Anda di halaman 1dari 24

PHYRROPHYTA dan CHRYSOPHYTA

MAKALAH
yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Protista yang dibina oleh Sofia Ery Rahayu,
S.Pd.,M.Si dan Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd

oleh :

Kelompok 3 / Offering C

Ayu Dewi P (180341617593)

Fahrinda Naila A (180341617514)

Rahma Nur Aini B (180341617547)

Zelvia Aprima P (180341617534)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

FEBRUARI 2019
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan juga waktu sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Phyrrophyta dan Chrysophyta” dengan lancar
dan tepat waktu. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Sofia Ery Rahayu, S.Pd., M.Si dan
Ibu Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd selaku dosen pembina mata kuliah protista. Semoga
makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dan juga sumber belajar mengajar di dalam
perkuliahan.

Kami menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah kami. Oleh
karena itu, kami berharap pembaca memberikan kritikan yang konstruktif dan logis untuk
membangun kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Malang, 12 Februari 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. I


DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .....……………………………………………. 1
1.2 Rumusan masalah ……………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN
Pengertian ..........................................................................… ]2
2.1 Ciri-ciri Phyrrophyta dan
Chrysophyta.................................................. 3

2.2 Habitat Phyrrophyta dan Chrysophyta


................................................................ 4
4
2.3 Susunan tubuh..........................................................................
5
2.4 Susunan Sel................................................................................
7
2.5 Reproduksi.................................................................................
10
2.6 Klasifikasi Phyrrophyta...........................................................

2.7 KEGUNAAN DAN KERUGIAN DARI CHRYSOPHYTA


................................................................................................ ... 20

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ............................. ………………………………. 11
DAFTAR RUJUKAN ………………………………………………………. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kingdom Protista meruupakan salah satu kingdom yang kebanyakan hidup di


perairan, baik di perairan tawar maupun perairan laut. Kingdom Protista di bagi menjadi tiga
kelompok, yaitu Protista mirip jamur, Protista mirip hewan, dan Protista mirip tumbuhan.
Anggota protista mirip tumbuhan adalah alga. Berdasarkan dominasi pigmennya alga
dikelompokkan menjadi Chlorophyta, Phaeophyta, Crysophyta, Euglenophyta, Rhodophyta,
Bacillariophyta, dan Dynoflagellata (Karmana, 2007).
Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus, alat reproduksi pada
umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya berupa banyak
sel (Sulisetjono, 2009).
Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau Dynoflagellata merupakan
protista yang hidup di laut atau air tawar, dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh
adanya klorofil a dan c , tetapi tidak mempunyai klorofil b pigmen xantophil yang khas yaitu
peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan
warna coklat atau warna coklat emas. Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak
(Hariyati, 2008).
Diberi nama Dinophyceae karena pergerakan yang dibantu dua flagela mirip cambuk
(dalam bahasa Latin, dino artinya pusaran air). Merupakan alga uniseluler yang motil, dengan
ciri utama terdapat celah dan alur di sebelah luar pembungkus yang melingkupi dinding sel.
Sekitar 1.100 jenis hidup di air laut dan beberapa jenis hidup di air tawar.
Chrysophyta mempunyai pigmen yang terletak dalam kromatofora yaitu hijau
kekuningan sampai coklat keemasan.Hal ini disebabkam karena adanya karoten dan xantofil
yang perdominan.Chrysophyta terdiri dari 3 kelas yaitu Xanthopyceae,Bacillariphyceae, dan
Chrysophyceae.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari pyrrophyta dan chrysophyta?
2. Jelaskan ciri-ciri, habitat dan susunan tubuh dari pyrrophyta dan chrysophyta!
3. Bagaimana cara pyrrophyta dan chrysophyta bereproduksi?
4. Bagaimana klasifikasi dari pyrrophyta dan chrysophyta?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ciri-ciri Pyrroophyta dan Chrysophyta


Tubuh Pyrrophyta terdiri atas satu sel, memiliki dinding sel berupa lempengan
selulosa yang berbentuk poligonal dengan alur membujur dan melintang, memiliki klorofil a,
klorofil c, fikobilin, dinoxantin, dan xantofil, serta dua flagela yang terletak di bagian
samping atau ujung sel sehingga dapat bergerak aktif (Ahmad, 2014).
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan,
berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil
A,C2 dan pirimidin, sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang
dapat berfotosintesis. Hanya Dynoflagellata yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis
(Susyawati, 2011).
Pyrophyta disebut juga Dynoflagellata dimana tubuhnya tersusun atas satu sel,
memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif serta habitat di laut,bersifat fosforesensi yaitu
memiliki fosfor yang memancarkan cahaya, yang kemampuannya disebut bioluminescent
(dapat menghasilkan cahaya sendiri). Nama Dynoflagellata berasal dari gerakan berputar dari
sel swimming. Meskipun kebanyakan Dynoflagellata adalah flagellata uniselular, koloni dari
sel flagellata, sel non-flagellata, pengumpulan palmelloid, dan filamen telah diketahui.
Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak (Susyawati, 2011).
Sebagian besar Dynoflagellata hidup secara endosimbiosis di dalam tubuh
invertebrate laut lainnya seperti pada ubur-ubur, koral, dan hewan moluska. Simbiosis pada
Dynoflagellata dikarenakan kekurangan lapisan selulosa dan flagel yang disebut
zooxanthellae. Fotosistesis zooxanthellae menyediakan karbohidrat untuk invertebrate yang
b. Alat Gerak
Dinoflagellata dikenal dengan adanya dua flagella yang digunakan sebagai alat gerak.
Kelompok Dinoflagellata ini tidak mempunyai kerangka luar yang terbuat dari silicon, tetapi
memiliki dinding pelindung yang terdiri atas selulosa. Dinoflagellata hidup secara soliter dan
jarang sekali berbentuk rantai. Dinoflagellata berreproduksi dengan membelah diri seperti
diatomae (Nyabakken, 1988:8)
c. Cadangan Makanan
Dynoflagellata yang lain ada yang tidak berwarna (atau bukan Dynoflagellata
fotositetik) dan memakan organisme lain untuk dijadikan makanan. Cadangan makanan pada
Dynoflagellata biasanya disimpan dalam bentuk minyak atau polisakarida (Berg, 2008).
d. Bentuk Hidup
Pyrrophyta dapat hidup secara endosimbiosis di dalam tubuh invertebrate laut lainnya
seperti pada ubur-ubur, koral, dan hewan moluska. Simbiosis pada Dynoflagellata
dikarenakan kekurangan lapisan selulosa dan flagel yang disebut zooxanthellae. Fotosistesis
zooxanthellae menyediakan karbohidrat untuk invertebrate yang ditempatinya.
Dynoflagellata lain yang tidak memiliki pigmen atau klorofil tidak dapat melakukan
fotosintesis didalam tubuh invertebrata yang ditempatinya, sehingga Dynoflagellata yang
demikian hidup dengan cara heterotrof maupun parasit pada inang yang ditempati (Berg,
2008).
Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysos yang berarti emas.
Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat
warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna keemasan karena kloroplasnya
mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan
klorofil. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Pada umumnya berflagel
yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga kadang-kadang disebut Heterokontae (alga
yang flagelnya tidak sama panjang) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang.
Divisi Chrysophyta merupakan sel eukariotik terdapat membran inti dan nukleus.
Spesies yang ditemukan yaitu Navicula sp dengan pergerakan yang lambat. Ciri khas
Navicula sp bagian pinggirnya bergerigi pada bagian dalam yaitu dinding sel terdiri atas dua
belahan atau katup yang saling menutup. Pigmen dominan karoten berupa xantofil yang
memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c.
Memiliki dinding sel yang mengandung Selulosa, silika, kalsium karbonat, dan beberapa
kitin.
Sel-sel ganggang keemasan memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel umumnya
mengandung silika (SiO2) atau kersik. Tubuh ganggang ini ada yang terdiri atas satu
sel(uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler). Ganggang yang bersel satu
bisa hidup sebagai komponen fitoplankton yang dominan. Ganggang yang multiseluler
berupa koloni atau berbentuk filamen. Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya
dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup di
air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota chrysophyta yang hidup di laut,
reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada ganggang uniseluler
reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan dengan pembentukan spora. Sedangkan pada
ganggang yang multiseluler reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis
gamet. Contoh dari ganggang keemasan atau ganggang pirang adalah navicula, synura, dan
nishoous.

 STRUKTUR SEL CHRYSOPHYTA


1. Dinding Sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari
lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan
mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur selnya
tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan silica.
2. Isi Sel
a. Xantophyceae
Terdapat inti sel: berbentuk tunggal dan berbentuk banyak inti. Terdapat plastid
berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a dan b, β karoten, xantofil.
b. Chrysophyceae
Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a, b, c, β karotin,
xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.
c. Bacillariophyceae
Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, β karotin, xantofil.
3. Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan
perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery
kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida
antara dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur.
4. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.
5. Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama
tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain.
Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan
pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama
panjangnya, dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya,
chrysamoeba, memiliki 1 flagel.
Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau
biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta
yang paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan
berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku
seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
6. Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang
terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil
yang berdenyut dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil
yang terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
7. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela
yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari
tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung.
8. Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana
berhubungan dengan pembungkus inti.
9. Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Chrysophyta berupa tepung krisolaminarin. Dan
bahansimpanan utamanya adalah minyak dan krisolaminarin (leukosin) beberapa
phagotrophicdan kanjinya tidak menimbun.
2.2 Habitat Pyrrophyta dan Chrysophyta
Sekitar 1.100 jenis Pyrrophyta memiliki habitat di air laut dan beberapa jenis hidup di
air tawar.
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat di tempat-tempat yang basah, air laut, air
tawar dan, di tanah yang lembab. Untuk Xantophyceae hidup di air tawar,air laut dan, tanah
dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan, bacillariopphyceae di air
laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab (Sulisetijono,2002 )

2.3 Susunan Tubuh Pyyroophyta


Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung
pigmen karetinoid. Tubuh Dynoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi
asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian
tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain
ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh
atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan
cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal
menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan flagellum longitudinal
mengendalikan air ke arah posterior (Muliya, 2012).

Gambar 1.2 Struktur tubuh Euglenophyta

2.4 Susunan Tubuh Pyrrophyta


Sel Dynoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan
hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical dan precingular. Pada
beberpara genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada permukaan dorsal dengan
1-3 pelat interkalar anterior. Hipoteka tersusun atas 2 seri transversal: cingular dan
antapikal juga sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar posterior

2.5 Reproduksi
Reproduksi pada Dynoflagellata pada umumnya yang utama adalah secara aseksual,
namun ada beberapa spesies bereproduksi secara seksual. Nukleus Dynoflagellata merupakan
nukleus yang tidak biasa karena kromosom mengalami kondensasi dan selalu terlihat jelas.
Pembelahan meosis dan mitosis pada Dynoflagellata sangat unik karena sisa membran inti
seluruhnya membelah dan benang spindle berada di luar nukleus (Berg, 2008).
Kebanyakan Dynoflagellata memperlihatkan reproduksi secara aseksual atau pembelahan
sel mitosis. Proses ini membagi organismee menjadi kembaran identik, theca mereka
mungkin pecah, terbagi pada tiap-tiap kembarannya, jadi tiap kembaran menerima separuh
dan meregenerasi separuhnya. Beberapa generasi tumbuh sebagai filament ketika sel mereka
tidak terpisah setelah pembelahan. Dinoflgellata dewasa bersifat haploid, jadi ketika
reproduksi seksual dimulai, gamet mengalami mitosis, mungkin tumbuh dengan atau tanpa
dinding, terlihat sebagai individu tua dalam versi kecil. Gamet jantan dan betina tidak jelas
dibedakan, tetapi dapat berenang bebas. Setelah penggabungan dua gamet, lalu menjadi zigot
yang aktif berenang, pada kondisi yang tidak menguntungkan, sel akan membentuk
hystrichosphere, ini adalah dorman kapsul yang melindungi dinoflagelata sampai keadaan
menguntungkan kembali (Alia,dkk, 2013).

Gambar siklus pembelahan sel Dynoflagellata

Pyrrophyta atau Dynoflagellata memiliki 2 cara perkembangbiakan, yaitu secara:


Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser,
maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu
keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing – masing
membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding
mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang (Susyawati,
2011).
Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan
perkawinan dengan isogamet dari individu lain Sporik, yaitu dengan zoospora (contohnya
Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya Glenodinium) (Susyawati, 2011).
Perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif dan vegetatif.Dengan
membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi 2 macam yaitu:
1). Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari
kolonikemudian membentuk koloni yang baru)
. 2). Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflogel)
danstatospora (tipe spora yang unik yang ditemukan pada Chrysophyta, dengan bentuk speris
dan bulat, dinding spora bersilla, tersusun atas 2 bagian yang salingtumpang tindih,
mempunyai lubang atau pore ditutupi oleh sumbat yangmengandung gelatin).

2.6 Klasifikasi Pyrrophyta

Dynoflagellata

(Gambar kelas Dinophyceae)


Kelas: Dinophyceae dan Desmophyceae
Filum : Pyrrophyta atau Dynoflagellata
Habitat : Air tawar
Ciri:
- organisme planktonik uniseluler
- dinding khas dilengkapi dengan alur-alur longitudinal dan transversal
- Dynoflagellata memiliki dinding sel dengan pelat heksagonal polisakarida,
membentuk techa
- memiliki kedua flagella yang timbul dari ujung anterior sel (Gambar a, b).

- Dinding sel terdiri dari dua katup longitudinal yang


terpisah selama pembelahan aseksual untuk membentuk dua sel baru dengan ukuran
yang sama (Gambar c)

Gambar Desmophyceae Dinoflagellates. (a) Dua pandangan Prorocentrum marinum,


(b)Prorocentrum micans, (c) P. micans membagi.
- sel dibagi menjadi anterior (epitheca) dan setengah posterior (hypotheca) oleh alur
melintang (korset atau cingulum)
- dinding sel dibagi menjadi beberapa pelat selulosa terpisah yang dihiasi dengan pori-
pori dan / atau duri kecil.
- Genera thecate umum meliputi Ceratium, Protoperidinium, Gonyaulax, dan
Dinophysis. Gymnodinium adalah umum telanjang dari kelas Dinophyceae (Anonim,
tanpa tahun).

- Desmophyceae memiliki dinding sel yang terdiri dari dua bagian seperti jam gelas.
Ganggang keemasan
Ganggang keemasan (chrysophyta) merupakan alga yang hidup di air tawar dan
adayang hidup di air laut. Tubuh ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Alga
inidigolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu :a.Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae) b.Kelas
alga keemasan (Chrysophyceae)c.Kelas Diatom (Bacillariophyceae)

Uraian kelas-kelas chrysophyta :


a. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)

Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena
ituwarnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak
sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamenmempunyai banyak inti
dan disebut Coenocytic.Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi
peleburanspermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan
oogoniummembentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru.Reproduksi secara vegetatif
dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dariinduknya mengembara dan jatuh di
tempat yang cocok menjadi filamen baru. Vaucheria sessilis menunjukkan struktur
reproduktif (antheridium di antara dua oogonia). Ciri-ciri kelas xantophyceae, yaitu :
1. Uniseluler dan koloni dengan dinding silikat
2.Susunan tubuh :
•Berbentuk sel tunggal, contoh: botrydiopsis
•Berbentuk filament, contoh: tribonema
•Berbentuk tubular, contoh: vaucheria
3. Susunan sel: Umumnya tidak memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel,
terdiri dari pectin dan silikon (SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti
pada tribonema sp.
4. Alat gerak : berupa dua buah flagel
5. Isi sel : Terdapat inti sel berbentuk tunggal dan banyak inti, terdapat plastid
berbentuk cakram tanpa pirenoi.
6. Habitat : Umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin.
7. Cadangan makanan : Chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak.
8. Perkembangbiakan : Secara vegetatif, dengan cara pembelahan sel dan fragmentasi.
Secara sporik,dengan pembentukan zoospore, contoh: botrydiopsis, tribonema.
Dengan pembentukan aplanospora, contoh: botrydium. Secara gametik, dengan
oogamet(oogami), contoh: vaucheria. Dengan isogamete (isogami), contoh: botrydium.

2.
Susunan tubuh :

Berbentuk sel tunggal, contoh: botrydiopsis

Berbentuk filament, contoh: tribonema

Berbentuk tubular, contoh: vaucheria2.
Susunan sel:
Umumnya tidak memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pectin
dan silikon (SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti pada tribonema
sp.3.
Alat gerak :
berupa dua buah flagel4.
Isi sel :
Terdapat inti sel berbentuk tunggal dan banyak inti, terdapat plastid berbentuk
cakram tanpa pirenoi.5.
Habitat :
Umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin.6.
cadangan makanan :
Chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak.7.
perkembangbiakan :
Secara vegetatif, dengan cara pembelahan sel dan fragmentasi. Secara sporik,dengan
pembentukan zoospore, contoh: botrydiopsis, tribonema. Dengan pembentukan aplanospora,
contoh: botrydium. Secara gametik, dengan oogamet(oogami), contoh: vaucheria. Dengan
isogamete (isogami), contoh: botrydium.
b.Kelas Alga Coklat-Keemasan (Chrysophyceae)

Ochromonas sp

Synura sp.

Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang
berselsatu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.
Ciri-ciri kelas chrysophyceae, yaitu :
1. Chrysophytes
dengan kloroplas emas-coklat, berisi chlorophylls a dan c, danmayoritas carotenes dan
xanthophylls, termasuk fucoxanthin.
2. Susunan tubuh : Berbentuk sel tunggal dan berbenruk koloni
3. Susunan sel : umumnya tidak mempunyai dinding sel, terdiri dari: lorika, contoh:
sinura danmallomonas atau bisa juga tersusun dari cakram kalsiumkarbonat,
contoh:spyracospaera.
4. Alat gerak : terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga, contoh:
synura, dansyracosphaera, mempunyai dua flagel yang sama panjangnya. Dinobryon
danocromonas, mempunyai dua flagel yang tidak sama panjangnya. Chrysamoeba,memiliki
satu flagel.
5. Isi sel : berinti tunggal, plastida terdiri dari satu atau dua, pigmen berupa klorofil a,
b,dan c. Beta karotin, xantofil, berupa lutein, diadinixantin, fukoxantin, dandinoxantin.
6. Habitat : terutama pada air tawr yang dingin
7. Cadangan makanan : Cadangan makanan termasuk chrysolaminarin, yang
dimodifikasi laminarin(leucosin) dan minyak.
8. Perkembangbiakan dilakukan secara :
Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi. Fragmentasiada 2
macam, yaitu :
1.Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.Sel tunggal melepaskan diri dari
koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
2.Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memilikiflagel) dan
statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada
chrysophyta,khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan bentuk sporis dan bulat.
Dinding spora bersilia, tersusun oleh dua bagian yang saling tumpang tindih,mempunyai
lubang atau pora yang ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin. Beberapa spesies
bentuk statosporanya bermacam-macam, yaitu: Ada yang berdinding halus, Berornamen dan
Berdiri, ketiga bentuk tersebut dapatdiketemukan pada genus yang nonmotil, contoh:
chysomonadales. Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada
faseistirahat, yaitu flagel tertarik kedalam dan membentuk bagian yang sporik atau bulat,
selanjutnya flagel mengalami deferensiasi internal dari protoplasma yangsporik. Yang
terpisah hanya bagian membrane plasma dari bagian poroferi protoplasma asli. Kemudian
sekresi dari dinding antara dua membrane plasmayang baru terbentuk, kecuali daerah
sirkuler, nantinya akan membentuk lubangatau pori.

c. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)


Navicula sp

Pinnularia sp

Cyclotella sp

Gambar . Bermacam-macam
bentuk kerangka Diatom

Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah. Tanah


yangmengandung diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dankoloni.
Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup(epiteca). Reproduksi
secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri. Contohnya: Navicula, Pannularia dan
Cyclotella

Ciri-ciri kelas bacillariophyceae, yaitu :


1. Unisellular atau kolonial dengan dengan dinding sel tersusun oleh silikat
2. Susunan tubuh : berbentuk sel tunggal, berbentuk koloni dengan membentuk tubuh
simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (centrales).
3. Susunan sel :
• Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar
yangdinamakan hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustulaini
tersusun oleh zat pectin yang dilapisi silicon. Epiteka dan hipotekatersusun oleh valve atas
dan valve bawah.
• Valve tersusun dari: rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub. Pennales, pina
berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan diair tawar.Centrales, strianya
tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut
.4. Alat gerak : flagel yang terdapat pada sperma
5. Isi sel : berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen klorofil a dan c, beta karotin
sertaxantofil (fukosantin)
6. Habitat : umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin.
7. Cadangan makanan : chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak,
8. Perkembangbiakan : Perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif
dan vegetatif.Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi 2
macamyaitu:
1). Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri darikoloni
kemudian membentuk koloni yang baru)
.2). Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflogel)
danstatospora (tipe spora yang unik yang ditemukan pada Chrysophyta, dengan bentuk speris
dan bulat, dinding spora bersilla, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih,
mempunyai lubang atau pore ditutupi oleh sumbat yangmengandung gelatin). secara gametik
dengan membentuk auxospora, dengan cara: parthenogenesis, pedogami, konjugasi isogami,
konjugasi anisogami, autogamidan oogami.
9. Klasifikasi
Diatom (Bacillariophyta hanya terdiri dari 1 classis yaitu Bacillariophyceae) diatom
uniseluler terdapat dalam bermacam bentuk. Menurut bentuknya dibagi dalam 2 ordo :
Centrales . diatom yang mempunyai bentuk radial simetri. Centrales terlihat dari atas
(Valve view) dapat berbentuk lingkaran kadang segitiga. Sedang kenampakan samping
(girdle view) bagian overlap terlihat.
Pennales diatom yang mempunyai bentuk bilateral simetri. Terlihat dari atas dapat
berbentuk garis, lancet, elip atau ovoid.
Berdasarkan cara hidupnya diatom dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,
yaitu :
a. Diatom Bentos
Diatom bentos pada umumnya hidup bercampur dengan lumpur atau menempel pada
substrat di dasar perairan, misalnya Cymbella, Gomphonema, Cocconeis, dan Eunotia.
b. Diatom Plankton
Diatom plankton biasanya hidup melayang-layang bebas di perairan, baik air
tawar maupun air laut. Di air tawar diatom dapat ditemukan di sungai, danau, kolam, rawa-
rawa, dan ada juga yang bisa ditemukan di perairan yang suhunya mencapai 45 0C. Beberapa
diatom hidup sebagai epifit pada alga lain atau tanaman air
Contoh :
Navicula Sp
Klasifikasi :
Divisi : Chrysophyta
Class : Bacillariophycea
Ordo : Naviculales
Family : Naviculaceae
Genus : Navicula
Species : Navicula gysingensis

Melosira
Klasifikasi :
• Divisi :Bacillariophyta
• Kelas :Bacillariophyceae
• Bangsa:Centrales
• Suku :Melosiraceae
• Marga :Melosira
• Jenis :Melosira moniliformis

Nitzchia
Klasifikasi :
Divisi :Bacillariophyta
Kelas :Bacillariophyceae
Bangsa :Pennales
Suku :Nitzschiaceae
Marga :Nitzschia
Jenis :Nitzschia mediocris

Cocconeis
Kasifikasi :
Divisi :Bacillariophyta
Kelas :Bacillariophyceae
Bangsa :Pennales
Suku :Achnanthaceae
Marga :Cocconeis
Jenis :Cocconeis disculus

Synedra filiformis

Klasifikasi:
Divisi : Chrysophyta
Class : Fragilariophyceae
Ordo : Fragilariales
Family : Flagilariaceae
Genus : Synedra
Species : Synedra filiformis

Diatoma vulgare
Klasifikasi:
Divisi : Chrysophyta
Class : Fragilariophyceae
Ordo : Fragilariales
Family : Flagilariaceae
Genus : Diatoma
Species : Diatoma vulgare

2.7 KEGUNAAN DAN KERUGIAN DARI CHRYSOPHYTA


Kegunaannya :
• Sebagai makanan ikan
• campuran semen
• bahan penyaring
• solasi penyuling gasoline dan glukosa
• serta digunakan sebagai bahan untuk pembuat jalan.
• Sebagai indikator untuk menemukan minyak bumi.
• bahan penggosok
• bahan pembuat isolasi
• penyekat dinamit
• bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat
• Pernis
• Piringan hitam
• Berperan sebagai plankton
Kerugiannya :
• Mengakibatkan timbulnya kotoran juga dapat menurunkan kualitas air
• Menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak
• Menurunkan PH
• Menyebabkan warna dan kekeuhan
• Dapat mengeluarkan lendir yang mengakibatkan waterbloom
Ganggang keemasan sering disebut ganggang kersik karena mengandung silikat.
Ganggang jenis ini tidak begitu membahayakan karena tidak menghasilkan racun akan tetapi
ganggang ini dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Selain itu juga menyebabkan
kekeruhan pada air.
.

BAB III
PENUTUP
1. Pyrophyta atau Dynoflagellata merupakan uniseluler, memiliki dinding sel dan dapat
bergerak aktif serta habitat di laut,bersifat fosforesensi yaitu memiliki fosfor yang
memancarkan cahaya, yang kemampuannya disebut bioluminescent (dapat
menghasilkan cahaya sendiri).
2. Pyrophyta atau Dynoflagellata memilki dua flagella yang digunakan sebagai alat
gerak.
3. Cadangan makanan pada Pyrophyta atau Dynoflagellata biasanya disimpan dalam
bentuk minyak atau polisakarida
4. Pyrophyta atau Dynoflagellata memiliki habitat di air laut dan beberapa jenis hidup di
air tawar.
5. Pyrophyta atau Dynoflagellata berkembangbiak secara aseksual dan seksual.
Vegetatif (aseksual), yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki
panser, maka selubung akan pecah. Seksual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang
masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain
Sporik.
6. Ciri umum dari Chrysophyta adalah berwarna keemasan karena kloroplasnya
mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan
klorofil.
7. Struktur sel dari Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel, isi selnya terdiri dari
Xantophyceae, Chrysophyceae, Bacillariophyceae. Kloroplas pada Chrysophyta
berwarna coklat keemasan, Ribosom, alat gerak berupa flagel, vakuola kontraktil,
badan golgi, dan nukleus.
8. Habitat dari Chrysophyta adalah ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di
tanah yang lembab.
9. Reproduksi dari Chrysophyta terjadi secara generatif (seksual) dengan konjugasi,
isogami, anisogami, dan oogami. Dan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel,
fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora.
10. Kelas-kelas yang termasuk dalam Chrysophyta, kelas alga hijau-kuning
(Xanthophyceae), kelas alga coklat-keemasan (Chrysophyceae), kelas diatom
(Bacillariophyceae).
11. Manfaat dari Chrysophyta sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat
dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis,
dan piringan hitam.

DAFTAR RUJUKAN

Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung : Grafindo.

Sulisetjono. 2013. Alga. Malang : UIN Maliki Press.

Haryati R. 2008. Pertumbuhan dan biomassa Spirulina sp. dalam skala laboratoris.
Laboratorium Ekologi dan Biosistematik, Jurnal Jurusan Biologi FMIPA.
UndipBIOMA, ISSN: 1410-8801 Vol. 10, No. 1, Hal. 19-22.

Ahmad, Dadan. 2014. Cirri-ciri Pyrrophyta. (online).


Berg, Linda. 2008. Introductory Botany Plants, People, and The Environment. USA :
Brooks/Cole.

Susyawati, Endang. 2011. Euglenophyta ( Pyrrophyta).

Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi. Diterjemahkan oleh
Eidman, M. Koesoebiono dan D.G. Bengen, PT. Gramedia. Jakarta. 459 hlm.

Alia,Nur,Nur fitriana,Muh.badawi yanas,IstiqamahIka astriana. 2013. Makalah


Dynoflagellata.

Anda mungkin juga menyukai