PADI
Ika Restu Purwanti1), M. Dimas Septeyadi1), Yudia Pangesti Ningrum1) dan Zelda
Zein1)
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412
Abstrak
Gula pasir merupakan bahan alam yang diproduksi oleh Indonesia dengan melimpah. Selain itu, sekam
padi merupakan limbah industri pertanian yang juga melimpah di Indonesia. Kandungan Selulosa dalam
gula pasir dan sekam padi cukup tinggi. Gula pasir dan sekam padi telah digunakan dalam sintesis asam
oksalat.Proses utama sintesis asam oksalat ini dilakukan dengan melarutkan gula pasir dengan HNO 3 dan
melarutkan sekam padi dengan NaOH , kedua larutan tersebut diendapkan dengan CaCl 2 kemudian
diasamkan dengan asam sulfat dan dikristalisasi. Percobaan ini dilakukan di dalam beaker glass dan
diatas penangas ketika mereaksikan bahan dengan pelarut selama satu setengah jam. Dari percobaan ini
didapatkan hasil asam oksalat dari 10 gram gula pasir sebanyak 1,6 gram dan rendemennya sebesar 16%,
sedangkan pada sintesis asam oksalat dari sekam padi tidak didapatkan asam oksalat yang terbentuk.
Kata Kunci : Asam oksalat, asam sulfat, gula pasir, kalsium klorida, sekam padi
I. PENDAHULUAN
II.
III.
Indonesia pernah mengalami
masa gemilang sebagai negara utama
penghasil gula pasir yaitu sekitar tahun
1930-1932 ketika mampu memproduksi
gula pasir hampir 3 juta ton. Pada saat itu,
di Indonesia terdapat 179 buah pabrik gula
yang menguasai areal tanaman tebu hanya
196,65 ribu Ha. Dengan kemampuan ekspor
gula pasir antara 1,5-2,0 juta ton. Indonesia
saat itu tercatat sebagai negara pengekspor
gula terbesar kedua setelah Kuba. Gula
yang digunakan sebagai bahan pemanis
dalam kehidupan sehari-hari merupakan
sukrosa yaitu disakarida yang terbentuk dari
ikatan antara glukosa dan fruktosa. Rumus
kimia sukrosa adalah C12H22O11. Sifat
sukrosa antara lain :
IV. Sifat fisik : tak berwarna, larut dalam
air dan etanol, tidak larut dalam eter dan
kloroform, titik lebur 1800 C, bentuk kristal
monoklin, bersifat optis aktif, densitas
kristal 1588 kg/m3 (pada 150 C).
V. Sifat kimia : dalam suasana asam dan
suhu tinggi akan mengalami inverse
menjadi glukosa dan fruktosa.
VI.
VII.
Padi adalah salah satu produk
pertanian yang berlimbah di Kalimantan.
Salah satu daerah penghasil padi di
Kalimantan adalah kecamatan Anjir Muara,
kabupaten
Barito
Kuala,
provinsi
Kalimantan Tengah. Berdasarkan laporan
dari tahun 2007 hingga 2010 produksi padi
mencapai 3,9 ton/Ha. Pabrik penggilingan
padi yang dimiliki oleh satu kecamatan,
yang terdiri dari 15 desa, adalah sekitar 10
buah. Pabrik-pabrik penggilingan padi
tersebut mampu menghasilkan limbah
sekam, bekatul, dan dedak mencapai 2,5 ton
(Balai Penyuluhan Kecamatan Anjir Muara,
2012). Selama ini penduduk sekitar hanya
mengetahui bahwa limbah yang dihasilkan
hanya dapat digunakan sebagai abu gosok,
pakan ternak, pupuk kompos. Berdasarkan
komposisi kimia, sekam padi merupakan
biomassa dengan kandungan lignoselulosa
yang besar. Selulosa dan hemiselulosa yang
terkandung dalam sekam padi berpotensi
untuk dirubah menjadi senyawa kimia
dengan proses tertentu.
VIII.
IX.
Sekam
padi
mengandung
karbon dalam bentuk selulosa dalam jumlah
yang cukup besar. Selulosa adalah
penyusun utama kayu yang berwarna putih
XI.
Sintesis asam oksalat dari bahan
yang mengandung selulosa dengan metode
hidrolisis basa telah banyak dilakukan oleh
para peneliti (Yenti dkk., 2011; Narimo,
2009; dan Mastuti, 2005). Jenis basa yang
digunakan sebagai katalisator adalah basa
kuat. Menurut Mastuti (2005), basa kuat
yang biasa digunakan untuk pembuatan
asam oksalat adalah NaOH dan Ca(OH)2.
XII.
XIII.
Selulosa
XIV. Selulose
pada makanan
karbohidrat dapat dipisahkan menjadi dua
bagian substansi, serat dan nitrogen.
Selulose yang tidak terikat pada karbohidrat
sedangkan yang mudah terikat pada
karbohidrat yaitu gula, asam organik, dan
karbohidrat kompleks yang lain. (Philip J.
Schaible, Ph. D, 1976) Selulose adalah
senyawa berbentuk benang-benang fiber,
terdapat sebagai komponen terbesar dalam
dinding sel pepohonan, jerami, rumput,
enceng gondok, dan tanaman lainnya.
Selulose yang telah dimurnikan sangat luas
sekali pemakaiannya dalam industri yakni
sebagai bahan baku, harganya tidak mahal
selain itu juga teknik pemakaiannya saat ini
sudah berkembang. Pemakaian selulose
sebagai bahan baku antara lain digunakan
untuk industri kertas, derivat selulose dan
industri olahan dari selulose seperti rayon,
cellophan dan lainnya. Sebelum dilakukan
proses oksidasi, selulose dihidrolisis lebih
dahulu dalam suasana basa. Tujuannya
supaya pori-pori selulose mengembang dan
hancur, sehingga mudah bereaksi dengan
peroksida. Hidrolisis dapat terjadi pada
senyawa organik maupun anorganik,
glukosa,
maka
susunan
bagiannya
dinyatakan dengan n (C5. 6H12O6) - (n - 1)
H20, artinya untuk harga n yang tinggi
susunan bagian iiji mendekati C6H1005
Selulose tidak dapat larut dalam air,
alkohol, aceton maupun pelarut yang
merupakan rumus empiric selulose.
Organik dan selulose akan pecan pada suhu
diatas ISOT. Setelah suhu reaksi mencapai
150C semua air akan teruapkan tanpa
terjadi
penmaian
selulose.
(Kirk
Othmer,1952).
XIX.
XX.
Asam Oksalat (COOH)2
XXI. Asam oksalat memiliki struktur
kristal anhidrous, berbentuk piramida
rombik, tidak berbau, higioskopis, dan
berwarna putih. Secara komersial, sebagai
produk lebih umum dijumpai pada bentuk
derivatnya terdiri dari p-isma monoklin,
tidak berbau Berta mengandung 71,42%
asam oksalat anhidrat dan 28,58% asam
oksalat dehidrit. Dipasaran asam oksalat
dikernas dari mulai bubuk sampai
butiranbutiran
kasar. Asam
oksalat
sebagaimana asam-asam organik yang lain
juga Mengalarni reaksi penggaraman
dengan basa dan esterifikiasi dengan
alkohol. Sifat fisik asam oksalat (COOH) 2
terbagi menjadi dua, yakni :
XXII.
1.
Asam oksalat anhidrit
(COOH)2
XXIII.
- Titik lebur, 187 C
XXIV.
- Panas pembakaran, 60
kcal/mol
XXV.
- Panas pembentukan pada 18
C, kcaUmol 195,36
XXVI.
- Panas pelarutan. (dalam air),
9,58 kj/mol
XXVII.
- Panas sublimasi, 21,65
kcal/mol
XXVIII. 2. Asam oksalat dehidrit
(COOH)2
XXIX.
- Titik lebur 101,5
XXX.
- Density 1,653
XXXI.
- Panas pelarutan (dalam air),
kj/mol 35,5
XXXII. - Berat jenis, 187C
XXXIII.
XXXIV.
Ada beberapa cara
untuk membuat asam oksalat dari selulose,
yaitu peleburan dengan hidroksida logam
alkali, peragian dan oksidasi dengan
peroksid. Cara peragian tidak banyak
dilakukan karena hasil asam oksalatnya
LII.
XCV. KESIMPULAN
XCVI. Dari percobaan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa asam
oksalat dari gula pasir lebih baik dari pada
sekam padi, hal ini dapat dilihat dari hasil
yang didapatkan yaitu 1,6 gram dan
rendemen yang di dapatkan yaitu sebesar
16%.
XCVII.
CIII.
Mastuti, E., (2005), Pembuatan
Asam Oksalat dari Sekam Padi,
Ekuilibrium, 4(1), pp. 13-17.
CIV.
Schaible, P.J., 1976, Poultry
Feed and Nutrion, 2 ed., p.330 335,
The Evil Publishing Co. Inc. Wetport
CV.
Yenti, S.R., Herman, S., dan
Zultiniar, (2011), Kinetika Proses
Pembuatan Asam Oksalat dari Ampas
Tebu,
Prosiding
SNTK
TOPI,
Pekanbaru, pp. 29-32.
CVI.
CVII.
CVIII.