I. DASAR TEORI
Energi sangat diperlukan pada setiap langkah mahluk hidup, tanpa adanya energi berarti tidak
ada kehidupan. Sebagian besar porsi dari makanan/pakan yang dikonsumsi oleh ternak atau
manusia digunakan untuk memnuhi kebutuhan energy, karena reaksi anabolic dan katabolic
dalam tubuh memerlukan energy.
Salah satu dari berbagai macam sumber energy adalah karbohidrat. Karbohidrat melingkupi
senyawa-senyawa yang secara kimia berupa hidroksi aldehida dan hidroksi keton.
Karbohidrat adalah komponen utama dalam jaringan tanaman. Karbohidrat diklasifikasikan
dalam 5 jenis yaitu : monosakarida, disakarida, trisakarida, polysakarida dan mixed poly
sakarida. Karbohidrat merupakan makanan sumber energi yang paling penting. Satu gram
karbohidrat dapat menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Walaupun karbohidrat tidak dianggap
esensial seperti asam amino dan asam lemak esensial, tetapi makanan sehari-hari harus
mengandung sejumlah karbohidrat karena karbohidrat penting untuk kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Semua karbohidrat yang dapat dimetabolisme glukosa. Karbohidrat
selain sebagai sumber energi otak, karbohidrat juga diperlukan untuk menyediakan
oksaloasetat (melalui asam piruvat) yang bersama-sama dengan asetil KoA diperlukan untuk
memulai siklus TCA (Arne Dahlqvist dalam Olson et al., 1987).
Karbohidrat adalah zat morganik utama yang terdapat dalam tumbuhan. Dan biasanya
mewakili 50-75% dari jumlah bahan kering dalam bahan makanan ternak. Sebagian besar
dapat dalam biji, buah, dan akar. Kelompok karbohidrat yang tersedia adalah monosakarida
(glukosa, fruktosa, manosa), disakarida dan oligosakarida (sukrosa, laktosa, trehalosa,
maltosa) (Anggordi, 1973).
Pengujian kualitatif karbohidrat dilakukan dengan uji molish (uji umum) untuk mengetahui
kandungan senyawa hidroksi metil furfural, uji benedict untuk mengetahui kandungan gula
pereduksi. Uji yang terakhir adalah dengan uji iod untuk mengetahui kandungan pati suatu
bahan makanan.
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber ribosa untuk sintesis DNA dan RNA, serta dapat
diubah menjadi asam amino non esensial (Lehninger, 1993). Karbohidrat merupakan sumber
energi utama pada sebagian besar hewan herbivor atau omnivor (Gallego et al., 1994).
Karbohidrat adalah zat-zat organik yang mengandung zat karbon (C), hidrogen (H) dan
oksigen (O) dalam perbandingan yang berbeda-beda. Zat hidrogen dan oksigen biasanya
terdapat dalam karbohidrat dalam perbandingan yang sama seperti dalam air.
– Monosakarida, terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh
larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yg lebih sederhana.
– Disakarida, senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak.
Disakarida dpt dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul
monosakarida.
Monosakarida mengandung gugus keton atau aldosa. Awalan aldo- dan keto- menunjukan
jenis gugus aldehida atau keton di dalam suatu sakarida, sedangkan akhiran –osa
menunjukkan karbohidrat. Jumlah atom karbon dalam suatu karbohidrat ditunjukkan dengan
menggunakan tri, titra, penta, heksa, heksa dan seterusnya. Berdasarkan jumlah atom karbon
asimetri pembentuknya. Monosakarida dapat dioksidasi dengan pereaksi Tollens, Br2/H2O ,
HNO3 dan HIO4.
Polisakarida adalah senyawa yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan monomer monosakarida
di alam. Selulosa merupakan komponen utama kayu dan serat tanaman sedangkan katun yang
berasal dari kapas merupakan selulosa meurni dengan rumus molekul (C5H10O5)n. Pati
terdapat pada beras, singkong, gandum, jagung, kentang dan sebagainya. Terdiri dari 20%
amilum dan 80% amilopektin. Glokogen mirip amilopektin tetapi lebih sedikit
percabangannya. Sangat penting perannya bagi manusa dan binatang, yaitu sebagai cadangan
energi bagi tubuhnya dan banyak disimpan pada hati dan jaringan otot yang jarang digunakan
untuk bergerak atau beraktifitas.
LANGKAH KERJA
1. Uji fehling
2. Uji moore
Memasukkan 5 ml larutan glukosa ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering
Menambahkan 1 ml NaOH 10%. memanaskan sampai mendidih
Mengamati dan mencatat yang terjadi.
3. Uji benedict
Masukkan 5 ml pereaksi benedict ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering
Tambahkan 1 ml larutan glukosa dan panaskan dalam penangas air selama 5 menit
Dinginkan (Pembentukan endapan hijau, kuning atau merah menunjukan reaksi
positif)
Amati perubahan warna
Tambahkan ke dalam tabung reaksi tersebut setetes asam sulfat encer dan
memansakannya.
Amati dan catat perubahan warnanya.
4. Uji molisch
Masukkan 1 ml lrutan glukosa ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering
Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch dan mengocok perlahan
Tambahkan 1 ml asam sulfat pekat
Amati yang terjadi
Warna biru yang terjadi pada batas kedua lapisan menunjukan reaksi positif.
5. Uji Barfoed
6. Uji Amoniakal
Mencuci tabung reaksi dengan larutan NaOH dan bilas dengan air
Memasukan 2 mL larutan AgNO3 dan menambahkan beberapa tetes NaOH
Menambahkan tetes demi tetes larutan amonia sampai endapan larut
Menambahkan beberapa tetes glukosa
Memanaskan pada penangas air 5 menit dan mengamati apa yang terjadi
2. Hidrolisis sukrosa
2. Hidrolisis polisakarida
Memasukkan 10 ml larutan amilum ke dalam gelas kimia 50 ml
Menambahkan 2 ml larutan HCl 10%
Memanaskan beberapa menit dalam penangas air
Setelah dingin, menetralkan dengan larutan NaOH 10%, mengetes dengan indicator
pp atau kertas pH
Larutan siap diuji dengan uji fehling, moore, benedict, molisch, barfoed, dan perak
amoniakal.
PEMBAHASAN
Hidrolisis sukrosa
Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil hidrolisis sukrosa
yaitu campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert. Dasar reaksinya adalah disakarida
jika diberi asam lalu dipanaskan akan terhidrolisis menjadi 2 molekul-molekul monosakarida.
Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhirolisis, lalu menghasilkan glukosan dan
fruktosa. Fungsi penambahan HCl ini adalah asam yang menghidrolisis disakarida.
Penambahan HCl akan mempengaruhi pH larutan, hal ini ditunjukkan dengan kertas indikator
universal yang bernilai 1. Setelah terjadi proses hidrolisis sukrosa oleh HCl, larutan
ditambahkan NaOH agar suasana menjadi netral sehingga reaksi hidrolisis berhenti. Hal ini
menyebabkan uji Benedict dan uji Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil
negatif menjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis
sukrosa menghasilkan monosakarida…….
Identifikasi Karbohidrat(Laporan Praktikum)
I. Identifikasi Karbohidrat
Oleh Kedawung Senja
II. Tujuan Percobaan
1. Untuk memberikan pengalaman dengan melakukan uji umum karbohidrat.
2. Untuk memberikan kepada siswa informasi yang diperlukan untuk mengidentifikaso senyawa
karbohidrat tidak dikenal.
Sifat-sifat monosakarida
1. Semua monosakarida zat padat putih, mudah larut dalam air.
2. Larutannya bersifat optis aktif.
3. Larutan monosakarida yg baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran disebut mutarrotasi.
4. Semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula pereduksi.
2. Disakarida
Tersusun oleh dua molekul monosakarida. Jika jumLahnya lebih dari dua disebut oligosakarida (
terdiri dari 2-10 monomer gula ). Ikatan antara dua molekul monosakarida disebut ikatan glikosidik
yang terbentuk dari gugus hidroksil dari atom C nomer 1 yang juga disebut karbon nomerik dengan
gugus hidroksil pada molekul gula yang lain. Ada tidaknya molekul gula yang bersifat reduktif
tergantung dari ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang reaktif yang terletak pada atom C nomer 1
sedangkan pada fruktosa teeletak pada atom C nomer 2. Sukrosa tidak mempunyai gugus hidroksil
yang reaktif karena kedua gugus reaktifnya sudah saling berikatan. Pada laktosa karena mempunyai
gugus hidroksil bebas pada molekul glukosanya maka laktosa bersifat reduktif .
3. Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan
menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Monosakarida dan disakarida
mempunyai rasa manis, sehingga disebut dengan "gula". Rasa manis ini disebabkan karena gugus
hidroksilnya,. Sedangkan Polisakarida tidak terasa manis karena molekulnya yang terlalu besar tidak
dapat dirasa oleh indera pengecap dalam lidah (Sudarmadji, 1996).
Ciri- ciri umum Polisakarida, yakni :
• Merupakan polimer unit monosakarida
• Unit monomer bisa :
o Homopolisakarida
o Heteropolisakarida
• Berbeda antara satu dgn yg lain pada unit penyusunnya, ikatan yang menghubungkan, dan rantai
cabang yg terbentuk saat bereaksi dengan senyawa lain.
Contoh polisakarida yang penting yakni pati, yang merupakan polimer glukosa terdiri dari 2 macam
polisakarida, yakni amilosa yang tidak bercabang, dan amilopektin yang bercabang banyak (C 1-6
setiap 10-30 residu). Bila dihidrolisis akan terbentuk a amilase (endoglikosidase), tidak larut dalam
air, sehingga banyak digunakan sebagai bentuk simpanan karbohidrat pada tanaman.
Identifikasi Karbohidrat
1. Uji umum untuk karbohidrat adalah uji Molisch. bila larutan karbohidrat diberi beberapa tetes
larutan alfa-naftol, kemudian H2SO4 pekat secukupnya sehingga terbentuk 2 lapisan cairan, pada
bidang batas kedua lapisan itu terbentuk cincin ungu.
2. Tes Fermentasi, karbohidrat difermentasikan dengan ragi dalam waktu singkat, tetapi biasanya
memerlukan 2-3 jam untuk memperoleh hasil meksimal. Hasli dari inkubasi yang lebih lama
memungkinkan aktivitas bakteri.
3. Tes Benedict, yang biasa digunakan sebagai uji aldehid. Tes ini dapat juga digunakan untuk
membedakan karbohidrat yang mengandung gugus reduksi dari yang tidak mengandung gugus
reduksi. Reagen ini mengandung CuSO4, Natrium sitrat dan natrium karbonat dan didalam alkalin,
larutan tersebut tidak mengkatalisis reagen benedict menunjukkan tes positif.
4. Tes Barfoed, reagen ini mengandung tembaga (II) asetat dalam larutan asam laktat. Asam tidak
cukup kuat untuk menghidrolisis karbohidrat. Tingkat reaksi yang ditunjukkan dengan perubahan
warna dan terjadinya oengendapan adalah berbeda untuk gugus karbohidrat yang berbeda. Dengan
demikian, tes ini juga merupakan klasifikasi umum.
5. Reaksi Seliwanoff (khusus menunjukkan adanya fruktosa). Pereaksi seliwanoff terdiri dari serbuk
resorsinol + HCl encer. Bila fruktosa diberi pereaksi seliwanoff dan dipanaskan dlm air mendidih
selama 10 menit akan terjadi perubahan warna menjadi lebih tua.
6. Tes Iodin, yang akan memberikan perubahan warna bila bereaksi dengan beberapa polisakarida.
Pati meberikan warna biru gelap, dextrin memberikan warna merah, glikogen memebrikan warna
coklat kemerahan. Selulosa, disakarida dan monosakarida tidak memberikan warna dengan iodine.
7. Tes Asam Galaktarat (music), oksidasi karbohidrat dengan HNO3, menghsilkan asam dikarboksilat.
Asam dikarboksilat ini berbeda dalam hal kelarutan dan yang dihasilkan oleh galaktosa adakah tidak
larut. Sifat ini membedakan dari karbohidrat lain.
V. Cara Kerja
5.1 Tes Klasifikasi Umum
a. Tes Molisch
Menambahkan
mencampurkan
melarutkan
Mengocok
Meletakkan dalam penangas air mendidih
b. Tes Barfoed
Mengocok
Meletakkan dalam penangas air mendidih
Mengocok
Meletakkan dalam penangas air mendidih
b. Tes Iodin
Menambahkan dalam cawan penguap
Meletakkan dalam penangas air mendidih dalam almari asam 1,5 – 2 jam
Memperhatikan Kristal
Meletakkan
Kertas glukosa oksidase
LAPORAN PRAKTIKUM
1. UJI MOLISH
a. Teori
Uji Molish adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molish
dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molish, seorang alhi botani dari Australia. Uji ini
didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang
berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara
lapisan asam dan lapisan sampel (Adisendjaja, 2014).
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam
etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan
melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya
membentuk lapisan (Adisendjaja, 2014).
H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan
pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent
Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu (Adisendjaja, 2014).
b. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Tabung reaksi.
b) Rak tabung reaksi.
c) Gelas ukur.
d) Pipet tetes.
e) Kertas label.
f) Penjepit tabung reaksi.
2) Bahan
a) Sukrosa.
b) Maltose.
c) Dextrin.
d) Glikogen.
e) Glukosa.
f) Amilum.
g) Fruktosa.
c. Cara Kerja
1) 5 tetes pereaksi Molish ditambahkan pada masing-masing 2 ml larutan karbohidrat (Sukrosa,
Maltose, Dextrin, Glikogen, Amilum, Glukosa dan Fruktosa) lalu diaduk.
2) Tabung reaksi dimiringkan dan 2 ml asam sulfat pekat (H2SO4) dituangkan dengan hati-hati
melalui dinding tabung sehingga terbentuk dua lapisan.
3) Warna yang terjadi pada batas kedua lapisan diamati.
d. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
Setelah ditambahkan
No Karbohidrat Warna awal
H2SO4
1 Sukrosa Bening Cincin coklat
2 Maltose Bening Cincin ungu
3 Dextrin Bening Cincin ungu kompleks
4 Glikogen Bening Cincin ungu
5 Glukosa Bening Cincin coklat
6 Amilum Bening Cincin ungu kompleks
7 Fruktosa Bening Cincin ungu kompleks
e. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, larutan karbohidrat yang mengalami sulfonasi
dengan alpha naftol adalah amilum, fruktosa, dextrin karena setelah ditetesi oleh H2SO4 pekat
larutan tersebut membentuk cincin berwarna ungu kompleks, hal tersebut menunjukan bahwa
larutan tersebut mengalami sulfonasi dengan alpha naftol.
2. UJI BENEDICT
a. Teori
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi.
Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa
dan maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali
aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa
bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksiketon, maka fruktosa
akan berubah menjadi glukosa dan mannose dalam suasana basa dan memberikan hasil
positif dengan pereaksi benedict (Adisendjaja, 2014).
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan,
sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict.
Dipanaskan dalam waterbath selama 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah
warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau
coklat (kandungan glukosa tinggi) (Glory, 2013).
Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua
monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidik sedemikian rupa
sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga
tidak bersifat pereduksi (Glory, 2013).
Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine
yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine
diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk memastikan
jenis gula pereduk siapa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan
penyakit diabetes (Glory, 2013).
b. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Tabung reaksi
b) Rak tabung reaksi
c) Gelas ukur
d) Pipet tetes
e) Kertas label
f) Penjepit tabung reaksi
2) Bahan
a) Sukrosa
b) Maltose
c) Dextrin
d) Glikogen
e) Glukosa
f) Amilum
g) Fruktosa
c. Cara Kerja
1) 2 ml benedict dituangkan kedalam tabung reaksi.
2) Kemudian 7 tetes karbohidrat diteteskan pada masing-masing tabung reaksi.
3) Larutan dididihkan selama 5 menit.
4) Warna dari endapan yang dihasilkan larutan tersebut diamati.
d. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No Karbohidrat Sebelum dipanaskan Setelah dipanaskan
1 Sukrosa Biru -
2 Maltose Biru +
3 Dextrin Biru -
4 Glikogen Biru -
5 Glukosa Biru +
6 Amilum Biru -
7 Fruktosa Biru +++
Keterangan :
(-) tidak ada endapan
(+) endapan berwarna hijau
( +++ ) endapan berwarna merah bata
e. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan larutan karbohirdat yang menghasilkan endapan
adalah Maltose, Glukosa dan Fruktosa. Hal ini menunjukan bahwa larutan tersebut
merupakan gula pereduksi.
3. UJI BARFOED
a. Teori
Uji barfoed bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi
barfoed bersifat asam lemah dan hanya diredusi oleh monosakarida. Pemanasan yang lama
menghidrolisis disakarida sehingga bereaksi positif. Percobaan barfoed menghasilkan
endapan berwarna lebih pekat (Ana, 2014).
Larutan karbohidrat yang paling cepat bereaksi adalah larutan fruktosa. Sementara untuk
larutan karbohidrat jenis glukosa, dan sukrosa, tidak bereaksi atau menunjukkan hasil negatif.
Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya. Namun bentuk ini berada dalam
kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehid atau keton rantai terbuka,sehingga gugus
aldehid atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor. Oleh karena itu,
karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif (endapan biru lebih pekat) dinamakan gula
pereduksi (Ana, 2014).
Pereaksi barfoed merupakan pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya dapat
direduksi oleh monosakarida dan disakarida meskipun terdapat perbedaan kecepatan
mereduksi diantara keduannya (Ana, 2014).
b. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Pipet tetes
b) Tabung reaksi
c) Gelas ukur
d) Pemanas air
2) Bahan
a) Larutan sukrosa
b) Larutan glukosa
c) Larutan maltose
d) Larutan fruktosa
e) Larutan dextrin
f) Larutan amilum
g) Larutan glikogen
c. Cara Kerja
1) Larutan reagent Barfoed sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam 7 tabung reaksi yang berbeda.
2) Larutan karbohidrat yang akan diuji dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi
yang telah berisi larutan reagent Barfoed sebanyak 1 ml.
3) Setiap larutan yang sudah dicampurkan kemudian di panaskan dalam pemanas air kurang
lebih selama 2-5 menit, tidak boleh lebih dari 5 menit.
4) Kemudian diamati adanya endapan.
d. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No Karbohidrat Endapan
1. Sukrosa -
2. Glukosa +
3. Maltosa -
4. Fruktosa +
5. Dextrin -
6. Amilum -
7. Glikogen -
Keterangan :
+ = terdapat endapan merah bata (reaksi positif)
e. Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa glukosa dan fruktosa merupakan
monosakarida karena dapat mereduksi asam lemah (barfoed) menghasilkan endapan tembaga
oksida yang indikator warnanya merah bata.
4. UJI BIAL
a. Teori
Uji bial merupakan uji yang disadari oleh konversi pada gula pentose seperti ribose
didalam keadaan asam dan 0,3 % larutan orsinol dan FeCl3 didalam HCl pekat. HCl yang
terdapat pada reagen akan mendehidrasi gula menjadi furfural. Jika dalam sampel terdapat
gula pentose larutan akan berwarna hijau dalam kurun waktu sepuluh menit. Seperti misalnya
pada RNA yang memiliki ribosa yang adalah gula pentose sehingga akan bereaksi dengan
orsinol dalam kondisi mendidih akan berwarna hijau dan membentuk struktur yang kompleks
dengan absorbansi maksimum 665 mm. sedangkan golongan heksosa ditandai keberadaannya
jika hasil uji larutan berwarna colat sampai keabu abuan. Pada umumnya uji Bial di pakai
untuk membedakan adanya pentose atau heksosa dalam suatu sampel larutan (Maulidah,
2013).
b. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Tabung reaksi
b) Pipet tetes
c) Pemanas air
d) Gelas ukur
2) Bahan
a) Larutan sukrosa
b) Larutan glukosa
c) Larutan maltose
d) Larutan fruktosa
e) Larutan glikogen
f) Larutan dextrin
g) Larutan α – alanin
h) Larutan amilum
i) Larutan xylosa
j) Larutan reagen bial
k) Larutan amil alcohol
c. Cara Kerja
1) Larutan bial sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam 8 tabung reaksi yang berbeda.
2) Larutan karbohidrat yang akan diuji dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi
yang telah berisi larutan bialsebanyak 1 ml.
3) Setiap larutan yang sudah dicampurkan kemudian di panaskan dalam pemanas air selama 5
menit.
4) Setelah dipanaskan kemudian tabung reaksi berisi larutan asam amino tersebut didinginkan.
5) Setelah di dinginkan kemudian masing-masing tabung reaksi diberi 1 ml larutan amil
alkohol. Kemudian diamati perubahan warnanya.
d. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Praktikum
No Karbohidrat Indikator
Warna
1. Sukrosa -
2. Glukosa -
3. Maltosa -
4. Fruktosa -
5. Glikogen -
6. Dextrin -
7. Amilum -
8. Xylosa +
Keterangan :
+ = menunjukan warna biru-hijau (reaksi positif)
e. Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa xylosa termasuk dalam karbohidrat
golongan pentosa. Karena pada saat dipanaskan dengan campuran bial, terbentuk furfural
yang berkondensasi dengan orcinol dan ion ferri menghasilkan indikator warna biru-hijau.
5. UJI SELLIWANOF
a. Teori
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Terdiri dari unsur C, H, O, dengan perbandingan 1: 2 : 1. Karbohidrat banyak
terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural dan metabolik, sedangkan
pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum dan selulosa,
melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat
sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara, 2008).
Karbohidrat terdiri dari dua golongan yaitu aldosa merupakan karbohidrat yang memiliki
gugus aldehid, dan ketosa yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Ketosa didehidrasi
lebih cepat daripada aldosa memberikan turunan (furfural), yang selanjutnya berkondensasi
dengan recorcinol (1,3-dihidroksi benzena) memberikan warna merah kompleks
(Adisendjaja, 2014).
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi :
1. Monosakarida
Terdiri dari 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air
menjadi karbohidrat yang sederhana.
2. Disakarida
Senyawa yang terdiri dari 2 molekul monosakarida yang sejenis atau tidak.
3. Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan beberapa monosakarida
4. Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul monosakarida yang sangat banyak jumlahnya.
Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna
biru pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin)
memberikan warna merah sampai coklat pada iodium (Adisendjaja, 2014).
b. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Tabung reaksi
b) Pipet tetes
c) Gelas ukur
d) Rak tabung
e) Penangas air
2) Bahan
a) Karbohidrat (amilum, sukrosa, fruktosa, dextrin, maltosa glukosa, xylosa, glikogen).
b) Reagen seliwanof.
c. Cara Kerja
1) 8 tabung disiapkan dan disimpan dalam tabung reaksi.
2) Masing –masing tabung tersebut diberi 2 ml reagen seliwanof.
3) Pada setiap tabung diatas ditetesi larutan karbohidrat yang akan diuji masing-masing tiga
tetes.
4) Tabung-tabung tersebut dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit.
5) Tabung-tabung tersebut diamati perubahan warnanya setiap dua menit sekali.
d. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Praktikum
Menit ke-
NO Karbohidat
2 4 6 8 10 12 14 15
1 Amilum - - - - - - - -
2 Sukrosa - Pink Orange OR OR+ OR+ OR+ OR++
Merah
3 Fruktosa - Pink Orange OR+ OR++ OR++ OR++
kompleks
4 Dextrin - - - - - - - -
5 Maltosa - - - - - - - -
6 Glukosa - - - - - - - -
7 Xylosa - - - - - - - -
8 Glikogen - - - - - - - -
Keterangan :
- : Tidak bereaksi
OR : Bereaksi (warna Orange)
e. Kesimpulan
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sukrosa dan fruktosa memiliki gugus
keton dan termasuk kedalam karbohidrat golongan ketosa. Fruktosa memiliki warna merah
yang lebih kompleks dari sukrosa karena sukrosa adalah disakarida yang merupakan
gabungan dari glukosa yang memiliki gugus aldehid dan fruktosa yang memiliki gugus keton.
6. UJI IODIUM
a. Teori
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Terdiri dari unsur C, H, O, dengan perbandingan 1: 2 : 1. Karbohidrat banyak
terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural dan metabolik, sedangkan
pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum dan selulosa,
melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat
sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara, 2008).
Karbohidrat terdiri dari dua golongan yaitu aldosa merupakan karbohidrat yang memiliki
gugus aldehid, dan ketosa yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Ketosa didehidrasi
lebih cepat daripada aldosa memberikan turunan (furfural), yang selanjutnya berkondensasi
dengan recorcinol (1,3-dihidroksi benzena) memberikan warna merah kompleks
(Adisendjaja, 2014).
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi :
1. Monosakarida
Terdiri dari 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air
menjadi karbohidrat yang sederhana.
2. Disakarida
Senyawa yang terdiri dari 2 molekul monosakarida yang sejenis atau tidak.
3. Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan beberapa monosakarida
4. Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul monosakarida yang sangat banyak jumlahnya.
Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru
pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin)
memberikan warna merah sampai coklat pada iodium (Adisendjaja, 2014).
b. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Plat tetes
b) Pipet tetes
2) Bahan
a) Karbohidrat (amilum, sukrosa, fruktosa, dextrin, maltosa glukosa, xylosa, glikogen).
b) Larutan Iodium.
c. Cara Kerja
1) Pada plat tetes diteteskan karbohidrat yang akan diuji masing-masing dua tetes.
2) Larutan karbohidrat yang akan diuji diteteskan dua tetes larutan iodium.
3) Perubahan warna pada larutan diatas dibandingkan dengan larutan iodiumnya sendiri.
d. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Praktikum
NO Karbohidrat Indikator Warna
1 Amilum Biru (berubah)
2 Sukrosa Tidak berubah
3 Fruktosa Tidak berubah
4 Dextrin Coklat kemerahan (berubah)
5 Maltosa Tidak berubah
6 Glukosa Tidak berubah
7 Xylosa Tidak berubah
8 Glikogen Merah (berubah)
e. Kesimpulan
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa amilum, dextrin, dan glikogen
merupakan polisakarida karena dapat bereaksi dengan iodium. Amilum merupakan
polisakarida yang terdapat pada tumbuhan, glikogen pada hewan, dan dextrin pada bakteri.
7. UJI ASAM MUKAT
a. Teori
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Terdiri dari unsur C, H, O, dengan perbandingan 1: 2 : 1. Karbohidrat banyak
terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural dan metabolik, sedangkan
pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum dan selulosa,
melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat
sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara, 2008).
Karbohidrat terdiri dari dua golongan yaitu aldosa merupakan karbohidrat yang memiliki
gugus aldehid, dan ketosa yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton. Ketosa didehidrasi
lebih cepat daripada aldosa memberikan turunan (furfural), yang selanjutnya berkondensasi
dengan recorcinol (1,3-dihidroksi benzena) memberikan warna merah kompleks
(Adisendjaja, 2014).
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi :
1. Monosakarida
Terdiri dari 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air
menjadi karbohidrat yang sederhana.
2. Disakarida
Senyawa yang terdiri dari 2 molekul monosakarida yang sejenis atau tidak.
3. Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan beberapa monosakarida
4. Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul monosakarida yang sangat banyak jumlahnya.
Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru
pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin)
memberikan warna merah sampai coklat pada iodium (Adisendjaja, 2014).
b. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Tabung reaksi
b) Pipet tetes
c) Rak tabung
2) Bahan
a) Karbohidrat (glukosa dan galaktosa).
b) Aquades.
c) Larutan HNO3 pekat
c. Cara Kerja
1) 50 mg larutan karbohidrat dimasukan kedalam masing-masing tabung reaksi.
2) 1 ml aquades dan 1 ml HNO3 pekat ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
3) Kemudian dipanaskan selama 1-1,5 jam.
4) 5 ml aquades ditambahkan kemudian dibiarkan 1 malam.
5) Kemudian diamati dengan mikroskop apakah ada Kristal atau tidak.
d. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Praktikum
Larutan HasilPengamatan
Galaktosa Terdapat endapan Kristal asam mukat
Glukosa Tidak terdapat endapan kristal
e. Kesimpulan
Uji asam mukat ini dilakukan dengan tujuan identifikasi adanya galaktosa. Ini terjadi
karena proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan keadaan panas dalam air mendidih
galaktosa menghasilkan asam mukat yang tidak larut dalam air dan berbentuk Kristal asam
mukat.
DAFTAR PUSTAKA