BIOKIMIA
DISUSUN OLEH :
ABDUL RASYID
P07134121050
D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
c. Uji Seliwanof
d. Uji Barfoed
e. Uji Benedict
f. Uji Luff
g. Uji Fehling
Glukosa + - - + + + +
Fruktosa + - + + + + +
Laktosa + - - - + + +
Sakarosa + - + - - - +
Dekstrin + + - - - + +
Amilum + + - - - - -
Bukti dokumentasi berupa foto hasil uji karbohidrat pada saat praktikum:
1. Molisch
2. Iodin
3. Seliwanof
4. Barfoed
5. Benedict
6. Luff
7. Fehling
11. Pembahasan
Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau zat-zat yang
bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa tersebut. Suatu
karbohidrat tergolong aldehida ( CHO ), jika oksigen karbonil berikantan dengan suatu
atom karbon terminal dan suatu keton ( C = O ) jika oksigen karbonil berikatan dengan
suatu karbon internal. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna
putih, yang sukar larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air ( kecuali beberapa
sakarida ). Sebagian besar karbohidrat dengan berat melekul yang rendah, manis
rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang tergolong
karbohidrat. Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu : monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida.
Dalam pengujiannya, terdapat beberapa dasar yang berbeda untuk tiap uji.
Dasar uji pada pengujian sampel berupa berubah atau tidaknya warna pada sampel
setelah ditetesi pereaksi. Pereaksi yang digunakan berbeda-beda setiap pengujiannya.
Apabila sampel berubah warna, dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut termasuk
dalam golongan yang diuji. Selain itu, reaksi yang berlangsung pada tiap uji juga
berbeda-beda.
Pada uji Molisch, bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya karbohidrat
dalam sampel. Hal ini dapat ditentukan dari berubah atau tidaknya sampel setelah
ditetesi pereaksi. Apabila sampel tersebut terdapat warna ungu, dapat disimpulkan
bahwa sampel tersebut mengandung karbohidrat, begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini,
dapat diketahui bahwa glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa, dekstrin, dan amilum
termasuk karbohidrat.
Pada uji iodine, bertujuan untuk mengetahui sampel tersebut mengandung
polisakarida atau bukan. Dasar penentuannya dengan menambahkan pereaksi pada
sampel. Apabila warna berubah menjadi berwarna ungu, maka sampel tersebut
termasuk polisakarida. Apabila tidak berubah warna, maka sampel tersebut bukan
termasuk polisakarida, melainkan monosakarida atau disakarida. Dalam hal ini, dapat
diketahui bahwa dekstrin dan amilum termasuk dalam golongan polisakarida.
Pada uji Selliwanof, bertujuan untuk mengetahui sampel tersebut mempunyai
gugus keton atau tidak. Dasar penentuannya dengan menambahkan pereaksi pada
sampel. Apabila warna berubah menjadi merah cherry, maka sampel tersebut
mempunyai gugus keton. Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa fruktosa dan sakarosa
mempunyai gugus keton.
Pada uji Barfoed, bertujuan untuk menentukan suatu sampel termasuk dalam
golongan monosakarida atau disakarida. Dasar penentuannya dengan menambahkan
pereaksi pada sampel. Apabila warna berubah menjadi merah bata, maka sampel
tersebut mengandung monosakarida. Namun apabila warna tidak berubah warna, maka
sampel tersebut mengandung disakarida atau polisakarida. Dalam hal ini, dapat
diketahui bahwa glukosa dan fruktosa termasuk dalam monosakarida.
Pada uji Benedict, bertujuan untuk membedakan gula pereduksi atau non
pereduksi. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata.
Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat. Dalam praktiknya, dapat
diketahui bahwa glukosa, fruktosa, dan laktosa termasuk dalam gula pereduksi.
Sedangkan sakarosa, dekstrin, dan amilum termasuk glukosa non-pereduksi.
Pada uji Luff, bertujuan untuk membedakan gula pereduksi atau non pereduksi.
Dalam praktiknya, dapat diketahui bahwa glukosa, fruktosa, dan laktosa termasuk dalam
gula pereduksi. Sedangkan sakarosa, dekstrin dan amilum termasuk glukosa non
pereduksi.
Pada uji Fehling, bertujuan untuk mengenal sifat pereduksi molekul karbohidrat
dan membedakan gula “terbuka” dan gula “tertutup”. Pereaksi Fehling bersifat basa kuat
dengan adanya NaOH pada Fehling B. K-Na tartrat berfungsi sebagai pengkomplek
untuk mencegah pengendapan Cu(OH)2 atau CuO dalam larutan natrium hidroksida.
Dalam praktiknya, dapat diketahui bahwa glukosa, fruktosa, dan laktosa termasuk dalam
gula terbuka. Sedangkan sakarosa, dekstrin, dan amilum termasuk dalam gula non
pereduksi.
12. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Glukosa. Fruktosa, laktosa, sakarosa, dekstrin, dan amilum termasuk ke
dalam karbohidrat,
b. Glukosa dan fruktosa merupakan senyawa karbohidrat monosakarida
c. Dekstrin dan amilum merupakan senyawa karbohidrat polisakarida
d. Glukosa, fruktosa, dan laktosan merupakan gula pereduksi.
13. Referensi
1. Rahayu, Muji. Analisis Kualitatif Karbohidrat. Bab 1
2. Adi, A. C. (2016). Karbohidrat. Dalam Hardinsyah, Ilmu Gizi Teori & Aplikasi (hal. 25-
35). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. https://123dok.com/document/qokjjjky-laporan-praktikum-ujikarbohidrat.
14. Soal
Tugas ke 1
1. Bagaimanakah reaksi pada uji Selliwanoff ?
Jawaban :
Tugas 2
1. Apa perbedaan fungsi pereaksi Luff dan Barfoed?
Jawaban :
Barfoed membedakan disakarida pereduksi dengan monosakarida
produksi pada tetes tebu
Luff penentuan kadar karbohidrat total dalam sampel makanan.
2. Apa kelebihan uji reduksi menggunakan pereaksi Benedict?
Jawaban : Uji kualitatif Benedict digunakan untuk menunjukkan adanya
monosakarida dan gula pereduksi. Ketika gula pereduksi dicampur dengan
larutan Benedict dan dipanaskan, reaksi reduksi menyebabkan larutan
Benedicts berubah warna