Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM BIOMOLEKUL

KARBOHIDRAT

Nama

:1. Lailatul Hikmah (121810301008)


2. Sita Yuliatul W. (121810301009)
3. Novitasari (121810301043)
4. Megawati Wahyu S. (121810301049)
Kelompok : 4
Kelas
:A
Asisten
: Ahmad Yoris

LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat
tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi
biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat
rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan
karbon dioksida untuk menghasilkan energi. Karbohidrat memiliki beberapa
fungsi didalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar metabolisme,
cadangan makanan, serta materi pembangun. Karbohidrat dalam tubuh manusia
dan hewan disintesis melalui proses metabolisme, sedangkan pada tumbuhan
dibuat melalui proses fotosintesis. Sintesis karbohidrat pada tumbuhan dibuat dari
senyawa karbondioksida (CO2) ditambah air (H2O) dan dibantu oleh energi solar
dari sinar matahari.
Secara

biokimia,

karbohidrat

adalah

polihidroksil-aldehida

atau

polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila


dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida
atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat
digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH 2O)n, yaitu
senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.
Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian
dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur. Karbohidrat
menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.
Penjelasan

karbohidrat

penting

bagi

kehidupan

manusia

diatas

menunjukan bahwa perlu adanya pengujian karbohidrat. Unit penyusun dan


golongan karbohidrat yang terkandung dalam suatu bahan pangan ini dapat
diketahui dengan melakukan beberapa analisis pengujian karbohidrat secara
kualitatif maupun kualitatif. Analisis karbohidrat secara kualitatif bertujuan untuk
mengidentifikasi unit penyusun dan golongan dari karbohidrat dalam suatu bahan
pangan, sedangkan analisis karbohidrat secara kuantitatif bertujuan untuk
menentukan jumlah kadar suatu karbohidrat, unit penyusun dan golongan dari
karbohidrat yang terkandung dalam suatu bahan pangan. Metode pengujian yang

digunakan untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada suatu bahan


pangan yaitu dengan uji benedict, uji iodium, dan uji molish. Metode pengujian
yang digunakan untuk menentukan unit-unit penyusun suatu karbohidrat yaitu
dengan uji barfoed dan hidrolisis sukrosa.
1.2

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin diselesaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menganalisis suatu karbohidrat dengan metode uji
molish?
2. Bagaimana cara menganalisis suatu karbohidrat dengan metode uji
benedict?
3. Bagaimana cara menganalisis suatu karbohidrat dengan metode uji
iodium?
4. Bagaimana cara menganalisis suatu karbohidrat dengan metode uji
barfoed?
5. Bagaimana cara menganalisis suatu karbohidrat dengan metode hidrolisi
sukrosa?

1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Menganalisis karbohidrat dengan metode uji molish


Menganalisis karbohidrat dengan metode uji benedict
Menganalisis karbohidrat dengan metode uji iodium
Menganalisis karbohidrat dengan metode uji barfoed
Menganalisis karbohidrat dengan metode hidrolisis sukrosa

1.4 Manfaat
Manfaat dari mempelajari analisis karbohidrat adalah mahasiswa mampu
menganalisa karbohidrat dengan berbagai metode.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan komponen gizi utama bahan makanan yang


berenergi lebih tinggi dari biomolekul lain. Satu makromolekul karbohidrat adalah
satu polimer alam yang dibangun oleh monomer polisakarida. Kedudukan
karbohidrat sangat penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu
sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang
tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya
mengubah karbohirat (glukosa) menjadi alkohol dan karbondioksida untuk
menghasilkan energi. Biomolekul karbohidrat merupakan golongan utama bahan
organik, dan ditemukan pada semua bagian sel, terutama pada sel tumbuhan. Sel
tumbuhan paling banyak mengandung karbohidrat, 50-80% bobot kering sel yaitu
karbohidrat selulosa (Hawab, 2004).
Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat penghidrolisa karbohidrat dibagi
dalam 4 kelompok utama :
1.

Monosakarida
Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih

sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat
di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2.

Disakarida
Senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih

monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.


3.

Glikosida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula dan molekul non gula.

4.

Polisakarida
Semua jenis karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan

berwarna merah. Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes
larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hatihati sehingga tidak tercampur.
Warna merah akan tampak pada bidang batas antara campuran karbohidrat
dengan naphtol dan asam sulfat pekat. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji
kualitatif adanyakarbohidrat dan dikenal sebagai uji Molish (Fessenden, 1990).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang
terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH 2O.

Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan


mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe tipe karbohidrat ialah
ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka
tidak dapat dihidrolisis

enjadi molekul

karbohidrat yang

lebih kecil.

Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan


sebagainya dan akhirnya polimer. Sedangkan monosakarida yang mengandung
gugus aldehid disebut aldosa.Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa
semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton
disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida
dirujuk sebagai oligosakarida (Fessenden, 1990).
Karbohidrat merupakan produk akhir utama penggabungan fotosintetik
dari karbonanorganik (CO2) ke dalam zat hidup. Karbohidrat bertindak sebagai
sumber karbon untuk sintesis biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan
polimerik

dari

energi.

Karbohidrat

juga

dapat

didefinisan

sebagai

polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya.Suatu karbohidtrat


merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu
atom karbon terminal, dan suatu keton (=C=O) jika oksigen karbonil berikatan
sengan suatu karbon terminal. Dalam alam, karbohidrat terdapat dalam
monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat mempunyai peranan
penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk
mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein
(Fessenden, 1990).
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel
dinamakanmonosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua
molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat
dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan polisakarida.
Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid
maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa
punya struktur molekul C6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan
pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting

adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan
glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison, 1983).
Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji
Molisch adalah pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan
kemampuan karbohidrat untuk mengalami dehidrasi asam katalis untuk
menghasilkan fulfural atau 5 hydroxymethylfurfural. Uji Selliwanoff digunakan
untuk membedakan ketosa (enam karbon gula yang mengandung keton pada
ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula yang mengandung aldehid pada ujung).
Keton mengdehidrasi dengan cepat menghasilkan 5 hydroxymethylfurfural,
sedangkan aldosa lebih lambat. Sekali 5 hydroxymethylfurfural dihasilkan, akan
bereaksi dengan resosinol menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan
untuk menentukan monosakari dan disakarida yang mengandunggrup aldehid
yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan
Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida
yang dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida
untuk menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida (Eaton, 1980).
Keberadaan karbohidrat dapat kita lihat dengan uji Molisch atau uji bahan
gula bebas, alkohol naphthol, dan H2SO4. Pada uji benedict ion kupri Cu2+
direduksi menjadi Cu2O dalam larutan alkalin sitrat. Sitrat menahan kestabilan
Cu2+ selama reaksi dengan menjaga dari pengurangan menjadi hitam, larutan
CuO. Dalam uji Barfoed Cu2+ tereduksi menjadi Cu2O pada larutan asam lemah.
Secara praktek, dapat terlihat bahwa monosakarida mengurangi lebih cepat pada
larutan asam lemah daripada disakarida. Uji Selliwanof reaksi spesifik warna
untuk ketosa. Pada larutan HCl,ketosa mengalami dehidrasi menjadi fulfural lebih
cepat dibanding aldosa. Lebih jauh, fulfural akan bereaksi dengan resolsinol
menghasilkan warna. Dengan konsekuensi, tingkat perkembangan warna dan
resolsinol menyediakan bukti bahwa aldosa dan ketosa murni terdapat pada gula
(Clark, 1964).
Uji selliwanoff adalah suatu uji untuk mengidentifikasi adanya gugus
keton pada suatu sakarida. Reagen selliwanof terdiri atas 0,5% resorsinol dan 5 N
HCl . Reaksi positif apabila terbentuk warna merah. HCl akan mengubah heksosa
menjadi hidroksi metal furfural yang kemudian akan bereaksi dengan resorsinol

membentuk kompleks yang berwarna merah. Kereaktifan aldosa dan ketosa


sangatlah berbeda. Aldosa untuk terhidrolisis membutuhkan asam pekat
sedangkan ketosa membutuhkan asam encer sehingga hidroksi metal furfural dari
aldosa sedikit, sedangkan untuk ketosa hidroksi metal furfural yang terbentuk
banyak, karena itulah reaksi ini spesifik untuk fruktosa yang termasuk
ketoheksosa ( Kusnawidjaya, 1983)
Fungsi dari karbohidrat diantaranya :
a. Sumber energi : fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi
tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di
seluruh dunia, karena banyak didapat alam dan harganya relatif murah.
Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa
untuk keperluan energi segera;sebagian disimpan sebagai glikogen dalam
hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk
kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
b. Pemberi rasa manis pada makanan : karbohidrat memberi rasa manis pada
makanan, khususnya mono dan disakarida. Sejak lahir manusia menyukai
rasa manis. Alat kecapan pada ujung lidah merasakan rasa manis tersebut.
Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling
manis.
c. Penghemat protein : bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka
protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan
mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila
karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai
zat pembangun.
d. Pengatur metabolisme lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi
lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton
berupa asam asetoasetat,aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.
e. Membantu pengeluaran feses : karbohidrat membantu pengeluaran feses
dengan cara peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa
dalam serat makanan mengatur peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa
dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga
memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.
(Almatsier, 2010):

BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
-

Tabung reaksi/test tube


Pipet tetes/Pasteur
Pipet ukur/mohr
Ball pipet
Penangas air
Beaker glass
Rak tabung reaksi

- Botol semprot
3.1.2 Bahan
- Reagen
- Larutan karbohidrat
- Asam sulfat pekat
- Larutan benedict
- Reagen barfoed
- Larutan iodin
- Asam klorida
- NaOH 0,1 N
- Akuades
- Reagen selifwanoft
3.2 Alur Percobaan
3.2.1 Eksistensi Karbohidrat-Uji Molisch
1,5 ml larutan karbohidrat

3.2.2

- Ditambahkan 3 tetes reagen Molish dalam tabung reaksi


- Dimiringkan tabung reaksi hingga 45O
- Ditambahkan asam sulfat pekat melalui dinding reaksi
Eksistensi Pati-Uji Iodium
Hasil
Larutan karbohidrat 1 tetes

- Ditambahkan 1 tetes larutan iodin pada plat tetes dan


kemudian didinginkan
- Diamati perubahan warna yang terbentuk

Hasil

3.2.3

Eksistensi Gula Pereduksi-Uji Benedict


1,5 larutan karbohidrat
- Ditambahkan 2 ml reagen benedict lalu dikocok
- Ditempatkan tabung reaksi dalam water bath mendidih
selama 10 menit dan dibiarkan dingin
- Diamati perubahan warna dan diperhatikan terbentuknya
endapan

Hasil

3.2.4

Identifikasi Monosakarida dan Disakarida Uji Barfoed


1,5 ml larutan karbohidrat
- Ditambahkan dalam tabung reaksi yang berisi 1 ml
reagen barfoed
- Dipanaskan tabung dalam air mendidih selama 3 menit
- Didinginkan selama 2 menit dalam air mengalir

Hasil

3.2.5

Hidrolisis Sukrosa
1 ml larutan sukrosa
- Ditambahkan 0,5 ml asam klorida 1 N, dipanaskan dalam
water bath mendidih selama 30 menit
- Didinginkan, ditambahkan 0,5 ml NaOH
- Dilakukan pengujian seperti point 2,3 dan 4
- Ditambahkan akuades dalam 1 ml sukrosa 0,1 M sebagai
pembanding dan dilakukan pengujian seperti pada point
2, 3 dan 4

3.3 Prosedur Kegiatan


Hasil
3.3.1 Eksistensi Karbohidrat-Uji Molish
Tambahkan 3 tetes reagen Molish dalam 1,5 larutan karbohidrat
dalam tabung reaksi, kocok pelan-pelan. Miringkan tabung reaksi hingga
45O dan tambahkan asam sulfat pekat 1 ml melalui dinding tabung reaksi.
3.3.2

Eksistensi Gula Pereduksi-Uji Benedict

Tambahkan 1,5 ml larutan karbohidrat dalam tabung reaksi yang


berisi 2 ml reagen benedict, lalu kocok. Tempatkan tabung reaksi dalam
water bath mendidih selama 10 menit dan kemudian biarkan dingin.
3.3.3

Identifikasi Monosakarida dan Disakarida Uji Barfoed


Tambahkan 1,5 ml larutan karbohidrat dalam tabung reaksi yang
berisi 1 ml reagen barfoed. Panaskan tabung tersebut dalam air mendidih
tepat 3 menit. Dinginkan tabung reaksi dalam air mengalir selama 2 menit.
Panaskan tabung reaksi selama 15 menit jika tidak terjad reduksi.

3.3.4

3.3.5

Eksistensi Pati-Uji Iodium


Teteskan 1 tetes larutan iodin pada satu tetes larutan karbohidrat
pada plat tetes dan kemudian diamkan. Amati warna yang terbentuk.
Hidrolisis Sukrosa
Tambahkan 0,5 ml asam klorida dalam tabung reaksi yang berisi 1
ml larutan sukrosa. Dinginkan larutan dan tambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 N.
lakukan pengujian seperti pada point 2,3 dan 4. Sebagai pembanding
tambahkan 1 ml akuades dalam 1 ml sukrosa 0,1 M dan lakukan pengujian
seperti pada point 2, 3, dan 4. Catat fenomena perbedaan yang terjadi.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
No Sampel yang di uji

1.

Perubahan warna

Uji molish
(+) A C E F G

Berwarna ungu

(+) B D

Violet kehitaman

(-) H
2.

3.

4.

5.

Uji Iod
(+) A B C D E F

Kuning

(-) G

Biru

Uji Benedict
(+) E B

Merah

(+) C F

Merah Bata

(-) D

Biru

Uji Barfoed
(+) A B C E

Biru, terdapat endapan merah

(-) F

Biru

Uji Selifwanoft
(+) B C

Merah bata

(-) A E

Kuning

Uji Nelson
No. Perlakuan

Hasil pengamatan

1.

Sampel gula

Tidak berwarana

2.

+ 1 ml nelson

Berwarna biru

3.

Dipanaskan 20 menit

Berubah warna menjadi coklat

4.

+ arsenon 1 ml

Biru tua

5.

+ 7 ml air

Biru

Konsentrasi larutan

Absorbansi

Abs-blanko

0,001 M

0,129

1,041

0,0008 M

0,122

0,034

0,0006 M

0,120

0,032

0,0004 M

0,119

0,031

Blanko

0,088

Mizon

0,115

0,027

Gula

0,120

0,032

Standart

4.2 Pembahasan
4.2.1 Uji Molish
4.2.2 Uji Iodium
4.2.3 Uji Benedict
4.2.4 Uji Barfoed
4.2.5 Uji selifwanoft
Uji selanjutnya yaitu Uji Seliwanoff . Uji Seliwanoff adalah sebuah uji
kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa
berdasarkan ada tidaknya gugus fungsi keton atau aldehida gula tersebut. Jika gula
tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia
mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta
bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:

Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula


sederhana.

Ketosa

yang

terhidrasi

kemudian

bereaksi

dengan resorsinol,

menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan
menghasilkan zat berwarna merah muda.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif.
Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari
furktosa dan glukosa.

Furfural

Ketosa

Resorsino
l

Merah

Sampel A,B,C,E sebanyak 5 tetes ditambahkan reagen selifwanoft sebanyak 50


tetes. Penambahan reagen menghasilkan reaksi positif pada sampel B dan C.
Reaksi positif ditandai dengan perubahan warna sampel menjadi merah bata.
Reaksi positif ini membuktikan jika sampel B dan C merupakan ketosa dan
disakarida. Sampel A dan E menghasilkan warna kuning. Hal ini membuktikan
jika sampel A dan E merupakan aldosa.
4.2.6

Uji Nelson

Uji kuantitatif karbohidrat yaitu cara yang digunakan untuk menentukan


banyaknya karbohidrat dalam suatu bahan makanan. Uji Nelson digunakan untuk
mengetahui kadar karbohidrat yang terkandung dalam sampel menggunakan
metode spektrofotometri dengan menggunakan panjang gelombang tertentu yang
dapat mengabsorbansi larutan tersebut dan di buat kurva standarnya. Metode ini
dapat digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan
pereaksi tembaga arseno. Kupri mula-mula direduksi menjadi bentuk kupro

dengan pemanasan larutan gula. Kupro yang terbentuk selanjutnya dilarutkan


dengan arseno molibdat menjadi molibdenum berwarna biru yang menunjukkan
ukuran konsentrasi gula dan membandingkannya dengan larutan standar sehingga
konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang terbentuk
dapat

menentukan

konsentrasi

gula

dalam

sampel

dengan

mengukur

absorbansinya (Sudarmadji.S.1984)
Percobaan yang telah dilaklukan pada uji nelson ini mula-mula gula
ditambahkan 1 mL nelson. Penambahan dilkaukan secara pelan dan hasil yang
diperoleh berwarna biru. Kemudian dilakukan pemanasan selama 20 menit.
Larutan yang awalnya biru saat pemanasan ini berubah warna menjadi coklat.
Larutan yang telah dingin ditambahkan 1 ml reagen arseno dan kocok
sampai endapan larut kembali, penambahan arseno bertujuan agar bisa bereaksi
dengan endapan kupro oksida, pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi
kembali arsenomolibdat menjadi molibdene blue. Setelah semua endapan terlarut
sempurna, lalu di tambahkan 7 ml aquades pada larutan agar larutan standar tidak
terlalu pekat dan dapat terbaca absorbansinya. Warna yang dihasilkan saat
penambahan aquades ini tetap berwarna biru. Masing-masing larutan standar dan
larutan blanko di ukur absorbansinya. Dari percobaan yang telah dilakukan
diperoleh hasil absorbansi larutan dengan konsentrasi 0,001; 0,0008; 0,0006;
0,0004 M sebesar 0,129; 0,122; 0,120; 0,119. Untuk blanko sebesar 0,088 dan
gula hasil absorbansi sebesar 0,120. Hasil yang diperoleh didapatkan grafik
sebagai berikut :

Hasil tersebut bisa dibuat kurva dan di peroleh persamaan y = 16x + 0,111.
Selanjutnya yaitu dilakukan pengukuran kadar gula reduksi pada sampel gula
dengan langkah yang sama pada kurva standart. Hasil kadar gula dapat diperoleh
dari perhitungan nilai x dari kurva yang dikalikan dengan faktor pengenceran.
Adapun faktor pengenceran yang dilakukan dalam percobaan yaitu 10 kali.
Sehingga diperoleh hasil kadar gula sebesar 0,006.

BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S.(2010).Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Clark, John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company.
Company: New York.
Hawab. 2004. Pengantar Biokimia .Malang: Banyumedia.
Eaton, David C. 1980. The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book San
Franciso University: New York.
Fessenden, R. J. Dan Fessenden, J. S. 1995. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Kusnawidjaja, K. 1983. Biokimia. Alumni:Bandung
Morrison, Robert Thornton.1983.Organic Chemistry Fourth Edition: New York.
Sudarmadji, S. dkk (1989). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Cetakan
Pertama, Yogyakarta: Liberty.

LAMPIRAN

sampel

Uji molish

Uji iod
Uji benedik saat dipanaskan

Uji benedik setelah dipanaskan

Uji barfut

Uji selifwanoft
Uji selifwanoft

Anda mungkin juga menyukai