Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PLANKTONOLOGI

CLOROPHYTA

Disusun oleh
Perikanan A, kelompok 10 :

AISYAH (230110160017)
ACHMAD YANI (230110160054)
AYODHIA ARMAN (230110160046)
LEONY ELDINA P (230110160010)
DIMAS SEULAEMAN (230110160039)
WINNI ZULKAIDAH S (230110160020)
RACHMAT RAMADHAN (230110160056)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya kami dapat mengerjakan makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa setiap manusia tidak pernah luput dari kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu kami memohon maaf jika dalam pembuatan laporan ini
maupun dalam pelaksanakan tugas ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.

Dan semoga dengan laporan ini mampu menambah kemampuan kami dalam
meningkatkan ketelitian. Kritik dan saran demi laporan ini selanjutnya sangat
dinantikan.

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Bab Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................. 2
BAB II CLOROPHYTA
2.1 Pengertian Clorophyta ............................................................. 3
2.2 Ciri-ciri Clorophyta ................................................................. 3
2.3 Reproduksi dari Clorophyta .................................................... 4
2.4 Struktur Sel Clorophyta .......................................................... 6
2.5 Klasifikasi Clorophyta .......................................................... 10
2.6 Habitat dan Cara Hidup ......................................................... 17
2.7 Peranan Clorophyta .............................................................. 18
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 19
3.2 Saran .......................................................................................... 19
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plankton adalah mikroorganisme renik tumbuhan atau hewan yang


hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang
kemampuannya terbatas sehingga mudah terbawa arus. Sedangkan Planktonologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan sistematika plankton.

Plankton memiliki dua jenis yakni zooplankton dan fitoplankton.


Fitoplankton adalah plankton yang mempunyai sifat tumbuhan yang hidupnya
melayang atau mengapung didalam perairan atau dilaut. Berdasarkan hasil
penelitian, fitoplankton dibagi menjadi 5 filum diantaranya adalah Cyanophyta,
Chlorophyta, Chrysophyta, Euglenophyta dan Pyrrhophyta. Chlorophyta adalah
organisme yang umumnya dapat ditemukan atau terakumulasi dilapisan termoklin
dan biasanya disebut sebagai Alga hijau.

Chlorophyceae (ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari ganggang


yang sel-selnya bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh membran inti),
pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna
hijau. Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil. Klorofil dalam
pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-macam antara lain
mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di dalam kloroplas terdapat butiran
padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk pembentukan tepung. Anggota
alga hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, berwujud
berkas, lembaran, atau membentuk koloni. Spesies alga hijau yang bersel tunggal
ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap. Alga hijau
merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan hidup di air tawar.
Sebagian lagi hidup di darat, di tempat yang lembab, di atas batang pohon, dan di
laut.
1.2 Rumusan Masalah

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat di rumuskan masalah utama yang di
bahas dalam makalah ini, yaitu:

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan chlorophyta?


1.2.2 Apakah ciri-ciri dari chlorophyta?
1.2.3 Bagaimana reproduksi dari chlorophyta?
1.2.4 Bagaimana struktur sel chlorophyta?
1.2.5 Bagaimana klasifikasi dari chlorophyta?
1.2.6 Dimana habitat hidupnya dan bagaimana cara hidup chlorophyta?
1.2.7 Apakah peranan dari chlorophyta?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan

 Untuk menambah wawasan mahasiswa akan pentingnya pengetahuan


mengenai chlorophyta baik mengenai ciri-ciri, klasifikasi, contoh,
reproduksi, habitatnya, hingga peranannya.
 Untuk menambah pengetahuan mahasiswa akan manfaat dari chlorophyta.
 Untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap chlorophyta, bahwa
ganggang merupakan tumbuhan yang memiliki manfaat

1.3.2 Manfaat

Sebagai pelengkap dalam memenuhi perkuliahan:

 Menambah wawasan mahasiswa terutama mahasiswa mengenai kehidupan


chlorophyta
 Menambah kepedulian mahasiswa akan terlestarikannya ganggang atau
chlorophyta
BAB II

CLOROPHYTA

2.1 Pengertian Chlorophyta

Chlorophyta (Yunani, chloros = hijau) adalah ganggang yang berwarna


hijau karena memiliki pigmen dominan klorofil a dan klorofil b, serta pigmen
tambahan karoten (kuning kemerahan) dan xantofil (kuning). Klorofil b adalah jenis
klorofil yang terdapat pada tumbuhan dan tidak dimiliki oleh ganggang lain, kecuali
Chlorophyta dan Euglenophyta. Chlorophyta memiliki dinding sel dan selulosa.
Cadangan makanannya disimpan dalam bentuk amilum, protein, dan minyak.

Ganggang hijau memiliki warna dari gelap sampai hijau terang, yang
berasal dari klorofil a dan b, yang mereka miliki dalam jumlah yang sama dengan
“tumbuhan tingkat tinggi.” Warna mereka secara keseluruhan ditentukan oleh
jumlah pigmentations lainnya termasuk beta-karoten (yang berwarna kuning) dan
xanthopil (yang kekuningan atau kecoklatan.) Seperti tumbuhan tingkat tinggi,
mereka menyimpan makanan mereka sebagai pati dalam plastida, dan kebanyakan
dinding sel terdiri dari selulosa.

2.2 Ciri-ciri Umum Chlorophyta

o Flagel-flagel selalu sama panjangnya, pada vegetatif maupun pada generatif


selnya; berhubung dengan sifat ini, maka alga-hijau juga diberi nama : Iso-
kontae (iso=sama)
o Pigmen-pigmen yang ada phyllum ini ialah chlorophyl a dan b – carotine,
xanthophyl, dimana chlorophyl a yang terbanyak, sampai menyebabkan
warna hijau dari alga ini.
o Makanan cadangannya, terdiri dari karbohidrat dalam bentuk tepung
(starch) dan protein, dalam bentuk pyrenoid.
o Dinding sel terdiri dari selulosa, dan beberap famili dindingnya terdiri dari
2 lapis konsentris, seperti halnya dengan dinding Desmidiacae.
2.3 Reproduksi dari Clorophyta

Phyllum besar di air tawar ini, mempunyai cara-cara berkembang biak yang
beraneka ragam, untuk mempertahankan penghidupannya dan cara-caranya yang
sudah tinggi bila dibandingkan dengan cara phylla lain.

o Cara-caranya berkembang biak secara aseksual:


o Reproduksi secara biasa, ialah membelah diri (cell-division)
o Dengan cara membentuk macam-macam spora.
 Sel-sel vegetatif membuat zoo-spora, dalam jumlah satu
sampai banyak: Genus Oedogonium, tiap sel hanya membuat
1 zoo plankton yang besar sedangkan genus Hydrodiction,
tiap sel dapat membuat ribuan zoo-spora. Spora-spora ino
diberi nama “zoo-spora”, karena dapat bergerak dengan 2
flagelnya yang seperti hewan.
 Tiap sel dapat membuat Aplano-spora yang mempunyai
dinding tebal, dan tidak mempunyai flagel: genus Micro-
spora, dapat membuat spora semacam ini, 1 sel hanya dapat
membuat 1 plano-spora.
 Beberapa genera dapat membuat Hypno-spora, dimana
dindingnya lebih tebal dari pada dinding aplano-spora dan
tidak mempunyai flagel. Dinding yang extra-tebal, dapat
bertahan dalam lingkungannya kering, dan pernah
dikabarkan masih dapat hidup sesudah 12 tahun mengalami
kekeringan; contohnya yaitu genus pediastrum.
 Beberapa genera juga dapat membuat auto-spora, bila spora-
spora ini masih dalam sel, berkelompok dan bentuknya
seperti bentuk selnya sendiri, atau memperpadat diri, dengan
mengambil “makanan” dan medianya : Oodogonium dan
Pithopora.

o Berkembang biak secara seksual


o Konjugasi
Konjugasi ialah suatu proses, dimana 2 protoplasma berasal dari 2
sel bercampur menjadi 1 zigot; sudah tentu ini bercampurnya 2 sel
dari 1 spesies: zigot ini akan tahan terhadap kekeringan dalam waktu
yang lama. Konjugasi ini biasanya diadakan jika keadaan
lingkungannya akn membarukan bagi spesies-spesies. Jika
habitatnya terdapat air lagi, waktu hujan pertama jatuh, maka zigot
ini akan bersemi (germination); jadi pembentukan ini dimaksudkan
untuk mempertahankan jenisnya.
Ada suatu ordo alga-hijau, yang cara berkembang biaknya selalu
melalui konjugasi, dan diberi nama atas dasar sifatnya: Conjugative.
Conjugasi dari 2 sel proto-plasma dari satu spesies ialah dianggap
sebagai permulaan cara perkawinan dalam dunia penghidupan.
Konjugasi ini silih berganti (generasi-wisseling) dengan sel division
biasa.
o Fusion atau bercampurnya dari 2 iso-gametan atau 2 anisogametan

Iso-gamet maupun aniso-gamet sama sekali tidak ada


perbedaan dalam bentuk, dan hanya dapat diketahui asalnya bila 2
macam gamet ini dipelihara dan mengadakan fusion.

Contoh genus, yang dapat membuat iso gametan ialah


Ulothrix : genus yang dapat membuat aniso-gametan ialah
Enteromorpha intertinales (perut ayam) yan hidup ditambak-
tambakan.

o Berkembang biak dengan cara “Oogami”

Cara berkembang biak ini sudah tinggi mutunya, dimana


dapat dibentuk oogonien dan antheridien, pada satu thallus:
oogenien, menghasilkan ovum (telur)n dan antheridian membuat
spermatozoid. Ordo yang hanya dapat berkembang biak mealui
oogami adalah dari genus Chara dan Nitella; suatu ordo tingkat
tinggi- yang diferensiasi thallusnya sudah seperti genus dari filum
bryophyta; genus yang juga dapat membuat zoospora, selingan dan
disesuaikan dengan keadaan lingkungannya.

2.4 Struktur Sel Clorophyta

 Dinding sel

Dinding sel tersusun atas 2 lapisan, lapisan dalam yang tersusun atas

selulosa dan lapisan luar tersusun atas pektin tetapi beberapa bangsa Volvocales

dindingnya tidak mengandung selulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein.

Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan. Banyak jenis

chlorophyceae mempunyai tipe ornamentasi dinding yang berguna dalam

klasifikasi.
 Kloroplas

Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat

dalam kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten serta berbagai macam

xantifil (lutein, violaxanthin, zeaxanthin) kloroplas dalam sel letaknya mengikuti

bentuk dinding. Pada umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada siponoles

zygnemales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel. Bentuk kloroplas sangat

berfariasi.

Fariasi bentuk kloroplas adalah sebagai berikut:

1. Bentuk mangkuk, contoh : Chlamydomonas

2. Bentuk sabuk (girdle), contoh : Ulothrix

3. Bentuk cakram, contoh : Chara

4. Bentuk anyaman, contoh: Oedogonium

5. Bentuk spiral, contoh : Spirogyra

6. Bentuk bintang, contoh : Zygnema

Amilum dari chlorophceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi,

tersusun sebagai rantai glukosa tak bercabang yaitu amilose dan rantai yang

bercabang amilopektin. Sering kali amilum tersebut terbentuk dalam

granula bersama dengan badan protein dalam plastida disebut pirenoid.

Tetapi beberapa jenis tidak mempinyai pirenoid merupaka golongan

chlorophyceae yang tinggi tingkatannya. Jumblah pirenoid umumnya dalam

tiap sel tertentu da[pat digunakan sebagai bukti taksonomi.


 Inti

Chlorophyceae mempunyai inti seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu

diselubungi oleh membrane inti dan terdapat nukleus serta kromstin. Inti

umumya tunggal, tetapi jenis anggotayang tergolong dalam bangsa shiponales

memiliki inti lebih dari satu.

 Cadangan makanan

Cadangan makanan pada chlorophyta seperti pada tumbuhan tingkat tinggi

yaitu berupa amilum, tersusun oleh amilosa (rantai glukosa tidak bercabang)

dan amilopektin (rantai glukosa yang bercabang). Sering sekali amilum

ditemukan dalam granula bersama dengan protein dalam plastida disebut

pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak memiliki pirenoid yaitu pada golongan

chlorophyceae yang telah tinggi tingkatannya, tirenoid dapat digunakan sebagai

bukti taksonomi.

 Fototaksis dan bentuk mata

Pada makro algha Chlorophyta terdapat dua tipe pergerakan fototaksis,

yaitu

1. Pergerakan dengan flagella

Pada umunya sel alga hijau baik sel vegetatife maupun sel generatife

ditemukan adanya alat gerak. Flagella pada kelas chlorophyceae selalu bertipe

whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon) kecuali pada bangsa

oedogoniales memiliki tipe stefanokon. Flagella dihubungkan dengan struktur yang

sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari

tiap flagella disebut blepharoplas. Tiap flagella terdiri dari axonema yang tersusun
oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat dua singlet

mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9+2. Flagella tersebut

dikelilingi oleh selubung plasma.

2. Pergerakan dengan sekresi lender

Dalam monografi tentang desmid, ditunjukkan terjadi pergerakan pada

desmid di permukaan lumpur dalam laboratorium. Pergerakan tersebut disebabkan

oleh adanya stimulus cahaya yang diduga oleh adanya sekresi lendir melalui porus

dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan kedepan bagian kutub

berayun dari satu sisi ke sisi lain sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok-

kelok.

 Flagella

Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel generatif

dijumpai adanya alat gerak. Flagella pada kelas chorophyceae selalu bertipe

whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa

Oedogoniales memiliki type stefanokon. Flagella dihubumgkan dengan struktur sel

yang sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal

dari tiap flagella disebut blephoroplas. Granula tersebut masing-masing

dihubungkan oleh benang yang letaknya melintang disebut paradesmosa. Risoplas

merupakan benang tegak dan lurus menghubungkan salah satu dari granula

(blepharoplas) dengan struktur intranuklear dari inti disebut sentrosom.


2.5 Klasifikasi Clorophyta

Clorophyta ini dibagi menjadi 9 ordo yaitu: volvocales, chlorococcales,


ulotrichales, cladophorales, chaetophorales, oedogoniales, conyugales, siphonales,
dan charales. Tetapi ordo-ordo yang bagian-bagiannya dapat hidup sebagai
plankton ialah hanya volvocalles,chlorococcales, dan satu familia lagi dari
conyugation; yang lainnya hanya hidup berupa filamen saja. Nama ordo volvocales
diberikan atas dasar nama dari salah satu dari genusnya ialah volvox, sedangkan
nama ordo chlorococcales atas dasar berwarna hijau (chloro) dan bentuknya
sebagian besardari genusnya adalah bulat-bulat (coccus).

 Bangsa Chlorococcales

Sel-sel vegetatif tidak mempunyai bulu cambuk jadi tidak bergerak.


Mempunyai satu inti dan satu kloroplas. Mereka merupakan satu koloni yang
bentuknya bermacam-macam, dan tidak lagi melakukan pembelahan sel yang
vegetatif.

Perkembangbiakan dengan zoospora yang mempunyai dua bulu cambuk,


atau dengan spora yang tiddak mempunyai bulu cambuk yang dinamakan
aplanospora. Perkembanganbiakan dengan isogami antara lain pada
marga Pediastrum.

Chlorococcales hidup sebagai plankton dalam air tawar, kadang-kadang


juga pada kulit pohon-pohon dan tembok-tembok yang basah. Ada yang hidup
bersimbiosis dengan fungsi sebagai lichenes bahkan ada yang hidup dalam plasma
binatang rendah, misalnya Chlorella Vulgaris dam infusoria dan Hydra.

Oleh seorang ahli Biologi bangsa Jepang, Chlorella telah dicoba untuk
diolah menjadi berbagai macam makanan. Dengan demikian terbuka prospek baru
mengenai produksi bahan pangan, bahkan menurut ahli tersebut hal itu dapat
menimbulkan revolusi dalam masalah penyediaan pangan.

Dalam bangsa ini termasuk antara lain:

 Suku Hydrodictyceae, contoh Pediastrum bonganum


 Suku Chlorococcaceae, contoh Chlorococcum humicale
 Bangsa Ulotrichales

Sel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu kloroplas yang masih
sederhana membentuk koloni berupa benang yang bercabang atau tidak. Benang-
benang itu selalu bertambah panjang karena sel-selnya membelah melintang. Yang
lebih tinggi tingkatannya mempunyai talus yang lebar dan melekat pada suatu
substrat / alas. Dan talus ini sudah mempunyai susunan seperti jaringan parenkim.
Ada pula yang talusnya berbentuk pipa atau pita.

Dalam bangsa ini termasuk antara lain:

Suku Ulotrichaceae, contoh : Ulothrix zonata

Sel selnya membentuk koloni yang berupa benang dan tumbuh interkalar.
Sel-selnya pendek, kloroplas bentuk pipa. Pangkal melekat pada substrat.

Suku Ulvaceae, termasuk didalamnya Ulva lactuca, talus menyerupai daun sladah,
terdiri atas 2 lapis sel yang membentuk struktur seperti parenkim. Zoospora dengan
4 bulu cambuk, gamet sama besar, masing-masing dengan dua bulu cambuk.
Enteromorpha intestinalis, koloni berbentuk pipa atau pita, padanya tidak terdapat
isogami melainkan anisogami

 Bangsa Cladophora

Sel-selnya berinti banyak, kloroplas berbentuk jala dengan pirenoid-pirenoid


membentuk koloni berupa benang-benang yang bercabang, menjadi suatu berkas,
hidup dalam air tawar yang mengalir atau dalam air laut, dan biasanya berkas
benang-benang itu melekat pada suatu substrat. Berkembangbiak secara vegetatif
dengan zoospora dan generatif dengan isogami. Dalam
bangsa Cladophorales termasuk suku Cladophoraceae contohnya cladophora
glomerata dan cladophora dichotoma.
 Bangsa Chaetophorales

Sel-selnya mempunyai satu inti dan kebanyakan juga satu kloroplas. Organisme
ini talusnya heterotrik, artinya mempunyai pangkal dan ujung yang berbeda, terdiri
atas benang-benang yang merayap, bercabang dan bersifat pseudoparenkimatik.
Tumbuh mendatar pada substratnya, dan bagian atasnya yang bercabang-cabang
dan berguna sebagai alat reproduksi.

Yang tergolong dalam bangsa ini antara lain:

Suku Chaetophoraceae, contohnya stigeoclonium lubricum, stigeoclonium


tenue, hidup dalam air tawar, zoospora 4 dengan 4 bulu cambuk dan isogamet
dengan 2 bulu cambuk.

Suku coleochaetaceae, contohnya coleochaeta scutata. Zoospora dengan2


bulu cambuk. Pangkalnya berbentuk cakram, perkembangbiakan generatif dengan
oogami. Coleochaeta kebanyakan hidup sebagai epifit pada ganggang lain atau
tumbuhan air yang tinggi tingkat perkembangannya.

Suku Trentepohliaceae, contohnya Trentepohlia aurea. Zoospora dengan


isogamet mempunyai 2 bulu cambuk, telah menyesuaikan diri dengan hidup
didaratan, pada cadas, batang-batang pohon atau diatas daun sebagai epifit.
Zoosporangia berwarna merah karena hematokrom. Spora tersebar oleh angin.

 Bangsa Oedogoniales

Hidup dalam air tawar, sel-selnya mempunyai satu inti dan kloroplas berbentuk
jala. Koloni berbentuk benang. Perkembangbiakan vegetatif dengan pembentukan
zoospora, ujungnya yang bebas dan klorofil mempunyai banyak bulu cambuk yang
tersusun dalam suatu karangan. Dari satu sel vegetatif hanya keluar satu zoospora
saja. Perkembangbiakan generatif dengan oogami

Bangsa Oedogoniales hanya dapat meliputi satu suku saja


yaitu oedogoniaceae contohnya oedogonium concatenatum dan oedogonium
ciliatum.
 Bangsa siphonales

Bentuknya bernmacam-macam, kebanyakan hidup dalam air laut, talusnya


tidak mempunyai didnding pemisah yang melintang. Sehingga dinding selnya
menyelubungi massa plasma yang mengandung banyak inti dan kloroplas. Hanya
alat-alat berkembangbiak saja yang terpisah oleh suatu dinding (sekat).

Dari siphonales dapat disebut beberapa jenis , antara lain:

Protosiphon botryoides (suku protosiphonaceae)

Ganggang ini masih sangat sederhana, hidup diatas tanah yang basah talus hanya
teridiri atas suatu sel. Bagian yang diatas tanah bentuknya seperti gelembung,
berwarna hijau dan mengandung banyak inti. Melekat pada tanah dengan rizoid
yang panjang, tidak bercabang dan tidak berwarna.

Halicystis ovalis (suku Uhalicystidaceae)

Ganggang ini menyerupai profosiphora, tetapi hidup dalam laut Caulerpa


prolifera (suku caulerpaceae)

Ganggang hijau yang hidup di laut tengah. Talus bagian atas menyerupai
daun dan besarnya sampai beberapa desimeter, berguna untuk asimilasi dan
dinamakan asimilator. Bagian bawah terdiri atas suatu sumbu yang menyerap, tidak
berwarna dan tidak mengandung leukoamitoplas dan rizoid pada
perkembangbiakanseksual yaitu anisogami, seluruh tumbuh-tumbuhan baik jantan
maupun betina masing-masing mengeluarkan gamet yang berwarna hijau dalam
jumlah yang amat besar dan setelah mengeluarkan gamet itu lalu mati.

Vaucheria sessilis (suku vaucheriaceae)

Talus berbentuk benang dan bercabang-cabang tidak beraturan, melekat


pada substrat dengan rizoid-rizoid yang merupakan suatu berkas. Karena talus tidak
mempunyai dinding pemisah melintang, maka talus kelihatan seperti pipa
bercabang-cabang. Perkembangbiakan aseksual dengan zoospora. Sedangkan
perkembangbiakan generatif (seksual) dengan oogami.
Tempat vaucheria dalam sistematik masih belum terang. Alat-alat
perkembangbiakan seksual dan aseksual ditemukan pada suatu individu.
Pembelahan reduksi terjadi pada perkecambahan zigot. Mengingat letak bulu
cambuk serta susunan bulu cambuk pada soermatozoidnya, demikian pula zat-zat
warna dalam plastidanya (tanpa klorfil b, tetapi banyak xantofil) dan zat-zat
cadangan yang terdiri atas minyak dan tepung maka vauheria oleh para ahli
dimasukkan ke dalam heterocontae. Tetapi jika dilihat dari bulu cambuk pada
zoosporanya yang sama panjang dan tanpa rambut-rambut mengkilat maka
vaucheria hanya digolongkan pada chlorophyceae

Acentabularia wettsternii (suku dasylandaceae)

Talusnya menyerupai jamur payung pada pangkal tangkainya terdapat suatu


inti yang besar. Ganggang ini ditemukan di laut tengah dan talusnya diperkuat
dengan kapur. Perkembangbiakan seksual dengan anisogami.

Beberapa contoh ganggang hijau yang sering dijumpai adalah sebagai


berikut.

1) Chlorococcum dan Chlorella adalah Ganggang Hijau bersel satu yang tidak
dapat bergerak dan bersifat mikroskopis. Kloroplasnya berbentuk mangkuk,
berukuran mikroskopis, dan hidup sebagai plankton air tawar. Chlorococcum dan
Chlorella dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk zoospora
yang bergerak dengan dua flagella. Chlorella dapat berkembang biak dengan
pembelahan sel. Chlorelladapat dimanfaatkan sebagai obat, bahkan sekarang
sedang dikembangkan untuk obat yang dikemas dalam bentuk kapsul.
2) Chlamydomonas adalah Chlorophyta bersel satu yang dapat bergerak dan
bersifat mikroskopis. Selnya berbentuk bulat telur. Sel Chlamydomonas
mengandung satu inti, satu vakuola, dan kloroplas. Alat gerak berupa dua flagel.
Kloroplas berbentuk mangkuk. Bintik mata dan pirenoid terletak di dalam mangkuk
yang berfungsi sebagai tempat pembentukan zat tepung. Chlamydomonas dapat
berkembang biak dengan dua cara, yaitu dengan pembentukan zoosprora dan
konjugasi.

Chlamydomonas merupakan Chloropyta bersel satu yang dapat bergerak. (Sumber:


www.biltek.tubitek.gov.tr)
3) Spirogyra dan Oedogonium adalah sel yang membentuk benang atau untaian
memanjang seperti benang dan bersifat mikroskopis. Spirogyra dan Oedogonium
banyak hidup di air tawar. Spirogyra mempunyai sel yang mengandung kloroplas
berbentuk pita spiral dan dalam satu sel mengandung satu inti, dapat berkembang
biak secara fragmentasi dan konjugasi. Oedogonium mempunyai kloroplas
berbentuk jala dan dalam satu sel mengandung satu inti serta dapat berkembang
biak dengan zoospora dan peleburan
spermatozoid (anteridium) dengan ovum (oogonium) yang dihasilkan oleh benang
yang berbeda. Hasil peleburan tersebut adalah zigot yang dapat tumbuh menjadi
individu baru.

Spirogyra (Sumber: www.biltek.tubitek.gov.tr)


4) Chara dan Ulva adalah Chlorophyta yang berbentuk lembaran.
Chara merupakan ganggang yang hidup di air tawar, mempunyai ruas-ruas
yang mengandung nukula dan globula. Nukula mengandung arkegonium penghasil
ovum. Globula mengandung anteridium penghasil spermatozoid. Pembuahan ovum
oleh spermatozoid akan menghasilkan zigospora yang selanjutnya akan
berkembang menjadi individu baru. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan
fragmentasi. Ulva adalah ganggang yang hidup di air laut, memiliki kromosom
diploid (2n), berkembang biak secara aseksual dengan spora yang menghasilkan
Ulva haploid (n). Ulva haploid (n) akan berkembang biak secara seksual
menghasilkan Ulva diploid (2n).

Chara dan Ulva yang merupakan Chlorophyta berbentuk lembaran. (Sumber:


www.biltek.tubitek.gov.tr)
5) Hydrodictyon adalah ganggang hijau yang berbentuk koloni tak bergerak.
Banyak terdapat di air tawar dan bentuk koloninya seperti jala. Berkembang biak
secara aseksual dengan spora dan fragmentasi, sedangkan secara seksual dengan
konjugasi.
6) Volvox

Volvox(Sumber: Taksonomi tumbuhan, 2005)


Volvox adalah ganggang hijau yang berbentuk koloni dan bergerak. Volvox
hidup di air tawar dan tiap sel mempunyai dua flagel dan stigma, bentuk koloni
seperti bola dengan jumlah sel 500 – 50.000 buah. Reproduksi secara aseksual
dilakukan dengan cara fragmentasi, sedangkan secara seksual dengan konjugasi.

2.6 Habitat dan Cara Hidup Clorophyta

Ganggang hijau yang umum di daerah di mana cahaya berlimpah, seperti


air dan pasang dangkal kolam renang. Alga hijau kurang umum di laut daripada
ganggang coklat dan merah.

Sebagian besar Chlorophyta hidup secara fotoautotrof di air tawar, beberapa


jenis lainnya hidup di laut sebagai fitoplankton. Ada pula yang hidup di tanah yang
lembap, tembok basah, di salju, atau menempel di tubuh tumbuhan atau hewan.
Namun, ada pula yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme eukariotik
lainnya. Contoh Chlorophyta yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen
(lumut kerak), yaitu Trebouxia dan Pseudotrebouxia.

Chlorophyta ada yang uniseluler soliter atau berkoloni dan multiseluler.


Chlorophyta uniseluler yang memiliki flagela dapat bergerak aktif (motil).
Chlorophyta multiseluler berbentuk benang, lembaran, atau seperti tumbuhan
tingkat tinggi.

2.7 Peranan Clorophyta

- Dampak positif

 Ganggang (alga) hijau merupakan sumber dari fitoplanton yang difungsikan


sebagai pakan ikan dan hewan air lainnya
 Ganggang (alga) cokelat (Macrocrytis pyrifera) mengandung yodium
dengan mengandung Na, P, N dan Ca yang dimanfaatkan sebagai suplemen
untuk hewan ternak. Mengandung asam alginat, sebagai pengental produk
makanan, industri, dan alat-alat kecantikan (Laminaria, Macrocytis,
Acophylum, dan Fucus).
 Ganggang (alga) merah dimanfaatkan untuk makanan suplemen kesehatan
(Porphyra), sumber makanan (Rhodymenia Palmata), pembuatan agar
(Gellidium), dan penghasil karagenan (pengental es krim).
 Dinding sel diatom mengandung zat kresik pada ganggang keemasan yang
berguna untuk industri, misalnya bahan penggosok, penyaring, bahansa
isolasi, dan industri kaca.

- Dampak negatif
 Dapat mengganggu jika perairan terlalu subur
 Membuat air berubah warna dan menjadi bau
 Menjadi masalah dalam proses penjernihan air
 Menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa chlorophyta merupakan
alga yang memiliki klorofil dengan beragam bentuk. Berdasarkan genusnya
chlorophyta digolongkan menjadi 6 ordo yaitu chlorophyta bersel satu dan tidak
bergerak, chlorophyta bersel satu yang bergerak, chlorophyta bentuk koloni yang
tidak bergerak, chlorophyta bentuk koloni yang bergerak, chl,orophyta bentuk
benang dan chlorophyta berbentuk mirip tumbuhan tinggi, dan ada juga yang
membagi menjadi 9 ordo. Habitat chlorophyta diantaranya adalah di air tawar, air
laut, batuan, tanah lembab dan lain-lain. Adapun perkembangbiakannya dengan
cara perkembangbiakan vegetatif dan generatif.

3.2 Saran
Agar mahasiswa dapat memahami materi clorophyta dengan baik, maka
penulis memberikan saran yaitu di harapkan mahasiswa mengulang pelajaran,
khususnya tentang clorophyta.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Gembong, T.1994. Taksonomi Tumbuhan. Bhatara. Jakarta. Latifah, roimil.


2001. Botani tumbuhan rendah. Malang. Umm.

Sachlan, M. 1980. Planktonologi.Semarang. Jurusan Perikanan Fakultas


Peternakan dan Perikanan Universitas Dipenogoro Semarang.

http://www.sridianti.com/ciri-ciri-chlorophyta-alga-hijau.html (diakses
pada tanggal 19 Maret 2017 pukul 22.08 WIB)

http://www.artikelsiana.com/2015/07/ganggang-pengertian-ciri-
klasifikasi-reproduksi-peranan.html (diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul
00.17 WIB)

http://www.biomagz.com/2015/12/ganggang-hijau-alga-hijau-ciri-ciri.html
(diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 00.22 WIB)

Anda mungkin juga menyukai