Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM 7

PRAKTEK MENGANALISIS SECARA DESKRIPTIF RIWAYAT


ILMIAH PENYAKIT

Disusun Oleh:
Abdul Rasyid
P07134121050
D3 Teknologi Laboratorium Medis

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
202I/2022
Riwayat Ilmiah Penyakit
 Definisi
Riwayat alamiah penyakit adalah proses perjalanan penyakit mulai dari terpapar
sampai penyakit selesai (sembuh, cacat, atau mati) tanpa pengobatan. Berarti
perkembangan proses penyakit pada individu sepanjang waktu tertentu, tanpa
intervensi
 Proses Penyakit
Proses penyakit bermula dengan pemajan suatu faktor atau akumulasi faktor yang
mampu menyebabkan penyakit.

• Stimulus dapat terjadi jauh sebelum terjadinya interaksi antara stimulus dan manusia
• Interaksi awal antara faktor-faktor “host”, “agent”
dan “environment” disebut periode prepathogenesis
• Pada fase ini penyakit belum berkembang,
tapi kondisi yang melatarbelakangi untuk terjadinya penyakit telah ada misalnya :
• kelelahan, alkoholik merupakan kondisi yang suseptibel untuk terjadinya
hepatitis
• kadar kolesterol meningkat kemudian menyebabkan penyakit jantung koroner
• Faktor-faktor seperti kelelahan, kadar kolesterol yang tinggi didalam darah  yang
meningkatkan resiko terjadinya suatu penyakit disebut faktor resiko.
• Pada fase ini penyakit belum berkembang tapi faktor resiko sudah ada.
1. Prephatogenesis
Disebut juga: fase susceptibel atau stage of susceptibility atau tahap awal proses
etiologis. Masa ini dimulai saat terjadinya stimulus penyakit sampai terjadi respon
pada tubuh. Pada tahap ini mulai terjadinya interaksi antara Agen-Host-Environment
Pada kejadian penyakit menular/infeksi, mulai terjadi paparan atau exposure dengan
agen penyakit namun agen belum masuk tubuh host. Pada individu yang tidak sehat,
agen bisa masuk ke dalam tubuh. Paparan tersebtu dapat berupa mikroorganisme
penyebab penyakit. Kejadian penyakit belum berkembang akan tetapi kondisi yang
melatarbelakangi terjadinya penyakit atau faktor risiko penyakit telah ada. Pada tahap
ini terjadi akumulasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit ke host yang
rentan. Misalnya:
- Hepatitis, faktor risiko kelelahan dan alkoholik sudah ada jauh
sebelumnya;
- Penyakit Jantung Koroner (PJK), faktor risiko kolesterol tinggi
(hypercholesterol) sudah ada sebelumnya;
- Asbestosis, faktor risiko paparan asbestosis fiber;
- Lung cancer, faktor risiko zata-zat yang ada dalam asap rokok;
- Endometrial cancer, dipicu oleh hormon estrogen;
- Dan sebagainya

2. Early phatogenesis
Tahap ini dimulai sejak timbulnya gejala-gejala/tanda-tanda pertama penyakit.
Setelah proses penyakit dipicu oleh pajanan, akan terjadi perubahan paologis
(pathological changes) pada individu yang tidak peduli terhadap kesehatannya.
Pada penyakit infeksi, fase ini disebut juga masa inkubasi(incubation period),
sedangkan pada penyakit kronis/tidak menular disebut masa latensi (latency period).
Selama periode ini, gejala penyakittidak tampak (inapparent). Periode ini dapat
berlangsung cepat dalam hitungan detik (pada keracunan dan kondisi
alergi/hipersensitivitas), sampai berlangsung lama (pada pernyakit kronis). Bahkan
terdapat variasi lama masa inkubasi pada hanya satu penyakit. Misalnya pada
Hepatitis A sekitar 7 minggu. Pada leukemia pada korban bom atom Hiroshima , masa
latensi bervariasi antara 2-12 tahun, dengan masa puncak 6-7 tahun.
Meskipun penyakit tidak terlihat selama masa inkubasi, beberapa perubahan
patologik dapat dideteksi dengan uji laboratorium, radiografi, atau metode skrining
lainnya. Program skrining memang sebaiknya dijalankan pada periode inkubasi,
karena akan lebih efektif bila penyakit berlanjut dan menunjukkan gejala. Periode
dimana individu mampu menularkan penyakit yang dimulai sejak infeksi hingga
terdeteksinya infeksi dengan pemeriksaan laboratorium disebut windows period.
Sedangkan waktu sejak penyakit terdeteksi oleh uji skrining (mis:
laboratorium) hingga timbul manifestasi klinik disebut sojourn time atau detectable
preclinic period. Periode waktu seorang penderita penyakit dapat menularkan
penyakitnya disebut dengan infection period.
Pada fase ini terdapat pula proses yang disebut proses promosi. Proses
promosi adalah proses peningkatan keadaan patologis yang irreversibel dan asimtom,
menjadi keadaan yang menimbulkan manifestasi klinis. Pada proses ini, agen penyakit
akan meningkatkan aktivitasnya, masuk ke dalam tubuh, sehingga menyebabkan
transformasi sel atau disfungsi sel, akhirnya menunjukkan gejala atau klinis.

3. Early disease
Pada tahap ini sudah terjadi gangguan patologis dan mulai muncul gejala-
gejala dari penyakit (stage of subclinical disease). Sebaiknya pada tahap ini sudah
dilakukan diagnosis dini.
Dihitung mulai dari munculnya gejala penyakit.
• penjamu sudah merasakan sakit tetapi sifatnyamasih ringan.
• umumnya penderita masih dapat melakukanaktifitas sehari-hari shg sering tdk
datang berobat.
• Perawatan penderita pada tahap ini biasanyacukup dengan berobat jalan.
• Jika tidak diobati dapat mendatangkan masalahlanjutan yang makin besar antara
lain: – penyakitnya akan semakin parah dan memerlukan perawatan yang relatif
mahal.
– dapat menularkan kepada orang lain dan dapatmenimbulkan KLB atau wabah di
masyarakat.

4. Manifest ( Advance ) disease


Pada tahap ini gangguan patologis menjadi lebih berat dan gejala-gejala
penyakit tampak lebih jelas (stage of clinical disease) sehingga diagnosis penyakit
sangat mudah ditegakan. Agar penyakit tidak bertambah parah, pengobatan yang tepat
mutlak diperlukan.
- Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit
lanjut.
- Penderita sudah tidak dapat melakukan pekerjaan.
- Jika datang berobat umumnya telah memerlukanperawatan (bad rest).

5. Recovalesence
Pada tahap ini, jika individu yang menderita suatu penyakit klinis tertentu
tidak diberikan pengobatan yang tepat maka individu tersebut akan masuk ke dalam
tahap akhir penyakit, dimana gangguan patologis tersebut dimanifestasikan menjadi
kondisi yang lebih berat, sepeti kecacatan, komplikasi, bahkan kematian. Sebaliknya,
jika individu tersebut diberikan pengobatan yang tepat maka tahap akhir dari penyakit
tersebut adalah kesembuhan.

Contoh 1:
Berdasarkan tahapan penyakit Influenza ada istilah periode laten (latent period), periode
infeksius (infectious period), masa inkubasi dan gejala klinis pada penyakit Influenza.
Periode laten dan periode infeksius dibagi berdasarkan periode suatu agent atau pejamu
sebelum bisa menularkan penyakit dan setelah bisa menularkan penyakit atau menginfeksi
pejamu lain. Periode laten mulai dari awal infeksi terjadi hingga periode infeksi, sedangkan
periode infeksius dimulai pejamu bisa menularkan penyakit atau agent penyakit ke pejamu
lainnya. Pada contoh influenza diatas, periode latent Influenza sekitar 1 hingga 4 hari,
sedangkan periode infeksius, setelahnya dan periodenya bisa dari 1 hingga 5 hari.
Berdasarkan periode perkembangan gejala penyakit, periode inkubasi Influenza, waktu yang
dibutuhkan sejak awal paparan/infeksi oleh virus Influenza hingga timbulnya gejala dan
tanda klinis Influenza adalah antara 1 hingga 5 hari, pada masa inkubasi, pejamu bisa
menularkan penyakit juga, walaupun gejala klinis belum muncul, sedangkan periode klinis
antara 2 hingga 7 hari setelah periode inkubasi dimana gejala dan tanda pejamu menderita
Influenza telah muncul.

Contoh 2:
Pada kasus HIV/AIDS ada beberapa tahapan riwayat alamiah penyakit. Virus
membutuhkan 5-10 tahun bahkan lebih untuk menuju fase AIDS. Berikut riwayat alamiah
penyakit HIV-AIDS:
1. Tahap Pertama (periode jendela)
a. HIV masuk ke dalam tubuh hingga terbentuk antibodi dalam darah.
b. Penderita HIV tampak dan merasa sehat.
c. Pada tahap ini, tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus.
d. Tahap ini berlangsung selama 2 minggu sampai 6 bulan.
2. Tahap Kedua (HIV Asimptomatik/masa laten)
a. Pada tahap ini HIV mulai berkembang di dalam tubuh.
b. Tes HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus karena antibodi yang mulai
terbentuk.
c. Penderita tampak sehat selama 5-10 tahun, bergantung pada daya tahan. Rata-
rata penderita bertahan selama 8 tahun. Namun di negara berkembang, durasi
tersebut lebih pendek.
3. Tahap Ketiga (dengan gejala penyakit)
a. Pada tahap ini penderita dipastikan positif HIV dengan sistem kekebalan tubuh
yang semakin menurun.
b. Mulai muncul gejala infeksi oportunistis, misalnya pembengkakan kelenjar
limfa atau diare terus-menerus.
c. Umumnya tahap ini berlangsung selama 1 bulan, bergantung pada daya tahan
tubuh penderita.
4. AIDS
a. Pada tahap ini, penderita positif menderita AIDS.
b. Sistem kekebalan tubuh semakin turun.
c. Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistis) menyebabkan kondisi penderita
semakin parah.

Anda mungkin juga menyukai