Anda di halaman 1dari 16

AKTA KIMIA

Akta Kimindo Vol. 5(2), 2020: 86-101


INDONESIA

Enkapsulasi Ekstrak Antosianin dari Bunga


Rosela (hibiscus sabdariffa l.) dengan Variasi
Penyalut
Raisi A Oktavia; Bambang Cahyonoa; Meiny Suzerya*
aDepartemen Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang

Abstract
Encapsulation of anthocyanin extract from Rosella petals using extrusion method with
coating variation namely Ca-alginate, chitosan-TPP and Ca-alginate/chitosan has been
done. This study aimeds to determine the exact coating of the three coating variations for
anthocyanin extract encapsulated in terms of encapsulation efficiency values and
antioxidant activity, also to determine the stability of product that exhibit the greatest
antioxidant activity against temperature (4, 25 dan 40 °C) and storage time (0, 6 and 16
days). The measurement of total anthocyanin encapsulated as cyaniding-3-glucoside was
performed by using the pH-differential method. The results showed that the best
encapsulation products were obtained in atc-alg/cts encapsulation product that provided
an encapsulation efficiency value of 98.28%. The greatest antioxidant activity was
obtained in atc-alg/cts products with an IC50 value of 4079.88 ppm. Stability analysis
showed the product can still be stored at 25°C. The lowest total encapsulated anthocyanins
were shown in product with a storage temperature of 40°C for 16 days of 9.02 mg/L. Based
on these results it can be concluded that the appropriate coating for the anthocyanin
extract encapsulation product was Ca-alginate/chitosan coating..

Keywords: Encapsulation, Extrusion, Anthocyanin, Alginate, Chitosan

Abstrak
Enkapsulasi ekstrak antosianin dari kelopak bunga Rosela menggunakan metode ekstrusi dengan
variasi penyalut yaitu Ca-alginat, kitosan-TPP dan Ca-alginat/kitosan telah dilakukan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan penyalut yang tepat dari ketiga variasi penyalut untuk produk enkapsulasi
ekstrak antosianin dalam hal nilai efisiensi enkapsulasi dan aktivitas antioksidan, serta menentukan
stabilitas dari produk yang menunjukkan aktivitas antioksidan terbesar terhadap temperatur (4, 25 dan
40 °C) dan waktu penyimpanan (hari ke-0, 6 dan 16). Pengukuran total antosianin terenkapsulasi
sebagai sianidin-3-glukosida dilakukan menggunakan metode pH-diferensial. Hasil penelitian
menunjukan produk enkapsulasi terbaik diperoleh pada produk enkapsulasi atc-alg/cts yang
memberikan nilai efisiensi enkapsulasi sebesar 98,28%. Aktivitas antioksidan terbesar diperoleh pada
produk atc-alg/cts dengan nilai IC50 sebesar 4079,88 ppm. Analisis stabilitas menunjukkan produk
masih dapat disimpan pada temperatur 25 °C. Total antosianin terenkapsulasi terendah ditunjukkan
pada produk dengan temperatur penyimpanan 40 °C selama 16 hari sebesar 9,02 mg/L. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penyalut yang tepat untuk produk enkapsulasi ekstrak
antosianin adalah penyalut Ca-alginat/kitosan.
Kata Kunci : Enkapsulasi, Ekstrusi, Antosianin, Alginat, Kitosan

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 86
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

meningkatkan stabilitas antosianin adalah


1. PENDAHULUAN
metode enkapsulasi, yaitu metode melapisi
Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) termasuk
atau menjebak senyawa bioaktif di dalam
dalam famili Malvaceae yang banyak
matrik [5]. Metode enkapsulasi telah banyak
ditemukan di daerah Asia dan Afrika.
digunakan untuk mengurangi interaksi
Kelopak bunga Rosela kaya akan pigmen
senyawa bioaktif dengan faktor lingkungan,
merah antosianin, seperti delpinidi-3-
seperti temperatur, cahaya, kelembaban, dan
glukosida, delpinidin-3-sambubiosida,
oksigen.
sianidin-3-glukosida, dan sianidin-3-
Hingga saat ini, topik penelitian enkapsulasi
sambubiosida [1] yang mendapat banyak
antosianin dari berbagai sumber tanaman
perhatian karena berpotensi sebagai sumber
juga sangat bervariasi. Mahdavi dkk [6] telah
pewarna merah alami dalam industri
melakukan enkapsulasi ekstrak antosianin
makanan, farmasi, dan kosmetik [2].
dari Barberry (Berberis vulgaris)
Antosianin termasuk dalam golongan
menggunakan kombinasi penyalut
senyawa flavonoid yang berperan dalam
maltodekstrin dan gum arabik dengan rasio
memberikan warna pada bunga, buah, dan
core/wall 25%. Kanokpanont [7] juga telah
sayuran. Selain memiliki kekhasan sebagai
melakukan enkapsulasi ekstrak antosianin
sumber pewarna alami, antosianin dari
dari buah Mulberi menggunakan penyalut
Rosela juga memiliki aktivitas biologis
alginat/kitosan sebagai aplikasi suplemen
seperti aktivitas antioksidan, menurunkan
makanan dengan metode spray drying dan
tekanan darah, dan berpengaruh pada fungsi
external gelation. Selain itu, pengembangan
diuretic, antikanker, dan meningkatkan
metode dalam enkapsulasi dengan penyalut
sistem pencernaan pada manusia [3].
atau matriks yang berbeda terkait enkapsulasi
Namun, beberapa penelitian telah
antosianin dari kelopak bunga Rosela telah
melaporkan bahwa antosianin memiliki
banyak dilaporkan, diantaranya penggunaan
stabilitas yang sangat rendah dan rentan
penyalut maltodekstrin-gum arabik dengan
terdegradasi. Stabilitas antosianin
metode spray drying, dan stabilitas
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH,
antosianin dari Rosela dengan metode double
temperatur penyimpanan, konsentrasi,
emulsion dan ionic gelation [8, 9].
cahaya, oksigen, pelarut, copigmentasi,
Penelitian yang telah ada belum menjelaskan
keberadaan enzim, protein dan ion logam [4].
produk enkapsulasi ekstrak antosianin dari
Salah satu alternatif untuk menjaga dan

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 87
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

bunga Rosela dengan penyalut alginat dan enkapsulasi dan aktivitas antioksidan,
kitosan, sehingga pada penelitian ini menentukan aktivitas antioksidan produk,
dilakukan enkapsulasi ekstrak antosianin dari serta menentukan stabilitas produk terhadap
bunga Rosela dengan penyalut alginat yang temperatur (4, 25 dan 40 °C) dan waktu
ditaut silang dengan kalsium klorida (CaCl 2), penyimpanan (hari ke-0, 6 dan 16) dari
kitosan yang ditaut silang dengan natrium produk yang menunjukkan aktivitas
tripolifosfat (Na-TPP), dan alginat-kitosan antioksidan terbesar.
yang ditaut silang dengan kalsium klorida METODE PENELITIAN
(CaCl2) menggunakan metode ekstrusi.
Bahan dan Alat
Kedua penyalut dipilih karena memiliki sifat
biodegradable, tidak beracun, dan stabil Bahan yang digunakan dalam penelitian
terhadap termal [7]. Alginat merupakan adalah kelopak bunga Rosela (Hibiscus
polimer polisakarida dengan struktur dasar sabdariffa L.) kering yang diperoleh dari
yang terdiri dari unit (1→4)-β-D-asam Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah,
manuronat (M) dan unit (1→4)-α-L-asam Indonesia, Na-alginat, kitosan, natrium
guluronat (G). Dalam kondisi pH asam, tripolifosfat (Na-TPP) dan aquades diperoleh
natrium alginat cenderung memiliki dari toko kimia lokal di Semarang. 2,2-
viskositas yang rendah. Natrium alginat akan Diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH), etanol
membentuk larutan kental seperti suspensi 96%, etanol pa, kalsium klorida (CaCl2),
ketika dalam pelarut air dan membentuk gel kalium klorida, natrium klorida dan asam
dengan adanya kation divalent, seperti Ca2+ klorida diperoleh dari Sigma-Aldrich (St
[10]. Kitosan merupakan biopolimer alam Louis, MO, USA).
yang bersifat basa lemah dan polikationik Peralatan yang digunakan dalam penelitian
yang tidak beracun, serta polisakarida linear ini meliputi alat-alat kaca untuk analisis,
yang tersusun atas unit N-asetyl-D- neraca analitik (Ohaus), syringe 23G, hot
glucosamine dan D-glucosamine yang plate magnetic stirrer (SH-3), rotary vacuum
dihubungkan oleh β-(1-4) [7]. evaporator (IKA@RV 10 Basic), pH meter
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan (Schott Instruments), spektrofotometer UV-
penyalut yang tepat dari ketiga variasi Vis (HITACHI UH5300), FTIR
penyalut untuk produk enkapsulasi ekstrak (PerkinElmer Spectrum IR), dan SEM (JEOL
antosianin dalam hal nilai efisiensi JSM-6510).

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 88
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

Prosedur dan antosianin alginat/kitosan (atc-alg/cts) [1,

1. Preparasi Ekstrak Antosianin 7, 10].

3. Uji Efisiensi Enkapsulasi


Ekstraksi antosianin dilakukan dengan
menggunakan metode maserasi [1]. Efisiensi enkapsulasi (%EE) antosianin
Sebanyak 100 g serbuk kelopak bunga terenkapsulasi ditentukan melalui penentuan
Rosela dimaserasi dengan 300 mL etanol total anthocyanin content (TAC) dan surface
96% pada temperatur 25 °C selama 24 jam anthocyanin content (SAC) dari produk [6].
dalam kondisi gelap (tanpa cahaya). Filtrat TAC diperoleh dari 400 mg produk yang
hasil maserasi dipekatkan menggunakan dilarutkan dalam 4 mL aquades. Kemudian,
rotary vacuum evaporator. Ekstrak hasil dilakukan penambahan 6 mL etanol pro
evaporasi dilakukan penghilangan air analysis dan disaring.
menggunakan vacuum freeze dryer. Ekstraksi surface anthocyanin dari 400 mg
2. Enkapsulasi Ekstrak Antosianin produk dilakukan dengan cepat
menggunakan 10 mL etanol pro analysis
Proses enkapsulasi ekstrak antosianin pada
dalam vortex selama 10 detik, diikuti dengan
berbagai penyalut menggunakan metode
sentrifugasi pada 3000 rpm selama 10 menit.
ekstrusi, yang mana dilakukan penetesan
Supernatan jernih disaring melalui membran
larutan enkapsulasi (campuran ekstrak
millipore berukuran 0,45 µm. Kuantifikasi
antosianin dan penyalut) melalui syringe
dilakukan menggunakan metode pH-
secara perlahan pada larutan crosslinker yang
differential oleh AOAC, menggunakan dua
sesuai dengan penyalut yang digunakan,
sistem buffer yaitu buffer KCl pH 1 (0,025
sehingga akan terbentuk kapsul atau beads.
M) dan buffer CH3COONa pH 4,5 (0,4M).
Dalam penelitian ini, enkapsulan atau
Kemudian absorbansi setiap larutan diukur
penyalut yang digunakan untuk menjerat
pada panjang gelombang 520 dan 700 nm.
ekstrak antosianin adalah penyalut alginat
Absorbansi sampel (A) yang telah dilarutkan
dengan crosslinker kalsium klorida (CaCl2),
ditentukan dengan persamaan 1 [12].
kitosan dengan crosslinker natrium
tripolifosfat (Na-TPP), dan penyalut alginat- A = (A520 – A700)pH 1,0 - (A520 – A700)pH 4,5 (1)
kitosan dengan crosslinker kalsium klorida Dimana, A520 adalah absorbansi pada panjang
(CaCl2). Produk enkapsulasi yaitu antosianin- gelombang 520 nm, A700 adalah absorbansi
alginat (atc-alg), antosianin-kitosan (atc-cts),
pada panjang gelombang 700 nm, kedua

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 89
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

panjang gelombang digunakan untuk dikarakterisasi dengan FTIR dengan range


mengukur larutan sampel pada kondisi pH 1 bilangan gelombang 400 cm-1-4000 cm-1.
dan pH 4,5. 4.2 Scanning Electron Microscope
TAC dan SAC sebagai sianidin-3-glukosida Karakterisasi terhadap morfologi permukaan
pada sampel dihitung menggunakan dari produk enkapsulasi dilakukan
persamaan 2 [12]. menggunakan instrumen SEM. Masing-
𝑚𝑔
𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑜𝑓 𝑎𝑛𝑡ℎ𝑜𝑐𝑦𝑎𝑛𝑖𝑛𝑠 ( )= masing produk dilapisi dengan platinum,
𝐿
𝐴.𝑀𝑊.𝐷𝐹.1000 kemudian diukur dengan perbesaran 50x dan
(2)
𝜀.𝐿
3000x.
Dimana, 𝜀 adalah absorptivitas molar
5. Uji Aktivitas Antioksidan
-1 -1
sianidin-3-glukosida (26.900 L.mol cm ), L
Uji aktivitas antioksidan dilakukan pada
adalah lebar cuvet (1 cm), MW adalah berat
semua produk enkapsulasi menggunakan
molekul sianidin-3-glukosida (449,2 g/mol),
metode DPPH. Produk enkapsulasi ekstrak
dan DF adalah faktor pengenceran.
antosianin dibuat variasi konsentrasi 500,
Efisiensi enkapsulasi (%EE) dihitung sesuai
1000, 2000, 4000, dan 8000 ppm dalam
dengan persamaan 3 melalui hasil dari total
metanol. Kemudian masing-masing
anthocyanin content (TAC) dan surface
konsentrasi dipipet sebanyak 2 mL dan
anthocyanin content (SAC) [12].
ditambahkan 2 mL larutan DPPH 40 ppm
𝑇𝐴𝐶−𝑆𝐴𝐶
%EE = × 100% (3) dalam metanol. Campuran dihomogenkan
𝑇𝐴𝐶
dan diinkubasi selama 30 menit tanpa terkena
cahaya [13]. Sampel yang telah diinkubasi
4. Karakterisasi Produk diukur menggunakan spektrofotometer UV-
4.1 Fourier Transform Infrared Spectroscopy Vis pada panjang gelombang 516 nm.
Kemampuan untuk meredam radikal DPPH
Karakterisasi FTIR bertujuan untuk
(inhibisi) dihitung menggunakan persamaan
mengidentifikasi keberadaan gugus fungsi
4 [13]. Dimana, Ao adalah absorbansi larutan
dari suatu sampel, sehingga dapat
DPPH, As adalah absorbansi larutan sampel.
diperkirakan interaksi atau ikatan yang terjadi
𝐴𝑜−𝐴𝑠
dalam sampel tersebut. Produk enkapsulasi, %𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 = × 100% (4)
𝐴𝑜
ekstrak antosianin, Na-alginat dan kitosan
6. Uji Stabilitas Produk Enkapsulasi

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 90
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

Sebanyak 100 mg sampel diletakkan pada 2. Produk Enkapsulasi Ekstrak Antosianin


botol vial dan disimpan pada temperatur 4, Produk enkapsulasi ekstrak antosianin
25, dan 40°C, tanpa paparan cahaya selama ditunjukkan pada Gambar 1. Produk atc-alg
16 hari. Pengukuran total antosianin
berupa padatan yang berbentuk bulat, keras
dilakukan pada hari ke-0, 6 dan 16. Stabilitas dan seragam, serta memiliki warna merah
produk diamati terhadap temperatur dan muda. Produk atc-cts berupa padatan yang
waktu penyimpanan dengan mengukur berbentuk pipih bulat, mudah rusak dan
kandungan total antosianin sebagai sianidin- memiliki warna coklat. Kemudian untuk
3-glukosida menggunakan metode pH- produk atc-alg/cts berupa padatan yang
differential [14]. berbentuk bulat, keras dan memiliki warna
HASIL DAN PEMBAHASAN merah tua. Perbedaan warna produk
dikarenakan adanya perbedaan interaksi yang
1. Ekstraksi Antosianin
berakibat pada perubahan transisi elektron.
Hasil ekstrak antosianin yang diperoleh dari
kelopak bunga Rosela berwarna merah tua
dengan rendemen ekstrak sebesar 7,984%.

Gambar 1. Produk enkapsulasi menggunakan penyalut: (a) atc-alg; (b)


atc-cts; dan (c) atc-alg/cts

Tabel 1. Nilai efisiensi enkapsulasi produk enkapsulasi


Produk Enkapsulasi Nilai EE (%)
Atc-alg 94,44
Atc-cts 93
Atc-alg/cts 98,28

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 91
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

Gambar 2. Spektrum FTIR: (a) ekstrak antosianin; (b) Na-alginat; (c) Ca-alginat; dan (d)
produk atc-alg

berakibat pada bentuk beads yang lebih lunak


Produk atc-cts mudah rusak dikarenakan
dan rentan rusak [16].
larutan Na-TPP yang digunakan sebagai
crosslinker dalam kondisi pH 2,6. Jumlah ion 3. Uji Efisiensi Enkapsulasi
amonium dari kitosan terprotonasi cukup Penentuan nilai efisiensi enkapsulasi dari
pada pH 6,3. Pada kondisi sangat asam, masing-masing produk dapat dilihat pada
penambahan proton berlebih menyebabkan Tabel 1 yang menunjukkan nilai efisiensi
+
terbentuknya polikation (NH4 ) yang lebih enkapsulasi terbesar adalah produk atc-
banyak, sehingga kitosan lebih larut yang alg/cts sebesar 98,28%. Hal tersebut
mengakibatkan interaksi hidrogen antara menunjukkan bahwa adanya penambahan
rantai polimer menjadi terbatas [15]. Selain kitosan dalam enkapsulasi dengan penyalut
itu, dimungkinkan ion tripolifosfat alginat dapat meningkatkan stabilitas dari
berinteraksi terlebih dahulu dengan proton alginat ditunjukkan dengan meningkatnya
dari larutan asam, sehingga mengurangi nilai efisiensi enkapsulasi. Kedua polimer
interaksi elektostatik antara polikation yaitu alginat dan kitosan akan membentuk
kitosan dengan polianion tripolifosfat yang kompleks polielektrolit melalui interaksi

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 92
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

ionik antara gugus karboksilat (COO-) yang dapat dikendalikan [15]. Selain itu, adanya
tersisa dari alginat dengan ion amonium kitosan meningkatkan interaksi hidrogen,
(NH4+) dari kitosan [17]. Kompleksasi sehingga dimungkinkan lebih banyak
alginat dengan kitosan mengurangi porositas antosianin yang terjerap di dalam
gel alginat dan adanya kitosan dapat melapisi kompleksasi alginat-kitosan.
beads alginat, sehingga laju difusi dari zat

Gambar 3. Spektrum FTIR: (a) ekstrak antosianin; (b) Kitosan; (c) Kitosan-TPP; dan (d) produk
atc-cts

Gambar 4. Spektrum FTIR: (a) ekstrak antosianin; (b) Ca-alginat; (c) alginat/kitosan; dan (d)
produk atc-alg/cts

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 93
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

(Gambar 2b) dan Ca-alginat (Gambar 2c)


4. Karakterisasi Produk
menunjukkan adanya pergeseran bilangan
4.1 Fourier Transform Infrared Spectroscopy
gelombang dari 3240 cm-1 ke 3343 cm-1
Spektrum FTIR dari ekstrak antosianin, untuk ikatan O-H, selain itu pada daerah
natrium alginat, kalsium alginat, dan produk hidroksil ini puncak spektra b lebih lebar
enkapsulasi atc-alg ditunjukkan pada Gambar dibandingkan spektra c, dimungkinkan gugus
2. Spektra FTIR dari ekstrak antosianin yang hidroksil dari alginat berinteraksi dengan
ditampilkan pada Gambar 2a, 3a, dan 4a Ca2+. Spektra dari produk atc-alg (Gambar
menunjukkan puncak khas yang hanya 2d) menunjukkan adanya pita serapan baru
dimiliki oleh ekstrak antosianin yaitu pada yang mulanya tidak dimiliki oleh spektra Na-
bilangan gelombang 2940 cm (ikatan –CH
-1
alginat dan Ca-alginat yaitu pada bilangan
ulur), 1787 cm-1 dan 1727 cm-1 (ikatan C=O gelombang 1727 cm-1 merupakan pita
ulur), 1632 cm-1 (ikatan C=C), dan puncak serapan ikatan C=O yang dimiliki oleh
-1
pada bilangan gelombang 3372 cm spektra ekstrak antosianin. Selain itu, muncul
menunjukkan adanya vibrasi dari gugus pita serapan pada bilangan gelombang 1240
hidroksil (O-H) dan karboksil (C-H) [18]. cm-1 yang menunjukkan adanya vibrasi gugus
Selain itu, terdapat serapan pada bilangan C-O-C dan jika dibandingkan serapan
gelombang 1065 cm-1 yaitu vibrasi dari simetris COO- dan asimetris COO- dari Ca-
cincin aromatik dan gugus =C-O-C dari alginat dengan produk atc-alg mengalami
flavonoid [19]. pergeseran dari 1600 cm-1 dan 1422 cm-1

Spektra Na-alginat (Gambar 2b) menjadi 1601 cm-1 dan 1423 cm-1, kedua

menunjukkan pita serapan yang khas pada perubahan mengindikasikan adanya interaksi

bilangan gelombang 1592 cm-1 (asimetris hidrogen antara senyawa dalam ekstrak

COO- ulur) dan 1408 cm-1 (simetris COO- dengan alginat seperti penelitian yang
ulur dan ikatan O-H tekuk), pita serapan ini dilaporkan oleh Gorbunova [20].

mengalami pergeseran bilangan gelombang Spektra kitosan (Gambar 3b) menunjukkan


menjadi 1600 cm-1 (asimetris COO- ulur) dan pita penyerapan yang khas pada bilangan
1422 cm-1 (simetris COO- ulur dan ikatan O- gelombang 2872 cm-1 (ikatan N-H ulur),
H tekuk) yang diperkirakan karena adanya 1620 cm-1 (ikatan C=O), 1589 cm-1 (ikatan
interaksi yang kuat antara anion karboksilat N-H tekuk) dan 1067 cm-1 (ikatan C-H),
dan kation kalsium. Spektra dari Na-alginat pergeseran bilangan gelombang terjadi

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 94
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

setelah penambahan tripolifosfat yang (tanpa ekstrak antosianin) dan produk atc-
ditunjukkan pada Gambar 3c. Kemudian, alg/cts. Spektra Ca-alginat (Gambar 4b) dan
spektra cts-TPP (Gambar 3c) menunjukkan cts-alg (Gambar 4c) menunjukkan adanya
adanya serapan baru di daerah bilangan pergeseran bilangan gelombang dari 3343cm -
gelombang 1248 cm-1 yaitu serapan dari 1
ke 3258 cm-1 untuk ikatan hidroksil (O-H),
ikatan P=O dari tripolifosfat [21]. Spektra hal ini diakibatkan adanya penambahan
dari produk atc-cts (Gambar 3d) memiliki kitosan. Selain itu, puncak pada bilangan
puncak yang hampir sama dengan puncak- gelombang 1600 cm-1 dan 1422 cm-1
puncak pada kitosan. Puncak pada bilangan menunjukkan adanya gugus karboksil
gelombang 1631 cm-1 menunjukkan semakin (simetrik COO- dan asimetrik COO-) dari
luas dimungkinkan ikatan C=C meningkat, alginat. Puncak tersebut mengalami sedikit
karena ikatan ini juga dimiliki oleh ekstrak pergeseran dari 1600 cm-1 ke 1593 cm-1 dan
antosianin, artinya terdapat ekstrak 1422 cm-1 ke 1415 cm-1 setelah kompleksasi
antosianin yang terenkapsulasi. Selain itu, dengan kitosan. Adanya puncak 1593 cm-1
terjadi pergeseran bilangan gelombang dari juga dapat diinterpretasikan keberadaan
1589,97 cm-1 menjadi 1532,47 cm-1 yang gugus amina yang terprotonasi yang
menunjukkan adanya protonisasi NH4+ dari diperoleh dari N-deasetilasi parsial kitin.
kitosan. Protonasi ini akan berinteraksi Perubahan gugus amino, gugus karboksil,
dengan ion tripolifosfat [16]. Spektra dari dan ikatan amida dapat dikaitkan dengan
produk atc-cts menunjukkan seamakin interaksi ionik antara gugus karbonil alginat
luasnya puncak pada bilangan gelombang dan gugus amino kitosan [22]. Spektra dari
3240 cm-1 (gugus hidroksil OH dan gugus produk atc-alg/cts (Gambar 4d) memiliki
amina N-H) artinya kemungkinan terjadi puncak serapan baru yang mulanya tidak
peningkatan interaksi hidrogen dengan dimiliki oleh spektra cts-alg yaitu pada
adanya ekstrak antosianin. bilangan gelombang 1727 cm-1 merupakan
pita serapan ikatan C=O yang dimiliki oleh
Gambar 4(a-d) menunjukkan spektra FTIR
spektra ekstrak antosianin.
dari ekstrak antosianin, Ca-alginat, cts-alg
Tabel 2. Nilai IC50 produk enkapsulasi ekstrak antosianin
Produk IC50 (ppm)
Atc-alg 8359,362
Atc-cts 7535,745
Atc-alg/cts 4079,884

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 95
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

Gambar 5. Hasil SEM enkapsulasi (A1) atc-alg perbesaran 50x, (A2) atc-alg
perbesaran 3000x; (B1) atc-cts perbesaran 50x, (B2) atc-cts
perbesaran 3000x; (C1) atc-alg/cts perbesaran 50x, dan (C2) atc-
alg/cts perbesaran 3000x

bulat dan memiliki permukaan yang banyak


4.2 Scanning Electron Microscope
retakan, hal tersebut menyebabkan adanya
Hasil SEM dari produk enkapsulasi pada
transfer oksigen yang memungkinkan
perbesaran 50x dan 3000x ditunjukkan pada
terjadinya degradasi karena interaksi dengan
Gambar 5. Berdasarkan hasil SEM yang
senyawa aktif [23]. Sedangkan, morfologi
ditunjukkan pada Gambar 5 dapat dilihat
produk atc-alg/cts menunjukkan bentuk yang
bahwa setiap produk memiliki bentuk yang
bulat-lonjong, memiliki permukaan yang
berbeda dan beragam, yang mana morfologi
tidak beraturan dan sedikit lebih kasar
produk atc-alg (Gambar 5A1) menunjukkan
(Gambar 5C1).
bentuk yang bulat-lonjong dan memiliki
Jika diamati melalui perbesaran 3000x
permukaan yang tidak beraturan, serta
(Gambar 5A2, 5B2, dan 5C2) dapat dilihat
terdapat sedikit retakan pada permukaan
antara produk atc-alg dan atc-cts dengan
produk. Morfologi dari produk atc-cts
produk atc-alg/cts memiliki morfologi yang
(Gambar 5B1) menunjukkan bentuk yang

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 96
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

berbeda, yang mana pada produk atc-alg/cts semakin banyak ekstrak maka semakin tinggi
memiliki morfologi yang lebih berkerut dan aktivitas antioksidannya [23].
rapat, hal ini menunjukkan bahwa adanya 6. Uji Stabilitas Antosianin
penambahan kitosan dapat merapatkan
Kandungan total antosianin yang
permukaan beads sehingga mencegah
terenkapsulasi mula mula sebesar 16,36
terjadinya degradasi seperti yang terjadi pada
mg/L. Kandungan total antosianin
enkapsulasi alginat dan kitosan sendiri.
terenkapsulasi yang disimpan selama 16 hari
Morfologi produk yang diinginkan adalah
pada temperatur 4 °C sebesar 14,70 mg/L; 25
morfologi yang lebih rapat, berkerut dan
°C sebesar 14,03 mg/L; dan 40 °C sebesar
tanpa retakan karena memungkinkan lebih
9,02 mg/L. Ketiga temperatur umum
sedikit senyawa atau ekstrak yang terdifusi
digunakan untuk proses penyimpanan produk
dan terdegradasi.
yaitu temperatur refrigator, ruang dan luar
5. Uji Aktivitas Antioksidan ruang. Penurunan kandungan total antosianin
Penentuan nilai IC50 dari masing-masing terbesar ditunjukkan pada produk yang
produk dapat dilihat pada Tabel 2. Dari hasil disimpan pada temperatur 40 °C selama 16
tersebut menerangkan bahwa aktivitas hari yaitu sebesar 9,02 mg/L. Waktu
antioksidan dari produk enkapsulasi sangat penyimpanan selama 16 hari didasari oleh
lemah ditunjukkan dengan konsentrasi IC50 hasil penelitian Suzery [24] yang mengamati
yang cukup besar. Hal ini berhubungan stabilitas produk enkapsulasi phycocyanin
dengan morfologi yang dihasilkan, yang selama 3 hari, yang mana hasilnya
mana adanya beberapa retakan dari produk menunjukkan degradasi senyawa yang sangat
dapat memungkinkan antosianin terdifusi, kecil, sehingga pada penelitian ini dicoba
sehingga jumlah ekstrak antosianin waktu penyimpanan yang lebih lama sesuai
terenkapsulasi berkurang. Namun, jika ketiga metode yang dilakukan oleh Mehran [18].
produk dibandingkan, produk atc-alg/cts Perubahan kandungan total antosianin selama
memiliki aktivtas antioksidan paling tinggi penyimpanan dikarenakan adanya degradasi
dibandingkan produk lain, ditunjukkan struktur dari antosianin. Struktur antosianin
dengan nilai IC50 yang lebih kecil yaitu akan berubah menjadi bentuk aglikon yang
sebesar 4079,88 ppm. Perbedaan nilai IC50 dikenal dengan antosianidin. Bentuk aglikon
dikarenakan perbedaan jumlah ekstrak lebih tidak stabil yang menyebabkan
antosianin yang ada dalam produk, artinya
terjadinya pembentukan cincin C pada

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 97
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

Kandungan Total Antosianin terhadap temperatur


17
16
15
Total antosianin (mg/L)

a
14
13 b
12
11
10
9 c
8
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
hari

Gambar 6. Kandungan Total Antosianin terenkapsulasi terhadap temperatur: (a)


4 ℃; (b) 25 ℃; dan (c) 40 ℃

cts. Aktivitas antioksidan terbesar


struktur antosianidin sehingga terjadi
ditunjukkan oleh produk atc-alg/cts ditandai
perubahan warna [18]. Grafik kandungan
dengan nilai IC50 terendah. Penyimpanan
total antosianin terenkapsulasi terhadap
temperatur ditampilkan pada Gambar 6. antosianin pada temperatur 40℃ yang
disimpan selama 16 hari menyebabkan
KESIMPULAN
penurunan total antosianin yang sangat besar.
Produk enkapsulasi ekstrak antosianin Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
memberikan warna yang beragam dengan bahwa penyalut yang tepat untuk produk
nilai efisiensi enkapsulasi terbesar enkapsulasi ekstrak antosianin adalah
ditunjukkan oleh produk atc-alg/cts yaitu penyalut Ca-alginat/kitosan.
sebesar 98,28%. Analisis menggunakan FTIR
Daftar Pustaka
menunjukkan adanya interaksi
[1] M. Suzery, S. Lestari, and B. Cahyono,
ionik/elektrostatik dan ikatan hidrogen.
“Penentuan Total Antosianin Dari Kelopak
Analisis menggunakan SEM menunjukkan
Bunga Rosela (Hibiscus Sabdariffa L)
produk enkapsulasi atc-alg/cts memiliki
Dengan Metode Maserasi Dan Sokshletasi,”
morfologi yang lebih berkerut dan rapat
J. Sains Dan Mat., vol. 18, no. 1, pp. 1–6,
dibandingkan dengan produk atc-alg dan atc-
2010.

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 98
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

[2] K. Duangmal, B. Saicheua, and S. Nanomedicine Biotechnol., vol. 46, no. 4, pp.
Sueeprasan, “Roselle anthocyanins as a 773–782, 2018.
natural food colorant and improvement of its [8] D. Archaina, G. Leiva, D. Salvatori,
colour stability,” Proceedings of the AIC, and C. Schebor, “Physical and functional
2004, pp. 155–158. properties of spray-dried powders from
[3] S. N. Nichenametla, T. G. Taruscio, D. blackcurrant juice and extracts obtained from
L. Barney, and J. H. Exon, “A review of the the waste of juice processing,” Food Sci.
effects and mechanisms of polyphenolics in Technol. Int., vol. 24, no. 1, pp. 78–86, 2018.
cancer,” Crit. Rev. Food Sci. Nutr., vol. 46, [9] S. C. S. R. de Moura, C. L. Berling, S.
no. 2, pp. 161–183, 2006. P. M. Germer, I. D. Alvim, and M. D.
[4] A. Patras, N. P. Brunton, C. O’Donnell, Hubinger, “Encapsulating anthocyanins from
and B. K. Tiwari, “Effect of thermal Hibiscus sabdariffa L. calyces by ionic
processing on anthocyanin stability in foods; gelation: Pigment stability during storage of
mechanisms and kinetics of degradation,” microparticles,” Food Chem., vol. 241, no.
Trends Food Sci. Technol., vol. 21, no. 1, pp. August 2017, pp. 317–327, 2018.
3–11, 2010. [10] K. Y. Lee and D. J. Mooney,
[5] M. K. Rai, P. Asthana, S. K. Singh, V. “Alginate: Properties and biomedical
S. Jaiswal, and U. Jaiswal, “The applications,” Prog. Polym. Sci., vol. 37, no.
encapsulation technology in fruit plants-A 1, pp. 106–126, 2012.
review,” Biotechnol. Adv., vol. 27, no. 6, pp. [11] W. Wang, J. Jung, and Y. Zhao,
671–679, 2009. “Chitosan-cellulose nanocrystal
[6] S. Akhavan Mahdavi, S. M. Jafari, E. microencapsulation to improve encapsulation
Assadpoor, and D. Dehnad, efficiency and stability of entrapped fruit
“Microencapsulation optimization of natural anthocyanins,” Carbohydr. Polym., vol. 157,
anthocyanins with maltodextrin, gum Arabic pp. 1246–1253, 2017.
and gelatin,” Int. J. Biol. Macromol., vol. 85, [12] M. Mónica Giusti and R. E. Wrolstad,
pp. 379–385, 2016. “Characterization and Measurement of
[7] S. Kanokpanont, R. Yamdech, and P. Anthocyanins by UV-visible Spectroscopy,”
Aramwit, “Stability enhancement of Handb. Food Anal. Chem., vol. 2–2, pp. 19–
mulberry-extracted anthocyanin using 31, 2005.
alginate/chitosan microencapsulation for [13] P. Molyneux, “The Use of the Stable
food supplement application,” Artif. Cells, Free Radical Diphenylpicryl-hydrazyl

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 99
Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

(DPPH) for Estimating Antioxidant combination as wall material,” Int. J. Biol.


Activity,” Songklanakarin J. Sci. Technol., Macromol., vol. 148, pp. 768–776, 2020.
vol. 26, no. December 2003, pp. 211–219, [19] L. I. L. Favaro et al., “Physicochemical
2004. characterization of a crude anthocyanin
[14] M. Suzery et al., “The improvement of extract from the fruits of Jussara (Euterpe
phycocyanin stability extracted from edulis Martius): potential for food and
Spirulina sp using extrusion encapsulation pharmaceutical applications,” J. Braz. Chem.
technique,” AIP Conf. Proc., vol. 1699, pp. Soc., vol. 29, no. 10, pp. 2072–2088, 2018.
0–4, 2015. [20] N. Gorbunova, A. Bannikova, A.
[15] S. Afzal, M. Maswal, and A. A. Dar, Evteev, I. Evdokimov, and S. Kasapis,
“Rheological behavior of pH responsive “Alginate-based encapsulation of extracts
composite hydrogels of chitosan and from beta Vulgaris cv. beet greens: Stability
alginate: characterization and its use in and controlled release under simulated
encapsulation of citral,” Colloids Surfaces B gastrointestinal conditions,” LWT, vol. 93,
Biointerfaces, vol. 169, pp. 99–106, 2018. pp. 442–449, 2018.
[16] U. Laila, R. Rochmadi, and S. [21] B. Cahyono, M. Suzery, H. Hadiyanto,
Pudjiraharti, “Microencapsulation of Purple- and S. B. Pratiwi, “Encapsulation Rutin with
Fleshed Sweet Potato Anthocyanins with Chitosan-NATPP Using Coaservation
Chitosan-Sodium Tripolyphosphate by Using Method,” Reaktor, vol. 17, no. 4, pp. 215–
Emulsification-Crosslinking Technique,” J. 220.
Math. Fundam. Sci., vol. 51, no. 1, pp. 29– [22] B. Sarmento, D. Ferreira, F. Veiga, and
46, 2019. A. Ribeiro, “Characterization of insulin-
[17] L. Segale, L. Giovannelli, P. Mannina, loaded alginate nanoparticles produced by
and F. Pattarino, “Calcium alginate and ionotropic pre-gelation through DSC and
calcium alginate-chitosan beads containing FTIR studies,” Carbohydr. Polym., vol. 66,
celecoxib solubilized in a self-emulsifying no. 1, pp. 1–7, 2006.
phase,” Scientifica (Cairo)., vol. 2016, 2016. [23] A. G. da Silva Carvalho, M. T. da
[18] M. Mehran, S. Masoum, and M. Costa Machado, H. D. de F. Q. Barros, C. B.
Memarzadeh, “Improvement of thermal B. Cazarin, M. R. M. Junior, and M. D.
stability and antioxidant activity of Hubinger, “Anthocyanins from jussara
anthocyanins of Echium amoenum petal (Euterpe edulis Martius) extract carried by
using maltodextrin/modified starch calcium alginate beads pre-prepared using

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 100


Oktavi, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 86-101

ionic gelation,” Powder Technol., vol. 345,


pp. 283–291, 2019.
[24] M. Suzery, D. Majid, D. Setyawan, H.
Sutanto, and others, “Improvement of
stability and antioxidant activities by using
phycocyanin-chitosan encapsulation
technique,” in IOP Conference Series: Earth
and Environmental Science, 2017, vol. 55,
no. 1, p. 12052.

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7841 101

Anda mungkin juga menyukai