Anda di halaman 1dari 18

KOMPONEN SISTEM

SURVEILANS

Dhilla Lharisa
1411212037

KOMPONEN-KOMPONEN
KEGIATAN SURVEILANS
MENURUT DEPKES. RI,
(2004B)
1)Pengumpulan data.
Data yang dikumpulkan adalah data epidemiologi
yang jelas, tepat dan ada hubungannya dengan
penyakit yang bersangkutan.

CONT.

Tujuan dari pengumpulan data epidemiologi


adalah: untuk menentukan kelompok
populasi yang mempunyai resiko terbesar
terhadap serangan penyakit; untuk
menentukan reservoir dari infeksi; untuk
menentukan jenis dari penyebab penyakit
dan karakteristiknya; untuk memastikan
keadaan yang dapat menyebabkan
berlangsungnya transmisi penyakit; untuk
mencatat penyakit secara keseluruhan;
untuk memastikan sifat dasar suatu wabah,
sumbernya, cara penularannya dan seberapa
jauh penyebarannya.

2) Kompilasi, analisis dan interpretasi data.


Data yang terkumpul selanjutnya
dikompilasi, dianalisis berdasarkan orang,
tempat dan waktu. Analisa dapat berupa teks
tabel, grafik dan spot map sehingga mudah
dibaca dan merupakan informasi yang
akurat. Dari hasil analisis dan interpretasi
selanjutnya dibuat saran bagaimana
menentukan tindakan dalam menghadapi
masalah yang baru.

3) Penyebaran hasil analisis dan hasil


interpretasi data.
Hasil analisis dan interpretasi data digunakan
untuk unit-unit kesehatan setempat guna
menentukan tindak lanjut dan
disebarluaskan ke unit terkait antara lain
berupa laporan kepadaatasan atau kepada
lintas sektor yang terkait sebagai informasi
lebih lanjut.

KOMPONEN-KOMPONEN
DALAM PELAKSANAAN
SISTEM SURVEILANS
(WHO,1999)
1.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan komponen yang
sangat penting karena kualitas informasi yang
diperoleh sangat ditentukan oleh kualitas data
yang dikumpulkan. Data yang dikumpulkan
harus jelas, tepat dan ada hubungannya dengan
penyakit yang bersangkutan. Oleh karena itu
untuk dapat menjalankan surveilans yang baik
pengumpulan data harus dilaksanakan secara
teratur dan terus-menerus.

CONT.
Tujuan pengumpulan data:
a. Menentukan kelompok atau golongan
populasi yang mempunyai resiko terbesar
terkena penyakit seperti jenis kelamin,
umur, suku, pekerjaan dan lain-lain.
b. Menentukan jenisagentatau penyebab
penyakit dan karakteristiknya.

c.
d.

e.

Menentukanreservoir infeksinya
Memastikan keadaan yang menyebabkan
kelangsungan transmisi penyakit.
Mencatat kejadian penyakit, terutama pada
kejadian luar biasa.

Pengolahan, analisa dan interpretasi data


. Data yang terkumpul segera diolah, dianalisa
dan sekaligus diinterpretasikan berdasarkan
waktu, tempat dan orang, kemudian disajikan
dalam bentuk teks, tabel,spot mapdan lainlain agar bisa menjawab masalah-masalah
yang ada, sehingga segera dilakukan tindakan
yang cepat dan tepat.
. Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi
data, dibuat tanggapan dan saran-saran
dalam menentukan tindakan pemecahan
masalah yang ada.
2.

Penyebarluasan Informasi dan umpan balik.


. Hasil analisa dan interpretasi data selain terutama
dipakai sendiri oleh unit kesehatan setempat untuk
keperluan penentuan tindak lanjut, juga untuk
disebarkluaskan dengan jalan dilaporkan kepada
atasan sehagai infomasi lebih lanjut, dikirimkan
sebagai umpan balik(feed back)kepada unit
kesehatan pemberi laporan.
. Umpan balik atau pengiriman informasi kembali
kepada sumber-sumber data (pelapor) mengenai arti
data yang telah diberikan dan kegunaannya setelah
diolah, merupakan suatu tindakan yang penting, selain
tindakanfollow up.
3.

ATRIBUT SISTEM SURVEILANS

ATRIBUT SURVEILANS YANG DIGUNAKAN


UNTUK MENGEVALUASI SISTEM SURVEILANS

1.

Kesederhanaan (simplicity) yang mencakup


kesederhanaan dalam struktur dan kemudahan
pengoperasian system surveilans tersebut. Sistem
surveilans sebaiknya dirancang sesederhana
mungkin, namun masih dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.

2.

Keluwesan (flexibility) yaitu sistem


surveilans yang fleksibel dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan informasi yang
dibutuhkan, atau situasi pelaksanaan
surveilan tanpa disertai peningkatan yang
berarti akan kebutuhan biaya, tenaga dan
waktu. Semakin sederhana suatu sistem
surveilans semakin fleksibel untuk diterapkan
pada penyakit/masalah kesehatan lain dengan
hanya memerlukan sedikit perubahan.

3.

Dapat diterima (acceptability) yaitu


menggambarkan kemauan seseorang atau
suatu organisasi untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan sistem surveilans. Hal ini dapat
dinilai dari berapa persen sumber data yang
menyerahkan laporannya, apakah laporannya
lengkap (52 minggu) dan tepat waktu. Tingkat
penerimaan dikatakan tinggi bila persentase
sumber data yang melapor 80%, dengan
kelengkapan laporan 100 % dan ketepatan
waktu laporan 80%.

4.

5.

Sensitivitas (sensitivity) yaitu kemampuan


mendeteksi adanya wabah dan berapa proporsi
kasus penyakit yang dapat dideteksi.
Keterwakilan (representative), yaitu yang
dapat menggambarkan secara akurat kejadian
penyakit yang diamati dan distribusinya dalam
masyarakat menurut variabel epidemiologi
{orang (siapa yang terkena), tempat (dimana)
dan waktu (kapan)}.

6.

Ketepatan waktu (timeliness), yang


menggambarkan kecepatan atau kelambatan
sistem surveilans, yang dapat dinilai dari dapat
tidaknya dilakukan upaya
penanggulangan/pencegahan kejadian/penyakit
secara tepat.

7.

Nilai prediksi positif (positive predictive


value) yaitu proporsi populasi yang
diidentifikasi sebagai kasus oleh sistem
surveilans dan kenyataannya memang benarbenar kasus. Nilai ini sangat penting karena
menggambarkan sensitivitas dan spesifisitas
dari definisi kasus. Nilai yang rendah berarti
kasus yang diidentifikasi sebenarnya bukan
merupakan kasus, sehingga terjadi kesalahan
dalam mengidentifikasi adanya wabah.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai