Oleh:
Kelompok 1
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI
A. Spon ............................................................................................................................ 3
a. Morfologi Spons .................................................................................................... 4
b. Spons Asal Indonesia .............................................................................................. 5
c. Produk Alam Laut Dari Spons ............................................................................... 10
d. Perkembangan Dan Kendala-Kendala Penelitian Bahan Alam Laut Dan Spons
Laut ……………………………………………………………………………………………11
e. Hal–hal yang perlu dilakukan ................................................................................ 16
Produk alam, baik yang berasal dari laut maupun darat telah lama
dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia, yaitu sebagai
bahan makanan, intektisida, pigmen, obat-obatan dan lain-lain. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi mendorong para ilmuwan pada pencarian sumber
senyawa bioaktif biota laut.
Selama kurun waktu lebih dari 50 tahun spons telah dianggap sebagai
“tambang emas” berkaitan dengan keanekaragaman senyawa bioaktif yang
dikandungnya. Aktivitas biologis dari senyawa-senyawa baru yang berhasil
diisolasi dari spons telah dilaporkan dalam publikasi ilmiah. Spons memiliki
potensi sebagai sumber bahan baku obat-obatan untuk mengatasi berbagai jenis
penyakit, yaitu kanker, penyakit yang disebabkan oleh virus, malaria, dan
inflamasi.
Menurut spons merupakan contributor terbesar senyawa bioaktif dari laut
jika dibandingkan dengan biota laut lainnya yaitu 37% disusul colenterata (21%),
mikroorganisme (18%), algae (9%), Echinodermata dan tunikata masing-masing
6%, moluska (2%), dan bryozoan (1%).
A. Spon
Spons merupakan kelompok porifera yaitu hewan yang mempunyai
tubuh berpori-pori atau saluran. Spons sebagai invertebrata laut multi sel
yang fungsi jaringan dan organnya sangat sederhana. Biota laut ini dikenal
dengan filter feeders, yaitu mencari makanan dengan mengisap dan
menyaring air melalui sel cambuk dan memompakan air keluar melalui
oskulum. Makanan spons berupa zooplankton atau hewan kecil dan bakteri
yang ponerbawa oleh arus serta masuk ke dalam tubuhnya (Amir, 1996).
Tubuh spons terdiri dari jelly seperti mesohyl terjepit di antara dua
lapisan tipis sel. Spons tidak memiliki saraf, pencernaan atau sistem
peredaran darah. Sebaliknya, sebagian besar mengandalkan
mempertahankan aliran air konstan melalui badan spons untuk mendapatkan
makanan dan oksigen ataupun untuk menghilangkan limbah (Rosmiati dan
Suryati, 2001). Larva spons dapat menyebar secara luas, terbawa arus dan
bergerak sangat aktif, tetapi setelah dewasa hidup melekat dan menetap
pada karang batu dan dasar laut.
Spons laut menghasilkan ekstrak kasar dan fraksi yang bersifat
antibakteri, antijamur, antibiofouling dan ichtyotoksik. Bioaktifitas antibakteri
ekstrak kasar spons laut terdapat pada beberapa jenis, seperti: Halichondria
sp, Callyspongia pseudoreticulata, Callyspongia sp dan Auletta sp (Suryati et,
al., 1996).
Beberapa spons yang belum diketahui jenisnya, yang aktif terhadap
bakteri Staphylococcus aures, Bacillussubtilis dan Vibrio cholerae Eltor
(Rachmaniar, 1996). Bioaktifitas antijamur ekstrak kasar spons laut terdapat
pada beberapa jenis, seperti: Auletta spp., yang aktif terhadap jamur
Aspergillus fumigatus, Clathria spp., yang aktif terhadap Aspergillus spp.,
Aspergillus fumigatus dan Fusarium spp., Theonella cylindrica, yang aktif
terhadap Aspergillus spp., 12 Aspergillus fumigatus dan Fusarium spp dan
Fusarium solani (Muliani et, all., 1998)
b. Morfologi Spons
Morfologi luar spons sangat dipengaruhi oleh faktor fisik, kimiawi dan
biologis lingkungannya. Spesimen yang berada di lingkungan yang terbuka
dan berombak besar cenderung mengalami pertumbuhan yang pendek atau
juga merambat. Sebaliknya spesimen dan jenis yang sama pada lingkungan
yang terlindung atau pada perairan yang lebih dalam dan berarus tenang,
pertumbuhannya cenderung tegak dan tinggi. Pada perairan yang lebih
dalam, spons cenderung memiliki bentuk tubuh yang lebih simetris dan lebih
besar sebagai akibat dari lingkungan yang lebih stabil apabila dibandingkan
dengan jenis yang sama yang hidup pada perairan yang dangkal. Spons
pada jenis yang sama pertumbuhannya cenderung semakin besar dan
semakin tinggi dengan bertambahnya kedalaman laut (Amir, 1996).
Spons secara morfologi berbentuk sederhana seperti tabung dengan
dinding tipis tidak teratur serta tubuhnya berpori (ostium). Spons membuat
kerak pada batu, cangkang, tongkat atau tumbuh-tumbuhan (Romimohtarto
dan Juwana, 2001). Tubuh spons asimetri (tidak beraturan), meskipun ada
yang simetri radial, berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau
tumbuhan, memiliki warna yang bervariasi. Dahuri (2003) melaporkan
beberapa jenis spons ada yang bercabang seperti pohon, berbentuk seperti
sarung tinju dan cawan sedangkan yang lainnya berbentuk kubah. Spons
banyak dijumpai di laut dengan bentuk dan warna yang sangat beraneka dan
sangat menarik, hal ini disebabkan oleh zooxanthellae yang hidup dalam
jaringan tubuhnya. Spons yang hidup di lingkungan yang gelap akan berbeda
warnanya dengan spons sejenis yang hidup pada lingkungan yang cerah.
Struktur tubuh spons terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, mesoglea
dan endodermis. Epidermis merupakan lapisan luar yang terdiri atas sel-sel
epitelium berbentuk pipih (pinakosit). Pinakosit berfungsi sebagai pelindung.
Endodermis terdiri atas sel berflagela yang berfungsi mencerna makanan
dan bercorong yang disebut sel leher atau koanosit.
Struktur sel spons ditunjukan seperti gambar berikut
Metabolit baru dari organisme laut yang ditemukan dalam waktu 1986-
1987.
No. Organisme Jumlah Metabolit Baru Ditemukan
1. Algae 289 36%
2. Spons 186 23%
3. Coelenterata 177 22%
4. Echinodermata 105 13%
5. Tunica 19 2%
6. Bryozoan 14 2%
7. Mikroba 11 2%
801 100%
Muliani., Suryati E., Tompo, A., Parenrengi A., Rosmiati. 1998. Isolasi Bioaktif
Bunga Karang Sebagai Fungisida Pada Benih Udang Windu Penaeus
Monodon. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vo.IV No. 2 Tahun
1998.
Parenrengi, A., Suryati, E., Dalfiah., Rosmiati. 1999. Studi Toksisitas Ekstrak
Sponge Auletta sp. Callyspongia sp., dan C. Pseudoreticulata terhadap
Nener Bandeng (Chanos chanos). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
Vo.V No. 4.
Williams, David E., Brian O. Patrick., Akbar Tahir., Rob, Van S., Michel, R.,
Raymond, j. Andersen. 2004. Boneratanides A-C. New Sesquiterpenoids
Isolated fron the Marine Sponge Axinyssa aplysinoides. J. Nat. Prod,
67(10):1752-1754.
SOAL
1. Spons merupakan hewan yang mempunyai tubuh berpori-pori dan
merupakan invertebrate laut multi sel yang merupakan bagian dari
kelompok filum..
a. Protozoa
b. Porifera
c. Coelenterata
d. Vermes
2. Struktur tubuh spons terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
a. Epidermis, mesoglea, endodermis
b. Epidermis, mesoglea, Hipodermis
c. Mesoglea, endodermis, epidermis
d. Mesoglea, hypodermis, endodermis
3. Senyawa bioaktif Saponin dihasilkan oleh kelompok spons..
a. Homosclerophorida
b. Astrophorida
c. Penares
d. Cliona
4. Senyawa bioaktif Peroxy-polyketides dihasilkan oleh kelompok spons..
a. Homosclerophorida
b. Astrophorida
c. Penares
d. Cliona
5. Bagian dari Spons yang berfungsi sebagai saluran masuk air adalah..
a. Oskula
b. Sel amobosit
c. Ostia
d. Flagela
6. Senyawa antibakteri telah diisolasi dari spons laut jenis…
a. Jaspis sp
b. Geodia sp
c. Aplysina fistularis
d. Cliona celata
7. Senyawa antikanker telah diisolasi dari spons laut jenis…
a. Jaspis sp
b. Geodia sp
c. Aplysina fistularis
d. Cliona celata
8. Komponen bioaktif yang paling umum ditemukan pada spons yaitu,
kecuali..
a. Cytotoxic
b. Antibiotic
c. Inhibitor Enzim
d. Analgesik
9. Uji toksisitas pada isolasi dan karakterisasi metabolit sekunder sampai
kepada senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas farmakologi
dilakukan untuk....
a. Menentukan manfaat senyawa tersebut
b. Menentukan keamanan penggunaan senyawa
c. Menentukan efek samping senyawa
d. Menentukan aktivitas senyawa
10. Berikut beberapa manfaat dari senyawa bioaktif spons yaitu, kecuali....
a. Antivirus
b. Antijamur
c. Antihipertensi
d. Menghambat aktivitas enzim
11. Metabolit baru dari organisme laut yang ditemukan dalam waktu 1977-
1987 yaitu...
a. Algae dengan jumlah 873 (33%)
b. Spons dengan jumlah 736 (29%)
c. Mikroba dengan jumlah 39 (1%)
d. Tunica dengan jumlah 55 (2%)
12. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan pada penelitian produk alam laut
yaitu, kecuali...
a. Penajaman program dan penentuan prioritas
b. Pemanfaatan sarana dan prasarana
c. Penurunan kualitas sumber daya manusia
d. Jaringan kerjasama kelembagaan serta forum komunikasi
13. Morfologi luar spons sangat dipegaruhi oleh beberapa faktor yaitu,
kecuali...
a. Faktor penyerapannya
b. Faktor fisik
c. Kimiawi
d. Biologis lingkungan
14. Bioaktifitas antibakteri ekstrak kasar spons laut terdapat beberapa jenis
yaitu...
a. Callyponia pseudoreticulata
b. Callyspongia sp
c. Aureletta sp
d. Haliconria
15. Spons merupakan contributor terbesar senyawa bioaktif dari laut yaitu
sebesar....
a. 27%
b. 21%
c. 37%
d. 47%