NIM : 1704122182
Jurusan : Ilmu Kelautan
Mata Kuliah : Bioteknologi Kelautan
Dosen : Prof. Dr. Ir. Feliatra, DEA.
Streptomyces Sebagai Sumber Antibiotik Baru di Indonesia. Pada pendahuluan ini penulis
menjelaskan mengenai permasalahan dalam bidang kesehatan yang dari waktu ke waktu terus
berkembang. Penulis juga menjelaskan mengenai penyakit infeksi yang merupakan penyakit
menular. Penyakit infeksi yang dijelaskan didalam jurnal dapat diatasi dengan antibioik, akan
tetapi masih sering terkendala oleh beberapa faktor. Oleh sebab itu sangat diperlukan eksplorasi
galur-galur mikroba baru yang menghasilkan antibiotic dengan potensi lebih tinggi dalam
Streptomyces yang berpotensi menghasilkan antibiotic masih sangat terbatas. Oleh karena itu
Sebagai Sumber Antibiotik Baru di Indonesia. Padahal apabila hal ini dijelaskan maka penulis
telah memberikan dasar penelitian yang lebih jelas lagi bagi para pembaca mengenai peran
Streptomyces Sebagai Sumber Antibiotik Baru di Indonesia. Dengan dijabarkannya hal ini,
pembaca juga bisa mendapatkan gambaran seberapa besar peran Streptomyces Sebagai Sumber
Metode Penelitian :
Bab Selanjutnya merupakan metode penelitian yang menjelaskan mengenai metode yang
digunakan dalam meneliti Streptomyces Sebagai Sumber Antibiotik Baru di Indonesia. Akan
tetapi penulis tidak mencantumkan metode apa yang digunakan saat melakukan penelitian.
Penulis hanya mencantumkan alat dan bahan yang digunakan saat melakukan penelitian dan
jalannya penelitian. Pada jalannya penelitian penulis menjelaskan dengan agak berbelit-belit
yang mengakibatkan pembaca akan kesulitan untuk mengerti cara jalannya penelitian ini.
hasil dan pembahasan penulis menjelaskan mengenai cara memperoleh isolate Streptomyces
rizosfer. Bagian ini seharusnya tidak dimasukkan ke dalam bab hasil dan pembahasan melaikan
Pada penelitian ini rumput gajah dan alang-alang diambil dari daerah Sukoharjo dan Blora
sedangkan rumput kembangan diambil dari daerah Sukoharjo dan Salatiga. Penulis menyebutkan
karakteristik tanah pada daerah tersebut dapat mempengaruhi isolat yang dihasilkan. Akan tetapi
apabila musim kemarau maka isolate yang dihasilkan akan lebih sedikit. Pada penjelasan ini
penulis agak berbelit-belit dalam menjelaskan sehingga pembaca harus lebih lama
memahaminya.
Pada akhir paragraf bab hasil dan pembahasan penulis menyebutkan selain karakteristik
tanah yang mempengaruhi isolat, karakteristik perakaran juga mempengaruhi hasil dari isolat.
Penulis menyebutkan hasil isolat yang memiliki potensi yang sangat kuat sebagai penghasil
antibioik adalah sistem perakaran yang besar dan banyak dibandingkan dengan sistem perakaran
yang kecil dan banyak. Pada penelitian ini perakaran dari rumput alang-alang memiliki
perakaran yang besar dan banyak dibandingkan dengan rumput kembangan yang memiliki
perakaran yang kecil dan banyak. Akan tetapi, penulis menyebutkan bahwa isolate dari rumput
Hal ini menunjukkan bahwa pada jurnal ini terdapat ketidaksesuaian didalam bab hasil dan
pembahasan yang dituliskan. Sehingga kekurangan mendasar dari jurnal ini adalah tidak
dijadikan sebagai sumber penghasil antibiotik baru yang sangat potensial di Indonesia.
Sedangkan pada bab saran penulis menyebutkan perlu dilakukan isolasi dan identifikasi lebih
lanjut mengenai senyawa-senyawa antibiotic yang terdapat dalam isolate Streptomyces dari
lengkap.
2. Masih terdapat paragraf yang sulit dipahami karena bahasa yang agak bernelit-belit.