Praktikum
: KIMIA PANGAN
Modul
Praktikum
: 11 Oktober 2013
Oleh :
Kelompok
Nama
Kelas
:I
: Ajeng Maryam Suciati NIM. 111431001
Amanda Aulia Prima NIM. 111431002
Annisa Amalia S
NIM. 111431003
Aulia Tulananda
NIM. 111431004
: 3A
I.
Judul Praktikum
Penentuan Kadar Air
II.
Pembimbing Praktikum
Dra. Nancy Siti Djenar, MS
III.
Tujuan
IV.
Dasar Teori
A. Pengertian Air dan Sifat Sifat Air
Air
adalah
substansi
kimia
dengan rumus
kimia H 2O :
satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yangterikat secara
kovalen pada
satu
atom oksigen .
Air
bersifat
kondisi
tidak berwarna ,
standar,
yaitu
pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 C). Zat kimia
ini merupakan suatupelarut yang penting, yang memiliki kemampuan
untuk
melarutkan
banyak
zat
kimia
lainnya,
seperti garam-
garam ,gula , asam , beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik .
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan
mengalirinya arus listrik . Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda,
dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron , tereduksi
menjadi gas H2dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua
molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion
H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion
film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya
adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.
Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan
membran dan permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu,
permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat terhadap air.
= ERH/100
Aw
= aktivitas air
ERH
menjadi lebih kecil dan akibatnya bahan jenis ini mempunyai Aw yang
rendah.
digunakan
antara
lain:
toluen,
xylen,
benzen,
Metode Khemis
A. Cara Titrasi Karl Ficher
B. Cara Kalsium Karbid
C. Cara Asetil Klorida
2.
Metode Fisis
Ada beberapa cara penentuan kadar air cara fisis antara lain:
1. Berdasarkan tetapan dielektrikum
2. Berdasarkan konduktivitas listrik (daya hantar listrik) atau resistansi
3. Berdasarkan resonansi nuklir magnetic
4. Metode khusus misalnya dengan kromatografi, Nuclear MagneticResonance
V.
Jumlah
Bahan
Cawan Penguapan
4 buah
Sampel Jahe
4 buah
1 unit
Sampel Bakso
Krustang
2 buah
Toluena
Desikator
1 unit
Aquades
Neraca
1 unit
@ 2 buah
1 buah
Corong gelas
1 buah
Kaca arloji
4 buah
VI.
Oven
1 unit
Oven vacum
1 unit
Prosedur Kerja
A. Persiapan
Pengonstanan cawan porselen
Oven
t= 15 menit; T= 1100C
desikator
neraca
B. Metode oven
Untuk sampel yang mengandung air tanpa lemak/bahan volatile lain
Cawan porselen
oven
desikator
Dingin
neraca
Cawan porselen
Oven vakum
desikator
Dingin
neraca
D. Metode Destilasi
Persiapan Sampel
20 g Sampel
Menimbang 5 gram
Jahe
Proses Destilasi
persiapan alat distilasi
Toluen 60 ml
Mencampurkan
Sampel 5 gr
Melakukan destilasi
T : 110oC t : 15 menit
VII.
Cawan 1
Cawan 2
Cawan 3
Cawan 4
ke-
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
40, 1614
42, 0367
37,2832
35,7639
40,1608
42,0364
37,2826
35,7636
40,1616
42,0370
37,2827
35,7643
40,1616
42,0365
37,2826
35,7638
42,0366
35,7638
40,1616
42,0366
37,2827
35,7638
Berat cawan
Konstan
Keterangan:
Cawan 1 : Sampel Bakso menggunakan oven tanpa vacum
Cawan 2 : Sampel pakan ternak menggunakan oven dg vacum
Cawan 3 : Sampel Bakso menggunakan oven dengan vacum
Cawan 4 : Sampel pakan ternak menggunakan oven tanpa vacum
Laporan Praktikum Kimia Pangan
Penentuan Kadar Air
10
1 (Bakso)
4 (pakan ternak)
50,2936
44,6170
Berat cawan
40,1616
35,7638
10,1320
8,8532
4,0623
7,8571
6,0697
0,9961
dikeringkan (w2)
Kehilangan berat (w3)
3 (Bakso)
2 (pakan ternak)
47,3380
49,5911
Berat cawan
37,2827
42,0366
10,0553
7,5545
3,7321
6,7738
6,3232
0,7807
dikeringkan (w2)
Kehilangan berat (w3)
Berat cawan No
1
48,7855
49,5911
47,3379
44,0353
48,4695
48,8663
42,2744
43,9939
48,2400
48,8694
41,9916
43,9118
47,8764
48,8647
41,7425
43,7650
47,8704
48,8261
41,0667
43,6781
46,4976
48,8104
41,0148
43,7484
44,9021
43,6738
11
44,8112
43,6209
44,3539
43,6209
10
44,2239
Perhitungan:
1. Sampel bakso dengan oven biasa (cawan 1)
Persen Kadar Air (dry basis) =
w3
6,0697
x100
x100 149,41%
w2
4,0623
w3
6,0697
x 100
x 100 59,91%
w1
10,1320
w2
4,0623
x100
x100 40,09 %
w1
10,1320
w3
0,9961
x100
x100 12,68 %
w2
7,8571
w3
0,9961
x100
x100 11,25 %
w1
8,8532
w2
7,8571
x100
x100 88,75 %
w1
8,8532
w3
0,7807
x100
x100 11,53 %
w2
6,7738
w3
0,7807
x100
x100 10,33 %
w1
7,5545
w2
6,7738
x100
x100 89,67 %
w1
7,5545
w3
6,3232
x100
x100 169,43%
w2
3,7321
12
w3
6,3232
x100
x100 62,88 %
w1
10,0553
w2
3,3721
x100
x100 37,12 %
w1
10,0553
E. Distilasi
Berat sampel = 5,0466 gram
Volum pelarut = 60 ml
Volum distilat = 3,05 ml
% Kadar Air =
=
= 60,44 %
13
VIII.
Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam suatu sampel.
Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah dedak (pakan ternak), bakso
daging dan jahe. Kadar air daris sampel dedak dan bakso di bandingkan terhadap
dua metode, pengeringan menggunakan oven tanpa vacum dan oven dengan
vacum
Prinsip dari penentuan kadar air dengan cara kering adalah mengeringkan atau
menguapkan air pada suatu bahan (sampel) sehingga di peroleh zat padat yang
bebas air. Pengeringan dilakukan pada titik didih air pada tekanan tertentu. Selisih
berat kering dan berat basah di konversikan ke dalam satuan kadar air.
Sedangkan penentuan kadar air dengan cara basah adalah mendistilasi air pada
suatu sampel bahan yang dilarutkan pada pelarut non polar yang memiliki density
lebih rendah dari air. Air akan menguap dan menjadi distilat yang kemudian di
tampung, sedangkan komponen komponen pada sampel yang bersifat non-polar
akan larut dalam pelarut non polar (digunakan toluena) sehingga kadar air dapat di
tentukan dari selisih air distilat terhadap berat sampel awal.
Penentuan kadar air dengan oven memerlukan waktu yang sangat lama, dapat
mencapai 24 jam penamasan untuk sampel yang memiliki kadar air tinggi.
Sedangkan pada praktikum ini, pemanasan hanya dilakukan 5-6 jam saja.
Sehingga pada beberapa sampel, dianggap konstan pada jam ke 5-6 karena di
sesuaikan dengan waktu praktikum.
Penentuan kadar air dengan cara kering (oven)
Sampel yang di gunakan adalah bakso dan dedak (pakan ternak). Bakso
memiliki kadar air yang cukup tinggi dan mengandung lemak sedangkan pakan
ternak memiliki kadar air yang rendah dan juga mengandung minyak. Keduanya
di ukur pada dua kondisi: (1) pemanasan pada oven dengan vacum pada
temperatur 80oC, dan (2) pemanasan pada oven tanpa vacum pada temperatur
110oC.
Laporan Praktikum Kimia Pangan
Penentuan Kadar Air
14
bakso
dedak
vacum
tanpa vacum
62,88
59,91
10,33
11,25
Tabel hasil pengukuran kadar air sampel menggunakan oven vacum dan tanpa vacum
15
sampel yang mengandung lemak sebaiknya di keringkan dengan oven vacum pada
suhu titik didih air yang di sesuaikan dengan tekanan vacum oven. Titik didih air
kurang lebih 70oC pada tekanan 250mmHg sedangkan pada 760mmHg titik didih
air mencapai 100oC. Dengan mengurangi suhu pemanasan sebesar 30oC
diharapkan dapat mencegah kemungkinan lemak yang terdapat pada sampel untuk
menguap. Pada oven vacum, tidak diketahui pasti tekanan yang berada didalam
oven. Tertera di oven, tekanan dalam vacum sebesar 250 ln Hg. Dan oven di
setting pada temperatur 75-80oC. Suhu tidak stabil karena sulit untuk
menytabilkan temperaturnya. Seharusnya suhu oven dijaga konstan, karena
perubahan 1oC dapat menyebabkan kesalahan sebesar 0,1%.
Penentuan kadar air dengan cara basah (distilasi)
Metode pengukuran kadar air secara langsung lainnya adalah metode destilasi.
Metode ini memiliki prinsip yaitu menguapkan air dengan pembawa cairan
kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat campur
dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air.
Sampel yang digunakan pada metode ini adalah jahe. Jahe memiliki kadar air
sekitar 80% berdasarkan teori. Jahe termasuk ke dalam bahan pangan yang
memiliki kadar air tinggi sehingga ditimbang dengan berat lebih dari 20 gram.
Penimbangan dilakukan dengan seksama dan kemudian ditumbuk dan dilarutkan
dengan zat kimia pembawa tersebut. Zat kimia yang digunakan yaitu toluen,
yang memiliki titik didih 110oC dan densitasnya sebesar 0,867g/mL sedangkan air
sebesar 1g/mL.
Pada praktikum kali ini destilasi yang digunakan adalah destilasi biasa
(sederhana). Namun, seharusnya digunakan destilasi azeotrop, yang mana
disebabkan oleh titik didih antar pelarut dengan air memiliki selisih yang sangat
sedikit (selisih 10oC).
16
Penentuan kadar air dengan cara distilasi di tujukan untuk sampel yang
mengandung lemak (dalam jumlah yang cukup tinggi). Jahe merupakan salah satu
bahan yang mengandung lemak.
Penambahan toluen ditujukan agak lemak tidak ikut menguap saat di distilasi,
lemak yang bersifat non-polar akan larut dalam toluen yang juga pelarut nonpolar. Dengan demikian, yang menguap hanyalah airnya saja. Air tersebut
kemudian di timbang dan kadarnya di tentukan dari selisih distilat (air) dengan
berat sampel awal.
Dari metode penentuan kadar air secara distilasi ini didapatkan kadar air jahe
sebesar 60,44%. Kadar ini akan lebih akurat jika sampel di distilasi dengan
vacum karena pada kondisi vacum, titik didih air akan lebih kecil dari 100oC
sehingga kemungkinan toluen yang ikut menguap semakin kecil pula.
IX.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan maka didapatkan :
-
17
Daftar Pustaka
18