KARBOHIDRAT
Nama
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB I. PENDAHULUAN
biokimia,
karbohidrat
adalah
polihidroksil-aldehida
atau
karbohidrat
penting
bagi
kehidupan
manusia
diatas
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin diselesaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menganalisis suatu karbohidrat dengan metode uji
molish?
2. Bagaimana cara menganalisis suatu karbohidrat dengan metode uji
benedict?
3. Bagaimana cara menganalisis suatu karbohidrat dengan metode uji
iodium?
4. Bagaimana cara menganalisis suatu karbohidrat dengan metode uji
barfoed?
5. Bagaimana cara menganalisis suatu karbohidrat dengan metode hidrolisi
sukrosa?
1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
1.4 Manfaat
Manfaat dari mempelajari analisis karbohidrat adalah mahasiswa mampu
menganalisa karbohidrat dengan berbagai metode.
Monosakarida
Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih
sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat
di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2.
Disakarida
Senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih
Glikosida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula dan molekul non gula.
4.
Polisakarida
Semua jenis karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan
berwarna merah. Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes
larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hatihati sehingga tidak tercampur.
Warna merah akan tampak pada bidang batas antara campuran karbohidrat
dengan naphtol dan asam sulfat pekat. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji
kualitatif adanyakarbohidrat dan dikenal sebagai uji Molish (Fessenden, 1990).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang
terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH 2O.
enjadi molekul
karbohidrat yang
lebih kecil.
dari
energi.
Karbohidrat
juga
dapat
didefinisan
sebagai
adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan
glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison, 1983).
Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji
Molisch adalah pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan
kemampuan karbohidrat untuk mengalami dehidrasi asam katalis untuk
menghasilkan fulfural atau 5 hydroxymethylfurfural. Uji Selliwanoff digunakan
untuk membedakan ketosa (enam karbon gula yang mengandung keton pada
ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula yang mengandung aldehid pada ujung).
Keton mengdehidrasi dengan cepat menghasilkan 5 hydroxymethylfurfural,
sedangkan aldosa lebih lambat. Sekali 5 hydroxymethylfurfural dihasilkan, akan
bereaksi dengan resosinol menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan
untuk menentukan monosakari dan disakarida yang mengandunggrup aldehid
yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan
Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida
yang dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida
untuk menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida (Eaton, 1980).
Keberadaan karbohidrat dapat kita lihat dengan uji Molisch atau uji bahan
gula bebas, alkohol naphthol, dan H2SO4. Pada uji benedict ion kupri Cu2+
direduksi menjadi Cu2O dalam larutan alkalin sitrat. Sitrat menahan kestabilan
Cu2+ selama reaksi dengan menjaga dari pengurangan menjadi hitam, larutan
CuO. Dalam uji Barfoed Cu2+ tereduksi menjadi Cu2O pada larutan asam lemah.
Secara praktek, dapat terlihat bahwa monosakarida mengurangi lebih cepat pada
larutan asam lemah daripada disakarida. Uji Selliwanof reaksi spesifik warna
untuk ketosa. Pada larutan HCl,ketosa mengalami dehidrasi menjadi fulfural lebih
cepat dibanding aldosa. Lebih jauh, fulfural akan bereaksi dengan resolsinol
menghasilkan warna. Dengan konsekuensi, tingkat perkembangan warna dan
resolsinol menyediakan bukti bahwa aldosa dan ketosa murni terdapat pada gula
(Clark, 1964).
Uji selliwanoff adalah suatu uji untuk mengidentifikasi adanya gugus
keton pada suatu sakarida. Reagen selliwanof terdiri atas 0,5% resorsinol dan 5 N
HCl . Reaksi positif apabila terbentuk warna merah. HCl akan mengubah heksosa
menjadi hidroksi metal furfural yang kemudian akan bereaksi dengan resorsinol
- Botol semprot
3.1.2 Bahan
- Reagen
- Larutan karbohidrat
- Asam sulfat pekat
- Larutan benedict
- Reagen barfoed
- Larutan iodin
- Asam klorida
- NaOH 0,1 N
- Akuades
- Reagen selifwanoft
3.2 Alur Percobaan
3.2.1 Eksistensi Karbohidrat-Uji Molisch
1,5 ml larutan karbohidrat
3.2.2
Hasil
3.2.3
Hasil
3.2.4
Hasil
3.2.5
Hidrolisis Sukrosa
1 ml larutan sukrosa
- Ditambahkan 0,5 ml asam klorida 1 N, dipanaskan dalam
water bath mendidih selama 30 menit
- Didinginkan, ditambahkan 0,5 ml NaOH
- Dilakukan pengujian seperti point 2,3 dan 4
- Ditambahkan akuades dalam 1 ml sukrosa 0,1 M sebagai
pembanding dan dilakukan pengujian seperti pada point
2, 3 dan 4
3.3.4
3.3.5
1.
Perubahan warna
Uji molish
(+) A C E F G
Berwarna ungu
(+) B D
Violet kehitaman
(-) H
2.
3.
4.
5.
Uji Iod
(+) A B C D E F
Kuning
(-) G
Biru
Uji Benedict
(+) E B
Merah
(+) C F
Merah Bata
(-) D
Biru
Uji Barfoed
(+) A B C E
(-) F
Biru
Uji Selifwanoft
(+) B C
Merah bata
(-) A E
Kuning
Uji Nelson
No. Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Sampel gula
Tidak berwarana
2.
+ 1 ml nelson
Berwarna biru
3.
Dipanaskan 20 menit
4.
+ arsenon 1 ml
Biru tua
5.
+ 7 ml air
Biru
Konsentrasi larutan
Absorbansi
Abs-blanko
0,001 M
0,129
1,041
0,0008 M
0,122
0,034
0,0006 M
0,120
0,032
0,0004 M
0,119
0,031
Blanko
0,088
Mizon
0,115
0,027
Gula
0,120
0,032
Standart
4.2 Pembahasan
4.2.1 Uji Molish
4.2.2 Uji Iodium
4.2.3 Uji Benedict
4.2.4 Uji Barfoed
4.2.5 Uji selifwanoft
Uji selanjutnya yaitu Uji Seliwanoff . Uji Seliwanoff adalah sebuah uji
kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa
berdasarkan ada tidaknya gugus fungsi keton atau aldehida gula tersebut. Jika gula
tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia
mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta
bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:
Ketosa
yang
terhidrasi
kemudian
bereaksi
dengan resorsinol,
menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan
menghasilkan zat berwarna merah muda.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif.
Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari
furktosa dan glukosa.
Furfural
Ketosa
Resorsino
l
Merah
Uji Nelson
menentukan
konsentrasi
gula
dalam
sampel
dengan
mengukur
absorbansinya (Sudarmadji.S.1984)
Percobaan yang telah dilaklukan pada uji nelson ini mula-mula gula
ditambahkan 1 mL nelson. Penambahan dilkaukan secara pelan dan hasil yang
diperoleh berwarna biru. Kemudian dilakukan pemanasan selama 20 menit.
Larutan yang awalnya biru saat pemanasan ini berubah warna menjadi coklat.
Larutan yang telah dingin ditambahkan 1 ml reagen arseno dan kocok
sampai endapan larut kembali, penambahan arseno bertujuan agar bisa bereaksi
dengan endapan kupro oksida, pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi
kembali arsenomolibdat menjadi molibdene blue. Setelah semua endapan terlarut
sempurna, lalu di tambahkan 7 ml aquades pada larutan agar larutan standar tidak
terlalu pekat dan dapat terbaca absorbansinya. Warna yang dihasilkan saat
penambahan aquades ini tetap berwarna biru. Masing-masing larutan standar dan
larutan blanko di ukur absorbansinya. Dari percobaan yang telah dilakukan
diperoleh hasil absorbansi larutan dengan konsentrasi 0,001; 0,0008; 0,0006;
0,0004 M sebesar 0,129; 0,122; 0,120; 0,119. Untuk blanko sebesar 0,088 dan
gula hasil absorbansi sebesar 0,120. Hasil yang diperoleh didapatkan grafik
sebagai berikut :
Hasil tersebut bisa dibuat kurva dan di peroleh persamaan y = 16x + 0,111.
Selanjutnya yaitu dilakukan pengukuran kadar gula reduksi pada sampel gula
dengan langkah yang sama pada kurva standart. Hasil kadar gula dapat diperoleh
dari perhitungan nilai x dari kurva yang dikalikan dengan faktor pengenceran.
Adapun faktor pengenceran yang dilakukan dalam percobaan yaitu 10 kali.
Sehingga diperoleh hasil kadar gula sebesar 0,006.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S.(2010).Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Clark, John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company.
Company: New York.
Hawab. 2004. Pengantar Biokimia .Malang: Banyumedia.
Eaton, David C. 1980. The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book San
Franciso University: New York.
Fessenden, R. J. Dan Fessenden, J. S. 1995. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Kusnawidjaja, K. 1983. Biokimia. Alumni:Bandung
Morrison, Robert Thornton.1983.Organic Chemistry Fourth Edition: New York.
Sudarmadji, S. dkk (1989). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Cetakan
Pertama, Yogyakarta: Liberty.
LAMPIRAN
sampel
Uji molish
Uji iod
Uji benedik saat dipanaskan
Uji barfut
Uji selifwanoft
Uji selifwanoft