Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA PAKAN ALAMI


IDENTIFIKASI JENIS – JENIS FITOPLANKTON
DAN ZOOPLANKTON

Dosen Pengampu :
Nurma E., A.Md

Disusun Oleh :

Afko Himal Qoriah 21742035


Dinda Sabrina Kesuma 21742044
Egyta Yusuf Mulki E.M 21742046
Fitri Diana 21742048
Ikhsan Shawaludin 21742051

PROGRAM STUDI D3 BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2022

BUDIDAYA PAKAN ALAMI | Kelompok 4


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................2


BAB 1 ......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................4
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum............................................................4
BAB II .....................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................5
BAB III ....................................................................................................................6
METODE PELAKSANAAN ................................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................6
3.3 Prosedur Kerja .............................................................................................6
BAB IV ....................................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................................7
4.1 Hasil ...............................................................................................................7
4.2 Pembahasan ..................................................................................................7
BAB V......................................................................................................................8
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................8
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................8
5.2 Saran ..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9

BUDIDAYA PAKAN ALAMI | Kelompok 4


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberadaan fitoplankton di perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi
suatu perairan. Keberadaan fitoplankton sangat berpengaruh terhadap kehidupan di
perairan karena memegang peranan penting sebagai makanan berbagai organisme
perairan. Dalam rantai makanan (tingkat tropik), fitoplankton menduduki posisi paling
bawah sebagai sumber makanan utama untuk hewan hewan perairan. Dapat dikatakan
bahwa perairan yang produktivitas primer fitoplanktonnya tinggi akan mempunyai
potensi sumberdaya hayati yang besar.

Menurut Janse (2006) fitoplankton atau algae mikroskopik di air tawar ada 7 divisi,
yaitu: Cyanophyta (Blue-green algae), Chrysophyta (Golden-brown algae),
Bacillariophyta (Diatoms), Cryptophyta (Cryptomonads), Dinophyta (Dinoflagellates),
Euglenophyta (Euglenoids), dan Chlorophyta (Green algae).

Genus fitoplankton yang ditemukan di bagian hulu, tengah, dan hilir Sungai
Pesanggahan wilayah Bogor masing-masing sebanyak 34 genus, 31 genus, dan 35 genus
yang berasal dari 5 kelas, meliputi Chlorophyceae, Bacillariophyceae, Cyanophyceae,
Euglenaphyceae, dan Dinophyceae (Faza, 2012). Di wilayah Sungai Pepe di bagian hulu,
tengah, dan hilir teridentifikasi 20 jenis plankton, meliputi Spirogyra sp., Eustbidentat sp.,
Pleurosigma sp., Oscilatoria sp., Euglena sp., Amoeba sp.,Aungilospora sp.,
Gonatozygon sp., Dendrospora sp., Blepharisma sp., Hapalosiphon sp., Skeletonema sp.,
Synura sp., Stentor sp., Worochinia sp., Leptomitus sp., Peridinium sp., Paramecium sp.,
Volvox sp., Rhizosolenia sp., dan Lyngbia sp. (Indrowati, 2012).

Beberapa faktor lingkungan abiotik seperti parameter fisika,kimia,biologi (suhu,


insensitas cahaya, salinitas, dan pH) merupakan faktor – faktor yang berperan penting
dalam menentukan perkembangbiakan zooplanktondi perairan. Di samping itu, faktor
biotik seperti tersedia nya pakan dan banyaknya predator serta perilaku jenis – jenis
zooplankton dalam bersaing memperebutkan makanan merupakan faktor lainnya yang
dapat mempengaruhi kelimpahan dan komposisi jenis – jenis itu sendiri.

Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan praktikum ini sebagai berikut:
1. Belajar bagaimana mengambil sampel plankton
2.Belajar bagaimana cara kerja alat Plankton net
3. Dapat mengetahui jenis plankton yang ada di kolam lele pm 1
4.Bekerja sama dalam meneliti jenis plankton

Manfaat
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui Teknik sampling plankton
pada suatu lingkungan perairan kemudian diidentifikasi dan mampu memperkirakan
kelimpahan di lingkungan perairan tersebut.

BUDIDAYA PAKAN ALAMI | Kelompok 4


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Fitoplankton

A. Kelas Bacillariophyceae
Bacillariophyceae merupakan kelas atau komponen fitoplankton yang paling
sering ditemukan di berbagai macam perairan. Ukuran diatom pada umumnya adalah
berkisar 5 μm–2 mm. Ciri khusus utamanya adalah memiliki dinding sel yang
mengandung silikat dan apabila Bacillariophyceae mati, maka cangkangnya akan tetap
utuh dan mengendap menjadi sedimen.
Umumnya Bacillariophyceaeberupa sel tunggal yang soliter, tetapi ada beberapa
yang hidup saling terhubung dan membentuk sebuah koloni seperti rantai.
Bacillariophyceae memiliki sel-sel dengan bentuk yang bervariasi antar spesies satu
dengan spesies lainnya dan memiliki ukuran bervariasi di dalam satu spesies (Grahame,
1987; Nontji, 2008).
Bacillariophyceae terbagi menjadi dua ordo yakni Centrales (centric
Bacillariophyceae) dan Pennales (pennate Bacillariophyceae). Bacillariophyceae penat
(pennate) memiliki ciri yaitu bentuk sel simetri bilateral yang umumnya memanjang, atau
berbentuk sigmoid seperti huruf “S”, sedangkan Bacillariophyceae sentrik (centric)
memiliki ciri yaitu bentuk sel simetri radial dengan satu titik pusat (Nontji, 2008).
Beberapa contoh Bacillariophyceae Penat dan Bacillariophyceae Sentrik yang sering
dijumpai di perairan Indonesia.

B. Kelas Dinophyceae (Dinoflagellata)


Dinoflagellata adalah kelompok kelas fitoplankton yang sangat umum dijumpai di
perairan setelah kelas Bacillariophyceae. Umumnya Dinoflagellata berukuran 5 - 200 μm
(Kennish, 1990). Genus Dinoflagellata yang sering ditemui di perairan antara lain
Ceratium, Peridinium, dan Dinophysis. Karakteristik dari kelas Dinoflagellata ini adalah
bersel tunggal, tidak memiliki cangkang luar berwarna coklat muda, dan mempunyai
sepasang flagella yang digunakan untuk melakukan pergerakan di dalam air (Nybakken,
2005).Beberapa spesies dari kelas Dinoflagellata memiliki bioluminescent sehingga dapat
berkilau di perairan pada malam hari seperti Noctiluca scintillans yang dapat
menghasilkan cahaya biru muda (Nontji, 2008).
Dinoflagellata memiliki ciri lain yaitu adanya alat gerak berupa flagela yang
bentuknya seperti bulu cambuk. Berdasarkan lokasi flagellanya dan cara hidupnya,
Dinoflagellata terdiri atas dua kelompok besar yaitu Desmokontae dan Dinokontae.
Kelompok Dinokontae, kedua flagellanya berada pada titik yang berbeda yaitu flagella
transversal dan flagella longitudinal. Kelompok Desmokontae, terdapat dua flagella yang
semuanya berlokasi pada ujung anterior sel. Dinoflagellata dinding selnya terdiri dari
selulosa yang kuat dan sangat tebal seperti pelat-pelat perisai yang melindungi sel bagian
dalam.

BUDIDAYA PAKAN ALAMI | Kelompok 4


Pelat perisai ini adalah hal yang sangat penting untuk proses identifikasi jenis
Dinoflagellata (Nontji, 2008).Beberapa jenis Dinoflagellata dapat membentuk kista (cyst)
dan di dasar perairan melakukan istirahat panjang. Setelah melakukan istirahat
panjangkemudian Dinoflagellata akan tumbuh kembali bahkan sampai terjadi ledakan
populasi dan menimbulkan masalah lingkungan Beberapa spesies Dinoflagellata juga ada
yang dapat menghasilkan toksin dan menyebabkan kematian bagi organisme lain, namun
ada beberapa spesies Dinoflagellata yang mempunyai peranan penting bagi perikanan,
karena merupakan makanan bagi banyak jenis ikan yang memiliki nilai ekonomi (Nontji,
2008).

C. Kelas Cyanophyceae (Alga Hijau Biru)


Kelompok dari kelas Cyanophyceae memiliki karakteristik khusus yaitu adanya
zat warna hijau kebiruan (Cyanophysin) atau biasa disebut pigmen fikosianin.
Cyanophyceae tidak memiliki flagella sebagai alat gerak sehingga pergerakannya hanya
dengan meluncur (Kabinawa, 2006). Organisme ini juga memiliki pigmen lain yaitu
fikoeritrin yang berwana merah, klorofil, karoten, dan xantofil.
Ciri umum dari kelas ini adalah sel berbentuk bola atau silinder dengan ukuran
0,2-2 μm. Cyanophyceae dapat bertoleransi terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi (di
atas 30°C) dibandingkan kisaran suhu pada kelompok Chlorophyceae dan diatom
(Effendi, 2003). Kelas Cyanophyceae atau biasa disebut kelompok alga hijau biru
umumnya ditemukan di perairan dangkal, perairan pantai tropis, namun dengan
kelimpahan yang rendah (Kennish, 1990). Seluruh Cyanophyceae terdiri dari tujuh
familia yaitu Scytonemacae, Nostoccacae, Rivulariaceae, Stegionemataceae,
Notohopsidae, Chroococcacae, dan Oscillatoriaceae (Nybakken, 2005).

D. Kelas Chlorophyceae
Chlorophyceae umumnya hidup di air tawar dan fitoplankton jenis ini merupakan
yang paling banyak ditemukan di perairan air tawar Indonesia, namun ada juga yang
hidup di air payau dan asin. Chlorophyceae memiliki kloroplas yang berwarna hijau,
mengandung pigmen klorofil a dan b serta karotenoid. Pigmen yang paling banyak
ditemukan yaitu pigmen klorofil a, sehingga menyebabkan alga ini berwarna hijau
dominan. Chlorohyceae memiliki cadangan makanan dalam bentuk pirenoid dan dinding
selnya yang terdiri dari selulosa.

E. Kelas Euglenophyceae
Euglenaphyceae adalah organisme bersel satu, memiliki klorofil dan mampu
melakukan proses fotosintesis, umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik.
Pada permukaan air yang tenang, beberapa genera dalam kelompok ini mampu
membentuk kista yang menutupi seluruh permukaan perairan dengan warna merah, hijau,
kuning atau ketiganya (Wetzel & Likens, 1979).

BUDIDAYA PAKAN ALAMI | Kelompok 4


Euglenaphyceae memiliki bentuk sel oval yang memanjang serta memiliki bintik
mata yang sangat sensitif atau peka terhadap cahaya dan terdapat di bagian atas
tubuhnya.Euglenaphyceae memiliki peranan penting dalam suatu perairan antara lain
sebagai produsen primer di air tawar dan sebagai indikator pencemaran organik. Adapun
spesies yang termasuk dalam kelas Euglenaphyceae dan sering dijumpai di perairan
Indonesia yaitu E. sanguines, E. viridis, Euglena hematoides, E. acus, E. oxyuris, dan E.
Fragillaria., E. deses.f. Kelas Crysophyceae Kelas Crysophyceae terdiri dari satu sel,
memiliki alat gerak satu atau dua flagella dan umumnya memiliki diameter kurang dari
30 μm. Banyak dari spesies kelas ini merupakan tumbuhan fotosintesis dan beberapa
adalah heterotroph.

2.1.1 Zooplankton

A. Zooplankton
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran
kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai
hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat
mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan
berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu
sendiri (Hutabarat dan Evans, 1986).

Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua golongan,


yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang menghabiskan
sebagian hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva. Plankton kelompok
ini disebut meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan holoplankton atau
plankton tetap, yaitu biota yang sepanjang hidupnya sebagai plankton (Raymont, 1983;
Omori dan Ikeda, 1984; Arinardi dkk,1994).

Meroplankton terdiri atas larva dari Filum Annelida, Moluska, Byrozoa,


Echinodermata, Coelenterata atau planula Cnidaria, berbagai macam Nauplius dan zoea
sebagai Artrhopoda yang hidup di dasar, juga telur dan 6 tahap larva kebanyakan ikan.
Kemudian yang termasuk holoplankton antara lain: Filum Arthopoda terutama Subkelas
Copepoda, Chaetognata, Chordata kelas Appendiculata, Ctenophora, Protozoa, Annelida
Ordo Tomopteridae dan sebagian Moluska (Newell dan Newell, 1977; Raymont, 1983;
Omori dan Ikeda, 1984).

BUDIDAYA PAKAN ALAMI | Kelompok 4


BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 Maret 2022 pukul
08.30 s/d selesai di Kolam dan Lab B2,Program Studi Budidaya Perikanan,
Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Lampung.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun Alat dan Bahan yang digunakan saat praktikum :
Alat :
- Mikroskop
- Botol Sampel
- Plankton Net
- Pipet Tetes
- Kaca Preparat dan Cover glass
- Buku identifikasi plankton
- Tisu

Bahan :
- Sampel Air Tawar

3.2 Prosedur Kerja


Adapun Prosedur kerja yang dilakukan saat praktikum :
- Masing – masing kelompok mempersiapkan media kultur
- Pada setiap media di bersihkan , di sterilkan menggunakan desinfektan
- Wadah yang akan digunakan diletakkan di tempat yang telah tersedia
- Pemasangan instalasi kebutuhan kultur masal

BUDIDAYA PAKAN ALAMI | Kelompok 4


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Pengambilan Air Sampel
Dalam praktikum, metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah
metode statis. Wadah yang digunakan adalah botol sampel dengan ukuran 500 ml
dengan plankton-net sebanyak 6 kali. Maka total volume yang disaring adalah 3
liter.

4.2 Pembahasan
Pengamatan Air Sampel
Pada stasiun yang digunakan yaitu kolam polifish sama dengan pengambilan
sampel air, dilakukan pengamatan parameter kualitas air. Pengambilan sampel air
untuk kualitas air dilakukan setelah pengambilan sampel plankton. Parameter yang
ada saat pengamatan adalah salinitas, pH dan suhu. Alat untuk mengukur parameter
Salinitas menggunakan refractometer, sedangkan alat untuk mengukur pH
menggukanan pH meter, dan suhu menggunakan pH meter dan Termometer.

Hasil Pengamatan Sampel


Ada beberapa nama plankton yang di dapatkan pada saat praktikum yaitu :
1. Trichoherca

Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan ciri-ciri sebagai berikut :


Zooplankton ini berbentuk bulat lonjong, memiliki alat gerak berupa flagel
pendek, di bagian anterior terdapat alat penyaring makanan, dan tubuh elastis.
Menurut Edmonson (1959), Trichoherca memiliki alat berupa bulu-bulu halus atau
Panjang meruncing pada bagian anterior yang digunakan untuk memasukkan
makanan ke mulut. Trichoherca dapat berenang dan sudah dapat dibedakan jantan
dan betina, tubuh agak membengkok, serta memiliki ekor yang mengerucut berada
pada posterior.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera

BUDIDAYA PAKAN ALAMI | Kelompok 4


Kelas : Monogonanta
Ordo : Ploima
Famili : Trihocercidae
Genus : Trichocerca

2. Paramaecium

Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan ciri-ciri sebagai berikut :


Zooplankton ini memiliki tubuh tidak berwarna atau bening, berbentuk bulat
memanjang, memiliki silia di seluruh tubuh dan bergerak dengan kontraksi tubuh
dan menggunakan silia. Menurut Edmondson (1959) menjelaskan bahwa
Paramacium merupakan organisme bersel tunggal yang memiliki silia diseluruh
tubuhnya. Silia yang dimiliki oleh Paramacium akan tetap ada diseluruh siklus
hidup serta memiliki dua vakuola kontraktil yaitu dibagian depan dan bagian
belakang.

Klasifikasi :
Kingdom : Protista
Filum : Protozoa
Super kelas : Ciliophora
Kelas : Ciliata
Ordo : Holothricida
Famili : Paramecidae
Genus : Paramecium

BUDIDAYA PAKAN ALAMI | Kelompok 4


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai identifikasi jenis-jenis


fitoplankton dan zooplankton dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Wadah yang digunakan adalah botol sampel dengan ukuran 500 ml dengan
plankton-net sebanyak 6 kali. Maka total volume yang disaring adalah 3
liter.
2. Jenis-jenis plankton yang didapatkan di kolam polifish adalah Trichoherca
dan paramaecium.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu, memaksimalkan waktu pengerjaannya serta


menyiapkan alat-alat yang tepat serta siap untuk digunakan. Dan sebaiknya alat
yang digunakan seperti plankton net diperbanyak jumlahnya, agar pada saat
pengambilan sampel semua kelompok dapat langsung mengambil sampel tanpa
harus saling bergantian menggunakan alat.

BUDIDAYA PAKAN ALAMI | Kelompok 4


DAFTAR PUSTAKA

http://etheses.uin-malang.ac.id/544/8/09620066%20Bab%204.pdf

BUDIDAYA PAKAN ALAMI | Kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai