Anda di halaman 1dari 9

JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1 Komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan esktrak kasar, Edison et al.

Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi

KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KASAR


Sargassum plagyophyllum

Edison, Andarini Diharmi*, Nurul Muji Ariani, Mirna Ilza


Jurusan Teknologi Hasil Perikanan,Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau, Kampus Bina
Widya, Jalan HS Soebrantas km 12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru 28293

*Korespondensi: rini_abrar@yahoo.com
Diterima: 4 November 2019/Disetujui: 30 April 2020

Cara sitasi: Diharmi A, Edison, Ariani NM, Sumarto, Mirna Ilza. 2020. Komponen bioaktif dan aktivitas
antioksidan ekstrak kasar Sargassum plagyophyllum. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 23(1):
58-66.

Abstrak
Rumput laut cokelat (Sargassum plagyophyllum) berpotensi sebagai antioksidan alami karena memiliki kandungan
flavonoid dan fenolik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi proksimat, mengidentifikasi komponen
bioaktif, dan aktivitas antioksidan ekstrak kasar S.plagyophyllum. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan melakukan ekstraksi S. plagyophyllum menggunakan beberapa pelarut organik, antara lain: n-heksana, etil
asetat, dan metanol. Parameter analisis terdiri atas analisis proksimat, rendemen, fitokimia, dan aktivitas antioksidan
menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan komposisi kimia (kadar air, abu, protein, lemak,
karbohidrat, dan total serat kasar) berturut-turut sebesar 15,98 (bb); 21,38%; protein 9,05%; 0,88%; 68,69%; 22,24%
(bk). Rendemen ekstrak heksana, etil asetat, dan metanol adalah 0,6; 0,28; dan 0,31%. Hasil ekstraksi dengan pelarut
heksana didapatkan senyawa steroid/triterpenoid; pelarut etil asetat didapatkan senyawa alkaloid, flavonoid, steroid/
triterpenoid, saponin, dan fenolik; sedangkan ekstraksi dengan pelarut metanol didapatkan semua komponen bioaktif
kecuali flavonoid. Aktivitas antioksidan ekstrak Sargassum plagyophylum dengan heksana, etil asetat, dan metanol
dihasilkan nilai nilai IC50 1105,58 ppm; 532,42 ppm; dan 777,79 ppm.

Kata kunci: DPPH, ekstraksi, pelarut organik, rumput laut cokelat.

Bioactive Components and Antioxidant Activity of


Sargassum plagiophyllum Crude Extract

Abstract
Brown seaweed (Sargassum plagyophyllum) is known to contain natural antioxidants, namely flavonoids and
phenolics. This study was aimed to determine the proximate composition of S. plagyophyllum, identify bioactive
components, and antioxidant activity of the crude extracts of S. plagiophyllum. Bioactive components were extracted
using several organic compounds including n-hexane, ethyl acetate, and methanol. The analysis parameters consisted
of proximate analysis, yield, phytochemical, and antioxidant activity using the DPPH method. The results showed that
the chemical composition of S. plagyophyllum seaweed were moisture 15.98 (ww), ash 21.38%, lipid 0.88%, protein
9.05%, carbohydrates 68.69% and crude fiber 22.24% (dw). The yield of extract with hexane, ethyl acetate, and methanol
were 0.6, 0.28, and 0.31%, respectively. The hexane extract contained steroid/triterpenoid compounds while ethyl
acetate extract contained alkaloids, flavonoids, steroids/ triterpenoids, saponins, and phenolics. The methanolic extract
contained all bioactive components except flavonoids. Hexane, ethyl acetate and methanolic extract had antioxidant
activity with IC50 values 1105.58 ppm, 532.42 ppm, and 777.79 ppm, respectively.

Keywords: brown seaweed, DPPH, extraction, organic solvent


PENDAHULUAN potensial berasal dari kelas alga cokelat adalah
Komoditas unggulan perikanan salah S. plagyophyllum.
satunya adalah rumput laut yang tersebar di Rumput laut cokelat teridentifikasi
perairan Indonesia sebagai komoditi ekspor mengandung pigmen (fukosantin, astasantin,
potensial untuk dikembangkan. Produksi karotenoid) dan polifenol (asam fenolik,
rumput laut dari tahun 2013-2016 mengalami flavonoid, tanin) yang berfungsi sebagai
peningkatan dari 21,99- 27,19% (KKP antioksidan, antimutagenik, anti koagulan,
2017). Salah satu jenis rumput laut yang anti tumor dan metabolisme lipid. Kandungan
rumput laut cokelat berupa metabolit sekunder

58 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan esktrak kasar, Edison et al. JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1

berupa senyawa aktif terdiri atas alkaloid, Sargassum plagyophyllum sebagai salah
glikosida, tanin dan steroid bermanfaat satu rumput laut cokelat yang potensial untuk
untuk pengobatan dan industri farmasi antioksidan, tetapi informasinya masih minim.
(Jeeva et al. 2012). laut cokelat yang berpotensi Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
sebagai antioksidan alami (Nurjanah et untuk mendapatkan aktivitas antioksidan dari
al. 2019; Dolorosa et al. 2019; Hidayat et al. S. plagyophyllum dengan ekstraksi maserasi
2018; Dolorosa et al. 2017; Hidayat et al. 2017; bertingkat. Penelitian ini bertujuan untuk
Nurjanah et al. 2017; Yanuarti et al. 2017; menentukan komponen bioaktif dan aktivitas
Maharani et al. 2017; Lutfiyana et al. 2016; antioksidan ekstrak S. plagyophyllum.
Nurjanah et al. 2016; Ganapathi et al. 2013);
Firdaus et al. (2012); dan Foon et al. (2013). BAHAN DAN METODE
Metabolit sekunder dari rumput laut Bahan dan Alat
didapatkan dengan cara ekstraksi. Salah satu Bahan yang digunakan dalam
metode ekstraksi dengan cara merendam penelitian ini adalah rumput laut cokelat S.
(maserasi) sampel dengan pelarut organik plagyophyllum yang dikeringkan petani dari
misalnya heksana, etil asetat, etanol, dan hasil budidaya di Pantai Sepanjang Gunung
metanol. Gritter et al. (1991) menyatakan Kidul, Yogyakarta, H2SO4 (Merck), NaOH
bahwa senyawa non polar larut pada non polar 50% (Merck), H3BO3 (Merck), Cu, indikator
seperti eter, kloroform, dan n-heksan. Pelarut pp kompleks, indikator metilen merah biru,
heksana, etil asetat, dan metanol berfungsi etanol 95 (Merck), n-heksana (Merck), etil
menarik senyawa aktif berdasarkan polaritas asetat (Merck), metanol (Merck), serbuk
dari non polar, semi polar, hingga polar untuk Mg, HCl pekat (merck), HCl 0,1 N (Merck),
mengektraks suatu komponen sehingga reagen Mayer, Dragendroff, HCl 1 N, H2SO4
menghasilkan senyawa yang dikehendaki. pekat (pa, Merck), metanol 50%, kloroform
Menurut Harbone (1987) keberhasilan dalam (Merck), asetat anhidrat, DPPH (1,1-difenil-
proses ekstraksi ditentukan oleh jenis dan 2-pikrilhidrazil) (sigma-Aldrich), akuades,
mutu pelarut yang digunakan. standar asam askorbat/vitamin C (Sigma-
Heksana merupakan pelarut organik Aldrich), tissu, aluminium foil, kertas saring
bersifat non polar yang berfungsi melarutkan Whattman 42, dan kapas.
lilin, lemak, dan minyak dari bahan. Pemilihan Alat yang digunakan antara lain:
heksan dalam proses ekstraksi sebagai pelarut microplate reader (Berthold Tristar LB 941),
pertama supaya komponen lemak pada bahan rotary evaporator (BUCHI Waterbath B-480),
dapat terpisahkan terlebih dahulu, bertujuan dan ultrasonikator (Branson 1510).
untuk tidak menghalangi keluarnya bahan
aktif pada proses ekstraksi dengan pelarut- Metode Penelitian
pelarut lainnya. Pelarut heksana berfungsi Metode penelitian yang digunakan adalah
untk mengeluarkan senyawa aktif steroid/ eksperimen laboratorium dengan mengekstrak
terpenoid. Pelarut etil asetat dapat menarik senyawa bioaktif S. plagiophyllum dengan
komponen seperti fenol, terpenoid, dan maserasi bertingkat. Ekstraksi dilakukan
alkaloid, sedangkan pelarut metanol dapat dengan menggunakan pelarut heksan, etil
menarik komponen seperti alkaloid, fenolik, setat, dan metanol. Parameter analisis terdiri
karotenoid (Harborne 1987). atas analisis proksimat bahan baku, rendemen
Komponen bioaktif yang terdapat dari ekstrak, komponen fitokimia (biaoktif), dan
tanaman ataupun hewani seperti fenolik dan aktivitas antioksidan pada ekstrak.
flavonoid merupakan sumber antioksidan
yang potensial. Antioksidan merupakan suatu Preparasi bahan baku
inhibitor yang berfungsi untuk mencegah Rumput laut S. plagiophyllum dicuci
autooksidasi. Antioksidan alami mengandung dengan air bersih sebanyak 3 kali untuk
berbagai senyawa, misalnya fenolat (fenol dan menghilangkan kotoran yang terdapat pada
polifenol), flavonoid, karotenoid, steroid dan rumput laut dan ditiriskan. Setelah itu rumput
senyawa tiol (Lu et al. 2010) laut dicuci, dikeringkan dengan cara diangin-

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 59


JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1 Komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan esktrak kasar, Edison et al.

anginkan atau tidak langsung terkena cahaya Dragendroff endapan berwarna merah jingga.
matahari. Rumput laut setelah kering kemudian Analisis flavonoid (Harborne 1996)
dilakukan analisis proksimat dan dihaluskan Ekstrak sebanyak 50 mg dilarutkan dalam
dengan ukuran partikel 60 mesh. 100 mL air, dipanaskan sampai mendidih
dan disaring. Filtrat diambil sebanyak 5 mL
Ekstraksi S.plagyophyllum dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
Ekstraksi rumput laut S. plagyophyllum ditambahkan 0,05 mg Mg dan 1 mL HCl pekat
dilakukan dengan maserasi bertingkat dan dikocok kuat kemudian dibiarkan sampai
menggunakan pelarut heksana, etil asetat, terjadi pemisahan dan terjadi perubahan warna
dan metanol mengacu pada Yanuarti et al. warna merah, kuning atau jingga.
(2017). S. plagyophyllum yang telah dihaluskan
sebanyak 200 g dimasukkan ke dalam botol Analisis steroid dan triterpenoid
kemudian dilarutkan dengan heksana 400 (Harborne 1996)
mL (1:2 b/v) dan diekstraksi secara maserasi Ekstrak sebanyak 50 mg diteteskan dengan
selama 72 jam (tingkat 1), kemudian disaring. CH3COOH pekat sebanyak 10 tetes dan H2SO4
Filtrat disimpan sebelum dievaporasi dan pekat 2 tetes. Ekstrak yang sudah dicampur
residu diektraksi kembali dengan etil asetat dengan CH3COOH pekat dan mengandung
1:2 (b/v) dimaserasi kembali selama 72 jam H2SO4 pekat diaduk perlahan dan dibiarkan
(tingkat 2). Setelah maserasi dengan etil asetat beberapa menit. Uji positif ekstrak mengandung
dilakukan penyaringan didapatkan filtrat steroid jika terjadi perubahan warna menjadi
dan residu. Residu dari pelarut etil asetat warna biru atau hijau, sedangkan untuk
dimaserasi dengan metanol selama 72 jam terpenoid terbentuknya warna merah atau
(tingkat 3). Hasil dari maserasi masing-masing ungu.
pelarut tersebut dihasilkan filtrat. Ketiga filtrat
tersebut dievaporasi menggunakan rotary Analisis fenolik (Harborne 1996)
evaporator dengan suhu 40°C bertujuan untuk Ekstrak sebanyak 50 mg diteteskan dengan
menguapkan pelarut. Rendemen ekstrak yang FeCl3 1% seebanyak 10 tetes, terbentuknya
diperoleh dihitung kemudian dilakukan analisis warna hijau, merah, ungu, biru atau hitam pekat
fitokimia dan aktivitas antioksidan. menunjukkan ekstrak mengandung fenolik.

Analisis rendemen (AOAC 2005) Analisis antioksidan (Zhang et al. 2006)


Rendemen ekstrak didapatkan dari hasil Aktivitas antioksidan dianalisis dengan
presentase bobot ekstrak yang dihasilkan metode DPPH ((1,1-Diphenyl-2-picryl
dibagi dengan bobot sampel yang digunakan. Hydrazil) secara microplate reader two old
Persamaan untuk menghitung rendemen: delution pada panjang gelombang 517 nm
berat ekstrak (g) mengacu pada Zhang et al.(2006). Terdiri atas
Rendemen = berat sampel (g) x 100% beberapa tahapan antara lain:
a. Melarutkan 2 mg ekstrak di dalam 2
Analisis alkaloid (Harborne 1996) mL metanol dan konsentrasi larutan dan
Ekstrak ditimbang sebanyak 50 mg konsentrasi sampel ditepatkan menjadi 1000
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan μg/mL
dilarutkan di dalam 2 mL kloroform dan b. Plate reader terdiri atas 8 baris diberi
2 mL ammonia setelah larut dan disaring. simbol A-H dan setiap baris terdapat 12
Filtrat hasil penyaringan ditambahkan dengan sumur. Sumur-sumur pada baris-A diisi
H2SO4 pekat sebanyak 3-5 tetes dan dikocok sebanyak 100 μL sampel. Kolom/baris (B-
sampai homogen dan terbentuk dua lapisan. F) setiap sumur diisi dengan metanol 50 μL.
Selanjutkan diambil fraksi asam ditambahkan c. Diambil sebanyak 50 μL pada baris A dan
dengan reagen Mayer dan Dragendroff masing- dimasukkan ke baris/kolom B, diambil pada
masing sebanyak 4-5 tetes. Terbentuknya baris B 50 μL dimasukkan ke baris C. Sama
endapan menunjukkan adanya alkaloid, reagen halnya telah dilakukan pada baris B sampai
Mayer terbentuk endapan berwarna putih dan baris F, kecuali untuk baris F diambil 50 μL

60 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan esktrak kasar, Edison et al. JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1

dan tidak digunakan, sehingga didapatkan Kadar air rumput laut S. plagiophyllum pada
konsentrasi menjadi 1000; 500; 250; 125; penelitian ini telah memenuhi standar SNI.
62,5; dan 31,25 μg/mL. Sumur-sumur di S. plagiophyllum memiliki kadar abu sebesar
baris G-H diisi dengan 50 μL metanol, untuk 21,38% (bk). Kadar abu relatif lebih rendah
baris H diisi dengan metanol sumur 1-6. dari kadar abu hasil penelitian Diachanty et
d. Sumur-sumur pada baris A-G al. (2017) dan Matanjum et al. (2009) pada
ditambahkan dengan larutan DPPH rumput laut coklat jenis Turbinaria conaides
sebanyak 80 μL dengan konsentrasi 40 μg/ dan T. tetrasmatica dengan kadar abu 27,58-
mL setelah selesai sebelum diukur dengan 27% (bk). Handayani et al. (2004) menyatakan
spektrofotometer didiamkan selama 30 menit bahwa penyerapan mineral Sargassum sp.
kemudian dilakukan pengukuran aktivitas melalui permukaan talus, tidak melalui akar
antioksidan. Pengukuran aktivitas antioksidan sehingga penyerapan mineral lebih efektif.
ditujukkan dengan penurunan absorbansi Rata-rata kadar lemak adalah 0,88%
larutan DPPH dengan microplate reader. (bk). Kadar lemak S. plagiophyllum lebih
Perhitungan nilai % inhibisi menggunakan tinggi daripada S. polycystum yaitu 0,23-
persamaan sebagai berikut: 0,50% (bk) (Manteu et al. 2018; Diachanty
(A kontrol-A sampel) et al. 2017). Kadar lemak S. plagiophyllum
% Hambatan (inhibisi) = x 100%
A kontrol juga lebih tinggi daripada jenis T .conoides
Keterangan: (0.47%) dan S. polycystum (0,29%)
A kontrol = absorbansi tidak mengandung sampel (Felix dan Brindo et al. 2014). Matanjum et
A sampel = absorbansi sampel al. (2009), melaporkan kadar abu untuk T.
tetrasmatica lebih tinggi (1,14%) daripada S.
Analisis data plagiophyllum. Kumar et al. (2011) menyatakan
Data yang didapat dihitung berdasarkan bahwa lemak rumput laut umumnya < 4% dan
persamaan dan dianalisis secara deskriptif lebih rendah dari tanaman darat.
secara konprehensif dengan literatur yang Kadar protein rumput laut relatif
sesuai. Selanjutnya disajikan dalam bentuk rendah dibandingkan dengan kadar air, abu
tabel, skema dan gambar yang kemudian ditarik dan karbohidrat (Table 1). Kadar protein
kesimpulan dari hasil analisis. adalah sebesar 9,05% (bk). Protein dari
S. plagiophyllum kadarnya lebih tinggi
HASIL DAN PEMBAHASAN dari protein Sargassum sp. 5,53% (bk)
Komposisi Proksimat S. plagyophyllum (Gazali et al. 2018). Protein rumput laut
Hasil analisis proksimat dan serat kasar cokelat adalah lebih rendah (3-15% bk),
rumput laut S. plagiophyllum disajikan pada dibandingkan dengan rumput laut hijau dan
Table 1. merah (10-47% bk) (Fleurence 1999). Kadar
Table 1 Chemical composition of S. plagyophyllum protein rumput laut S. plagyohyllum pada
penelitian ini hampir sama dengan kadar
Composition (% db)
protein untuk jenis S. milicifolium yaitu 9, 71%
Moisture 15.98 ± 0.46* (bk), (Ganapathi et al. 2013)
Ash 21.38 ± 0.17 Rumput laut merupakan sumber
Lipid 0.88 ± 0.01 karbohidrat dan serat. Parthiban et al. (2013)
menyatakan bahwa rumput laut kadar
Protein 9.05 ± 0.07
karbohidratnya berkisar 10,63- 28,58%,
Carbohydrate (by difference) 68.69 ± 0.93 protein 9,47-14,68% dan lemak 0,15-0,84%
Fiber 22.24 ± 0.50 Perbedaan kandungan proksimat pada rumput
Information: *wet basis, dw (dry weight) laut disebabkan karena adanya perbedaan
perbedaan kondisi lingkungan, musim
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata- panen dan habitat rumput laut (Ahmad et al.
rata kandungan air yaitu 15,98% (bb). Kadar 2012). Rata-rata kadar karbohidrat rumput
rumput laut kering menurut SNI 2690.1-2009 laut S. plagyophyllum adalah sebesar 68,69%
(BSN 2006) adalah air maksimal 30 (%bk). (bk). Karbohidrat pada rumput laut cokelat

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 61


JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1 Komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan esktrak kasar, Edison et al.

terdiri dari fukoidan, laminaran, selulosa dan Komponen Bioaktif


alginat (Vijay et al. 2017). Kadar serat kasar S. Table 3 menunjukkan bahwa kandungan
plagyophyllum adalah 22,24% (bk). Ate et al. senyawa bioaktif yang dihasilkan berbeda
(2017) menyatakan bahwa kandungan nilai untuk jenis pelarut yang digunakan. Secara
serat kasar rumput laut pada umumnya yaitu umum, senyawa bioaktif S. plagyophyllum
30-40% bk. paling banyak terdapat pada ekstrak dengan
pelarut etil asetat. Hal ini menyatakan bahwa
Rendemen Ekstrak S. plagyophyllum senyawa fitokimia dalam S. plagyophyllum
Rendemen adalah adalah perbandingan cenderung larut dalam pelarut semi polar.
jumlah (kuantitas) ekstrak yang dihasilkan Senyawa aktif S. plagiophyllum ekstrak
dari ekstraksi tanaman/hewan. Nilai rata- heksana dihasilkan steroid/triterpenoid,
rata rendemen ekstrak S. plagyophyllum yang ekstrak etil asetat yaitu alkaloid, flavonoid,
dihasilkan disajikan pada Table 2. steroid/triterpenoid, saponin, dan fenolik,
Table 2 Yield of S. plagyophyllum sedangkan ekstrak metanol tidak terdapat
senyawa flavonoid.
Solvent Yield (%)
Alkaloid merupakan metabolit sekunder
Hexane 0.06 ± 0.00 dari tanaman. Alkaloid terdiri atas tiga bagian
Ethyl Acetate 0.28 ± 0.01 elemen yang mengandung nitrogen berfungsi
Methanol 0.31 ± 0.06 untuk pembentukan alkaloid dan reaksi yang
terjadi untuk pengikatan khas elemen-elemen
Table 2 menunjukkan rendemen ekstrak pada alkaloid (Sirait 2007). Analisis fitokimia
metanol paling tinggi daripada ekstrak untuk menentukan alkaloid terhadap ekstrak
etil asetat dan heksana. Rendemen terkecil S. plagyophyllum tidak terdapat endapan pada
dihasilkan dari ekstrak kasar dengan heksana pelarut heksana setelah direaksikan dengan
karena komponen bioaktif yang terlarut pereaksi Meyer dan Dragendroff. Alkaloid
dalam pelarut non polar relatif sedikit, bersifat tidak larut dalam heksana, larut dalam
sedangkan pada pelarut polar (metanol) yang etil asetat (semi polar), dan metanol (polar)
larut dengan jumlah lebih banyak (Table 3). (Harborne 1987). Struktur kimia alkaloid
Hasil rendemen ekstrak kasar dihasilkan adalah atom nitrogen pada bagian sikliknya
tertinggi hasil ektraksi dengan metanol, dan berikatan dengan gugus amina, amida,
diikuti etil asetat dan paling rendah dengan fenol dan metoksi sehingga alkaloid bersifat
heksan. Terjadinya perbedaan rendemen ini semi polar (Purba 2001). Senyawa alkaloid
dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan. bersifat semi polar sehingga lebih larut dalam
Salamah et al. (2008) menjelaskan bahwa pelarut semi polar.
rendemen ekstrak yang dihasilkan dipengaruhi Ekstrak S. plagyophyllum dengan etil
beberapa faktor, di antaranya metode asetat dihasilkan flavonoid. Senyawa flavonoid
ekstraksi, ukuran partikel sampel, kondisi, bersifat non polar, karena struktur kimia
waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi, flavonoid memiliki gugus gula sehingga
perbandingan jumlah sampel dengan pelarut, mudah larut dalam polar ataupun semi
dan jenis pelarut yang digunakan. polar. Komponen bioaktif flavonoid banyak
Metanol merupakan bentuk alkohol ditemukan pada batang tumbuhan (Kar et al.
dengan rumus kimianya CH3OH. Sruktur 2016).
kimia metanol terdiri atas gugus hidroksil Hasil analisis esktrak untuk menentukan
(polar) dan gugus karbon (non polar) komponen bioaktif steroid dan terpenoid
sehingga metanol bersifat polar. Ekstraksi menunjukkan terjadinya perubahan menjadi
dengan metanol menghasilkan ektrak yang biru kehijauan. Komponen bioaktif jenis
lebih banyak, karena sifat metanol yang sangat steroid dan terpenoid dihasilkan dari
polar diduga dapat mengekstrak komponen ekstrak S. plagyophyllum didapatkan dengan
bioaktif lebih banyak yang bersifat sangat menggunakan pelarut heksana, etil asetat,
polar dan sedikit non polar yang terdapat dan metanol. Keberadaan steroid pada
dalam S. plagyophyllum (Supriyanti 2010). ketiga pelarut ini karena ketiga jenis pelarut

62 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan esktrak kasar, Edison et al. JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1

Table 3 Bioactive component of S. plagyophyllum extracts


Solvent Color Standard
Component Reagent
Hexana Ethil Acetate Methanol
Alkaloid - + ++ Meyer, Dragendroff white precipitate, red
precipitate
Flavonoid - ++ - Sianidin test red solution
Steroid/ ++++ +++ + Liberman- Burchard greenish blue
Triterpenoid
Saponin - + ++++ H2O foam formed
Phenolic - +++ + FeCl3 1% blue/purple solution
Information: (-) not observed, (+) weak, (++) moderate, (+++) strong, (++++) very strong

memiliki momen dipol senyawa polar dan Aktivitas antioksidan menggunakan


semi polar sehingga menginduksi molekul metode DPPH diinterpretasikan
non polar yang tidak memiliki dipol dan menggunakan nilai IC50. Nilai IC50 (Inhibition
terjadi gaya elektrostatik di antara keduanya. Concentration) adalah konsentrasi ekstrak
Menurut Rosyidah et al. (2010) steroid/ yang dapat menyebabkan berkurangnya
triterpenoid memiliki fungsi untuk menghambat 50% aktivitas DPPH (Molyneux 2004). Hasil
pertumbuhan bakteri. analisis pengujian aktivitas antioksidan
Hasil identifikasi komponen bioaktif (Tabel ekstrak S. plagiophyllum disajikan pada Table
3), ekstrak S. plagyophyllum menggunakan etil 4.
asetat dan metanol adanya senyawa saponin Table 4 IC50 S. plagyophyllum extract
dan ekstrak dengan heksana tidak terdeteksi.
Perbedaan kepolaran pelarut merupakan
Solvent IC50(ppm)
salah satu faktor yang menyebabkan tidak Hexane 1105.58 ± 16.62
terdeteksinya saponin pada ekstrak dengan Ethyl Acetate 532.42 ± 7.80
pelarut non polar seperti heksana. Methanol 777.79 ± 16.82
Analisis ekstrak menggunakan etil asetat
dan metanol menunjukkan adanya senyawa Aktivitas antioksidan ketiga ekstrak
fenolik, sebaliknya dengan heksana tidak dengan pelarut yang berbeda menunjukkan
terdapat senyawa fenolik. Senyawa fenolik tidak dari nilai IC50 pelarut etil asetat memiliki
terekstrak oleh pelarut heksana yang bersifat aktivitas antioksidan yang tinggi. Aktivitas
non polar. Septiana et al. (2002) senyawa antioksidan ekstrak etil asetat lebih tinggi
fenolik umumnya lebih mudah diekstrak dibandingkan heksana dan metanol, hal
dengan senyawa pelarut organik semi polar ini berkaitan dengan kandungan senyawa
dan polar. aktif yang dihasilkan dari ekstrak etil asetat
yaitu adanya fenolik dan flavonoid (Table 3).
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Komponen fenolik dan flavonoid merupakan
S. plagyophyllum komponen bioaktif yang berperan sebagai
Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak antioksidan. Yudiati et al. (2011) menyatakan
menggunakan metode DPPH (1,1-difenil- nilai IC50 kecil menunjukkan aktivitas
2-pikrilhidrazil) dengan microplate reader antioksidannya semakin kuat dan begitu juga
twofold delution dengan konsentrasi larutan sebaliknya. Aktivitas antioksidan sangat kuat,
berturut-turut dari 1000; 500; 250; 125; 62,5; kuat, lemah, dan sangat lemah berturut-turut
dan 31,25 µg/mL. Metode DPPH digunakan dengan nilai IC50 < 500 ppm, IC50 50-100 ppm,
untuk menguji aktivitas antioksidan karena IC50 101-250 ppm, IC50 251-500 ppm dan IC50
sederhana, mudah, waktu pengujian singkat, > 500 ppm (Molyneux 2004). Hasil analisis
sampel yang digunakan tidak terlalu banyak, aktivitas antioksidan ekstrak S. plagyophyllum
dan tidak memerlukan banyak reagen tergolong sangat lemah karena memiliki nilai
(Juniarti et al. 2009). IC50 > 500 ppm. Hasil penelitian ini sesuai

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 63


JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1 Komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan esktrak kasar, Edison et al.

dengan penelitian Renhoran (2012) terhadap Warna-warni Makanan. Jakarta (ID).


ekstrak Sargassum polycystum dengan heksana Gramedia Pustaka Utama.
dihasilkan aktivitas antioksidan pada rumput Ate JNB, Junet F dan Theresia PES. 2017.
dengan nilai IC50 yaitu 1174,98 ppm. Analisis kandungan nutrisi Gracilaria
Ketiga ekstrak tersebut tergolong sangat edule (S.G. GMELIN) P.C. Silva dan
lemah, karena hal ini diduga karena sampel Gracilaria coronopifolia J. Agardh.
yang diuji berupa ekstrak kasar. Menurut untuk pengembangan perekonomian
Husni et al. (2014), kerja antioksidan masyarakat pesisir. Jurnal Ilmu Kesehatan.
ekstrak kasar diduga dihambat karena masih 5(2): 94-103.
terdapatnya senyawa-senyawa lain seperti Budhiyanti SA, Sri R, Djagal WM, Iwan YBL.
garam, mineral, dan nutrien-nutrien. Aktivitas 2012. Antioxidant activity of brown
antioksidan suatu bahan juga dipengaruhi oleh algae Sargassum species extract from the
tipe pelarut, metode ekstraksi, musim, lokasi, coastline of Java Island. American Journal
dan jenis spesies (Budhiyanti et al. 2012). of Agricultural and Biological Sciences.
7(3): 337-346.
KESIMPULAN Diachanty S, Nurjanah, Abdullah A. 2017.
Komponen bioaktif S. plagyophyllum Aktivitas antioksidan berbagai jenis
ekstrak dengan etil asetat ditemukan semua rumput laut cokelat dari Perairan
komponen bioaktif yaitu flavonoid, steroid/ Kepulauan Seribu. Jurnal Pengolahan
triterpenoid, saponin, alkaloid, dan fenolik. Hasil Perikanan Indonesia. 20(2): 305-
Aktivitas antioksidan ekstrak S. plagyophyllum 318.
terbaik yaitu dengan pelarut etil asetat. Dolorosa MT, Nurjanah, Purwaningsih S,
Anwar E, Hidayat T. 2019 Tyrosinase
UCAPAN TERIMA KASIH inhibitory activity of Sargassum
Penelitian ini sebagian telah didanai plagyophyllum and Eucheuma cottonii
PNPB Universitas Riau Tahun Anggaran 2019 methanol extracts. IOP Conference Series:
melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Earth and Environmental Science. 278 (1):
Kepada Masyarakat pada Skim Penelitian 1715-1375..
Bidang Ilmu Tahun 2019. Dolorosa MT, Nurjanah, Purwaningsih S,
Anwar E, Hidayat T. 2017. Kandungan
DAFTAR PUSTAKA senyawa bioaktif bubur rumput laut
Ahmad F, Sulaiman MR, Saimon W, Yee CF, Sargassum plagyophyllum dan Eucheuma
Matanjun P. 2012. Proximate compositions cottonii sebagai bahan baku krim
and total phenolic contents of selected pencerah kulit. Jurnal Pengolahan Hasil
edible seaweed from Semporna, Sabah, Perikanan Indonesia. 20(3): 633-644.
Malaysia. Borneo Science. (31): 85-96. Felix N, Brindo A. 2014. Effects of raw and
[AOAC] The Association of Official Analytical fermented seaweed, Padina tetrastomatica
Chemists. 2005. Official Methods of the on the growth and food conversion of
Analysis of the Association of Official giant freshwater prawn Macrobrachium
Analytical of Chemist. Virgina (US): The rosenbergii. International Journal of
Association of Analytical Chemist, Inc. Fisheries and Aquatic Studies. 1(4): 108-
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2006. 113.
Cara uji kimia bagian 2: penentuan Firdaus M, Astawan M, Muchtadi D,
kadar air pada produk perikanan. SNI Wresdiyati T, Waspadji S, Karyono
01-2354.2-2006. Jakarta (ID): Badan SS. 2012. Toksisitas akut ekstrak
Standardisasi Nasional. metanol rumput laut cokelat Sargassum
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. echinocarpum. Jurnal Pengolahan Hasil
2017. KKP sasar rumput laut sebagai Perikanan Indonesia. 15(2): 148-155
komoditas unggulan budidaya. http:// Fleurence J. 1999. Seaweed proteins:
www.kkp.go.id. biochemical, nutritional aspects and
Astawan M dan Kasih AL. 2008. Khasiat potential uses. Trends in Food Science and

64 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan esktrak kasar, Edison et al. JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1

Technology. 10(1)25-28. phytochemical studies on some


Foon TS, Ai LA, Kuppusamy P, Yusoff MM, selected seaweeds from gulf of Mannar,
Govindan N. 2013. Studies on in-vitro India. Asian Pacific Journal of Tropical
antioxidant activity of marine edible Biomedicine. S30-S33.
seaweeds from the east coastal region Juniarti, Delvi O, Yuhernita. 2009. Kandungan
of peninsular malaysia using different senyawa kimia, uji toksisitas (brine
extract methods. Journal of Coastal Life shrimp lethality test) dan antioksidan
Medicine. 1(3): 193-198. (1,1-diphenyl-2-pikrilhydrazyl) dari
Ganapathi K, Subramanian V, Mathan S. 2013. ekstrak daun saga (Abrus precatorius L.).
Bioactive potentials of brown seaweeds, Makara Sains. 13(1): 50-54.
Sargassum myriocystum, S.plagiophyllum Kar P, Laight D, Shaw KM, Cummings MH.
and S. ilicifolium (Turner) J. Agardh. 2006. Flavonoid rich grapeseed extracts: a
International Research Journal of new approach in high cardiovascular risk
Pharmaceutical and Applied Sciences. patients. International Journal of Clinical
3(5): 105-111. Practice. 60(11):1484-1492.
Gazali M, Nurjanah dan Neviaty PZ. 2018. Kumar M, Vishal G, Puja K, Reddy C R, Jha B.
Eksplorasi senyawa bioaktif alga cokelat 2011. Assessment of nutrient composition
Sargassum sp. Agardh sebagai antioksidan and antioxidant potential of Caulerpaceae
dari pesisir barat Aceh. Jurnal Pengolahan seaweeds. Journal of Food Composition
Hasil Perikanan Indonesia. 21(1): 167- and Analysis. 24(2): 27-278.
178. Lu J, Lin PH, Yao Q, Chen C. 2010.
Gritter RJ, Robbat JM, Schwarting Ae. 1992. Chemical and molecular mechanisms of
Pengantar Kromatografi. Bandung (ID): antioxidants: Experimental approaches
ITB Press. and model systems. Journal of Molecular
Handayani T, Sutarno, Ahmad DS. 2004. Medicine. 14(4): 840-860.
Analisis komposisi nutrisi rumput Maharani F, Nurjanah, Suwandi R, Anwar
laut Sargassum crassifolium J. Agardh. E, Hidayat T. 2017. Kandungan bioaktif
Biofarmasi. 2(2): 45-52. rumput laut Padina australis dan
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia: E.cotonii sebagai bahan baku krim tabir
Penuntun Cara Modern Menganalisis surya. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Tumbuhan. Bandung (ID): ITB Press. Indonesia. 20(1):10-17.
Harborne JB. 1996. Metode Fitokimia: Matanjun P, Mohamed S, Mustapha NM,
Penuntun Cara Modern Menganalisis Muhammad K. 2009. Nutrient content
Tumbuhan. Edisi kedua. ITB. Bandung. of tropical edible seaweeds, Eucheuma
Hidayat T, Nurjanah, Anwar E, Nurilmala cottonii, Caulerpa lentillifera and
M. 2018. Identifikasi dan karakterisasi Sargassum polycystum. Journal of Applied
rumput laut tropika (dari Kepulauan Phycology. 21(1): 1–6.
Seribu) sebagai sumber bahan baku Manteu SH, Nurjanah dan Tati N. 2018.
kosmetik. CR Journal. 4(2): 49-62. Karakteristik rumput laut cokelat
Hidayat T. Nurjanah, Anwar E, Nurilmala (Sargassum policystum dan Padina
M. 2017. Pengembangan teknologi tepat minor) dari perairan pohuwato Provinsi
guna (TTG) rumput laut tropika sebagai Gorontalo. Jurnal Pengolahan Hasil
bahan baku kosmetik. CR Journal. 3 (1): Perikanan Indonesia. 21(3): 396-405.
37-42. Molyneux P. 2004. The use of the stable free
Husni A, Deffy RP, Iwan YBL. 2014. Aktivitas radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
antioksidan Padina sp. pada berbagai for estimating antioxidant activity. Journal
suhu dan lama pengeringan. Jurnal Science and Technology. 26(2): 211-219.
Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan Nurjanah, Nurilmala M, Anwar E, Luthfiyana
dan Perikanan. 9(2): 165-173. N, Hidayat, T. 2019. Utilization of
Jeeva S, Marimuthu J, Domettila C, seaweed porridge Sargassum sp. and
Anantham, Mahesh M. 2012. Preliminary Eucheuma cottonii as cosmetic in

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 65


JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1 Komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan esktrak kasar, Edison et al.

protecting skin. IOP Conference Series: senyawa antioksidan. Buletin Teknologi


Earth and Environmental Science. 278 Hasil Perikanan. 11(2): 119-133.
(2019) 012055IOP. Septiana AT, Deddy M, Fransiska RZ.
Nurjanah, Nurilmala M, Anwar E, Luthfiyana 2002. Aktivitas antioksidan ekstrak
N, Hidayat, T 2017. Identification dikhlorometana dan air jahe (Zingiber
of bioactive compounds of seaweed officinale Roscoe) pada asam linoleat.
Sargassum sp and E.cotonii as raw Jurnal Teknologi dan Industri Pangan.
material suncreen cream. Proceedings of 13(2): 105-110.
the Pakistan Academy of Sciences. 54(4): Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam
311-318. Farmasi. Bandung (ID): ITB Press.
Nurjanah, Nurilmala M, Hidayat T, Fien Supriyanti W, Endang DW, Lia K. 2010. Uji
Sudirjo. Characteristic seaweeds as raw aktivitas antioksidan dan penentuan
material cosmetics. Aquatic Procedia. 7: kandungan antosianin total kulit buah
177-180 manggis (Garcinia mangostana L).
Parthiban C, Saranya C, Girija K, Hemalatha Majalah Obat Tradisional. 15(2): 64-70.
A, Suresh M, Anantharaman P. 2013. Vijay K, Balasundari S, Jeyashakila R,
Biochemical composition of some Velayathum Y, Masilan K, Reshma R.
selected seaweeds from tuticorin coast. 2017. Proximate and mineral composition
pelagia. Research Library Advances in of brown seaweed from Gulf of Mannar.
Applied Science Research. 4(3): 362-366. International Journal of Fisheries and
Purba RD. 2001. Analisis komposisi alkaloid Aquatic Studies. 5(5): 106-112.
daun handeuleun (Graptophyllum pictum Yudiati E, Sedjati S, Sunarsih R, Agustian.
(Linn), Griff) yang dibudidayakan dengan 2011. Aktivitas antioksidan dan toksisitas
taraf nitrogen yang berbeda. [Skripsi]. ekstrak metanol dan pigmen kasar
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Spirulina sp. Jurnal Ilmu Kelautan. 16(4):
Renhoran M. 2012. Aktivitas antioksidan 187-192.
dan antimikroba ekstrak Sargassum Yanuarti R, Nurjanah, Effionora A, Hidayat
polycystum. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut T. 2017. Profil fenolik dan aktivitas
Pertanian Bogor. antioksidan dari ekstrak rumput laut
Rosyidah K, Nurmuhaimina SA, Komari N, Turbinaria conoides dan Eucheuma
Astuti MD. 2010. Aktivitas antibakteri cottonii. Jurnal Pengolahan Hasil
fraksi saponin dari kulit batang tumbuhan Perikanan Indonesia. 20(2): 230-237.
kasturi (Mangifera casturi). Alchemy. Zhang Q, Junzen Z, Jingkai S, Angelica S,
1(2): 53-103. Dorothy A. 2006. A simple 96-well
Salamah E, Eka A, Sri P. 2008. Penapisan awal microplate method for estimation of total
komponen bioaktif dari kijing taiwan Polyphenol Content in Seaweeds. Journal
(Anadonta woodiana Lea). sebagai of Applied Phycology. 18: 445-450.

66 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai