Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No.

1 [April 2016] 37-46


Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Lamun [Husni dkk.]

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS


EKSTRAK LAMUN CYMODOCEA SP.

Antioxidant Activity and Toxicity of Seagrass Cymodocea sp. Extracts

Alvika Hayyu Chandra Permana, Amir Husni*, Siti Ari Budhiyanti

Jurusan Perikanan - Fakultas Pertanian - Universitas Gadjah Mada


Jl. Flora Gedung A4 Bulaksumur Yogyakarta
*Penulis Korespondensi: email: a-husni@ugm.ac.id

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui bagian-bagian lamun Cymodocea sp. yang
berpotensi sebagai antioksidan dan uji toksisitasnya. Ekstrak daun dan batang Cymodocea sp.
dibuat dengan cara maserasi menggunakan tiga macam pelarut, yaitu metanol, etil asetat,
dan n-heksan. Pengujian kadar total fenol menggunakan metode Follin-Ciocalteu. Aktivitas
antioksidan dilakukan dengan metode spektrofotometri menggunakan DPPH (1,1-diphenyl-
2-picrylhydrazyl), sedangkan kadar toksisitas dilakukan dengan uji BSLT (Brine Shrimp Lethality
Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun Cymodocea sp. mempu-
nyai kandungan total fenol paling tinggi (26.73 mg GAE/g ekstrak) dengan aktivitas an-
tioksidan (IC50) sebesar 518.57 ppm. Berdasarkan nilai IC50, sampel tersebut tergolong an-
tioksidan lemah. Hasil uji toksisitas menunjukkan semua sampel Cymodocea sp. bersifat toksik
terhadap larva udang Artemia salina Leach. Ekstrak etil asetat daun Cymodocea sp. mempunyai
toksisitas terbesar dengan nilai LC50 sebesar 67.14 ppm. Uji fitokimia menunjukkan bahwa
ekstrak Cymodocea sp. mengandung senyawa golongan saponin, steroid, flavanoid, fenol
hidrokuinon, dan terpenoid.

Kata kunci : Antioksidan, Artemia salina, BSLT, DPPH

ABSTRACT

This research has been done to find out the part of seagrass Cymodocea sp. which has potential of
antioxidant and to evaluate its toxicity. Leaves and stems extract of Cymodocea sp. were made by macerating
with three kinds of solvent, i.e. methanol, ethyl acetate, and n-hexane. The examination of total phenol was
determined using Follin-Ciocalteu method. The laboratory experiments of antioxidant activities was done by
spectrophotometrical method using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) while the level of toxicity was
done by BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). The results showed that methanol extract of Cymodocea sp.
leaves had the highest in total phenolic compounds (26.73 mg GAE/g extract) with the antioxidant activity
(IC50) of 518.57 ppm. Based on value of IC50, sample that mentioned appertained weak antioxidant. The
determination of toxicity result showed that all samples of Cymodocea sp. were toxic to the shrimp larva
Artemia salina Leach. The ethyl acetate extract of Cymodocea sp. leaves had the most toxicity with the LC50
of 67.14 ppm. The phytochemical test showed that Cymodocea sp. extract contained saponin, steroids,
flavanoids, phenol hydroquinone, and terpenoids class

Keywords: Antioxidant, Artemia salina, BSLT, DPPH

37
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 1 [April 2016] 37-46
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Lamun [Husni dkk.]

PENDAHULUAN antioksidan pada lamun Enhalus acoroides


telah diuji Rumiantin (2011) dengan meng-
Perairan laut memiliki keanekaraga- gunakan tiga jenis pelarut berbeda yaitu
man biota laut sangat tinggi yang dapat di- metanol (polar), etil asetat (semi-polar) dan
manfaatkan untuk kehidupan. Pemanfaatan n-heksana (non-polar) untuk lebih mengeta-
biota laut saat ini, bukan hanya sekadar hui perbedaan hasil aktivitas antioksidan-
untuk konsumtif saja, tetapi mengarah ke- nya. Namun, belum ada penelitian yang
pada penelitian yang lebih maju, seperti memisahkan bagian-bagian dari lamun sep-
penemuan obat-obatan berbahan dasar biota erti bagian daun dan bagian rimpang atau
laut (Rasyid, 2008). Lamun (seagrass) meru- batang untuk diuji kandungan antioksidan-
pakan salah satu ekosistem yang subur dan nya dan kandungan senyawa bioaktif lain
cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan. seperti senyawa antitumor. Oleh karena itu,
Sekarang ini, lamun belum mempunyai nilai penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ekonomi yang penting. Lamun Cymodocea potensi maksimal aktivitas antioksidan pada
sp. secara tradisional dimanfaatkan sebagai bagian daun dan batang lamun Cymodocea
pakan penyu, lumba-lumba, dan duyung. sp. serta menguji toksisitasnya.
Cymodocea sp. hidup di daerah tropis dan
diduga memiliki sistem pertahanan untuk
menahan radiasi sinar UV dengan cara mem- BAHAN DAN METODE
produksi metabolit sekunder berupa antiok-
sidan (Ukhty, 2011). Beberapa penelitian
telah dilakukan terhadap aktivitas antiok- Bahan
sidan pada beberapa spesies lamun, dianta- Bahan yang digunakan pada pe-
ranya Posidonia oceanic (Sureda et al., 2008), nelitian ini terdiri dari lamun Cymodocea
Syringodium isoetifolium (Ukhty, 2011), Enha- sp. dari Pantai Sepanjang, Gunung kidul,
lus acoroides (Kannan et al., 2010; Rumiantin, Yogyakarta, metanol (Sigma), etil asetat
2011). Ravikumar et al. (2011) menyatakan (Sigma), n-heksan (Sigma), etanol (Sigma),
bahwa Cymodocea serrulata dapat dimanfaat- Na2CO3 5% (Sigma), FeCl3 (Sigma), reagen
kan sebagai antibakteri terhadap Aeromonas Folin-Ciocalteau 50% (Sigma), asam galat
hydrophila, Bacillus subtilis, Serratia sp., dan (Sigma), diphenil-picrylhydrazil (DPPH)
Vibrio parahaemolyticus. Eksrak etanol dari (Merck), butylated hydroxytoluene (BHT)
Cymodocea nodosa mempunyai aktivitas an- (Merck), asam sulfat, asam klorida, asam
tijamur paling tinggi terhadap Asprogillus asetat glacial, pereaksi dragendorff, meyer,
flavus, Asprogillus fumigatus, Alternaria alter- wagner, serbuk magnesium, telur A. salina
natium dibandingkan dengan lamun Ruppia Leach, air laut, dan akuades.
cirrhosa dan dapat menghambat pertumbu-
han bakteri Bacillus subtilis, Staphylocococcus Alat
aurous, dan Pseudomonas aeruginosa, tetapi Peralatan yang digunakan dalam pe-
tidak dapat menghambat pertumbuhan bak- nelitian ini meliputi kantung plastik, pipet
teri E. coli (El-Hady et al., 2007). Berbagai pe- tetes, erlenmeyer (IWAKI pyrex), kertas
nelitian tersebut menunjukkan bahwa lamun saring Whatman 42, vacuum rotary evapora-
berpotensi memiliki kandungan bioaktif dan tor (Laborota 400 Efficient Heidolph), oven
sumber antioksidan alami. (Eyela WFO-601SD), spektrofotometer UV-
Penelitian tentang lamun Cymodocea VIS (Genesys 20), kuvet, mikropipet 10-1000
sp. di Indonesia pada umumnya mengkaji μL, mikropipet 20-250 μL, wadah penetasan
tentang sebaran, keanekaragaman, dan as- telur dengan 2 tipe ruang (terang dan gelap),
pek ekologinya, sedangkan kajian tentang kipas angin, dan aerator.
senyawa organik dan pemanfaatannya be-
lum banyak dilakukan. Selain itu, infor- Metode
masi yang telah dipublikasikan juga sangat a. Pengambilan, Preparasi, dan Identifikasi
sedikit, sehingga potensi Cymodocea sp. di In- Lamun Cymodocea sp.
donesia juga belum banyak diketahui. Masih Pengambilan lamun Cymodocea sp. di-
kurangnya data ilmiah yang mendukung lakukan di Pantai Sepanjang, Gunung kidul,
pemanfaatan lamun Cymodocea sp. men- Yogyakarta. Lamun yang telah dikumpulkan
dorong perlunya dilakukan penelitian men- dibersihkan dengan air laut untuk meng-
genai metabolit sekunder lamun. Aktivitas hilangkan kotoran dan dibersihkan kembali

38
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 1 [April 2016] 37-46
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Lamun [Husni dkk.]

dengan air tawar untuk menghilangkan ga- stabil DPPH (Ukhty, 2011). Ekstrak daun
ram yang masih menempel. Sampel segar di- dan batang Cymodocea sp. dari ketiga pelarut
masukkan dalam kantung plastik kemudian dibuat menjadi 6 seri pengenceran dengan
disimpan pada suhu -18 °C. Identifikasi la- tiga kali ulangan, yaitu 0 ppm, 200 ppm,
mun yang telah diperoleh dilakukan meng- 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm, dan 1000 ppm.
gunakan acuan Kunci Identifikasi Lamun Butil Hidroksi Toluena (BHT) digunakan se-
di Indonesia dimodifikasi dari Den Hartog bagai pembanding dan kontrol positif den-
(1971), Short et al. (2007), dan Phillips dan gan konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100 ppm.
Menez (1988). Sebanyak 1 ml dari masing-masing seri
pengenceran ditambah 1 ml etanol dan 1
Ekstraksi Cymodocea sp. ml DPPH 0.15 mM. Campuran dihomogen-
Cymodocea sp. diekstrak dalam keadaan kan dan diinkubasi ruang gelap (dilapisi
yang sudah dikeringkan dengan sinar mata- dengan alumunium foil) pada suhu kamar
hari selama 7 jam, mulai dari jam 08.00-15.00, selama 30 menit. Serapan yang dihasilkan
selama 4 hari dengan kadar air berkisar antara diukur dengan spektrofotometer UV-Visible
16.20%-18.76%, kemudian dihaluskan sehing- pada panjang gelombang 517 nm dan setiap
ga diperoleh bubuk sampel kering, dan ditim- sampel diukur triplo. Perhitungan persen
bang. Lamun yang telah dihaluskan kemudian penghambatan (inhibisi) aktivitas radikal
ditimbang sebanyak 20 g dan ditambahkan bebas diperoleh dari nilai absorbansi sampel
pelarut sebanyak 120 ml (1:6). Ekstraksi bahan dengan rumus sebagai berikut.
aktif dilakukan dengan mengacu pada Juniarti
et al. (2009) yang telah dimodifikasi.
absorbansi blanko-absorbansi sampel
Kandungan Total Fenol Penghambatan(%)= ´100%
absorbansi blanko
Larutan ekstrak 0.5 ml ditambah-
kan 5 ml akuades, 1 ml etanol, dan 0.5 ml
reagen Folin-Ciocalteau 50% (v/v). Cam- Grafik dibuat antara konsentrasi sampel (x)
puran didiamkan selama 5 menit kemu- dengan persen penghambatan (y). IC50 ek-
dian ditambahkan 1 ml Na2CO3 5% (b/v). strak dan BHT dihitung dengan menggu-
Campuran dihomogenkan lalu diinkuba- nakan rumus persamaan regresi y = a(x)+b,
si dalam kondisi gelap selama satu jam. dengan menyatakan nilai y sebesar 50 dan
Serapan yang dihasilkan diukur dengan nilai x sebagai IC50.
spektrofotometer UV-Visible pada panjang
gelombang 725 nm. Asam galat digunakan Uji Toksisitas Menggunakan Metode Brine
sebagai standar dengan konsentrasi 0, 10, Shrimp Lethality Test (BSLT)
20, 30, 40, dan 50 mg/l. Nilai total fenol Uji toksisitas tahap awal mengguna-
lamun Cymodocea sp. dinyatakan dalam kan hewan uji Artemia salina dilakukan ter-
mg Galic Acid Equivalent (GAE)/g ekstrak hadap daun dan batang lamun dari ekstrak
(Ukhty, 2011). metanol, etil asetat, dan n-heksana. Telur
udang Artemia salina Leach ditetaskan dalam
Screening Fitokimia (Harborne, 1987) air laut dengan bantuan lampu TL, kemu-
Screening fitokimia yang dilaku- dian larva udang yang telah menetas dan
kan meliputi alkaloid, steroid atau trit- berusia kurang lebih 48 jam dimasukkan
erpenoid, flavonoid, saponin, fenol ke dalam sampel. Jumlah larva udang yang
hidrokuinon, dan tanin. Screening ini di- mati dan yang masih hidup dihitung untuk
lakukan untuk mengetahui ada tidaknya menentukan tingkat toksisitasnya, yaitu nilai
komponen bioaktif yang terdapat pada LC50 (Juniarti et al., 2009).
Cymodocea sp.
Analisis Data
Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Data dianalisis dengan analisis sidik
Metode DPPH ragam (ANOVA) dengan tingkat keper-
Uji aktivitas antioksidan dilakukan cayaan 95%. Apabila hasil ANOVA ada beda
berdasarkan kemampuan sampel yang di- nyata dilanjutkan dengan uji Duncan.
gunakan dalam mereduksi radikal bebas

39
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 1 [April 2016] 37-46
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Lamun [Husni dkk.]

HASIL DAN PEMBAHASAN masing sebesar 2.76% dan 2.80%. Rendemen


Cymodocea sp. dapat dilihat pada Gambar 1.
Rendemen Rendemen ekstrak daun dan batang Cymo-
Ekstraksi Cymodocea sp. dengan pelarut docea sp. lebih tinggi dibandingkan dengan
metanol, etil asetat, dan n-heksan menghasil- rendemen ekstrak kasar lamun Syringodium
kan ekstrak dengan rendemen terbesar ada- isoetifolium (Ukhty, 2011) dan lamun Enha-
lah ekstrak kasar daun dan batang Cymodocea lus acoroides (Rumiantin, 2011), namun lebih
sp. dengan pelarut metanol masing-masing rendah dari rendemen Thalassia hemprichii
sebesar 12.53% dan 12.43%, sedangkan yang (Putri, 2011). Banyaknya rendemen ini ber-
terendah dihasilkan oleh ekstrak kasar daun gantung kepada sifat kelarutan komponen
dan batang dengan pelarut n-heksan masing- bioaktifnya.

Gambar 1. Pengaruh perlakuan (A1B1=daun dengan pelarut metanol; A1B2=daun dengan


pelarut etil asetat; A1B3=daun dengan pelarut n-heksan; A2B1=batang dengan pelarut metanol;
A2B2=batang dengan pelarut etil asetat; A2B3=batang dengan pelarut n-heksan) terhadap ren-
demen ekstrak Cymodocea sp. Angka pada diagram batang yang diikuti huruf yang berbeda
menunjukkan beda nyata (p<0.05)

Gambar 2. Pengaruh perlakuan (A1B1=daun dengan pelarut metanol; A1B2=daun dengan


pelarut etil asetat; A1B3=daun dengan pelarut n-heksan; A2B1=batang dengan pelarut metanol;
A2B2=batang dengan pelarut etil asetat; A2B3=batang dengan pelarut n-heksan) terhadap to-
tal fenol ekstrak Cymodocea sp. Angka pada diagram batang yang diikuti huruf yang berbeda
menunjukkan beda nyata (p<0.05)

40
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 1 [April 2016] 37-46
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Lamun [Husni dkk.]

Perbedaan jenis pelarut mempen- sp. pelarut n-heksan sebesar 0.21 mg GAE/g
garuhi jumlah ekstrak kasar yang dihasil- ekstrak. Hasil ini sama dengan penelitian
kan, pelarut metanol memiliki rendemen Santoso et al. (2012) yang menjelaskan bahwa
paling tinggi terhadap ekstrak kasar daun ekstraksi dengan metanol dari Enhalus ac-
dan batang, diikuti rendemen ekstrak etil oroides dan Thalassia hemprichii menghasilkan
asetat, dan rendemen ekstrak n-heksan se- total fenol yang tinggi. Kannan et al. (2010)
cara berturut-turut. Tingginya rendemen juga menunjukkan bahwa penggunaaan
yang terdapat pada pelarut metanol men- etanol dapat mengekstrak lebih banyak to-
unjukkan pelarut tersebut mampu mengek- tal fenol dari E. acoroides sebesar 0.323 mg
strak lebih banyak komponen bioaktif yang TAE/g. Jenis pelarut sangat berpengaruh
lebih polar. Nilai rendemen terendah ter- terhadap kadar total fenol. Pemilihan pelarut
dapat pada ekstrak dengan jenis pelarut n- pada suatu bahan harus didasarkan pada
heksan menunjukkan bahwa senyawa bio- sifat kepolaran dari pelarut yang digunakan
aktif yang bersifat non polar pada sampel dan sifat dari komponen yang akan dilarut-
jumlahnya sedikit. Tingginya rendemen ek- kan. Komponen fenolik dapat diekstraksi
strak metanol daun dan batang Cymodocea dari bahan tumbuhan dengan menggunakan
sp. dapat diartikan bahwa komponen sen- pelarut seperti air, metanol, etanol, aseton,
yawa yang terkandung dalam Cymodocea sp. etil asetat.
sebagian besar merupakan senyawa polar. Uji lanjut Duncan total fenol Cymodo-
cea sp. pada penelitian ini menunjukan bahwa
Total Fenol faktor jenis pelarut dan bagian Cymodocea sp.
Kandungan total fenol dalam ekstrak (daun dan batang) berbeda nyata terhadap ka-
kasar daun dan batang Cymodocea sp. pada dar total fenol yang dihasilkan. Pelarut metanol
pelarut yang berbeda dapat dilihat pada dapat mengekstrak senyawa fenol dalam
Gambar 2. Hasil penelitian menunjukkan jumlah yang besar dibandingkan dengan etil
bahwa total fenol paling besar terdapat pada asetat dan n-heksan. Ekstrak kasar daun dan
ekstrak kasar daun Cymodocea sp. dengan batang lamun menggunakan pelarut n-heksan
pelarut metanol sebesar 26.73 mg GAE/g memperoleh total fenol dalam jumlah kecil.
ekstrak, sedangkan total fenol terkecil ter- Hal ini menunjukkan bahwa senyawa fenol
dapat pada ekstrak kasar batang Cymodocea yang terdapat pada Cymodocea sp. cenderung

Tabel 1. Hasil uji fitokimia ekstrak kasar Cymodocea sp.


Perlakuan
Uji Fitokimia Standar (warna)
A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3
Meyer - - - - - - Endapan putih
kekuningan
Dragendorff - - - - - - Endapan merah
atau jingga
Wagner - - - - - - Endapan coklat
Steroid - + - - + - Terbentuk warna
biru dan hijau
Terpenoid - - + - - + Terbentuk warna
merah
Flavanoid - + - - + - Lapisan amil
alkohol berwarna
merah/kuning/
hijau
Fenol - + - - + - Warna hijau atau
hidrokuinon hijau biru
Saponin + - - + - - Terbentuk busa
Tanin - - - - - - Merah tua

41
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 1 [April 2016] 37-46
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Lamun [Husni dkk.]

dapat larut dalam pelarut polar dan semi po- bebas sebagai aglycone. Senyawa yang mem-
lar. Kandungan senyawa fenol pada sampel punyai gugus fungsi hidroksil yang banyak
menentukan adanya kandungan antioksidan. atau dalam kondisi bebas (aglikon) mempu-
Semakin tinggi kadar fenolik total yang terda- nyai aktivitas antioksidan tinggi yang dii-
pat di dalam ekstrak maka semakin besar pula kuti dengan kadar total fenol yang tinggi.
potensi aktivitas antioksidannya (Melannisa et Menurut Robinson (1995), saponin bersifat
al., 2011). hipokolesterolemik, immunostimulator dan
Kandungan total fenol yang terdapat antikarsinogenik. Mekanisme antikarsino-
pada ekstrak kasar daun Cymodocea sp. lebih genik saponin meliputi efek antioksidan dan
tinggi daripada ekstrak kasar pada batang. sitotoksik langsung pada sel kanker.
Menurut Dumay et al. (2004) senyawa fenol Skrining fitokimia yang dilakukan
lebih banyak terdapat pada bagian pertumbu- oleh Rumiantin (2010) pada Enhalus acoroides
han lamun yang memiliki metabolisme tinggi mengandung senyawa flavanoid, fenol hi-
dan bagian yang berklorofil. Daun lamun drokuinon, steroid, triterpenoid, tanin, dan
mampu menyerap gas dan zat hara langsung saponin. Enhalus acoroides (L.f.) Royle men-
dari dalam air, mempunyai fungsi permu- gandung senyawa triterpenoid, steroid, tanin,
kaan yang mampu melakukan fotosintesis dan flavanoid (Elfahmi et al., 1997). Ravikumar
secara maksimal (Dennison, 1987; Bulthuis, et al. (2011) menyebutkan bahwa Cymodocea
1987; Invers et al., 1997). serrulata mempunyai senyawa fitokimia yang
beragam yaitu alkaloid, asam karboksilat, ku-
Fitokimia marin, flavanoid, fenol, saponin, xantoprotein,
Hasil skrining fitokimia dapat dili- protein, steroid, tannin, dan gula. Alkaloid dan
hat pada Tabel 1. Secara umum komponen tanin dalam Cymodocea serrulata berperan aktif
fitokimia yang terdapat dalam Cymodocea sp. sebagai senyawa antibakteri terhadap bakteri
yang diperoleh dari ekstrak metanol pada patogen pada unggas, sedangkan Cymodocea
daun dan batang yaitu senyawa saponin, sp. dalam penelitian ini tidak ditemukan adan-
ekstrak etil asetat pada daun dan batang ya senyawa alkaloid dan tanin karena tempat
diperoleh senyawa steroid, flavanoid, dan hidup atau kondisi lingkungan lamun terse-
fenol hidrokuinon, sedangkan senyawa yang but berbeda yang mengakibatkan metabolit
diperoleh dari hasil ekstrak n-heksan pada sekunder yang dihasilkan berbeda pula seba-
batang dan daun yaitu terpenoid. Senyawa gai bentuk adaptasi terhadap lingkungannya.
saponin hanya terdapat pada ektrak kasar Steroid atau terpenoid hanya terde-
metanol karena struktur kimia saponin me- teksi pada pelarut semi polar dan non-polar,
miliki gugus polar yang lebih kuat, sehing- tetapi tidak terdeteksi pada pelarut polar yai-
ga hanya mampu diekstrak oleh pelarut tu metanol. Steroid ini diduga memiliki efek
metanol (polar). peningkat stamina tubuh (aprodisiaka) dan
Saponin memiliki glikosil yang ber- anti-inflamasi. Komponen terpenoid yang ter-
fungsi sebagai gugus polar dan gugus terpe- deteksi pada ekstrak kasar Cymodocea sp. ini di-
noid atau steroid sebagai gugus non-polar. duga memiliki aktivitas antitumor. Senyawa-
Senyawa yang memiliki gugus polar dan senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan
non-polar bersifat aktif permukaan sehing- dapat diprediksi dari golongan saponin yang
ga saat dikocok dengan air saponin dapat merupakan senyawa polar serta flavanoid dan
membentuk misel. Gugus polar pada struk- fenol yang merupakan senyawa semi polar.
tur misel menghadap keluar, sedangkan Senyawa fitokimia lamun Cymodocea
gugus non-polarnya menghadap ke dalam. sp. paling banyak terdapat pada ekstrak
Keadaan inilah yang tampak seperti busa dengan pelarut etil asetat. Hal ini menun-
dan merusak membran sel karena bisa mem- jukkan bahwa senyawa fitokimia dalam la-
bentuk ikatan dengan lipida dari membran mun Cymodocea sp. cenderung larut dalam
sel. Saponin terdiri atas glikosida kompleks pelarut semi polar. Proses ekstraksi dari
yaitu gugus glukosa dan triterpenoid, jika di- jenis pelarut dengan tingkat kepolaran yang
hidrolisis maka terbentuk senyawa triterpe- berbeda akan menghasilkan atau mengek-
noid dan glikosida (gula) yang mengandung strak senyawa yang berbeda pula. Skrining
gugus hidroksil. Triterpenoid saponin dapat fitokimia yang dilakukan ini hanya menguji
terjadi dalam bentuk bebas (aglycone) atau beberapa senyawa yang dapat terekstrak
sapogenin, akan tetapi steroid saponin se- ke dalam jenis pelarut sesuai dengan sifat
lalu dalam bentuk saponin dan tidak pernah kepolarannya. Simbala (2009) menyatakan

42
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 1 [April 2016] 37-46
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Lamun [Husni dkk.]

bahwa ekstrak n-heksan merupakan pelarut tas antioksidan terendah jika dibandingkan
non polar sehingga yang dihasilkan adalah dengan aktivitas antioksidan yang dihasil-
senyawa non-polar seperti terpenoid, minyak kan pada lamun jenis Enhalus acoroides (IC50
atsiri, lemak, dan asam lemak. Fraksi etil ase- 115.76 ppm) (Rumiantin, 2011) dan Thalassia
tat, senyawa yang diuji berupa senyawa yang hemprichii dengan nilai IC50 123.72 ppm (Putri,
tingkat kepolarannya lebih tinggi dari fraksi 2011), tetapi lebih tinggi jika dibandingkan
sebelumnya. Senyawa yang diuji adalah flava- dengan Syringodium isoetifolium (IC50 520.21
noid (Simbala, 2009). Robinson (1995) menya- ppm) (Ukhty, 2011). Perbedaan aktivitas an-
takan bahwa penambahan serbuk magnesium tioksidan dari berbagai spesies lamun terse-
dan asam klorida pada pengujian flavonoid but dapat terjadi karena metabolit sekunder
akan menyebabkan reduksi senyawa flavo- yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan
noid yang ada, sehingga menimbulkan reaksi tersebut cenderung mengalami perubahan
warna merah yang merupakan ciri adanya (evolusi) sebagai bagian dari proses adaptasi
flavonoid pada ekstrak. terhadap lingkungannya masing-masing.
Eksrak kasar daun dengan pelarut
Aktivitas Antioksidan metanol mengandung kadar total senyawa
Aktivitas antioksidan dari ekstrak fenol paling tinggi dibandingkan dengan
kasar daun dan batang Cymodocea sp. dapat perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan
dilihat pada Gambar 3. Perlakuan perbedaan bahwa aktivitas antioksidan pada ekstrak
jenis pelarut serta perbedaan bagian daun kasar daun dipengaruhi oleh kadar senyawa
dan batang memberikan pengaruh nyata fenol. Hal ini sesuai dengan pernyataan
terhadap aktivitas antioksidan yang dihasil- Melannisa et al. (2011) yang menunjukkan
kan. Ekstrak batang dengan pelarut n-heksan hubungan antara total fenol dan aktivitas an-
memiliki nilai IC50 tertinggi yaitu 4128.14 tioksidan bahwa semakin tinggi kadar feno-
ppm dan terendah ada pada ekstrak daun lik total yang terdapat di dalam ekstrak maka
dengan pelarut metanol yaitu 518.57 ppm. semakin tinggi aktivitas antioksidannya.
Hal tersebut mengindikasikan adanya ak- Keenam ekstrak kasar daun dan
tivitas antioksidan terkuat terdapat pada batang Cymodocea sp. juga memiliki aktivi-
ekstrak kasar daun lamun pelarut metanol tas antioksidan, walaupun aktivitasnya ter-
dibandingkan dengan ekstrak bagian la- golong lebih rendah dibandingkan dengan
mun dengan pelarut lainnya. Ekstrak kasar BHT (Butil Hidroksi Toluena), BHT memiliki
metanol daun Cymodocea sp. memiliki aktivi- potensi yang sangat besar sebagai salah satu

Gambar 3. Pengaruh perlakuan (A1B1=daun dengan pelarut metanol; A1B2=daun dengan


pelarut etil asetat; A1B3=daun dengan pelarut n-heksan; A2B1=batang dengan pelarut metanol;
A2B2=batang dengan pelarut etil asetat; A2B3=batang dengan pelarut n-heksan) terhadap ak-
tivitas antioksidan ekstrak Cymodocea sp. Angka pada diagram batang yang diikuti huruf yang
berbeda menunjukkan beda nyata (p<0.05)

43
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 1 [April 2016] 37-46
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Lamun [Husni dkk.]

alternatif antioksidan yang digunakan untuk mencapai 50% saat konsentrasi ekstrak sen-
proses pengolahan bahan pangan. Akan teta- yawa mencapai 67.14 ppm. Nilai LC50 yang
pi, penggunaan BHT yang berlebihan akan kecil tersebut mengindikasikan tingginya
menyebabkan keracunan pada dosis terten- aktivitas senyawa bioaktif yang terkandung
tu. Kadar maksimum BHT dalam bahan pan- dalam ekstrak etil asetat daun Cymodocea sp.
gan adalah 200 ppm (Ketaren, 1986; Suh et al., Semakin kecil nilai LC50 dari suatu senyawa
2005; Echevarría et al., 2014;). bioaktif maka akan semakin toksik (berba-
Hasil analisa pengukuran antioksidan haya) keberadaan senyawa tersebut dalam
BHT dalam penelitian ini menunjukkan ak- tubuh (McLaughlin, 1991).
tivitas antioksidan yang sangat kuat yaitu Ekstrak kasar etil asetat daun Cymodocea
sebesar 17.19 ppm (< 50 ppm) dan memiliki sp. kurang toksik jika dibandingkan dengan
kemampuan 30 kali lebih efektif dalam mer- toksisitas ekstrak n-heksan Enhalus acoroides
eduksi radikal bebas DPPH dibandingkan (L.f.) Royle yang mempunyai LC50 28.03 ppm
dengan ekstrak kasar metanol daun Cymo- dan diketahui senyawa yang terkandung
docea sp. Suatu senyawa dikatakan sebagai dalam lamun tersebut yaitu asam palmitat,
antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50 stigmasta-3,5-diena-7-on (sakarostenon), dan
kurang dari 50 ppm, kuat apabila nilai IC50 satu senyawa dengan bobot molekul 256 yang
antara 50–100 ppm, sedang apabila nilai IC50 belum dapat diidentifikasi (Elfahmi et al., 1997).
berkisar antara 100-150 ppm, dan lemah apa- Asam palmitat diketahui sangat toksik terha-
bila nilai IC50 berkisar antara 150–200 ppm dap sel kanker.
(Molyneux, 2004). Kandungan senyawa toksik dalam ek-
strak etil asetat daun lamun memiliki aktivi-
Toksisitas tas yang lebih tinggi daripada senyawa yang
Pengujian toksisitas menggunakan lebih polar dan non polar karena kandungan
metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) di- senyawa metabolit sekunder lebih banyak
lakukan untuk menentukan tingkat toksisi- dibandingkan dengan pelarut dan bagian
tas senyawa yang terkandung dalam suatu lamun yang lain. Hasil analisis menunjuk-
bahan sehingga dapat diketahui ambang kan bahwa semakin besar nilai konsentrasi
batas toleransi keberadaan senyawa terse- ekstrak, mortalitas pada Artemia salina juga
but. Hasil uji toksisitas daun dan batang semakin besar. Hal ini sesuai dengan Har-
Cymodocea sp. dengan tiga macam pelarut borne (1987) yang menyebutkan bahwa se-
terhadap larva udang Artemia salina L. yang makin tinggi konsentrasi ekstrak maka sifat
disajikan pada Tabel 2. Hasil penelitian toksiknya akan semakin tinggi terhadap he-
ketiga ekstrak dari bagian daun dan batang wan uji.
Cymodocea sp. menunjukkan adanya toksisi- Keenam ekstrak bersifat toksik
tas terhadap Artemia salina. Aktivitas tert- berkaitan dengan senyawa-senyawa yang
inggi diperoleh dari ekstrak etil asetat ba- terdapat dalam Cymodocea sp. yaitu saponin,
gian daun Cymodocea sp. dengan nilai LC50 steroid, terpenoid, fenol hidrokuinon, dan
sebesar 67.14 ppm yang menurut klasifikasi flavonoid yang pada kadar tertentu memiliki
Meyer et al. (1982) termasuk dalam kategori potensi toksisitas dapat menyebabkan ke-
ekstrak yang bersifat toksik (LC50 30-1000 matian larva Artemia salina. Saponin bersifat
ppm). Hal ini berarti kematian hewan uji hipokolesterolemik, immunostimulator dan
antikarsinogenik. Mekanisme antikarsino-
genik saponin meliputi efek antioksidan dan
Tabel 2. Hasil uji toksisitas ekstrak kasar
sitotoksik langsung pada sel kanker. Flava-
Cymodocea sp.
noid dalam pengobatan berfungsi sebagai
Perlakuan LC50 (ppm) Keterangan antivirus dan antimikroba. Jika senyawa ini
A1B1 100.71 Toksik masuk ke dalam tubuh larva Artemia, alat
A1B2 67.41 Toksik pencernaannya akan terganggu serta dapat
menghambat reseptor perasa pada daerah
A1B3 278.26 Toksik mulut larva. Hal ini mengakibatkan larva
A2B1 113.62 Toksik gagal mendapatkan stimulus rasa dan tidak
A2B2 189.39 Toksik mampu mengenali makanannya sehingga
A2B3 381.15 Toksik larva mati kelaparan (Rita et al., 2008).

44
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 1 [April 2016] 37-46
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Lamun [Husni dkk.]

Ekstrak etil asetat daun Cymodocea Den Hartog, C. 1971. The Sea-grasses of The
sp. bersifat paling toksik dibandingankan World. North-Holland publishing.
dengan perlakuan lainnya terhadap larva Amsterdam
Artemia salina Leach karena senyawa yang Dennison, W, C. 1987. Effects of light on
terkandung di dalamnya adalah senyawa seagrass photosynthesis, growth and
steroid. Senyawa steroid atau terpenoid depth distribution. Aquatic Botany.
dikenal sebagai salah satu golongan senyawa 27(1):15-26
kimia dalam tanaman yang memiliki aktivi- Dumay, O, Jean, C, Jean-Marie, D, Gérard, P.
tas antikanker dan antioksidan, sehingga 2004. Variations in the concentration
lamun Cymodocea sp. dapat dikembangkan of phenolic compounds in the seagrass
sebagai bahan obat-obatan. Sebagian besar Posidonia oceanica under conditions of
komponen terpenoid memiliki struktur lipo- competition. Phytochemistry. 65(24):3211-
filik yang menyebabkan kerusakan mem- 3220
bransel sehingga menyebabkan kematian Echevarria, B, N, Manzanos, M, J, Goicoechea,
sel. Sifat non-polar terpenoid mudah men- E, Guillen, M, D. 2014. 2,6-Di-Tert-Butyl-
embus membran sel atau membran organel Hydroxytoluene and Its Metabolites in
dalam sel pada sisi hidrofobik membentuk Foods. Comphrehensive Reviews in Food
struktur misel. Terbentuknya ikatan antara Science and Food Safety. 14:67-80
senyawa non-polar (terpenoid) dengan ba- Elfahmi, Iwang, S, Komar R. 1997. Telaah
gian non-polar dari membran sel menyebab- Fitokimia dan Uji Hayati Pendahuluan
kan permeabilitas membran sel terganggu. Lamun Enhalus acoroides (L.f.) Royle.
Terpenoid juga memiliki efek sinergis bagi Tesis. ITB. Bandung
toksin lain dengan bertindak sebagai solven El-Hady, H, H, A, Daboor, S, M, Ghoniemy,
untuk memfasilitasi toksin bergerak mela- A, E. 2007. Nutritive and antimicro-
lui membran (Kartikasari, 2010). Efek toksik bial profiles of some seagrasses from
memberikan indikasi terganggunya proses bardawil lake, egypt. Egyptian Journal
pembentukan sel yang diasumsikan sebagai of Aquatic Research. 33(3): 103-110
sel kanker. Harborne, JB. 1987. Metode Fitokimia. ITB.
Bandung
Invers, O, Romero, J, Perez, M. 1997. Effects
SIMPULAN of pH on seagrass photosynthesis:
a laboratory and field assessment.
Aquatic Botany. 59(3-4):185-194
Ekstrak kasar metanol daun Cymodocea Juniarti, Osmeli, D, Yuhernita. 2009. Kandungan
sp. mempunyai aktivitas antioksidan paling senyawa kimia, uji toksisitas (brine shrimp
tinggi dengan nilai IC50 518.57 ppm dan total lethality test) dan antioksidan (1,1-diphe-
fenol 26.73 mg GAE/g ekstrak dibandingkan nyl-2-pikrilhydrazyl) dari ekstrak daun
dengan ekstrak kasar etil asetat, n-heksan saga (Abrus precatorius L.). Makara Sains.
daun serta ekstrak kasar metanol, etil asetat, 13(1): 50-54
dan n-heksan batang Cymodocea sp. Ekstrak Kannan, R, R, R, Arumugam, R, Anantharaman,
kasar daun Cymodocea sp. bersifat toksik pada P. 2010. In vitro antioxidant activities of
konsentrasi 100.71 ppm (metanol), 67.14 ppm ethanol extract from Enhalus acoroides
(etil asetat), dan 278.26 ppm (n-heksan). Ek- (L.F) royle. Asian Pac. J. Trop. Med. 3(11):
strak kasar batang Cymodocea sp. bersifat tok- 898-901
sik pada konsentrasi 113.62 ppm (metanol), Kartikasari, FG. 2010. Uji Toksisitas Fraksi
189.39 ppm (etil asetat), dan 381.15 ppm (n- dari Spongs Laut Xestospongia sp. den-
heksan). gan Metode Brine Shrimp Test (BST).
Skripsi. ITS. Surabaya
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak
DAFTAR PUSTAKA dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta
McLaughlin, J, L. 1991. Crown gall tumours on
potato disc and brine shrimp lethality:
Bulthuis, D, A. 1987. Effects of temperature Two simple bioassay for higher plant
on photosynthesis and growth of sea- screening and fractination. Methods in
grasses. Aquatic Botany. 27(1):27-40 Plant Biochemistry. 6: 1-30

45
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 1 [April 2016] 37-46
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Lamun [Husni dkk.]

Melannisa, R, Da’i, M, Rahmi, R, T. 2011. Uji Rumiantin, RO. 2011. Kandungan Fenol,
aktivitas penangkap radikal bebas dan Komponen Fitokimia dan Aktivitas
penetapan kadar Fenolik total ekstrak Antioksidan Lamun Enhalus acoroides.
tiga rimpang Genus curcuma dan rim- Skripsi. IPB. Bogor
pang temu kunci (Boesenbergia pandu- Santoso, J, Anwariyah, A, Rumiantin, R,
rata). Pharmacon. 12(1):40-43 O, Putri, A, P, Ukhty, N, Stark, Y, Y.
Meyer, B, N, Ferrigni, N, R, Putman, J, 2012. Phenol content, antioxidant ac-
E, Jacobsen, L, B, Nichols, D, E, ticity and fibers profile of four tropi-
McLaughlin, J, L. 1982. Brine shrimp: cal seagrasses from indonesia. Journal
A convenient general bioassay for of Coastal Development. 15(2):189-196
active plant constituent. Planta Med. Short, F, Carruthers, T, Dennison, W, Way-
45(5):31-34 cott, M. 2007. Global seagrass distri-
Molyneux, P. 2004. The use of stable free Radi- bution and diversity: A bioregional
cal Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for model. J. Exp. Mar. Biol. Ecol. 350(1-
estimating antioxidant activity. Song- 2):3-20
klanakarin J. Sci. Technol. 26(2): 211-219 Simbala, H, E, I. 2009. Analisis senyawa al-
Phillips, RC, dan Menez, EG. 1988. Seagrasses. kaloid beberapa jenis tumbuhan obat
Smithsonian Contribution to the Ma- sebagai bahan aktif fitofarmaka. Pa-
rine Sciences. Washington DC cific Journal. 1(4):489-494
Putri, AP. 2011. Kandungan Fenol, Kom- Suh, H, J, Chung, M, S, Cho, Y, H, Kim, J,
ponen Fitokimia dan Aktivitas Antiok- W, Kim, D, H, Han, K, W, Kim, C, J.
sidan Lamun Dugong (Thalassia hemp- 2005. Estimated daily intakes of butyl-
richii). Skripsi. IPB. Bogor ated hydroxyanisole (BHA), butylated
Rasyid, A. 2008. Biota laut sebagai sumber hydroxytoluene (BHT) and tert-butyl
obat-obatan. Oseana. 33(1): 11-18 hydroquinone (TBHQ) antioxidants in
Ravikumar, S, Devi, K, N, Kumar, T, A, Ajmal- Korea. Food. Addit. Contam. 22(12):1176-
khan, M. 2011. Antibacterial activity of 1188
seagrass species of Cymodocea serrulata Sureda, A, Box, A, Terrados, J, Deudero, S,
against chosen bacterial fish pathogens. Pons, A. 2008. Antioxidant response
Ann. Biol. Res. 2(1): 88-93 of the seagrass Posidonia oceanica by
Rita, W, S, Suirta, I, W, Sabikin, A. 2008. the invasive macroalgae Lophocladia lal-
Isolasi dan identifikasi senyawa yang lemandii. Mar. Environ. Res. 66(3):359-
berpotensi sebagai antitumor pada 363
daging buah pare (Momordica charan- Ukhty, N. 2011. Kandungan Senyawa
tia L.). Jurnal Kimia. 2(1):1-6 Fitokimia, Total Fenol dan Aktivi-
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik tas Antioksidan Lamun Syringodium
Tumbuhan Tinggi. ITB, Bandung isoetifolium. Skripsi. IPB. Bogor

46

Anda mungkin juga menyukai