Anda di halaman 1dari 9

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi t UNSRAT Vol. 4 No.

3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KARANG LUNAK Xenia sp.


YANG DIPEROLEH DARI TELUK MANADO

Maria Novilia Ningsie Kantor1), Defny Silvia Wewengkang1), Adeanne Caroline Wullur2)
1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
2)
POLTEKKES Manado, 95115

ABSTRAK

Karang lunak merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang mempunyai
potensi bioaktif yang belum banyak dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
daya hambat antibakteri ekstrak dan fraksi karang lunak Xenia sp. terhadap bakteri
staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Sampel diekstraksi secara maserasi dan fraksinasi
menggunakan pelarut etanol, fraksi heksan, fraksi kloroform dan fraksi metanol. Aktivitas
antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar (Kirby and Bauer). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak Xenia sp., fraksi heksan, fraksi kloroform dan fraksi metanol efektif
menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli. Ekstrak dan fraksi ini
dikategorikan kuat berdasarkan kriteria Davis dan Stout. Fraksi kloramfenikol dengan daya
hambat antibakteri paling besar yaitu sebesar 9,66 mm untuk bakteri Staphylococcus aureus dan
9,00 mm untuk bakteri Escherichia coli dan diduga mengandung senyawa diterpenoid yang
berpotensi sebagai antibakteri didukung oleh data penelitian dari Fattorusso et al (2008).
.

Kata kunci. Karang Lunak Xenia sp., Aktivitas antibakteri, Staphylococcus aureus, Escherichia coli.

ABSTRACT

Soft coral is a component of a coral reef organisms that have bioactive potential has not been
widely used. The aims of this study were to determine antibacterial inhibition of extracts and
fractions Xenia sp . soft coral sagainst Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Samples was
extracted by maceration with and fraction ationusing hexane, chloroform, ethanol and methanol.
Antibacterial activity performed by the agar diffusion method (Kirby and Bauer). The result
shows that Xenia sp. extract, chloroform fraction, and methanol fraction effectively inhibit the
bacterium Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Extracts and fractions categorized strong
based on the criteria of Davis and Stout. Chloroform fraction with the greatest antibacterial 9,66
mm Staphylococcus aureus and 9,00 mm Escherichia coli. allegedly contain diterpenoid that are
potentially as antibacterial the result Futturusso et al (2008).

Keywords. Xenia sp., soft coral, Antibacterial activity, Staphylococcus aureus, Esherichia coli.

80
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi t UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN karang yang sama (Konishi, 1981). Berdasarkan


laporan pada dekade terakhir ini ditemukan
Laut menutupi 71% dari permukaan bahwa ternyata sebanyak 50% senyawa bioaktif
bumi, oleh sebab itu sangat banyak potensi yang yang terdapat pada invetebrata ini bersifat toksik
bisa diambil dari laut seperti sumber makanan, termasuk karang lunak (Radhika, 2006).
zat warna, kosmetik bahkan obat-obatan.
Dewasa ini pemanfaatan organisme laut banyak Fattorusso, et al (2008) dalam
digunakan sebagai sumber senyawa obat baru. penelitiannya menyatakan bahwa senyawa aktif
Hal ini disebabkan oleh kemampuan organisme yang terdapat dalam karang lunak Xenia sp.
laut seperti tumbuhan dan invertebrata laut merupakan senyawa dari golongan diterpenoid
dalam memproduksi senyawa kimia yang dengan nama senyawa xenimanadins.
mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi
dengan struktur kimia yang khas (El-Sayed, Umumnya senyawa terpenoid dalam
2001). tubuh karang lunak berfungsi sebagai pelengkap
kegiatan fisik, mengikat tekstur tubuhnya yang
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa lunak dan lentur, senyawa terpen ini berfungsi
biota laut memiliki potensi yang sangat besar sebagai racun untuk melawan predator yang
dalam menghasilkan senyawa-senyawa aktif mengancam kelangsungan hidupnya seperti
yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat. ikan, krustasea, ekhinodermata dan lain-lain
Beberapa biota laut yang diketahui dapat serta sebagai senyawa untuk menyelamatkan
menghasilkan senyawa aktif antara lain adalah makanannya dari biota lain (Bakus, 1981).
spons, moluska, bryozoa, tunika dan lain-lain Karang lunak pada waktu diambil dari laut
(Ismet, 2007). Edrada (2000) menyatakan hal umumnya mempunyai bau atau aroma yang
yang sama bahwa organisme laut yang tajam.
mempunyai kandungan kimia terbanyak
dihasilkan oleh invertebrata laut disusul Senyawa terpenoid merupakan suatu
kemudian oleh tumbuhan laut. Kelompok yang kelompok senyawa kimia dari golongan
termasuk invertebrata laut antara lain: Spon laut hidrokarbon isometik yang mempunyai rumus
(Filum Porifera), Hewan lumut (Filum molekul C10H16. Senyawa ini umumnya
Bryozoa), Karang lunak (Filum Cnydaria) dan ditemukan dalam minyak esensial atau minyak
hewan bermantel (Filum Tunicata). atsiri dari tumbuh-tumbuhan yang berdaun
harum misalnya sebangsa pinus, damar, karet
Indonesia merupakan Negera kepulauan dan sebagainya senyawa ini berbau harum dan
terbesar di dunia yang mempunyai panjang wangi dan sering digunakan dalam industri
pantai 81.000 km yang kaya akan terumbu farmasi terutama dalam pembuatan obat-obat
karang dan biota laut lainnya (Van Soest, 1989) meliputi antibiotik seperti anti-bakteri, anti-
dan hampir seluruh perairan yang berada di jamur dan anti-tumor (Manuputty 1998).
Indonesia terdapat karang lunak dengan tingkat
keanekaragamannya yang tinggi (Mahaza 2003). METODE PENELITIAN
Karang lunak (soft coral) merupakan bagian dari Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
ekosistem terumbu karang yang penting April - Juli 2015 di Laboratorium Farmakognosi
(Benayahu 1985) dan termasuk komponen dan Fitokimia Program Studi Farmasi Fakultas
terbesar setelah karang batu (Manuputty 1996). Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Karang lunak berperan sebagai salah Universitas Sam Ratulangi.
satu hewan penyusun ekosistem terumbu karang Alat-alat yang digunakan dalam
serta pemasok senyawa pertumbuhan terbesar penelitian ini yaitu Masker, gunting, sarung
bagi terumbu karang yaitu senyawa karbonat, tangan, pisau, shorkel, fins, tabung oksigen,
hal ini dibuktikan dengan penemuan sejumlah Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, tabung
besar spikula berkapur di dalam jaringan reaksi, rak tabung reaksi, pipit tetes, micro
tubuhnya dan ini tidak ditemukan pada hewan- tubes, cawan petri, timbangan analitik, corong
hewan lain yang hidup sekalipun diterumbu pisah, kertas saring, batang pengaduk, rotary

80
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi t UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

evaporator, ultrasonic ultra 8060 D-H, pinset, diambil sebanyak 0,030 g ekstrak etanol untuk
inkubator incucell, autoklaf, pipet tetes, dilakukan uji aktivitas antibakteri.
mikropipet, Laminar air flow N Biotek, mistar
berskala, dan kamera. Pembuatan Fraksinasi

Bahan-bahan yang digunakan yaitu Sebanyak 2,000 g ekstrak etanol karang


Karang lunak Xenia sp. bakteri uji lunak Xenia sp. dimasukkan ke dalam corong
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, pisah, kemudian dilarutkan dengan metanol
aquades, etanol, metanol, kloroform, n-heksan, sebanyak 200 mL dan air sebanyak 50 mL
kapsul kloramfenikol, Nutrien Agar, pepton, setelah itu ditambahkan pelarut heksan sebanyak
ekstrak daging (beef extract), natrium klorida, 250 mL kemudian dikocok berulangkali sampai
cakram (paper disc) ukuran 6 mm, kertas label, homogen. Dibiarkan hingga terbentuk 2 lapisan
tissue dan aluminium foil. yaitu lapisan MeOH dan lapisan heksan.
Masing-masing lapisan di tampung dalam wadah
Pengambilan sampel yang berbeda. Lapisan heksan selanjutnya
dievaporasi menggunakan rotary evaporator
Sampel diperoleh dari perairan pantai hingga kering, lalu ditimbang dan ini dinamakan
Malalayang kota Manado, menggunakan alat fraksi heksan. Selanjutnya lapisan MeOH
bantu (masker, shorkel, fins dan tabung ditambahkan dengan air sebanyak 125 mL
oksigen). Sampel dibersihkan dari pengotor, lalu hingga seperti volume awal yaitu 250 mL
dipotong kecil-kecil kemudian langsung kemudian dipartisi dengan pelarut kloroform
direndam dengan cara maserasi dengan etanol sebanyak 500 mL dalam corong pisah, setelah
dan dibawa ke Laboratorium Farmakognosi dan itu dikocok berulangkali hingga homogen.
Fitokimia Program Studi Farmasi Fakultas Dibiarkan sampai terbentuk dua lapisan yaitu
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam lapisan MeOH dan kloroform. Masing-masing
Universitas Sam Ratulangi. Sampel difoto lalu lapisan ditampung dalam wadah yang berbeda.
diberi lebel serta nomor sampel. Lapisan kloroform dalam wadah selanjutnya
Pembuatan Ekstrak dievaporasi menggunakan rotary evaporator
hingga kering lalu ditimbang. Ini dinamakan
Ekstrak karang lunak Xenia sp. fraksi kloroform. Lapisan MeOH yang
sebanyak 135,4 g dibuat dengan cara maserasi. ditampung pada wadah yang lain kemudian
Sampel yang dipotong kecil-kecil dimasukkan dievaporasi menggunakan rotary evaporator
ke dalam Erlenmeyer, kemudian direndam hingga kering lalu ditimbang berat sampel. Ini
dengan larutan etanol 96% sebanyak 200 mL, dinamakan fraksi MeOH. Ketiga fraksi tersebut
ditutup dengan aluminium foil selama 1x24 jam. digunakan dalam pengujian antibakteri.
Sampel yang direndam kemudian disaring
menggunakan kertas saring sehingga Sterilisasi Alat
menghasilkan filtrat 1 dan debris 1. Debris 1 Alat-alat yang digunakan dalam
kemudian ditambah dengan larutan etanol penelitian aktivitas antibakteri ini distrerilkan
sebanyak 200 mL, ditutup dengan aluminium terlebih dahulu. Alat-alat gelas disterilkan
foil dan dibiarkan selama 1x24 jam, sampel GHQJDQ DXWRNODI SDGD VXKX Û& VHODPD
tersebut disaring menggunakan kertas saring menit, pinset dibakar dengan pembakaran diatas
menghasilkan filtrat 2 dan debris 2. Debris 2 api langsung dan media disterilkan diautoklaf
kemudian ditambah dengan larutan etanol SDGD VXKX Û& VHODPD PHQLW
sebanyak 200 mL, ditutup dengan aluminium
foil selama 1x24 jam, sampel tersebut lalu Pembuatan media cair B1
kemudian disaring menggunakan kertas saring
menghasilkan filtrat 3 dan debris 3. Filtrat 1, 2, Pepton 0,5 g, ekstrak daging (meat
dan 3 dicampur menjadi satu kemudian disaring, extract) 0,3 g, natrium klorida 0,3 g, dan
lalu dievaporasi menggunakan rotary aquades sebanyak 100 mL diaduk sampai rata
evaporator, sehingga diperoleh ekstrak etanol kemudian dibuat homogen menggunakan
sampel sebanyak 4,718 g sebelum difraksinasi, magnetic stirrer lalu diautoklaf pada suhu 121

81
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi t UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

Û& VHODPD PHQLW XNXU S+ GHQJDQ Pembuatan Media Agar B1


menggunakan kertas pH. Dipipet 1 mL media
cair B1, kemudian masukkan dalam tabung Pepton 0,5 g, ekstrak daging (meat
reaksi dan tutup dengan alminium foil. Media extract) 0,3 g, natrium klorida 0,3 g, nutrient
cair B1 siap digunakan sebagai media kultur agar 1,5 g dan aquades sebanyak 100 mL diaduk
bakteri (Ortez, 2005). sampai rata kemudian dibuat homogen
menggunakan magnetic stirrer lalu diautoklaf
Kultur Bakteri SDGD VXKX Û& VHODPD PHQLW /DNXNDQ
pengujian pH dengan kertas pH. Media agar B1
Media cair B1 yang sudah disiapkan siap digunakan untuk uji aktivitas antibakteri
sebelumnya, ditambahkan dengan masing- (Ortez, 2005).
masing bakteri yang sudah dikultur
(Staphylococcus aureus dan Escherichia coli) Pengujian Aktivitas Antibakteri
sebanyak 100 µL kedalam tabung reaksi yang
berbeda. Tutup dengan aluminium foil tiap Metode yang digunakan dalam
tabung reaksi dan dimasukkan kedalam penelitian ini yaitu metode difusi agar (disc
LQNXEDWRU VHODPD [ MDP SDGD VXKX Û& diffusion Kirby and Bauer). Pada pengujian
(Ortez, 2005). aktivitas antibakteri ini, cakram (paper disc)
yang digunakan berukuran 6 mm dengan daya
Pembuatan Kontrol Negatif serap 50 µL tiap cakram. Sampel yang telah
ditentukan kosentrasinya (250 µg/50 µL)
Kontrol negatif yang digunakan dalam ditotolkan pada masing-masing cakram dengan
penelitian ini yaitu menggunakan metanol, menggunakan mikropipet. Untuk media agar B1
dengan cara membuat larutan stok metanol \DQJ VXGDK GLDXWRNODI SDGD VXKX Û& VHODPD
dengan mengambil sebanyak 0,5 mL metanol 15 menit, kemudian dinginkan sampai suhu 40
kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi, Û& 7XDQJNDQ PHGLD DJDU % NH FDZDQ SHWUL
tutup dengan alminium foil. Kontrol negatif Ambil sebanyak 100 µL bakteri yang telah di
digunakan sebagai pembanding dan pelarut kultur dalam tabung reaksi, dipipet dan
untuk pembuatan larutan kontrol positif dan diinokulasi pada media agar B1 dan tunggu
pembuatan larutan uji. sampai media agar B1 mengeras. Masing-
Pembuatan Kontrol Positif masing cawan petri diberi label dan nomor
sampel yang sesuai. Letakkan kertas cakram
Kontrol positif dibuat dari sediaan obat yang telah ditotolkan sampel uji karang lunak
kapsul kloramfenikol 250 mg. Satu kapsul Xenia sp. dengan pinset kedalam cawan petri
kloramfenikol dibuka cangkang kapsulnya lalu diinkubasi selama 1x24 jam (Ortez, 2005).
kemudian timbang serbuk dalam kapsul
sebanyak 30 mg. Kemudian serbuk dilarutkan Pengamatan dan Pengukuran
dalam metanol 0,5 mL untuk memperoleh Pengamatan dapat dilakukan setelah
larutan stok kloramfenikol 250 µg/50µL. 1x24 jam massa inkubasi. Daerah pada sekitaran
Pembuatan Larutan Uji cakram menunjukkan kepekaan bakteri terhadap
antibiotik atau bahan antibakteri yang digunakan
Pembuatan larutan uji hasil ekstraksi sebagai bahan uji yang dinyatakan dengan
dan fraksinasi karang lunak Xenia sp. dengan diameter zona hambat. Diameter zona hambat
kosentrasi 250 µg/50 µL yaitu dengan membuat diukur dalam satuan millimeter (mm)
larutan stok, dengan cara ditimbang 0,0030 g menggunakkan mistar berskala dengan cara
ekstrak kasar etanol, kemudian dilarutkan dalam diukur diameter total zona bening cakram.
0,5 mL metanol. Perlakuan yang sama dilakukan Kemudian diameter zona hambat tersebut
untuk fraksi heksan, fraksi kloroform dan fraksi dikategorikan kekuatan daya antibakterinya
metanol. berdasarkan penggolongan Davis dan Stoud
(1971).

82
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi t UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

HASIL DAN PEMBAHASAN kurang polar dan terakhir dengan pelarut polar
(Harborne, 1987).
Ekstraksi dan Fraksinasi
Tabel 1. Rendemen ekstrak dan fraksi
Ekstraksi karang lunak Xenia sp. Xenia sp.
dimaksudkan untuk memisahkan atau menyari
senyawa aktif yang ada dalam bahan. Hal ini Rendemen
No Sampel Warna Sampel
sesuai dengan prinsip ekstraksi pelarut yaitu %
dengan memisahkan dua komponen atau lebih 1 EE 3,48% Orang pekat
berdasarkan perbedaan kelarutan komponen Hijau
tersebut (Suryanto, 2012). 2 FH 8,13%
kekuningan
3 FK 47,5% Jingga pekat
Untuk menentukan komponen senyawa
4 FM 40,9% Kuning
aktif yang ingin didapatkan maka pemilihan
pelarut sendiri menjadi hal sangat penting untuk
menentukan komponen yang ingin didapatkan. Keterangan :
Suryanto (2012), mengatakan bahwa pemilihan
pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh EE : Ekstrak etanol, FH : Fraksi heksan, FK :
beberapa faktor, antara lain selektivitas, Fraksi kloroform, FM : Fraksi metanol.
kelarutan dan titik didih. Untuk uji aktivitas antibakteri
Ekstraksi sampel sendiri digunakan digunakan 3 fraksi yaitu fraksi heksan, fraksi
pelarut etanol 96% karena pelarut etanol kloroform, dan fraksi metanol-air (MeOH). Agar
menyari hampir keseluruhan kandungan senyawa aktif yang ada pada ekstrak etanol
simplisia baik non polar, semi polar maupun dapat dikelompokkan lebih spesifik maka
polar (Iswanti, 2009). Depkes RI (1986), digunakkan bermacam pelarut yang memiliki
menyatakan bahwa etanol mempunyai sifat yang tingkat kepolaran berbeda. Oleh karena itu
selektif, dapat bercampur dengan air dengan pemilihan pelarut fraksi didasarkan pada
segala perbandingan, ekonomis, mampu bermacam-macam tingkat kepolaran, yaitu
mengekstrak sebagain besar senyawa kimia yang pelarut MeOH yang paling polar, pelarut
terkandung dalam simplisia seperti alkaloida, kloroform untuk semi polar dan pelarut heksan
minyak atsiri, glikosida, kurkumin, kumarin, untuk fraksi non polar.
antrakinon, flavonoid, steroid, damar dan Hasil warna filtrat untuk ekstrak etanol
klorofil. Sedangkan lemak, malam, tannin dan yaitu orange pekat dengan berat 135,4 g dengan
saponin, hanya sedikit. rendemen 3,48 %. Untuk pengujian aktivitas
antibakteri ekstrak etanol diambil 0,030 g dari
Pada penelitian ini fraksinasi dilakukan 4,718 g. Ekstrak etanol 2,000 g kemudian
dengan metode FCC (Fraksinasi Cair-Cair) dipartisi dengan pelarut heksan dan metanol-air
dengan pelarut n-heksan, kloroform dan metanol (MeOH) menghasilkan 2 lapisan yaitu lapisan
secara berkesinambungan dengan sifat kepolaran heksan dan lapisan MeOH. Partisi pelarut
pelarut yang berbeda-beda. Fraksinasi dilakukan heksan menghasilkan filtrat berwarna hijau
dengan berbagai pelarut dengan tingkat kekuningan ekstrak yang didapat 0,163 g dan
kepolaran yang berbeda karena tujuan fraksinasi rendemen 8,13%. Lapisan MeOH kemudian
yaitu untuk memisahkan golongan utama yang dipartisi dengan pelarut kloroform sehingga
lain, merupakan suatu pemisahan senyawa terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan kloroform dan
berdasarkan perbedaan kepolaran. Pemisahan lapisan MeOH. Partisi pelarut kloroform
jumlah dan jenisnya menjadi fraksi berbeda. menghasilkan filtrat berwarna jingga pekat yang
Mula-mula simplisia disari berturut-turut dengan didapat 0,950 g dan 47,5 % rendemen.
larutan penyari yang berbeda-beda polaritasnya. Sedangkan partisi pelarut MeOH menghasilkan
Masing-masing pelarut secara selektif akan filtrat berwarna kuning yang didapat 0,819 g dan
memisahkan kelompok kandungan kimia 40,9 % rendemen.
tersebut. Mula-mula disari dengan pelarut yang
non polar, kemudian disari dengan pelarut yang

83
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi t UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

Pada pengujian aktivitas antibakteri Diameter zona hambat (mm)


ekstrak etanol, fraksi MeOH, fraksi heksan dan terhadap bakteri uji
No. Sampel
fraksi kloroform karang lunak Xenia sp. Escherichia Staphilococus
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan coli aureus
Escherichia coli menggunakan metode difusi 1 EE 8,66 9,33
agar (difusi Kirby dan Bauer yang dimodifikasi). 2 FH 8,33 8,66
Metode ini menjadi pilihan karena untuk tujuan 3 FK 9,00 9,66
klinis dengan mempertimbangkan
4 FM 8,66 9,00
kesederhanaan teknik, ketelitian, metode
serbaguna bagi semua bakteri patogen yang
5 KP 40,66 38,00
tumbuh cepat dan sering digunakan dalam uji Keterangan : EE : Ekstrak etanol, FH : Fraksi
kepekaan antibiotik dalam program heksan, FK : Fraksi kloroform, FM : Fraksi
pengendalian mutu (Mpila, 2012). MeOH, KP : Kontrol positif
Dalam uji aktivitas antibakteri, hasil Berdasarkan kriteria Davis dan Stout (1971)
diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan maka ekstrak Xenia sp., fraksi MeOH, fraksi
selama 1x24 jam massa inkubasi dengan 3 kali
kloroform dan fraksi heksan merupakan
pengulangan untuk masing-masing bakteri.
Terbentuknya zona hambatan yaitu ditandai ekstrak yang efektif untuk menghambat
dengan daerah bening disekeliling cakram bakteri Stapylococcus aureus karena ekstrak
menunjukkan kepekaan bakteri terhadap bahan dan fraksi ini memiliki kategori yang kuat
antibakteri maupun antibiotik yang digunakan untuk menghambat bakteri Staphylococcus
sebagai kontrol postif. aureus. Hal ini sesuai dengan yang
Hasil uji aktivitas antibakteri dan hasil dikatakan Lathifah (2008) yaitu umumnya
pengukuran diameter zona hambat ekstrak , kelompok bakteri gram positif lebih peka
fraksi MeOH, fraksi heksan dan fraksi kloroform terhadap senyawa yang memiliki aktivitas
karang lunak Xenia sp. terhadap antibakteri antimikroba dibanding dengan gram negatif.
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Perbedaan sensitifitas bakteri gram positif
dapat dilihat pada gambar 6 dan tabel 3 dan 4.
dan bakteri gram negatif dapat disebabkan
oleh perbedaan struktur dinding sel yang
dimiliki oleh masing-masing bakteri.
Sedangkan untuk bakteri Escherichia coli
fraksi MeOH dan fraksi kloroform adalah
yang paling efektif untuk bakteri
Escherichia coli. Ini sesuai dengan
Gambar a Gambar b penelitian Renhoran (2012) yang
menyatakan bahwa gram negatif cenderung
Gambar 1.Hasil uji aktivitas antibakteri dan hasil
bersifat sensitif terhadap antimikroba yang
pengukuran diameter zona hambat ekstrak etanol, bersifat polar.
Fraksi MeOH, fraksi heksan dan fraksi kloroform
Karang Lunak Xenia sp. terhadap bakteri : (a) Hasil penelitian untuk fraksi heksan
Staphylococcus aureus dan (b) Escherichia coli menunjukkan bahwa terbentuk zona bening
pada bakteri Escherichia coli dan bakteri
Keterangan Gambar :Ekstrak etanol, (2) fraksi
Heksan, (3) Fraksi Kloroform, (4)Fraksi MeOH, (5)
Staphylococcus aureus namun dengan zona
Kontrol Positif, (6) Kontrol negatif hambat yang relatif rendah dibandingkan
hasil fraksi yang lain. Data tersebut
Tabel 2. Hasil rata-rata pengujian ekstrak etanol menunjukkan bahwa pada fraksi heksan
dan fraksi Karang Lunak Xenia sp. terhadap hanya memiliki sedikit senyawa spesifik
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli.

84
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi t UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

yang dapat menghambat bakteri Escherichia Saran


coli dan pada Staphylococcus aureus. Berdasarkan hasil dan pembahasan
Didukung dengan data penelitian dari Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi karang
Fattorusso et al (2008) menyatakan bahwa lunak Xenia sp., maka dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
karang lunak Xenia sp., yang diperoleh dari
teluk Manado mengandung senyawa 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
diterpenoid dengan nama senyawa untuk mengetahui kosentrasi hambat minimum
xenimanadins. Maka diduga bahwa fraksi maupun kosentrasi bunuh minimum pada fraksi
kloroform karang lunak Xenia kloroform.
sp.,mengandung senyawa golongan 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
diterpenoid yang mempunyai aktivitas untuk mengetahui senyawa apa yang efektif
antibakteri. menghambat bakteri Staphylococcus aureus
maupun Escherichia coli yang ada pada fraksi
kloroform.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
DaftarPustaka
Berdasarkan hasil dan pembahasan
Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi karang Bakus, G. J. 1981. Chemical defense
lunak Xenia sp., maka dapat disimpulkan bahwa mechanisms on the Great Barrier
ekstrak, fraksi heksan, fraksi kloroform dan Reef. Australia. Science, N.Y. 211:
fraksi MeOH efektif menghambat bakteri 497-499
Escherichia coli dengan nilai zona hambat
sebesar 8,66 mm untuk ekstrak, 8,33 mm untuk Bayer, F. M. 1956. Octocorallia in: Treastie
fraksi heksan, 9,00 mm untuk fraksi kloroform on invertebrata paleontology, Part F
dan 8,66 mm untuk fraksi MeOH sedangkan Coeloenterata. (R.C. Moore ed).
pada bakteri Staphylococcus aureus nilai zona Geologycal Society of America and
hambatnya yaitu pada ekstrak sebesar 9,33 mm, Univ. Kansas Press.
fraksi heksan sebesar 8,66, fraksi kloroform
sebesar 9,66 dan fraksi MeOH sebesar 9,00 mm. Davis, W. W., and T. R. Stout. 1971. Disc
Hasil tersebut menyatakan bahwa ekstrak dan plate method of microbiological
fraksi efektif menghambat bakteri dan assay. Journal of microbiology. 22:
dikategorikan kuat berdasarkan kriteria Davis 659-665.
dan Stoud.
Depkes RI. 1986. Sediaan Galenik.
Dari semua ekstrak dan fraksi, fraksi Departemen Kesehatan Republik
kloroform memiliki nilai zona hambat terbesar Indonesia. Jakarta
pada kedua bakteri uji yaitu sebesar 9,00 mm
pada bakteri Escherichia coli dan sebesar 9,66 Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia
mm pada bakteri Staphylococcus aureus. Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan
Sedangkan nilai zona hambat terendah RI. Jakarta.
dibandingkan fraksi lain yaitu pada fraksi
heksan, 8,33 mm untuk bakteri Escherichia coli Ditjen POM. 2000. Parameter Standar
dan 8,66 mm pada bakteri Staphylococcus Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
aureus. Cetakan Pertama. Jakarta:
Depertemen Kesehatan RI.
Edrada, R. A., V. Wray., D. Handayani., P.
Schupp., M. Balbin., Oliveros., and

85
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi t UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

P. Proksch. 2000. Structure-Activity Ismet, M. S. 2007. Penapisan Senyawa


Relationship of Bioactive Bioaktif Spons Spons Aaptops dan
Metabolites from Some Indo-Pacific Petrosia sp. dari lokasi yang berbeda.
Marine Invertebrates in Studies in [skripsi]. Pasca sarjana ITB,
Natural Products Chemistry, Elsevier Bandung.
Sciences. 21: 251-255.
Iswanti, D.A. 2009. Uji Aktivitas
El-Sayed, K. A et al. 2001. Hamann. New Antibakteri Fraksi N-Heksan, Fraksi
Manzamine Alkaloids with Potent Etil Asetat, Dan Fraksi Etanol 96%
Activity Against Infectious Diseases, Daun Ekor Kucing (Acalypha
J. Am. Chem., Soc., 123: 1804-1808. Hispida Burm. F) Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus ATCC 25923
Fabricius, K., and P. Alderslase. 2001. Soft Secara Dilusi. [skripsi]. Fakultas
Coral and Sea Fans. Australian Farmasi Universitas Setia Budi,
Institut Of Marine Science. Surakata.
Australia.
Jawetz, et al 2005. Mikrobiologi
Fattorusso, E et al. 2008. Xenimanadins A- Kedokteran. Edisi 1. Selamba
D, a family of xenicane diterpenoids Medika, Jakarta.
from the Indonesia soft coral Xenia
sp. Tetrahedron. 64: 3141-3146 Ortez, J.H. 2005. Disk Diffusion testing in
manual of antimicrobial
Ginting, E. L., Warouw, V., Suleman, R. W. susceptibility testing. Marie B. Coyle
Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak (Coord. Ed). American society for
Kasar Bakteri Yang Berasosiasi Microbiology.
Dengan Sponge
Acanthostrongylophora sp. [skripsi]. Katzung, B. G. 2004. Farmakologi Dasar
Fakultas Perikanan dan Ilmu dan Klinik. Buku ke-3 Edisi ke-8.
Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Penerjemah dan editor: Bagian
Manado. Farmakologi FK UNAIR. Salemba
Medika, Surabaya.
Ganiswarna, S. 1995. Farmakologi dan
Terapi edisi 4. Bagian Farmakologi Mahaza, N. S. 2003. Kajian kerusakan
Fakultas Kedokteran Universitas ekosistem terumbu karang akibat
Indonesia. Jakarta. penangkapan ikan hias dan
pengambilan bunga karang di
Hadisahputra, S., dan U. Harahap. 1994. kelurahan Pulau Panggang
Biokimia Dan Farmakologi Kepulauan Seribu [skripsi]. Fakultas
Antibiotik. USU Press, Medan Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB,
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Bogor.
Penuntun Cara Modern Menganalisis Manuputty, A. E. W. 1996. Zooxanthelae
Tumbuhan. Edisi kedua. pada Karang dan Hubungannya
Diterjemahkan oleh Kosashi dengan Karakteristik Lingkungan
Padmawinata dan Iwang Soedira. Perairan di Terumbu Karang Pulau
ITB Press, Bandung. Pari, Pulau-pulau Seribu [tesis].
Harti, A. S. 2012. Dasar-Dasar Mikrobiologi Program Pascasarjana, IPB, Bogor.
Kesehatan. Nuha Medika, Surakarta.

86
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi t UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493

Manuputy. A. 1998. Beberapa Karang w.textbookofbacteriology.net/staph.


Lunak (Alcyonaria) Penghasil html [Diakses tanggal 3 agustus].
Substansi Bioaktif. Seminar Potensi
Farmatik dan Bioaktif Sumberdaya Wattimena, J. R., Sugiarso, N. C.,
Hayati Terumbu Karang. Manado Widianto, M. B., Sukandar, E. Y.,
Soemardji, A. A., Setiabudi, A. R.
Mpila, D.A. 2012. Uji aktivitas antibakteri 1991. Farmakologi dan Terapi
ekstrak etanol daun mayana (Coleus Antibiotik. UGM Press. Yogyakarta.
atropurpureus benth) terhadap
Staphylococcus aureus, Echerichia Warsa, U. S. 1994. Kokus positif gram:
coli dan Pseudomonas aeruginosa dalam mikrobiologi kedokteran.
secara invitro. [skripsi]. Program Binarupa Aksara. Jakarta.
Studi Farmasi Fakultas MIPA Van Soest, R. W. 1989. The Indonesian
Universitas Sam Ratulangi, Manado. Sponge Fauna : A Status Report.
Radhika, P. 2006. Chemical constituens and Institute of Taxonomic Zoology,
biological activities of the soft coral University of Amsterdam.Perikanan
of genus Cladiella: A review. Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
Biochemical Systematics and Bogor.
Ecological 34: 781-789. Settle, F. 1997. Instrumental Techniques for
Renhoran, W. 2012. Aktivitas Antoksidan Analytical Chemistry. Prentice-Hall,
dan Mikrobiologi Ekstrak Sargassum Inc. Upper Sadle River, New Jersey.
polycystum. [skripsi]. Departemen
Skoog, D. A., Holler, F. J., Nieman, T. A.
Teknologi Hasil Perairan Fakultas
1998. Principles Of Instrumental
Perikanan Dan Ilmu Kelautan IPB,
Analysis, 5th Edition. Saunders
Bogor.
College Publishing. Philadelphia.
Siswandono dan Soekardjo. 1995. Kimia
Medisinal, hlm. 544. Penerbit Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan.
Universitas Airlangga Press. Penerbit Putra Media Nusantara,
Surabaya.
Surabaya.
Yusman, D.A. 2006.
Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan. HubunganAntaraAktivitasBakteriKit
Penerbit Putra Media Nusantara. osandanCiriPermukaanDindingSelBa
Surabaya. kteri. [Skripsi] FMIPA IPB.
Todar, K. 2009. Escherichia coli. University
of Winconsin ± Medison Department
of Bacteriology.
http//www.textbookofbacteriology.n
et/ecoli.html [Diakses tanggal 3
agustus].
Todar, K. 2009. Staphylococcus
Aureus.University of Winconsin ±
Medison
DepartmentofBacteriology.http//ww

87

Anda mungkin juga menyukai