Dosen Pengampu :
Nurma E., A.Md
Disusun Oleh :
Menurut Janse (2006) fitoplankton atau algae mikroskopik di air tawar ada 7 divisi,
yaitu: Cyanophyta (Blue-green algae), Chrysophyta (Golden-brown algae),
Bacillariophyta (Diatoms), Cryptophyta (Cryptomonads), Dinophyta (Dinoflagellates),
Euglenophyta (Euglenoids), dan Chlorophyta (Green algae).
Genus fitoplankton yang ditemukan di bagian hulu, tengah, dan hilir Sungai
Pesanggahan wilayah Bogor masing-masing sebanyak 34 genus, 31 genus, dan 35 genus
yang berasal dari 5 kelas, meliputi Chlorophyceae, Bacillariophyceae, Cyanophyceae,
Euglenaphyceae, dan Dinophyceae (Faza, 2012). Di wilayah Sungai Pepe di bagian hulu,
tengah, dan hilir teridentifikasi 20 jenis plankton, meliputi Spirogyra sp., Eustbidentat sp.,
Pleurosigma sp., Oscilatoria sp., Euglena sp., Amoeba sp.,Aungilospora sp.,
Gonatozygon sp., Dendrospora sp., Blepharisma sp., Hapalosiphon sp., Skeletonema sp.,
Synura sp., Stentor sp., Worochinia sp., Leptomitus sp., Peridinium sp., Paramecium sp.,
Volvox sp., Rhizosolenia sp., dan Lyngbia sp. (Indrowati, 2012).
Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan praktikum ini sebagai berikut:
1. Belajar bagaimana mengambil sampel plankton
2.Belajar bagaimana cara kerja alat Plankton net
3. Dapat mengetahui jenis plankton yang ada di kolam lele pm 1
4.Bekerja sama dalam meneliti jenis plankton
Manfaat
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui Teknik sampling plankton
pada suatu lingkungan perairan kemudian diidentifikasi dan mampu memperkirakan
kelimpahan di lingkungan perairan tersebut.
2.1.1 Fitoplankton
A. Kelas Bacillariophyceae
Bacillariophyceae merupakan kelas atau komponen fitoplankton yang paling
sering ditemukan di berbagai macam perairan. Ukuran diatom pada umumnya adalah
berkisar 5 μm–2 mm. Ciri khusus utamanya adalah memiliki dinding sel yang
mengandung silikat dan apabila Bacillariophyceae mati, maka cangkangnya akan tetap
utuh dan mengendap menjadi sedimen.
Umumnya Bacillariophyceaeberupa sel tunggal yang soliter, tetapi ada beberapa
yang hidup saling terhubung dan membentuk sebuah koloni seperti rantai.
Bacillariophyceae memiliki sel-sel dengan bentuk yang bervariasi antar spesies satu
dengan spesies lainnya dan memiliki ukuran bervariasi di dalam satu spesies (Grahame,
1987; Nontji, 2008).
Bacillariophyceae terbagi menjadi dua ordo yakni Centrales (centric
Bacillariophyceae) dan Pennales (pennate Bacillariophyceae). Bacillariophyceae penat
(pennate) memiliki ciri yaitu bentuk sel simetri bilateral yang umumnya memanjang, atau
berbentuk sigmoid seperti huruf “S”, sedangkan Bacillariophyceae sentrik (centric)
memiliki ciri yaitu bentuk sel simetri radial dengan satu titik pusat (Nontji, 2008).
Beberapa contoh Bacillariophyceae Penat dan Bacillariophyceae Sentrik yang sering
dijumpai di perairan Indonesia.
D. Kelas Chlorophyceae
Chlorophyceae umumnya hidup di air tawar dan fitoplankton jenis ini merupakan
yang paling banyak ditemukan di perairan air tawar Indonesia, namun ada juga yang
hidup di air payau dan asin. Chlorophyceae memiliki kloroplas yang berwarna hijau,
mengandung pigmen klorofil a dan b serta karotenoid. Pigmen yang paling banyak
ditemukan yaitu pigmen klorofil a, sehingga menyebabkan alga ini berwarna hijau
dominan. Chlorohyceae memiliki cadangan makanan dalam bentuk pirenoid dan dinding
selnya yang terdiri dari selulosa.
E. Kelas Euglenophyceae
Euglenaphyceae adalah organisme bersel satu, memiliki klorofil dan mampu
melakukan proses fotosintesis, umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik.
Pada permukaan air yang tenang, beberapa genera dalam kelompok ini mampu
membentuk kista yang menutupi seluruh permukaan perairan dengan warna merah, hijau,
kuning atau ketiganya (Wetzel & Likens, 1979).
2.1.1 Zooplankton
A. Zooplankton
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran
kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai
hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat
mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan
berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu
sendiri (Hutabarat dan Evans, 1986).
Bahan :
- Sampel Air Tawar
4.1 Hasil
Pengambilan Air Sampel
Dalam praktikum, metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah
metode statis. Wadah yang digunakan adalah botol sampel dengan ukuran 500 ml
dengan plankton-net sebanyak 6 kali. Maka total volume yang disaring adalah 3
liter.
4.2 Pembahasan
Pengamatan Air Sampel
Pada stasiun yang digunakan yaitu kolam polifish sama dengan pengambilan
sampel air, dilakukan pengamatan parameter kualitas air. Pengambilan sampel air
untuk kualitas air dilakukan setelah pengambilan sampel plankton. Parameter yang
ada saat pengamatan adalah salinitas, pH dan suhu. Alat untuk mengukur parameter
Salinitas menggunakan refractometer, sedangkan alat untuk mengukur pH
menggukanan pH meter, dan suhu menggunakan pH meter dan Termometer.
2. Paramaecium
Klasifikasi :
Kingdom : Protista
Filum : Protozoa
Super kelas : Ciliophora
Kelas : Ciliata
Ordo : Holothricida
Famili : Paramecidae
Genus : Paramecium
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
http://etheses.uin-malang.ac.id/544/8/09620066%20Bab%204.pdf