Anda di halaman 1dari 5

Riwayat Alamiah Penyakit HIV/AIDS

Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit tanpa campur tangan
medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural.
Manfaat riwayat mempelajari alamiah perjalanan penyakit :
1. Untuk diagnostik : masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis penyakit, misal dalam
KLB (Kejadian Luar Biasa)
2. Untuk Pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari
titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.
3. Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap perjalanan awal
penyakit, adalah waktu yang tepat untuk pemberian terapi, lebih awal terapi akan lebih baik hasil
yang diharapkan.

Tahapan Riwayat alamiah perjalanan penyakit adalah sebagai berikut:


1) Tahap Pre-Patogenesa
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini
masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum
masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda tanda penyakit
dan daya tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.
2) Tahap Patogenesa
a. Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala-
gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda, ada
yang bersifat seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya hanya 1- 2 hari, penyakit Polio
mempunyai masa inkubasi 7 - 14 hari, tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker
paru-paru dan sebagainya. Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus
yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu
saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara
tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik.
b. Tahap Penyakit Dini
Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini
pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat
melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang
datang berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi
dengan berobat jalan.
Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan masyarakat,
terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh masih kuat mereka tidak datang
berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang di derita,
sehingga saat datang berobat sering talah terlambat.
c. Tahap Penyakit Lanjut
Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut.
Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat,
umumnya telah memerlukan perawatan.
d. Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit
tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :
Sembuh sempurna: penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna, artinya bentuk
dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit.
Sembuh tetapi cacat: penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya
kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada pejamu. Adapun yang
dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi
juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial.
Karier: pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit
memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit yang
pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali.
Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat
sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan
Kronis: perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti
tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak
menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap berada dalam keadaan sakit.
Meninggal dunia: terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena
pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran
dan keperawatan.

Riwayat Alamiah Penyakit HIV AIDS


AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit AIDS
yaitu suatu penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah
putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya system kekebalan tubuh. Hilangnya atau
berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam
penyakit termasuk penyakit ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya
tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan
lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan uintuk system kekebalan
tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit. Tubuh kita lemah dan
tidak berupaya melawan juangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski
terkena influenza atau pilek biasa. Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah
langsung menyebabkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup
lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang
mematikan.

Tahapan-tahapan:
1) Tahap Pre Patogenesis
Tahap pre patogenesis tidak terjadi pada penyakit HIV AIDS. Hal ini karena penularan
penyakit HIV terjadi secara langsung (kontak langsung dengan penderita). HIV dapat menular
dari suatu satu manusia ke manusia lainnya melalui kontak cairan pada alat reproduksi, kontak
darah (misalnya trafusi darah, kontak luka, dll), penggunaan jarum suntik secara bergantian dan
kehamilan.
2) Tahap Patogenesis
Pada fase ini virus akan menghancurkan sebagian besar atau keseluruhan sistem imun
penderita dan penderita dapat dinyatakan positif mengidap AIDS. Gejala klinis pada orang
dewasa ialah jika ditemukan dua dari tiga gejala utama dan satu dari lima gejala minor. Gejala
utamanya antara lain demam berkepanjangan, penurunan berat badan lebih dari 10% dalam
kurun waktu tiga bulan, dan diare kronis selama lebih dari satu bulan secara berulang-ulang
maupun terus menerus. Gejala minornya yaitu batuk kronis selama lebih dari 1 bulan, munculnya
Herpes zoster secara berulang-ulang, infeksi pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh
Candida albicans, bercak-bercak gatal di seluruh tubuh, serta pembengkakan kelenjar getah
bening secara menetap di seluruh tubuh. Akibat rusaknya sistem kekebalan, penderita menjadi
mudah terserang penyakit-penyakit yang disebut penyakit oportunitis. Penyakit yang biasa
menyerang orang normal seperti flu, diare, gatal-gatal, dan lain-lain. Bisa menjadi penyakit yang
mematikan di tubuh seorang penderita AIDS.
a. Tahap Inkubasi
Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai
dengan menunjukkan gejala-gejala AIDS. Waktu yang dibutuhkan rata-rata cukup lama dan
dapat mencapai kurang lebih 12 tahun dan semasa inkubasi penderita tidak menunjukkan gejala-
gejala sakit.
Selama masa inkubasi ini penderita disebut penderita HIV. Pada fase ini terdapat masa dimana
virus HIV tidak dapat tedeteksi dengan pemeriksaan laboratorium kurang lebih 3 bulan sejak
tertular virus HIV. Selama masa inkubasi penderita HIV sudah berpotensi untuk menularkan
virus HIV kepada orang lain dengan berbagai cara sesuai pola transmisi virus HIV. Mengingat
masa inkubasi yang relatif lama, dan penderita HIV tidak menunjukkan gejala-gejala sakit, maka
sangat besar kemungkinan penularan terjadi pada fase inkubasi ini.
b. Tahap Penyakit Dini
Penderita mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat
mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV
akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebalan tubuhnya menurun/ lemah hingga
jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah
dengan menjalani uji antibody HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas
yang beresiko terkena virus HIV.
c. Tahap Penyakit Lanjut
Pada tahap ini penderita sudah tidak bias melakukan aktivitas apa-apa. Penderita mengalami
nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk serta nyeri dada. Penderita mengalami jamur pada
rongga mulut dan kerongkongan.
Terjadinya gangguan pada persyarafan central mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah
berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada sistem
persyarafan ujung (peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan
kaki, reflek tendon yang kurang selalu mengalami tensi darah rendah dan impotent.
Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau cacar api (herpes zoster) dan
berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah
mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (folliculities), kulit kering berbercak-bercak.
3) Tahap Post Patogenesis (Tahap Penyakit Akhir)
Fase ini merupakan fase terakhir dari perjalanan penyakit AIDS pada tubuh penderita. Fase
akhir dari penderita penyakit AIDS adalah meninggal dunia.

Anda mungkin juga menyukai