BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Pati
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik
yang terdiri dari dua fraksi, yaitu fraksi terlarut (amilosa) dan fraksi tidak
terlarut (amilopektin) (Cuevas et al., 2010). Rumus umum pati adalah
(C6H10O5)n. Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks (polisakarida)
yang bersifat tidak dapat larut dalam air pada temperatur ruangan, berwujud
bubuk putih, tawar, tidak berbau, dan berbentuk butiran-butiran kecil
(granula). Sebagian besar pati disimpan dalam umbi (ubi kayu, ubi jalar,
kentang, dan lain-lain), biji (padi, jagung, gandum, dan sorghum), batang
(sagu), dan buah. Pati dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu pati alami (native
starch) dan pati yang termodifikasi (modified starch).
KARBOHIDRAT
disebut dekstrin, yang sering digunakan sebagai perekat (lem), pasta, dan
kanji tekstil. Hidrolisis lanjut dari dekstrin dapat menghasilkan maltosa
dan isomaltosa, apabila dilakukan hidrolisis lengkap amilopektin akan
menghasilkan D-glukosa.
Pati dan produk turunannya merupakan bahan multiguna dan
banyak digunakan pada berbagai industri antara lain pada minuman,
makanan yang diproses, kertas, makanan ternak, farmasi dan bahan
kimia, serta industri nonpangan seperti tekstil, detergent, kemasan, dan
sebagainya. Dalam industri makanan dapat digunakan sebagai
pembentuk gel dan encapsulating agent (Yazid et al., 2018). Dalam
industri kertas dapat digunakan sebagai zat aditif seperti wet-end untuk
surface size dan coating binder, bahan perekat. Dapat juga digunakan
untuk proses glass fiber sizing (Ozden dan Sonmez, 2019).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
B = 500 ml
Jika ingin diperoleh kadar pati, nilai X dikalikan dengan 0,9.
Keterangan:
X = hasil glukosa, dalam bagian berat pati.
F = larutan glukosa standart yang diperlukan, ml.
M = larutan glukosa standart yang digunakan untuk menitrasi
sampel, ml.
N = gr glukosa / ml larutan standart = 0,0025 gr/ml.
W = berat pati yang dihidrolisis, gram.
B = volume pengenceran suspensi pati.
DAFTAR PUSTAKA