OLEH:
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah bahasa Indonesia tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Kelompok 1 B5
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 LatarBelakang................................................................................. 1
1.2 RumusanMasalah............................................................................ 3
1.3 TujuanPenulisan.............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 4
2.1 The Ottawa Conference in Kanada (1986).................................. 4
2.2 The Adelaide Conference in Australia (1988)............................. 5
2.3 The Sundsvall Conference Swedia (1991)................................... 6
2.4 Konferensi Jakarta, Indonesia (1997).......................................... 8
2.5 Konferensi Mexico, City (2000).................................................. 10
2.6 Konferensi Bangkok, Thailand (2005)........................................ 11
2.7 Konferensi Nairobi, Kenya (2009).............................................. 12
BAB III PENUTUP............................................................................................. 30
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 30
3.2 Saran............................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
masyarakat di Indonesia, maupun secara praktik pendidikan kesehatan secara
global. Para praktisi pendidikan kesehatan telah bekerja keras untuk
memberikan informasi kesehatan melalui berbagai media dan teknologi
pendidikan kepada masyarakat, dengan harapan masyarakat dapat melakukan
hidup sehat seperti yang diharapkan. Tetapi pada kenyataannya, perubahan
perilaku hidup sehat tersebut sangat lamban, sehingga dampaknya terhadap
perbaikan kesehatan sangat kecil. Dari hasil studi yang dilakukan oleh World
Health Organization (WHO) dan para ahli pendidikan kesehatan,
mengungkapkan memang benar bahwa pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan sudah cukup baik, tetapi praktik mereka masih rendah. Hal ini
berarti bahwa perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan tidak diimbangi dengan peningkatan atau perubahan perilakunya.
Belajar dari pengalaman pelaksanaan pendidikan kesehatan dari berbagai
tempat, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tersebut belum
“memampukan” (ability) masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, tetapi
baru dapat “memaukan” (wiliness) masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
2
menggunakan istilah promosi kesehatan (health promotion). Jika sebelumnya
pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya yang terencana untuk perubahan
perilaku masyarakat sesuai dengan norma kesehatan, maka promosi kesehatan
tidak hanya mengupayakan perubahan perilaku, tetapi juga perubahan
lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. (Kris, n.d.)
1. Apa saja yang dibahas dalam The Ottawa Conference in Kanada (1986) ?
2. Apa saja yang dibahas dalam The Adelaide Conference in Australia
(1988)?
3. Apa saja yang dibahas dalam The Sundsvall Conference Swedia (1991) ?
4. Apa saja yang dibahas dalam Konferensi Jakarta, Indonesia (1997) ?
5. Apa saja yang dibahas dalam Konferensi Mexico City (2000) ?
6. Apa saja yang dinahas dalam Konferensi Bangkok, Thailand (2005) ?
7. Apa saja yang dibahas dalam Konferensi Nairobi, Kenya (2009) ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
menyediakan prasarana sarana yang mendukung terciptanya perilaku sehat
bagi masyarakat.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service). Selama ini
yang menjadi penyedia (provider) pelayanan kesehatan adalah pemerintah
dan swasta sedangkan masyarakat adalah sebagai pengguna (customers)
pelayanan kesehatan. Pemahaman ini harus diubah, bahwasanya
masyarakat tidak sekedar pengguna tetapi bisa sebagai provider dalam
batas-batas tertentu melalui upaya pemberdayaan.
4. Keterampilan Individu (Personnel Skill). Kesehatan masyarakat akan
terwujud apabila kesehatan individu, keluarga dan kelompok tersebut
terwujud.
5. Gerakan Masyarakat (Community Action). Adanya gerakan-gerakan atau
kegiatan- kegiatan di masyarakat yang mendukung kesehatan agar
terwujud perilaku yang kondusif dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka. (Dwi Susilowati, 2016)
5
Semangat Alma-Ata dibawa ke depan dalam Piagam Promosi Kesehatan
yang diadopsi di Ottawa pada tahun 1986. Piagam tersebut menetapkan tantangan
untuk bergerak menuju kesehatan masyarakat yang baru dengan menegaskan
kembali keadilan dan kesetaraan sosial sebagai prasyarat untuk kesehatan, dan
advokasi dan mediasi sebagai proses pencapaian mereka.konferensi Adelaide
tentang Kebijakan Publik yang Sehat berlanjut ke arah yang ditetapkan di Alma-
Ata dan Ottawa, dan dibangun di atas momentum mereka. Dua ratus dua puluh
peserta dari empat puluh dua negara berbagi pengalaman dalam merumuskan dan
melaksanakan kebijakan publik yang sehat. Strategi yang direkomendasikan
berikut untuk tindakan kebijakan publik yang sehat mencerminkan konsensus
yang dicapai di Konferensi. (health world organization, n.d.)
6
dalam promosi kesehatan memerlukan akses ke informasi, jaringan dan
dana. Semua wanita, terutama yang berasal dari, adat, dan kelompok etnis
minoritas, memiliki hak untuk menentukan kesehatan mereka sendiri dan
harus diadakan mitra penuh dalam perumusan kebijakan publik yang sehat
untuk memastikan relevansi budaya.
Konferensi ini mengusulkan bahwa negara-negara mulai
mengembangkan kebijakan publik nasional di mana agenda kesehatan
perempuan sendiri adalah meliputi proposal untuk:
1. Kerja sama peduli yang dilakukan dalam
masyarakat
2. Praktik bersalin berdasarkan preferensi dan
kebutuhan perempuan
3. Mekanisme yang mendukung untuk pekerjaan,
seperti dukungan untuk ibu dengan anak-anak, cuti
kehamilan, dsb.
b. Makanan dan Gizi
Penghapusan kelaparan dan kekurangan gizi adalah tujuan
mendasar dari kebijakan publik yang sehat. Kebijakan tersebut harus
menjamin akses universal untuk makanan sehat yang cukup dengan
memperhatikan kearifan lokal. Kebijakan pangan dan gizi perlu
mengintegrasikan metode produksi dan distribusi pangan baik swasta dan
publik untuk mencapai harga yang terjangkau. Kebijakan pangan dan gizi
yang mengintegrasikan pertanian, dan faktor lingkungan ekonomi untuk
memastikan dampak kesehatan nasional dan internasional yang positif
harus menjadi prioritas bagi semua pemerintah. Tahap pertama dari
kebijakan seperti itu akan menjadi pembentukan gol untuk gizi dan diet.
Perpajakan dan subsidi harus mendukung akses yang mudah untuk
peningkatan diet dan gizi.
Konferensi merekomendasikan pemerintah segera mengambil
tindakan dan langsung di semua tingkatan untuk menggunakan daya beli
mereka di pasar makanan untuk memastikan bahwa pasokan pangan di
7
bawah kontrol khusus mereka (seperti katering di rumah sakit, sekolah,
pusat penitipan anak, layanan kesejahteraan dan tempat kerja)
memberikan konsumen akses siap untuk makanan bergizi.
c. Pengurangan tembakau dan alcohol
Penggunaan tembakau dan penyalahgunaan alkohol adalah dua
bahaya kesehatan utama yang perlu penanganan segera melalui
pengembangan kebijakan publik yang sehat. Tidak hanya tembakau
berbahaya bagi kesehatan perokok tetapi konsekuensi kesehatan akibat
merokok pasif, terutama untuk bayi. Alkohol memberikan kontribusi
untuk perselisihan sosial, dan trauma fisik serta mental. Selain itu,
konsekuensi ekologi yang serius dari penggunaan tembakau sebagai
tanaman komersial di negara miskin telah memberi kontribusi pada krisis
dunia saat ini dalam produksi dan distribusi makanan.
Pada konferensi ini pemerintah harus berkomitmen untuk
pengembangan kebijakan publik yang sehat dengan menetapkan target
nasional dan bertekad mengurangi pertumbuhan tembakau dan produksi
alkohol, pemasaran dan konsumsi secara signifikan pada tahun 2000.
d. Menciptakan lingkungan yang mendukung
8
kebijakan, pengembangan aliansi yang kuat dan sistem dukungan sosial,
serta pemberdayaan masyarakat.(Tri Widiarti Kasani, 2016)
9
Ketiga konferensi tersebut diselenggarakan di negara maju sehingga
timbulah pertanyaan apakah promosi kesehatan hanya sesuai untuk negara maju
saja atau tidak cocok untuk negara berkembang? Untuk membantah keraguan itu,
maka konferensi yang ke-IV dilaksanakan di salah satu negara sedang
berkembang. Indonesia memperoleh kehormatan untuk menjadi
penyelenggaranya yang pertama.(Tri Widiarti Kasani, 2016)
10
Dengan tema: BRIDGING THE EQUITY GAP (Menjembatani
Kesenjangan Pemerataan) merupakan sejarah pertemuan internasional Promosi
Kesehatan yang dihadiri oleh 100 Negara yang diwakilkan para Menteri
Kesehatan dengan membuat kesepakatan antara lain :
Pada konferensi kelima ini, tema yang diangkat adalah Health Promotion
in Globalized World (Promosi Kesehatan dalam dunia yang mengglobal) yaitu
komitmen untuk kesehatan bagi semua. Kesepakatan yang dihasilkan antara lain:
11
b. Penguatan Sistem Kesehatan (Strengthening Health Systems)
c. Kemitraan dan Kerjasama Lintas Sektor (Partnership and Intersesectoral
Action)
d. Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment)
e. Sadar Sehat dan Perilaku Sehat (Health Literacy and Health Behavior).(Tri
Widiarti Kasani, 2016)
12
BAB III
PENUTUP
1.1.Kesimpulan
Istilah promosi kesehatan diterima dan diperkenalkan oleh WHO,
yang kemudian diterima dan dipergunakan oleh semua anggota WHO. Pada
waktu itu dicanangkan the Ottawa Charter, yang memuat definisi dan prinsip-
prinsip dasar Health Promotion. Penerapan Deklarasi Alma-Ata satu decade lalu
merupakan tonggak penting dalam gerakan Kesehatan untuk Semua yang
diluncurkan oleh Majelis Kesehatan Dunia pada tahun 1977. Berdasarkan
pengakuan kesehatan sebagai tujuan sosial yang fundamental, Deklarasi tersebut
menetapkan arah baru untuk kebijakan kesehatan dengan menitik beratkan pada
keterlibatan masyarakat, kerja sama antar sektor masyarakat dan pelayanan
kesehatan primer sebagai landasannya. Konferensi Sundsvall pada tahun 1991
menyoroti hubungan penting antara kesehatan dan lingkungan fisik. Lingkungan
bukan hanya struktur dan layanan yang terlihat di sekitar kita tetapi juga memiliki
dimensi spiritual, sosial, budaya, ekonomi, politik dan ideologis. Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan IV initer selenggara pada bulan Juli 1997
bertempat di Hotel Horison, Ancol, Jakarta. Pesan utama dalam konferensi
keempat ini ialah perlunya merubah pola tradisional dalam promosi kesehatan
dengan menciptakan kemitraan pada berbagai sektor baik pemerintah maupun
swasta. Konferensi Mexico dengan tema Bridging the Equity Gap (menjembatani
kesenjangan pemerataan) dengan kesepakatan antara lain kesepakatan menteri
kesehatan sedunia untuk meningkatkan kesehatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Susilowati, M. K. (2016). Promosi Kesehatan.
health world organization. (n.d.). Adelaide Recommendations on Healthy Public
Policy.
https://www.who.int/healthpromotion/conferences/previous/adelaide/en/
Kris, D. (n.d.). Konsep Promosi Kesehatan.
the university of Waikato. (n.d.). Health Promotion: Milestoneson the road of a
global alliance. The New Zealand Digital Library. Retrieved February 2,
2021, from http://www.nzdl.org/cgi-bin/library?e=d-00000-00---off-0cdl--
00-0----0-10-0---0---0direct-10---4-------0-0l--11-en-50---20-about---00-0-1-
00-0--4----0-0-11-10-0utfZz-8-
00&cl=CL1.242&d=HASH01d2ae7a751a04a57bf5b392.2.3>=1
Tri Widiarti Kasani. (2016). ILMU PROMOSI KESEHATAN. Blogspot.
http://twidiarti.blogspot.com/2016/09/ilmu-promosi-kesehatan-dosen-
pengampu.html
14