Anda di halaman 1dari 5

JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 61-65 ISSN 2303-1077

PEMANFAATAN EKSTRAK LANDAK LAUT (Diadema setosum) DARI PULAU


LEMUKUTAN SEBAGAI ANTIJAMUR Candida albicans

Martina Evi1*, Andi Hairil Alimuddin1, Lia Destiarti1


1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
*
email: martinaevi50@gmail.com

ABSTRAK
Landak laut (Diadema setosum) merupakan hewan laut yang tergolong dalam filum
Echinodermata, dimana hingga saat ini pemanfaatan landak laut belum optimal. Padahal pada
penelitian terhadap filum yang sama yaitu teripang keling (Holoturia atra) berpotensi sebagai
antijamur. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk memanfaatkan ekstrak dan hasil partisi
landak laut sebagai agen antijamur Candida albicans. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu ekstraksi, skrining fitokimia dan difusi agar. Proses ekstraksi dilakukan secara maserasi
dengan etanol dan dilanjutkan dengan partisi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana,
kloroform dan etil asetat. Uji senyawa metabolit sekunder menggunakan metode skrining
fitokimia sedangkan uji aktivitas antijamur menggunakan uji difusi agar. Hasil skrining fitokimia
menunjukkan bahwa golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak landak laut adalah
alkaloid, triterpenoid, saponin dan polifenol. Hasil rata-rata diameter zona hambat (mm SD
dari fraksi etanol, fraksi etil asetat dan fraksi kloroform pada konsentrasi 100 mg/mL berturut-
turut adalah 22,30 0,24 ; 21,80 0,08 ; 21,12 0,02. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa ekstrak landak laut pada fraksi etanol, etil asetat dan kloroform konsentasi
100 mg/mL berpotensi sebagai antibiotik yang sensitif dalam membunuh jamur C.albicans.

Kata kunci : Antijamur, Candida albicans, Landak laut (Diadema setosum)

PENDAHULUAN Hingga saat ini pemanfaatan D.


setosum lebih pada bagian dalam tubuh D.
Pulau Lemukutan merupakan salah
setosum yang dimanfaatkan untuk bahan
satu pulau yang terletak di Kecamatan
pangan, sedangkan cangkang dan bagian
Sungai Raya Kabupaten Bengkayang yang
luar lainnya belum ada pemanfaatan yang
memiliki beberapa jenis biota laut. Salah
maksimal. Informasi tentang hasil penelitian
satu jenis biota laut yang cukup melimpah di
yang telah dipublikasikan mengenai landak
daerah ini adalah Landak laut (Diadema
laut berkisar pada aktivitas sitotoksik.
setosum).
Menurut Aprilia, dkk (2012) ekstrak
Diadema setosum merupakan biota
kloroform cangkang maupun duri landak
laut yang termasuk dalam filum
laut memiliki potensi sitotoksik dengan nilai
Echinodermata. Menurut Aprilia dkk (2012),
toksisitas lethal (LC50) terhadap Nauplius
filum Echinodermata memiliki potensi dalam
Artemia sp sebesar 133,58 ppm.
menghasilkan senyawa metabolit sekunder.
Potensi bioaktivitas lainnya dari
Echinodermata banyak memproduksi
landak laut sampai saat ini belum diperoleh
beberapa senyawa metabolit sekunder
publikasinya, padahal spesies berbeda dari
meskipun tidak secara langsung
filum yang sama yaitu teripang keling
bersangkutan dalam fungsi fisiologis namun
(Holoturia atra) menunjukkan aktivitas
mempunyai peranan yang penting dalam
antijamur. Ekstrak etil asetat teripang keling
kelangsungan hidup. Organisme ini
menunjukkan zona hambat pada
memproduksi senyawa beracun untuk
konsentrasi 1 mg/disc dengan besar zona
mempertahankan dirinya dari serangan
hambat 8,27±0,06 mm, sehingga dapat
predator, dan racun yang berasal dari biota
disimpulkan bahwa ekstrak H.atra
laut lebih mematikan daripada racun biota
berpotensi kuat sebagai antijamur
yang ada di daratan (Venugopal, 2009).
(Septiadi,dkk, 2013).

61
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 61-65 ISSN 2303-1077

Salah satu jamur yang memiliki Ekstraksi


tingkat resisteni tinggi yaitu Candida Sebanyak 20 Kg basah landak laut
albicans. Tingginya tingkat resistensi jamur yg telah dipotong kecil-kecil dimaserasi
ini diakibatkan oleh penggunaan agen dengan etanol 96% selama 3 kali 24 jam.
antijamur yang berlebihan seperti Hasil maserasi dievaporasi sehingga
amfoterisin-B dan flukonazol (Sukandra dihasilkan ekstrak etanol. Ekstrak etanol
dkk,2006). Jamur ini merupakan jamur dipartisi berturut-turut dengan n-heksana,
patogen yang terdapat pada saluran kloroform dan etil asetat yang mewakili
pencernaan, selaput mukosa, saluran tingkat kepolaran pelarut. Etanol sebagai
pernafasan, vagina, uretra, kulit, dan di pelarut polar, etil asetat dan kloroform
bawah kuku (Simatupang, 2009). sebagai pelarut semipolar dan n-heksana
Oleh karena itu pada penelitian ini sebagai pelarut nonpolar.
ditentukan golongan senyawa metabolit
sekunder yang terdapat dalam ekstrak Uji Fitokimia
landak laut (D.setosum) dimana bagian Identifikasi kandungan kimia dalam
yang digunakan yaitu cangkang dan duri. ekstrak dilakukan dengan cara sebagai
Kemudian dilanjutkan dengan pengujian berikut (Harborne, 1987):
aktivitas antijamur dari ekstrak landak laut a. Identifikasi steroid/triterpenoid
dengan bioindikator Candida albicans. Sebanyak 1 mL larutan ekstrak
ditambah dengan pereaksi Liebermann-
METODOLOGI PENELITIAN Burchard. Adanya senyawa steroid ditandai
timbulnya warna hijau dan triterpenoid
Alat dan Bahan
timbulnya warna merah.
Alat
Alat-alat yang digunakan pada
b. Identifikasi alkaloid
penelitian adalah autoclave, blender,
Identifikasi menggunakan uji
gunting, hot plate, inkubator, jangka sorong,
Dragendrof dan uji Wagner. Pada uji
laminary flow cabinet, micropipet, neraca
Dragendrof dilakukan dengan
analitik, oven, penggaris, rotary evaporator,
menambahkan 2 tetes pereaksi Dragendrof
seperangkat alat gelas, shaker waterbath,
pada larutan ekstrak. Senyawa alkaloid
spektrofotometer UV-VIS genesys 6 dan
akan menimbulkan endapan coklat. Pada
vortex.
uji Wagner adalah larutan ekstrak
ditambahkan 2 tetes pereaksi Wagner.
Bahan
Senyawa alkaloid akan menimbulkan
Bahan-bahan yang digunakan pada
endapan coklat.
penelitian adalah akuades (H2O), asam
klorida (HCl), biakkan murni jamur C.
c. Identifikasi flavonoid
albicans, dimetil sulfoksida (C2H6SO),
Larutan ekstrak sebanyak 2 mL
etanol (C2H5OH), etil asetat
ditambah dengan sedikit serbuk magnesium
(CH3COOC2H5), besi (III) klorida (FeCl3),
dan 2 mL HCl 2N. Senyawa flavonoid akan
kapas, kertas saring, ketokonazol,
menimbulkan warna jingga sampai merah.
kloroform (CHCl3), landak laut (Diadema
setosum), logam Mg, natrium klorida (NaCl)
d. Identifikasi polifenol
fisiologis 0,9%, n-heksana (C6H14), pereaksi
Larutan ekstrak ditambahkan 2 tetes
Liebermann-Burchard, pereaksi
pereaksi besi (III) klorida 1%. Senyawa
Dragendroff, pereaksi Wagner dan Saborud
fenol akan menghasilkan warna hijau atau
Dextrose Agar (SDA).
biru.
Prosedur Penelitian
e. Identifikasi saponin
Preparasi Sampel
Larutan ekstrak ditambahkan
Landak laut (D.setosum) diambil
akuades, kemudian dikocok kuat-kuat.
dipulau Lemukutan. Bagian isi landak laut
Senyawa saponin akan menghasilkan busa
dibuang, sehingga hanya tersisa bagian
setinggi 1-10 cm yang stabil dan tidak
luar yaitu cangkang dan duri. Cangkang
kurang dari 10 menit.
dan duri dipotong kecil-kecil.
Uji Aktivitas Antijamur

62
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 61-65 ISSN 2303-1077

Pengujian aktivitas antijamur ekstrak sebanyak 142 g, fraksi etanol 17,8 g, fraksi
landak laut menggunakan metode difusi etil asetat 17,5 g, fraksi kloroform 4,3 g dan
agar. Media SDA steril sebanyak 20 mL fraksi n-heksana 1,9 g. Senyawa metabolit
dimasukkan dalam petri disk hingga sekunder yang terkandung dalam ekstrak
memadat. Suspensi jamur uji 100 µL landak laut (D.setosum) dengan uji fitokimia
disebar di permukaan agar secara merata ditampilkan pada Tabel 1.
dengan menggunakan cutton bud Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak
Kemudian dibuat sumur dengan diameter 6 landak laut (D. setosum) mengandung
mm, masing-masing diisi dengan 20 µL metabolit sekunder alkaloid, triterpenoid,
larutan sampel konsentrasi 5-100 mg/mL saponin dan polifenol. Senyawa-senyawa
(ekstrak etanol, fraksi etanol, fraksi etil tersebar dalam keempat fraksi. Fraksi
asetat, fraksi kloroform dan fraksi n- etanol, etil asetat dan kloroform positif
heksana) ke dalam sumur pada masing- mengandung alkaloid, triterpenoid, saponin
masing cawan petri yang telah dan polifenol. Akan tetapi fraksi n-heksana
diinokulasikan jamur C. albicans. Lalu, hanya mengandung triterpenoid. Alkaloid
diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang, bersifat basa sehingga dapat larut pada
kemudian diukur diameter zona hambat pelarut polar hingga semipolar. Alkaloid
dengan jangka sorong pada daerah bening terdeteksi pada fraksi etanol, etil asetat dan
lubang dengan menggunakan jangka kloroform dengan intensitas tinggi terdapat
sorong. Kontrol negatif yang digunakan pada fraksi etil asetat.
yaitu DMSO 10% dan ketokonazol 20 Triterpenoid terdeteksi pada semua
mg/mL sebagai kontrol positif (Tanjong, fraksi, dengan kelimpahan tinggi tersebar
2011). pada fraksi semipolar hingga polar
sedangkan fraksi nonpolar memiliki
Analisis Data intensitas yang kecil. Hal ini menunjukkan
Data hasil penelitian berupa bahwa triterpenoid yang terdapat pada
diameter zona hambat dianalisis dengan uji ekstrak landak laut (D.setosum) sebagian
ANOVA one way kemudian dilanjutkan besar mempunyai kepolaran rendah hingga
dengan post Hoc Test berupa LSD (Least tinggi.
Significance Difference). Data diolah Polifenol merupakan senyawa yang
dengan program SPSS 20,00 memiliki satu atau lebih gugus fenolik
sehingga memungkinan senyawa ini larut
HASIL DAN PEMBAHASAN pada tingkat kepolaran yang tinggi. Sejalan
dengan itu senyawa polifenol ekstrak
Sampel yang digunakan yaitu landak
landak laut (D.setosum) tersebar pada
laut yang telah dibuang bagian isinya
fraksi etanol,etil asetat dan kloroform.
dengan total berat basah landak laut adalah
20 kg, ekstrak etanol yang diperoleh

Tabel 1 Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Landak Laut (D.setosum)


Golongan Hasil Pengamatan
senyawa Pereaksi Ekstrak Fraksi Fraksi Fraksi Fraksi n-
Etanol Etanol Etil Asetat Kloroform Heksana
Alkaloid Dragendorf ++ + + + -
Wagner +++ ++ +++ ++ -
Steroid Liberman – - - - - -
Burchard
Triterpenoid Liberman – +++ +++ +++ +++ +
Burchard
Saponin +++ +++ ++ ++ -
Flavonoid - - - - -
Polifenol +++ +++ +++ +++ -

63
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 61-65 ISSN 2303-1077

Saponin terdeteksi pada fraksi kelompok perlakuan lainnya menunjukan


etanol, etil asetat dan kloroform. Dengan perbedaan signifikan. Hasil tidak ada
intensitas tertinggi terdapat pada fraksi perbedaan signifikan ditunjukan pada rata-
etanol, hal ini menunjukkan bahwa saponin rata diameter zona hambat antara fraksi
merupakan senyawa yang memiliki etanol dengan fraksi kloroform α 0.05.
kepolaran tinggi. Telah dilakukan uji Ketokonazol pada konsentrasi 20
aktivitas antijamur ekstrak landak laut mg/mL menunjukkan diameter zona hambat
(D.setosum) pada jamur C.albicans. Hasil ((mm SD) yaitu 33,35 0,02 Menurut
uji aktivitas antijamur dapat dilihat pada Clinical and Laboratory Standards Institute
Tabel 2. (CLSI), diameter zona hambat ≤ 20 mm
Hasil uji aktivitas antijamur menunjukkan dianggap resisten terhadap antibiotik ini,
bahwa fraksi yang aktif sebagai antijamur sehingga dengan uji yang telah dilakukan
yaitu fraksi etanol, fraksi etil asetat dan diketahui bahwa ketokonazol tetap efektif
fraksi kloroform. Sedangkan fraksi n- sebagai antibiotik yang sensitif dalam
heksana dan ekstrak etanol tidak membunuh pertumbuhan jamur C.albicans.
menunjukkan aktivitas sebagai antijamur Fraksi etanol, fraksi etil asetat dan
dengan tidak terbentuknya zona hambat. fraksi kloroform pada konsentrasi 100
Hasil berupa zona hambat ketiga mg/mL menunjukkan nilai zona hambat
fraksi kemudian dilanjutkan dengan uji LSD. yaitu secara berturut-turut 22,30 0,24 ;
Hasil LSD menunjukan bahwa pada 21,80 0,08 ; 21,12 0,02 sehingga dapat
konsentrasi 20 mg/mL, diameter zona disimpulkan bahwa fraksi-fraksi ini pada
hambat kontrol positif menunjukan konsentrasi 100 mg/mL berpotensi sebagai
perbedaan signifikan terhadap fraksi etanol, antibiotik yang sensitif dalam membunuh
fraksi etil asetat , fraksi kloroform dan fraksi jamur C.albicans.
n-heksana. Hasil LSD pada hampir semua

Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Landak Laut terhadap Jamur C. albicans
Diameter zona hambat (mm
Variasi Ekstrak Fraksi Fraksi Fraksi Fraksi Kontrol
Konsentrasi Etanol Etanol Etil Asetat Kloroform n-heksana Positif
(mg/mL)
5 - 2,00 0,08 1,65 0,02 1,35 0,07 -
10 - 4,22 0,16 2,98 0,04 2,38 0,04 -
20 - 8,18 0,08 7,37 0,22 8,13 0,04 - 33,35 0,02
40 - 13,92 0,21 13,55 0,14 13,69 0,18 -
60 - 15,07 0,09 14,51 0,02 14,90 0,02 -
80 - 18,50 0,11 17,67 0,01 17,38 0,01 -
100 - 22,30 0,24 21,80 0,08 21,12 0,02 -

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Pada penelitian ini metabolit Aprilia, H.A.; Pringgenies,D.; Yudiati, E.,
sekunder yang berperan penting sebagai 2012, Uji Toksisitas Ekstrak Kloroform
antijamur dari ekstrak landak laut adalah Cangkang dan Duri Landak Laut
alkaloid, triterpenoid, saponin dan polifenol. (Diadema setosum) Terhadap
Fraksi yang aktif dalam menghambat Mortalitas Nauplius Artemia sp. J of
pertumbuhan jamur C. albicans adalah Marine Research 1; 75-83.
fraksi etanol, fraksi etil asetat dan fraksi Harborne, J.B., 1987,Metode Fitokimia:
kloroform. Pada konsentrasi 100 mg/mL Penuntun Cara Modern Menganalisa
diameter zona hambat (mm) ± SD fraksi Tumbuhan, Penerjemah: K.
etanol, etil asetat dan kloroform yaitu secara Padmawinata dan I. Soediro, ITB,
berturut-turut 22,30±0,24; 21,80±0,08 ; Bandung.
21,12±0,02 sehingga dapat disimpulkan Septiadi, T., Pringgenies,D., dan Radjasa,
bahwa fraksi-fraksi ini pada konsentrasi 100 O.K., 2013, Uji Fitokimia dan Aktivitas
mg/mL berpotensi sebagai antibiotik Antijamur Ekstrak Teripang Keling
sensitif. (Holoturia atra) dari Pantai Bandengan

64
JKK, Tahun 2015, Volume 4(4), halaman 61-65 ISSN 2303-1077

Jepara Terhadap Jamur Candida Tanjong, A.,2011. Pengaruh Konsentrasi


albicans. J.Marine Research, 2:76-84 . Ekstrak Kelopak Bunga Rosella
Simatupang, M.M., 2009, Candida albicans, (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Koloni
Departemen Mikrobiologi Fakultas Candida albicans yang terdapat pada
Kedokteran, Universitas Sumatera Plat Gigi tiruan. F. Kedokteran Gigi,
Utara, Medan. Diakses tanggal 22 April Universitas Hasanuddin, Makassar
2014 (Skripsi)
Sukandra, E.Y., A.G. Suganda dan G.U. Venugopal, V.,2009, Marine Products for
Pertiwi, 2006, Uji Aktivitas Antijamur Healthcare :Functional and Bioactive
Salep dan Krim Ekstrak Daun Ketapang Nutraceutical Compounds from the
Terminalia cattapa L. Pada Kulit Kelinci, Ocean, 1st edition, Volume 1, CRC
Majalah Farmasi Indonesia, 17(3) : Press, Florida.
123-129

65

Anda mungkin juga menyukai