Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

DISUSUN OLEH :
ABDUL RASYID
P07134121050
D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2021/2022
1. Judul Praktikum : Analisis Kualitatif Uji Karbohidrat
2. Hari, Tanggal : Selasa, 18 Januari 2022
3. Teori Singkat :
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi
merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang
berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.
Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas
monosakarida yang merupakan molekul dasar dari karbohidrat, disakarida yang
terbentuk dari dua monosa yang dapat saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai
pendek yang dibentuk olh galaktosa, glukosa dan fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri
atas polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida dan serat yang
dinamakan juga polisakarida nonpati.
Karbohidrat sederhana terdiri atas 3 jenis, yaitu monosakarida, disakarida dan
oligosakarida. Ada tiga jenis monosakarida yang mempunyai arti gizi yaitu glukosa,
fruktosa dan galaktosa. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa,
maltosa dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa
merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel
merupakan sumber energi. Fruktosa, dinamakan sebagai gula buah yang merupakan
gula paling manis. Gula ini terutama terdapat dalam madu bersama glukosa dalam
buah, nektar bunga dan juga di dalam sayur. Galaktosa, terdapat di dalam tubuh
sebagai hasil pencernaan laktosa. Ada tiga jenis disakarida yang mempunyai arti gizi
yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa. Sukrosa, dinamakan juga gula tebu atau gula bit.
Gula pasir terdiri atas 99 % sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan tersebut
melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Bila dihidrolisis atau dicernakan, sukrosa
pecah menjadi satu unit glukosa dan fruktosa. Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas
di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati. Bila dicernakan atau
dihidrolisis, maltosa pecah menjadi dua unit glukosa. Laktosa (gula susu) hanya
terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Dan yang
terakhir adalah oligosakarida, Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh
monosakarida. Sebetulnya disakarida termasuk dalam oligosakarida, tetapi karena
peranannya dalam ilmu gizi sangat penting maka dibahas secara terpisah.
Selanjutnya ada karbohidrat kompleks yang terdiri dari 2 jenisn yaitu
polisakaridan dan polisakarida non pati/serat. Jenis polisakarida yang penting dalam
ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen dan polisakarida nonpati. Pati, merupakan
karbohidrat utama yang dimakan manusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dalam
proses pencernaan semua bentuk pati dihidrolisis menjadi glukosa. Pada tahap
petengahan akan dihasilkan dekstin dan maltosa. Dekstrin, merupakan produk antara
pada pencernaan pati atau dibentuk melalui hidrolisis parsial pati. Glikogen, dinamakan
juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidat di dalam tubuh
manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga bagian
dari glikogen disimpan di dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot
hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan
glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel
tubuh. Dan yang terakhir ada polisakarida non pati/serat. Serat mendapat perhatian
karena peranannya dalam mencegah bebagai penyakit.
4. Dasar Pengujian :
a. Uji Molisch
Asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan-ikatan glikosidik menghasilkan
monosakarida yang kemudian dapat didehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural
dan turunannya. Pentosa didehidrasi menghasilkan furfural, heksosa
menghasilkan 5-hidroksimethylfurfural (HMF). Furfural atau turunannya
direaksikan dengan -naftol menghasilkan senyawa komplek berwarna ungu.
b. Uji Iodin
Amilum merupakan polisakarida yang terdiri dari amilosa yang mempunyai
struktur heliks tanpa cabang dan amilopektin yang terdiri rantai bercabang. Amilosa
tersusun dari unit-unit glukosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik  14,
sedangkan amilopektin tersusun dari glukosa yang juga dihubungkan dengan
ikatan glikosidik  14 dan pada titik percabangannya dihubungkan dengan
ikatan glikosidik  16. Amilosa dengan iodium membentuk kompleks berwarna
birum sedangkan amipopektin membentuk warna merah-ungu.
c. Uji Seliwanof
Perubahan fruktosa oleh asam klorida menjadi asam levulinate dan
hidroksimetilfurfural (HMF) yang selanjutnya berkondensasi dengan resorsinol
membentuk senyawa kompleks berwarna merah. Sukrosa juga memberi reaksi
positif setelah terhidrolisis dengan HCl. Gula dengan gugus aldehid denagn
pemanasan yang lama dengan HCl juag memberikan hasil positif karena terjadi
perubahan gugus fungsi.
d. Uji Barfoed
Gugus karbonil (aldehid atau keton) pada molekul karbohidrat mereduksi Cu 2+
menjadi Cu+ membentuk endapan Cu2O. Pereaksi Barfoed bersifat asam lemah dan
hanya direduksi oleh monosakarida, sedangkan disakarida akan mereduksi dengan
waktu yang lama atau setelah terjadi hidrolisis.
e. Uji Benedict
Gugus karbonil (aldehid atau keton) pada molekul karbohidrat mereduksi Cu 2+
menjadi Cu+ membentuk endapan Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium
sitrat membuat pereaksi bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat
berwana hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada
konsentrasi karbohidrat.
f. Uji Luff
Gugus karbonil (aldehid atau keton) pada molekul karbohidrat mereduksi Cu 2+
menjadi Cu+ dalam suasana basa lemah membentuk endapan Cu2O. Dengan
pereaksi Luff dapat dibedakan gula pereduksi dan nonpereduksi.
g. Uji Fehling
Gugus karbonil (aldehid atau keton) pada molekul karbohidrat mereduksi Cu 2+
menjadi Cu+ dalam suasana basa kuat membentuk endapan Cu2O. Dengan pereaksi
Fehling dapat dibedakan gula pereduksi dan nonpereduksi. Perekasi Fehling bersifat
basa kuat denagn adanya NaOH pada Fehling B. K-Na tatrat berfungsi sebagai
pengkomplek untuk mencegah pengendapan Cu(OH)2 atau CuO dalam lkarutan
natrium hidroksida.
5. Reaksi :
a. Uji Molisch

Furfural atau HMF + α-naftol  senyawa kompleks berwarna ungu


b. Uji Iodin

c. Uji Seliwanof

d. Uji Barfoed

e. Uji Benedict

f. Uji Luff
g. Uji Fehling

6. Pereaksi dan Cara pembuatannya


a. Uji Molisch
Pereaksi Molisch : 5% alfa naftol dalam alkohol
b. Uji Iodin
Larutan Iodium 0.005 M dalam 3% KI
c. Uji Seliwanof
Pereaksi Seliwanof : larutan 0.05 gram resrsinol dalam 100mL HCl encer (1:2)
d. Uji Barfoed
Pereaksi Barfoed : melarutkan 13,3 gram Cu-asetat dalam 200mL aquades dan
menambahkan 1,3 mL asam asetat glasial
e. Uji Benedict
Perekasi Benedict : menuangkan larutan 1 ke dalam gelas kimia, secara perlahan-
lahan menambahkan larutan 2 sambil diaduk.
Larutan 1 : melarutkan 173 gram Na-sitrat 300mL aquades dan 100 gram Na2CO3
dalam 500mL air panas, menambahkan aquades hingga 850mL
Larutan 2 : melarutkan 17,3 gram CuSO4 dalam 100mL aquades, mengencerkannya
sampai 150mL
f. Uji Luff
Pereaksi Luff : 25 gram CuSO4. 5 H2O dilarutkan dalam 100mL aquadws; 50 gram
asam sitrat dalam 50mL aquades; 143,8 gram Na 2CO3 dalam 400mL aquades
mendidih. Masukkan hati-hati larutan asam sitrat ke dalam larutan Na-karbonat yang
telah dingin, kemudian tambhakan larutan CuSO4 dan aquades sampai 1000mL,
biarkan semalam, saring.
g. Uji Fehling
Pereaksi Fehling :
Fehling A : 6,93 gram CuSO4. 5 H2O dilarutkan dalam 100mL aquades
Fehling B : 34,6 gram K-Na-tartrat dilarutkan dalam 50 ml akuades
10 gram NaOH dilarutkan dalam 50mL aquades, dicampur.
7. Alat Pengujian
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Pipet tetes
d. Botol semprot aquades
e. Penjepit tabung reaksi
f. Pipet pump
g. Pipet mohr
h. Waterbed
8. Bahan Uji
a. Uji Molisch
1) Glukosa 1%
2) Fruktosa 1%
3) Laktosa 1%
4) Sukrosa 1%
5) Dekstrin 1%
6) Amilum 1%
7) Asam sulfat (H2SO4) pekat
b. Uji Iodin
1) Glukosa 1%
2) Fruktosa 1%
3) Laktosa 1%
4) Sukrosa 1%
5) Dekstrin 1%
6) Amilum 1%
c. Uji Seliwanof
1) Glukosa 1%
2) Fruktosa 1%
3) Laktosa 1%
4) Sukrosa 1%
5) Dekstrin 1%
6) Amilum 1%
d. Uji Barfoed
1) Glukosa 1%
2) Fruktosa 1%
3) Laktosa 1%
4) Sukrosa 1%
5) Dekstrin 1%
6) Amilum 1%
e. Uji Benedict
1) Glukosa 1%
2) Fruktosa 1%
3) Laktosa 1%
4) Sukrosa 1%
5) Dekstrin 1%
6) Amilum 1%
f. Uji Luff
1) Glukosa 1%
2) Fruktosa 1%
3) Laktosa 1%
4) Sukrosa 1%
5) Dekstrin 1%
6) Amilum 1%
g. Uji Fehling
1) Glukosa 1%
2) Fruktosa 1%
3) Laktosa 1%
4) Sukrosa 1%
5) Dekstrin 1%
6) Amilum 1%
9. Prosedur Uji
a. Uji Molisch
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Tambahkan 1mL bahan uji ke dalam masing-masing tabung reaksi (1, 2, 3, 4, 5
dan 6) mengunakan pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
3) Tambahkan aquades 1mL ke dalam masing-masing tabung reaksi mengunakan
pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
4) Tambahkan pereaksi Molisch sebanyak 3 tetes ke dalam masing-masing tabung
reaksi menggunakan pipet tetes.
5) Kocok masing-masing tabung reaksi hingga bercampur.
6) Tambahkan 1mL H2SO4 pekat ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan
hati-hati melalui dinding tabung (jangan dikocok) hingga terbentuk 2 lapisan
larutan.
7) Amati ada tidaknya warna ungu pada perbatasan kedua larutan.
b. Uji Iodin
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Tambahkan 1mL bahan uji ke dalam masing-masing tabung reaksi (1, 2, 3, 4, 5
dan 6) mengunakan pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
3) Tambahkan larutan I2 0.05M sebanyak 3-5 tetes ke dalam masing-masing tabung
reaksi menggunakan pipet tetes.
4) Amati warna yang terbentuk.
c. Uji Seliwanof
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Tambahkan 1mL bahan uji ke dalam masing-masing tabung reaksi (1, 2, 3, 4, 5
dan 6) mengunakan pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
3) Tambahkan aquades 1mL ke dalam masing-masing tabung reaksi mengunakan
pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
4) Tambahkan pereaksi Seliwanof sebanyak 4mL ke dalam masing-masing tabung
reaksi menggunakan pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
5) Kocok masing-masing tabung reaksi hingga bercampur.
6) Panaskan dalam waterbed bersuhu 100° C selama 5 menit.
7) Setelah 5 menit, angkat dari waterbed menggunakan penjepit.
8) Amati warna yang terbentuk.
d. Uji Barfoed
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Tambahkan 1mL bahan uji ke dalam masing-masing tabung reaksi (1, 2, 3, 4, 5
dan 6) mengunakan pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
3) Tambahkan aquades 1mL ke dalam masing-masing tabung reaksi mengunakan
pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
4) Tambahkan pereaksi Barfoed sebanyak 1mL ke dalam masing-masing tabung
reaksi menggunakan pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
5) Kocok masing-masing tabung reaksi hingga bercampur.
6) Panaskan dalam waterbed bersuhu 100° C selama 5 menit.
7) Setelah 5 menit, angkat dari waterbed menggunakan penjepit.
8) Amati warna yang terbentuk.
e. Uji Benedict
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Tambahkan 1mL bahan uji ke dalam masing-masing tabung reaksi (1, 2, 3, 4, 5
dan 6) mengunakan pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
3) Tambahkan aquades 1mL ke dalam masing-masing tabung reaksi mengunakan
pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
4) Tambahkan pereaksi Benedict sebanyak 5mL ke dalam masing-masing tabung
reaksi menggunakan pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
5) Kocok masing-masing tabung reaksi hingga bercampur.
6) Panaskan dalam waterbed bersuhu 100° C selama 5 menit.
7) Setelah 5 menit, angkat dari waterbed menggunakan penjepit.
8) Amati warna yang terbentuk.
f. Uji Luff
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Tambahkan 1mL bahan uji ke dalam masing-masing tabung reaksi (1, 2, 3, 4, 5
dan 6) mengunakan pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
3) Tambahkan aquades 1mL ke dalam masing-masing tabung reaksi mengunakan
pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
4) Tambahkan pereaksi Luff sebanyak 2mL ke dalam masing-masing tabung reaksi
menggunakan pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
5) Kocok masing-masing tabung reaksi hingga bercampur.
6) Panaskan dalam waterbed bersuhu 100° C selama 5 menit.
7) Setelah 5 menit, angkat dari waterbed menggunakan penjepit.
8) Amati warna yang terbentuk.
g. Uji Fehling
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Tambahkan 1mL bahan uji ke dalam masing-masing tabung reaksi (1, 2, 3, 4, 5
dan 6) mengunakan pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
3) Tambahkan aquades 1mL ke dalam masing-masing tabung reaksi mengunakan
pipet mohr dengan bantuan pipet pump.
4) Tambahkan pereaksi Fehling A dan B masing-masing sebanyak 1mL ke dalam
masing-masing tabung reaksi menggunakan pipet mohr dengan bantuan pipet
pump.
5) Kocok masing-masing tabung reaksi hingga bercampur.
6) Panaskan dalam waterbed bersuhu 100° C selama 5 menit.
7) Setelah 5 menit, angkat dari waterbed menggunakan penjepit.
8) Amati warna endapan yang terbentuk.
10. Hasil Uji

Uji Uji Iodin Uji Uji Uji Uji Luff Uji


Molisch Seliwanof Barfoed Benedict Fehling

Glukosa + - - + + + +

Fruktosa + - + + + + +

Laktosa + - - - + + +

Sakarosa + - + - - - +

Dekstrin + + - - - + +

Amilum + + - - - - -
 Bukti dokumentasi berupa foto hasil uji karbohidrat pada saat praktikum:
1. Molisch

2. Iodin

3. Seliwanof
4. Barfoed

5. Benedict

6. Luff
7. Fehling

11. Pembahasan
Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau zat-zat yang
bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa tersebut. Suatu
karbohidrat tergolong aldehida ( CHO ), jika oksigen karbonil berikantan dengan suatu
atom karbon terminal dan suatu keton ( C = O ) jika oksigen karbonil berikatan dengan
suatu karbon internal. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna
putih, yang sukar larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air ( kecuali beberapa
sakarida ). Sebagian besar karbohidrat dengan berat melekul yang rendah, manis
rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang tergolong
karbohidrat. Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu : monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida.
Dalam pengujiannya, terdapat beberapa dasar yang berbeda untuk tiap uji.
Dasar uji pada pengujian sampel berupa berubah atau tidaknya warna pada sampel
setelah ditetesi pereaksi. Pereaksi yang digunakan berbeda-beda setiap pengujiannya.
Apabila sampel berubah warna, dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut termasuk
dalam golongan yang diuji. Selain itu, reaksi yang berlangsung pada tiap uji juga
berbeda-beda.
Pada uji Molisch, bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya karbohidrat
dalam sampel. Hal ini dapat ditentukan dari berubah atau tidaknya sampel setelah
ditetesi pereaksi. Apabila sampel tersebut terdapat warna ungu, dapat disimpulkan
bahwa sampel tersebut mengandung karbohidrat, begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini,
dapat diketahui bahwa glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa, dekstrin, dan amilum
termasuk karbohidrat.
Pada uji iodine, bertujuan untuk mengetahui sampel tersebut mengandung
polisakarida atau bukan. Dasar penentuannya dengan menambahkan pereaksi pada
sampel. Apabila warna berubah menjadi berwarna ungu, maka sampel tersebut
termasuk polisakarida. Apabila tidak berubah warna, maka sampel tersebut bukan
termasuk polisakarida, melainkan monosakarida atau disakarida. Dalam hal ini, dapat
diketahui bahwa dekstrin dan amilum termasuk dalam golongan polisakarida.
Pada uji Selliwanof, bertujuan untuk mengetahui sampel tersebut mempunyai
gugus keton atau tidak. Dasar penentuannya dengan menambahkan pereaksi pada
sampel. Apabila warna berubah menjadi merah cherry, maka sampel tersebut
mempunyai gugus keton. Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa fruktosa dan sakarosa
mempunyai gugus keton.
Pada uji Barfoed, bertujuan untuk menentukan suatu sampel termasuk dalam
golongan monosakarida atau disakarida. Dasar penentuannya dengan menambahkan
pereaksi pada sampel. Apabila warna berubah menjadi merah bata, maka sampel
tersebut mengandung monosakarida. Namun apabila warna tidak berubah warna, maka
sampel tersebut mengandung disakarida atau polisakarida. Dalam hal ini, dapat
diketahui bahwa glukosa dan fruktosa termasuk dalam monosakarida.
Pada uji Benedict, bertujuan untuk membedakan gula pereduksi atau non
pereduksi. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata.
Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat. Dalam praktiknya, dapat
diketahui bahwa glukosa, fruktosa, dan laktosa termasuk dalam gula pereduksi.
Sedangkan sakarosa, dekstrin, dan amilum termasuk glukosa non-pereduksi.
Pada uji Luff, bertujuan untuk membedakan gula pereduksi atau non pereduksi.
Dalam praktiknya, dapat diketahui bahwa glukosa, fruktosa, dan laktosa termasuk dalam
gula pereduksi. Sedangkan sakarosa, dekstrin dan amilum termasuk glukosa non
pereduksi.
Pada uji Fehling, bertujuan untuk mengenal sifat pereduksi molekul karbohidrat
dan membedakan gula “terbuka” dan gula “tertutup”. Pereaksi Fehling bersifat basa kuat
dengan adanya NaOH pada Fehling B. K-Na tartrat berfungsi sebagai pengkomplek
untuk mencegah pengendapan Cu(OH)2 atau CuO dalam larutan natrium hidroksida.
Dalam praktiknya, dapat diketahui bahwa glukosa, fruktosa, dan laktosa termasuk dalam
gula terbuka. Sedangkan sakarosa, dekstrin, dan amilum termasuk dalam gula non
pereduksi.
12. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Glukosa. Fruktosa, laktosa, sakarosa, dekstrin, dan amilum termasuk ke
dalam karbohidrat,
b. Glukosa dan fruktosa merupakan senyawa karbohidrat monosakarida
c. Dekstrin dan amilum merupakan senyawa karbohidrat polisakarida
d. Glukosa, fruktosa, dan laktosan merupakan gula pereduksi.

13. Referensi
1. Rahayu, Muji. Analisis Kualitatif Karbohidrat. Bab 1
2. Adi, A. C. (2016). Karbohidrat. Dalam Hardinsyah, Ilmu Gizi Teori & Aplikasi (hal. 25-
35). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. https://123dok.com/document/qokjjjky-laporan-praktikum-ujikarbohidrat.

14. Soal
 Tugas ke 1
1. Bagaimanakah reaksi pada uji Selliwanoff ?
Jawaban :

2. Bagaimanakah reaksi amilum dengan I2 ?


Jawaban : Pengujian iodin yaitu amilum atau pati yang bereaksi dengan
iodin akan membentuk warna biru, dekstrin membentuk warna merah
keunguan, dan glikogen akan membentuk warna merah kecoklatan.
3. Gambarlah perbedaan struktur kimia amilum dengan glikogen!
Jawaban :

 Tugas 2
1. Apa perbedaan fungsi pereaksi Luff dan Barfoed?
Jawaban :
Barfoed  membedakan disakarida pereduksi dengan monosakarida
produksi pada tetes tebu
Luff  penentuan kadar karbohidrat total dalam sampel makanan.
2. Apa kelebihan uji reduksi menggunakan pereaksi Benedict?
Jawaban : Uji kualitatif Benedict digunakan untuk menunjukkan adanya
monosakarida dan gula pereduksi. Ketika gula pereduksi dicampur dengan
larutan Benedict dan dipanaskan, reaksi reduksi menyebabkan larutan
Benedicts berubah warna

Anda mungkin juga menyukai