .
Hal ini menunjukkan bahwa uji molisch sangat spesifik untuk membuktikan
adanya golongan monosakarida, disakarida dan polisakaida pada larutan
karbohidrat. Karbohidrat akan didehidrasi oleh asam sulfat pekat
membentuk senyawa furfural atau turunannya. Furfural dan turunannya
akan berkondensasi dengan alfanaftol (molisch) menghasilkan senyawa
kompleks berwana merah ungu dan membentuk cicin pada bidang batang
antara larutan karbohidrat dan asam sulfat pekat (cincin merah-ungu).
Adapun reaksi yang terjadi pada Uji kerbohidrat dengan larutam Molisch
adalah sebagai berikut :
Adapun reaksi yang terjadi pada Uji kerbohidrat dengan larutam Molisch
adalah sebagai berikut :
L. Daftar Pustaka
Mahasiswa
Ni Kadek Ari Dwiyanti
P07134017 003
Ni Kadek Sri Murtini
P07134017 005
Luh Intan Wijayanti
P07134017 013
I Putu Eka Putrawan
P07134017 016
Dewa Ayu Widiadnyasari
P07134017 032
I Gusti Manik Diantari Prawerti
P07134017 039