Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 3
1.4 Manfaat................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 4
2.1. Dinoflagellata..................................................................................................... 5
2.2. Ciri-ciri Dinoflagellata........................................................................................ 7
2.3. Struktur Sel Dinoflagellata................................................................................. 9
2.4. Reproduksi Dinoflagellata.................................................................................. 9
2.5. Contoh Dinoflagellata........................................................................................ 10
2.6. Peranan Dinoflagellata........................................................................................ 11

BAB III PENUTUP................................................................................................. 12


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12
3.2 Saran.................................................................................................................... 12

DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................13

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Flagellata dalam bahasa Latin diambil dari kata flagell yang berarti cambuk. Ciri
khas dari kelas flagellata ini adalah alat geraknya yang berupa cambuk getar (Sudewa,
2010). Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera
karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu untuk
menangkap makanan (Haeckel’s, 1904 dalam Verda, 2010). Berikut akan dibahas lebih
lanjut mengenai klasifikasi, ciri-ciri morfologi, ciri-ciri fisiologi, lingkungan ekologi
dan tingkah laku, cara reproduksi dan siklus hidup, dan peranan flagellate Beberapa
organel flagelata menyerupai struktur amuba, namun dengan tambahan struktur lain
yang unik.
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang
berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung
pigmen (klorofil A,C2 dan piridinin,sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan
fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya Dinoflagellata yang memiliki
kemampuan untuk berfotosintesis. Berwarna kuning coklat. Alga yang termasuk alga
api ini disebut Dinoflagellata, tubuh tersusun atas satu sel memiliki dinding sel dan
dapat bergerak aktif. Ciri yang utama bahwa di sebelah luar terdapat celah dan alur,
masing-masing mengandung satu flagel. Alga api berkembangbiak dengan membelah
diri, kebanyakan hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar. Contohnya
adalah Perodinium. Alga api yang hidup di laut memiliki sifat fosforesensi yaitu
memiliki fosfor yang memancarkan cahaya (Margono, 1998).
Flagelata memiliki 1 inti atau lebih dari 1 inti dan alat pergerakan (alat
neuromotor) yang terdiri dari kinetoplas dan flagel. Kinetoplas terdiri dari blefaroplas,
kadang-kadang ada benda parabasal. Aksonema merupakan bagian flagel yang terdapat
di dalam badan parasit. Kadang-kadang ada struktur yang nampak sebagai satu garis
mulai dari anterior sampai ke posterior yang disebut aksostil.
1
Di samping badan parasit terdapat membran bergelombang dan kosta yang merupakan
dasarnya. Beberapa spesies flagelata mempunyai sitostoma. Berdasarkan struktur
morfologinya, Flagellata dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Fitoflagellata
dan Zooflagellata. Fitoflagellata merupakan kelompok flagellata yang memiliki ciri
seperti tumbuhan, sedangkan Zooflagellata merupakan kelompok flagellata yang
memiliki ciri seperti hewan (Roger, 1988).

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian dari Dinoflagellata?
2. Apa sajakah ciri-ciri dari Dinoflagellata?
3. Bagaimanakah struktur sel dari Dinoflagellata?
4. Bagaimana sistem reproduksi dari Dinoflagellata?
5. Apa contoh dari Dinoflagellata?
6. Apa sajakah peranan dari Dinoflagellata?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengenalkan dan menjadi sumber informasi bagi sang pembaca tentang alga
hijau yang hidup di perairan laut.
2. Untuk mengetahui lebih dekat tentang alga hijau dan manfaatnya bagi kehidupan.

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu untuk dapat menjadi sebuah pengenal dan
sumber informasi tentang Dinoflagellata bagi sang pembaca.
- Bagi mahasiswa, yaitu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Flagellata.
Memperdalam pemahaman mengenai dinoflagelata.
- Bagi masyarakat, yaitu menambah pengetahuan tentang hewan yang berukuran mikro
tetapi memiliki peranan vital di lingkungan perairan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Dinoflagellata
Pada tahun 1753, para Dinoflagellata modern pertama kali dijelaskan oleh Henry
Baker sebagai "animalcules yang menyebabkan Cahaya didalam Air Laut", dan dinamai
oleh Otto Friedrich Müller pada 1773. Istilah ini berasal dari kata Yunani δῖνος
(dinosaurus ), yang berarti 'berputar', dan Latin flagellum, istilah kecil untuk
cambuk. Pada tahun 1830-an, para microscopist Jerman Christian Gottfried Ehrenberg
memeriksa banyak air dan sampel plankton dan Dinoflagellata yangdiusulkan
beberapa masih digunakan saat ini termasuk Peridinium,
Prorocentrumdan Dinophysis (Irfani, 2011).
Dinoflagellata yang sama pertama kali didefinisikan oleh Otto Bütschli pada
1885 sebagai urutan Dinoflagellida flagellata. Dinoflagellata adalah protista yang telah
diklasifikasikan menggunakan kedua Kode Internasional Nomenklatur Botani (ICBN)
dan Kode Internasional Nomenklatur Zoological (ICZN). Sekitar setengah dari spesies
hidup Dinoflagellata yang autotrop memiliki kloroplas dan setengahheterotrop non-
photosinthesis. Sebagian besar Dinoflagellata memiliki
dinokaryon.Dinoflagellata dengan dinokaryon yang diklasifikasikan dalam
Dinokaryota, sementara Dinoflagellata tanpa dinokaryon yang diklasifikasikan dalam
Syndiniales. Meski tergolong eukariota, inti Dinoflagellata tidak bersifat eukariotik,
karena mereka tidak memiliki histon, nukleosom dan mempertahankan kromosom terus
kental selama mitosis. Secara umum Flagellata memiliki daur hidup dalam bentuk
trofozoit dan kista. Berkembang biak dengan cara vegetatif berupa pembelahan biner
dan cara generatif berupa konjugasi. Flagellata hidup secara soliter atau bentuk koloni.
Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau
daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang
protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae,
sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia.
3
Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-
tumbuhan. Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi dua, yaitu
berbentuk seperti tumbuhan yang dinamakan Fitoflagellata, dan yang berbentuk seperti
hewan yang dinamakan Zooflagellata. Fitoflagelata adalah flagellata yang mirip dengan
tumbuhan karena memiliki plastida, sehingga dapat melakukan fotosintesis.
Berdasarkan ciri-ciri morfologinya, Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 8 ordo,
yaitu: Kriptomonadida, Euglenoida, Dinoflagellata, Krisomonadida, Prymnesiida,
Volvocida, Prasinomonadida, dan Silicoflagellida (Roger, 1988).
Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau Dinoflagellata,
termasukorganisme uniselular biflagellata, yang membentuk komponen penting di
perairan laut, air payau, dan air tawar. Pertambahan bentuk flagellate sebagai
peningkatan ekspresi terhadap habitatnya, bentuknya seperti coccoid, filamentous,
palmelloid dan kelompok amoboid. Variasi morfologi tersebut terjadi karena
keanekaragaman nutrisi pada tiap-tiap habitat. Warna kemerahan
padaDinoflagellata disebabkan pigmen yang benama piridinin, selain itu divisi ini
mempunyai klorofil a dan klorofil c, β karoten, xantofil, neoperidinin, dinoxantin,
neodinoxantin, dan diatoxanthin. Cadangan makanannya berupa amilum. Organisme ini
mempunyai dua tipe dinding sell, dinnoflagellata telanjang (Noctiluca sp.) mempunyai
dinding yang halus dan fleksibel, dan yang lain tersusun dari lapisan selulosa,
kebanyakan Dinoflagellata mempunyai 2 flagel sebagai alat pergerakkan. Berdasarkan
pementukan makanan dinnoflagellata di bagi menjadi heterotrofik dan autotrofik, dan
terkadang mempunyai sifat keduanya. Ada yang Bergerak dan tidak, Bereproduksi
secara seksual dan aseksual.
Seperti organisme bersel tunggal lainnya, dinnoflagellata menunjukan sifat
prokariotik dan eukariotik, terkadang dinnoflagellata dikelompokkan zoologist sebagai
protozoa, dan terkadang dimasukkan para botanist ke dalam alga, dinnoflagellata
menggabungkan kedua sifat tersebut dan menjadi organism paling sukses bertahan
hidup di bumi. Bagaimanapun, dengan keunggulannya, dinnoflagellata tumbuh dengan
lambat.
4

2.2. Ciri-ciri Dinoflagellata


Beberapa ciri umum yang di miliki oleh Dinoflagellata yaitu :
ü Merupakan organisme bersel tunggal, memiliki nucleus yang besar, memiliki stigma
dan trichocysts.
ü Memilki kloroplas yang kecil yang berbentuk discoid dan bentuk lainnya yang berisi
pigmen untuk berfotosintesis sama dengan yang ada pada diatom.
ü Pigmen yang dimiliki adalah klorofil a, c,karoten, xanthophylls, peridinin,
neoperidinin, dinoxanthin, neodinoxanthin, dan diatoxanthin.
ü Ukuran selnya yakni antara 25µm - 1000µm. Terdapat juga spesies yang tumbuh
dengan rantai yang panjang atau pseudocoloni.
ü Jumlah spesiesnya antara 1000-1500 spesies dan sebagian besar adalah spesies laut.
ü Cadangan makanan Dinoflagellata berupa tepung dan minyak.
ü Habitatnya kebanyakan pada lingkungan laut dan estuary. Biasanya
mendominasi perairan tropis dan sub tropis. Dinoflagellata yang biasanya ditemukan
d laut contohnya Peridinium, Ceratium, Prorocentrum, Gonyaulax, Exuviella,
Oxytoxum dan Gymnodinium. Di perairan Maluku, Dinoflagellata yang ditemukan
adalah Peridinium, Ceratium, Pyrocystis, Gymnodinyum, Protoperidinium (Roger,
1988).
Organisme yang termasuk kedalam ordo Dinoflagellata banyak ditemukan di air
tawar maupun air laut, dan merupakan sumber makanan penting bagi organisme kecil
lainnya. Kelompok Dinoflagellata ini memiliki ciri-ciri: bentuk selnya bi-conical
(seperti katup), memiliki alur spiral yang disebut cingulum dan celah longitudinal yang
disebut sulkus, dan memiliki bentuk plastid yang bulat
memanjang. Dinoflagellata memiliki 2 flagela. Kedua flagella muncul dari satu lubang
pada persimpangan antara singulum dan sulkus. Dinoflagellata mampu bereproduksi
secara aseksual dan seksual. Secara Aseksual biasanya melalui pembelahan mitosis
khususnya pada Dinoflagellata oseanik. Secara seksual melalui meiosis atau bila
kondisi lingkungan memburuk akan berkembang menjadi kista
5
istirahat dengan dinding sel yang tebal.
Organisme yang termasuk kedalam ordo Dinoflagellata banyak ditemukan di air
tawar maupun air laut, dan merupakan sumber makanan penting bagi organisme kecil
lainnya. Kelompok Dinoflagellata ini memiliki ciri-ciri: bentuk selnyabiconical (seperti
katup), memiliki alur spiral yang disebut cingulum dan celah longitudinal yang disebut
sulkus, dan memiliki bentuk plastid yang bulat memanjang (Roger,
1988). Dinoflagellata memiliki 2 flagela. Kedua flagella muncul dari satu lubang pada
persimpangan antara cingulum dan sulcus.Dinoflagellata mampu bereproduksi secara
aseksual dan seksual. Secara Aseksual biasanya melalui pembelahan mitosis khususnya
pada Dinoflagellata oseanik. Secara seksual melalui meiosis atau bila kondisi
lingkungan memburuk akan berkembang menjadi kista istirahat dengan dinding sel
yang tebal. Contoh dariDinoflagellata antara lain Noctiluca miliaris dan Gymnodinium
breve.Gymnodinium breve memiliki bentuk mirip seperti kunci gembok (Nahle, 2007).
Tubuhnya organisme ini dikelilingi oleh selulosa. Noctiluca miliariskebanyakan
hidup di air laut. Noctiluca miliaris dapat memancarkan sinar (bioluminense) apabila
tubuhnya terkena rangsangan mekanik. Karakteristik dari dinoflagelata, hanya sekitar
setengah dari spesies dinoflagelata yang mengandung pigmen yang dapat
berfotosintesis, sementara yang lain adalah hetertotrop. Hanya dinoflagelata yang
mampu untuk fotosintesis yang dibahas disini. Adanya dua pola pigmentasi adalah hal
yang umum terjadi pada dinoflagelata. Banyak dinoflagelata yang mcmiliki klorofil A
dan C2 dan peridinin, sementara yang lain memiliki klorofil A, Ci dan C2 dan
fucoxanthin. Keberadaan pigmen yang ada pada sedikit dinoflagelated yang lain akan
dibicarakan kemudian. Karbohidrat disimpan scbagai zat tepung, tetapi keberadaan
lemak mungkin lebih penting sebagai cadangan. Sel dari dinofelgelatri tidak dilingkupi
olch dinding tetapi memiliki sebuah theca sebagai pokok membran sel, yang mana
terdiri dari piling yang tenuri dari selulosa. Nukleus dan koroplast memiliki sifat yang
tidak biasa. Kebanyakan dinoflagelata adalah sel biflagelata solitary. Desmokontt
memiliki dua anterior flagelata ; satu flagellum mungkin melingkari diatas permukaan
sel Dinokont memiliki segala insert yang
6
lateral; satu flagelum adalah seperti pita dan melingkari sel pada sebuah lekukan dan
flagellum yang lain berkembang terbaik. Tipe sel dinikont dibagi oleh lekukan
ekuatorial atau korset kedalam epiconc dan hypocone. Flagellum posterior berkembang
sampai ke tempat penurunan yang disebut sulcus. Nama dinoflagelata berasal dari
gerakan berputar dari sel swimming (Irfani, 2011).

2.3. Struktur Sel Dinoflagellata


Dinding sel pada umumnya mengandung selulose, hal ini akan memberikan
struktur karakteristik dari teka amfisema adalah nama yang digunakan untuk lapisan
terluar khusus dari sel Dinophyceae. Semua tipe mempunyai membran plasa yang
berkesinambungan dengan membran flagel pada bagian luar. Pada umumnya terdapat
sejumlah pori dalam amfisema dengan trikosit dalam tipe pori gelembung thecal berada
pada lapisan bawah sel membran. Mereka adalah gelembung flattened, yang mana
melingkupi piringan yang jelas dari seluosa atau mingkin kekurangan kandungan yang
jelas, ukuran, jumlah dan susunan dari jenis piringan thecal berbeda antara masing-
masing dinoflagelata dan ini merupakan hal yang penting dalam sistem taksonomi.
nesmokont memiliki dua piringan besar, sementara dinokont menunjukkan variasi yang,
dapat dipertimbangkan. Beberapa dinokont memiliki jumlah tertentu, biasanya piringan
thecal yang tidak jelas bentuknya, sementara yang lain adalah piringan besar yang jelas,
dan disebut dengan nama "armored”. Dalam upaya untuk mengidentifikasi pola evolusi,
secara psikologis menggunakan sejumlah piringan thecal, tetapi tidak disctujui apakah
pada kondiai primitif memiliki piringan kccil dan pcmbcsaran piring dan reduksi dalam
jumlah yang dapat terjadi, atau apakah beberapa piringan primitif dan meningktit
jumlahnya dari yang terjadi . Gelembung thecal mungkin mendasari mikrotubula,
sebuah pellicle dari fitnous material dan penambahan membran (kadang-lcndang
dipertimbangkan termasuk sel membran). Juga yang berhubungan dengan theca adalah
trichocysts dan getah yang dapat menghasilkan gelembung. Trichocysts adalah
gelembung yang mengandung batang cristalin, yang mana dapat melepaskan, dan
agaknya sebagai fungsi pertahauan (Sudewa, 2010).
7

Sel Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka


dan hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical dan precingular.
Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada permukaan dorsal
dengan 1-3 pelat interkalar anterior. Hipoteka tersusun atas 2 seri transversal: cingular
dan antapikal juga sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar posterior.
Nukleus dari Dinoflagelata menunjukkkan setuju sifat yang berbeda dari kondisi
yang biasa di eukariot. Nukleus dilingkupi dengan pembungkus, sebagaimana pada sel
eukariot, tetapi didalam mikrograph elekron, kromosom terlihat sebagai struktur yang
berbentuk batang. Berbeda dengan kondisi yang biasa pada nuclei eukariot, kromosom
dinoflagelata mengikat nuclear pembungkus. Dinoflagelata nukleus mempertimbangkan
mewakili kondisi primitif diantara organisme eukaroid dan kadang-kadang disebut
dengan mesokaryotic atau dinokarytic untuk membedakan itu dengan kondisi-kondisi
eukayotic yang lain.
Sel dinoflagelata memiliki beberapa sifat yang tidak umum, yang mana akan kita
pertimbangkan isi sel terdapat inti berbentuk tunggal :
1. Theca dan berhubungan dengan struktur (Amphiesma)
2. Nucleus, dan
3. Kloroplast,
Berbentuk Sel Tunggal, contoh : Peridinium dan Ceratium. Berbentuk Filamen
yang bercabang. Anggota Pyrrophyta banyak yang ditemukan tanpa adanya dinding
sel, sedangkan anggota yang memiliki dinding sel terdiri dari selulosa dan lempeng-
lempeng. Contoh : Glenodinium dan Peridinium terdapat lekukan pada tubuh selnya.
Terdapat butir-butir kromatin yang berupa untaian (hal ini merupakan ciri khas dari alga
api), Pigmen ; Kloroul a, b Karoten, Xantofil: Berupa Peridinin, Dinoxantin,
Diadinoxandn dan Neodinoxantin.
Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknyanya
penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup sel
(theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja dengan komponen utama sellulosa.
8
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang
mengandung pigmen karetinoid. Tubuh Dinoflagellata primitif pada umumnya
berbentuk ovoid tapi asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan
longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian
posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu
lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan.
Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan cincin yang simpel dan jika berbentuk
spiral disebut annulus. Flagellum transversal menyebabkan pergerakan rotasi dan
pergerakan kedepan, sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah
posterior (Sudewa, 2010).

2.4. Reproduksi Dinoflagellata


Kebanyakan Dinoflagellata memperlihatkan reproduksi secara aseksual atau
pembelahan sel mitosis. Proses ini membagi organisme menjadi kembaran
identik,theca mereka mungkin pecah, terbagi pada tiap-tiap kembarannya, jadi tiap
kembaran menerima separuh dan meregenerasi separuhnya. Beberapa genera tumbuh
sebagai filament ketika sel mereka tidak terpisah setelah pembelahan. Dinoflgellata
dewasa bersifat haploid, jadi ketika reproduksi seksual dimulai, gamet mengalami
mitosis, mungkin tumbuh dengan atau tanpa dinding, terlihat sebagai individu tua dalam
versi kecil. Gamet jantan dan betina tidak jelas dibedakan, tetapi dapat berenang bebas.
Setelah penggabungan dua gamet, lalu menjadi zigot yang aktif berenang, pada kondisi
yang tidak menguntungkan, sel akan membentuk hystrichosphere, ini adalah dorman
kapsul yang melindungi dinoflagelata sampai keadaan menguntungkan kembali.
Pyrrophyta atau Dinoflagellata memiliki 2 cara perkembangbiakan, yaitu secara:
- Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser, maka
selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu
keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing –
9
masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai
dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang.
- Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan
perkawinan dengan isogamet dari individu lain Sporik, yaitu dengan zoospora
(contohnya Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya Glenodinium).
Pada Alexandrium sp, cara perkembangbiakannya yaitu :
Kista-kista tidur dalam dasar laut, tertimbun oleh sedimen. Jika tak terganggu
oleh kekuatan fisik atau alam, mereka dapat berada di dasar laut dalam kondisi tertidur
untuk waktu bertahun-tahun. Jika terdapat kandungan oksigen dan kondisi
memungkinkan, mereka daapt melakukan proses perkecambahan. Jika suhu hangat dan
banyak cahaya yang merangsang perkecambahan ini, kista akan pecah dan
mengeluarkan sel yang dapat berenang. Sel ini direproduksi oleh pembelahan sederhana
dalam beberapa hari pengeraman. Jika kondisi tetap optimal, sel akan terus membelah
diri secara berlipat, dari dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya.
Setiap satu sel dapat menghasilkan beberapa ratus sel dalam se minggu. Pada saat
nutrisi telah habis, pertumbuhan sel berhenti dan terbentuklah sel-sel gamet. Setiap dua
sel gamet yang berbeda bersatu membentuk satu sel baru yang berkembang menjadi
sebuah zigot dan akhirnya menjadi kista. Kista ini lalu jatuh ke dasar laut dan dapat
berbiak pada tahun berikutnya (Roger, 1988).

2.5. Contoh Dinoflagellata


Klasifikasi Gonyaulax balechii menurut (Margono. 1998):
Kingdom : Dinoflagellates
Class : Dinoflagellata, Dinophyceae
Phylum : Dinophyta
Genus : Gonyaulacales
Species : Gonyaulax balechii

Gambar: Gonyaulax balechii


Sumber: www.vikifaatihah.blogspot.com
Gonyaulax merupakan salah satu Dinoflagellata bertanggung jawab untuk
munculnya pasang merah. Selama pasang merah, banyak ikan, ikan paus, manatee, dan
pantai burung telah mati dalam jumlah besar karena kondisi anoxic dihasilkan
oleh Dinoflagellata mekar. Gonyaulax racun dari hewan laut juga dapat langsung
beracun di bagian atas piramida makanan. Mereka adalah salah satu unsur utama dari
komunitas plankton laut, yang bertanggung jawab untuk sebagian besar fiksasi karbon
fotosintesis di laut. Kista Gonyaulax mungkin menunjukkan cadangan minyak bumi.
Mereka telah berguna bagi industri bahan bakar fosil. Plankton mati jatuh ke dasar laut
telah dikonversi menjadi senyawa minyak bumi selama jutaan tahun, akibat peningkatan
tekanan lapisan sedimen. Toksin Gonyaulax memiliki aplikasi medis. Paradoksnya,
racun Gonyaulax dapat bermanfaat. Saat ini sedang dilakukan penelitian tentang
penggunaan saxitoxin dimodifikasi secara kimia dalam pengobatan gangguan syaraf dan
jantung. Selain itu, saxitoxin mungkin memiliki kepentingan di masa depan sebagai
anestesi local (Campbell, 2005).
2.6. Peranan Dinoflagellata
Beberapa spesies Flagellata memiliki peran yang penting dalam ekosistem air,
yaitu sebagai fiplankton dan zooplankton. Oleh karena itu, untuk lebih mendalami
mengenai Flagellata, diperlukan kajian lebih mendalam mengenai beberapa aspek yang
meliputi morfogenesis, habitat, fisiologis, daur hidup, reproduksi dan peranan
Flagellata, sehingga diharapkan akan muncul penelitian lanjutan mengenai Flagellata
dan usaha pemanfaatannya untuk masa yang akan datang (Campbell,2005).
11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah “Dinoflagellata” ini, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dinophyceae atau Dinoflagellata, termasuk organisme uniselular biflagellata, yang
membentuk komponen penting di perairan laut, air payau, dan air tawar.
2. Warna kemerahan pada Dinoflagellata disebabkan pigmen yang benama piridinin,
selain itu divisi ini mempunyai klorofil a dan klorofil c, β karoten, xantofil,
neoperidinin, dinoxantin, neodinoxantin, dan diatoxanthin. Cadangan makanannya
berupa amilum.
3. Jumlah spesiesnya Dinoflagellata antara 1000-1500 spesies dan sebagian besar
adalah spesies laut.
4. Dinoflagellata bereproduksi secara aseksual dan seksual
5. Jenis dinnoflagellata autotrof biasanya hidup pada daerah fotik dan menerima
sebagian besar nutrisi dari aktifitas Up Welling.
6. Fenomena yang di sebabkan oleh Dinoflagellata yaitu kemampuan bioluminescence
dan pasang merah (red tide) .

3.2. Saran
Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa biologi ditekankan untuk lebih mengenal
lebih dekat tentang Dinoflagellata, mampu mengenalinya, dan memanfaatkannya agar
bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.
12
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Ter. dari:
Biology. 5th ed. Oleh Manalu, W. Erlangga: Jakarta.
Irfani. 2011. Mikrobiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Depkes RI
Margono. 1998. Biologi. Bailmu : Jakarta.
Nahle. 2007. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Roger. 1988. Biologi. Yudhistira: Jakarta.
Sudewa. 2010. Biologi. Penerbit PT Grafindo: Jakarta.
Verda. 2010. Biologi. Grasindo: Jakarta.
Viki. 2013. Dinoflagellata.
<http://vikifaatihah.blogspot.com/2013/05/algadinoflagelata.html>. [Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2014].

Anda mungkin juga menyukai