Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti Mata
Kuliah Botani Crytogamae
Oleh :
Kelompok IV
Habibunnisa (0310193100)
T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan ridha-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “Botani Bryophyta Pada Kelas
Anthocerotopsida”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Ibu Syarifah Widya Ulfa,
M.pd selaku dosen Mata Kuliah Botani Crytogamae.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................. 3
A. Kesimpulan ..................................................................................... 21
B. Saran................................................................................................ 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lumut merupakan salah satu kelompok tumbuhan rendah dan bagian dari
keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian (Windadri, 2009).
Ada 24.000 spesies Bryophyta yang dikenal, dan semua tumbuhan lumut
membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab yang masuk ke dalam siklus
kehidupan tumbuhan tersebut.
1
Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan
Bryophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas
tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies (Tjitro, 1983 : 88).
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, bryum yang berarti lumut dan
phyta artinya adalah tumbuhan. Kelompok tumbuhan nonvascular yang tidak
mempunyai pembuluh angkut yaitu xylem dan floem. Daun tumbuhan lumut
dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang
tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh sehingga lumut
dianggap sebagai tanaman yang hidup pertama darat, dan juga tanaman sejati
pertama.1
Bryophyta adalah sebuah divisi tumbuhan yang jelas batasannya dan tidak
memiliki hubungan kekerabatan erat dengan tumbuhan lain dari kingdom plantae.
Sebagian besar Bryophyta berukuran kecil, yang terkecil hampir tidak tampak
dengan bantuan lensa, sedangkan yang terbesar tidak pernah lebih dari 50 cm
tingginya atau panjangnya. Lumut ini terdapat pada pohon, batu, kayu dan di
tanah pada setiap bagian dunia dan hampir semua habitat kecuali di laut.
Tumbuhan ini hidup subur pada lingkungan yang lembab dan banyak sekali
dijumpai, khususnya di hutan-hutan tropis dan di tanah hutan di daerah iklim
sedang yang lembab. Meskipun menyukai habitat yang lembab, Bryophyta
merupakan tumbuhan darat, dan yang di air tawar hanya merupakan adaptasi
sekunder terhadap kehidupan air. Sifat ini tercermin dari kenyataan bahwa
Bryophyta air tetap mempertahankan sifat yang khas bagi tumbuhan darat, antara
lain sporanya mengandung kitin dan dipancarkan oleh angin.2
1
Campbell, Et all, Biologi Jilid II, (Jakarta : Erlangga, 2012), h.179.
2
Loveless, Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 2, (Jakarta : Gramedia,
1989), h.57.
4
dari banyak sel dan dilindungi oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya berkembang
menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium betina. Oleh karena itu
lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya merupakan tumbuhan darat
tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatik. Lumut dapat dibedakan dari
tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut (kecuali polytrichales) tidak
mempunyai sistem pengangkut air dan makanan. Selain itu, lumut tidak
mempunyai akar sejati, lumut melekat pada substrat dengan menggunakan rhizoid
atau akar semu. Siklus hidup lumut dan tumbuhan berpembuluh juga berbeda.3
Ukuran tumbuhan lumut relatif kecil dan jarang ada yang mencapai 15 cm,
bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Bentuk tubuhnya pipih
seperti pita dan ada pula seperti batang dengan daun-daun kecil. Tumbuh tegak
dengan mendatar pada substratnya dengan perantaraan rhizoid. Lumut memiliki 2
macam alat reproduksi, yaitu anteredium yang menghasilkan spermatozoid dan
arkegonium yang menghasilkan ovum.
3
Gembong, Tjitrosoepomo, “Taksonomi Tumbuhan”, (Yogyakarta : UGM Press, 2005), h.69.
4
Hasan & Ariyanti, Mengenal Bryophyta (Lumut) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
(Cibodas : Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2004), h.57.
5
Struktur tubuh tumbuhan lumut :
1. Batang
Silinder pusat yang terdiri dari sel-sel parenkim yang memanjang dan
berfungsi sebagai jaringan pengangkut
2. Daun
Tersusun atas satu lapis sel. Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang dan
mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh
memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel berdinding sekunder yang
berfungsi sebagai jaringan penyokong.
3. Rhizoid
Rhizoid terdiri dari selapis sel kadang dengan sekat yang tidak sempurna,
membentuk seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya
dan menyerap garam-garam mineral
4. Sporofit
6
Sporangium Kotak spora
5. Gametofit
5
Najmi Indah, Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta), (Jurusan Biologi : Fakultas MIPA IKIP PGRI Jember, 2009), h.47.
6
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, (Yogyakarta : UGM Press, 2005), h.75.
7
Bande Kumar, Botani Practical, (New Delhi India : Rastogi Publication, 2010), h.167.
7
gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung pada
gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat makanan dari gametofit.
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set
kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya
pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai
pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian
ujugnya. Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah
8
Gradstein, Ecology of Bryophyta, (Bogor : Seameo Biotrop, 2003), h.95.
8
spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah
lengkap.9
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada
hati. Berkembang biak secara generatif dengan Oogami, dan secara vegetatif
dengan fragmentasi tunas, dan kuncup eram. Lumut hati melekat pada substrat
dengan rhizoid uniseluler.12
9
Hasan dan Ariyanti, Mengenal Bryophyta (lumut) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
(Cibodas : Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2004), h.60.
10
Campbell, et all, Biologi Jilid II, (Jakarta : Erlangga, 2012), h.652.
11
Siti Sutarmi Tjitrosomo, Botani Umum 2, (Bandung : Angkasa, 1987), h.45.
12
Hasan dan Ariyanti, Mengenal Bryophyta (lumut) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
(Cibodas : Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2004), h.63.
9
Berdasakan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Tubuh lumut hati menyerupai talus
(dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun bila
ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat kelamin
terletak pada bagian dorsal talus pada jenis terletak pada bagian terminal,
sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai
dan kapsul. Mekanisme merekahnya kapsul tidak menentu dan tidak beratur.13
Lumut hati hidup pada tempat-tempat yang basah, untuk struktur tubuh
yang himogrof. Pada tempat-tempat yang kering, untuk struktur tubuh yang
xeromorf (alat penyimpan air). Lumut hati yang hidup sebagai epifit umumnya
menempel pada daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah tropika.
Nama untuk lumut ini berasal dari bahasa latin yaitu Anthoceros (tanduk)
dan Phyta (tumbuhan). Dinamakan demikian karena sporofit pada lumut tanduk
bentuknya seperti kapsul memanjang yang tumbuh menyerupai tanduk. Lumut ini
memiliki talus yang melebar mirip dengan lumut hati. Talus berupa lempengan
tipis berbentu bulat dengan tepi berambut atau bergerigi. Talus ini menempel di
tanah dengan bantuan rizoid.14
13
Loveless, Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 2, (Jakarta : Gramedia,
1989), h.59.
14
Budi Suhono, Ensikopedia Biologi Dunia Tumbuhan Lumut, (Jakarta : Lentera Abadi, 2012),
h.1.
10
Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Mempunyai gametofit
lumut hati, perbedaan nya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai
kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing-masing
kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan
lumut. Lumut tanduk hidup di tepi-tepi sungai atau danau dan sering kali
disepanjang selokan, dan di tepi jalan yang basah atau lembab. Salah satu kelas
dari lumut tanduk adalah Anthoceros Laevis.15
15
Gembong, Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, (Yogyakarta : UGM Press, 2005), h.167.
16
Hasan dan Ariyanti, Mengenal Bryophyta (lumut) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
(Cibodas : Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2004), h.69.
11
periodik mengalami masa kekeringan, bahkan pasir yang dapat bergerak pun
dapat tumbuh. Kebanyakan lumut daun suka pada tempat-tempat yang basah,
tetapi ada pula yang tumbuh di tempat-tempat yang kering.
Perbedaan yang jelas dibandingkan dengan lumut hati ialah adanya simetri
radial, yaitu daunnya tumbuh pada semua sisi sumbu utama. Daun-daun ini tidak
seperti yang terdapat pada lumut hati yang merupakan kerabatnya, biasanya
mempunyai rusuk tengah dan tersusun pada batang mengikuti suatu garis spiral,
yang panjangnya dapat bervariasi. Rusuk tengahnya mengandung sel-sel
memanjang, dan suatu berkas di pusat batangnya biasanya mengandung sel-sel
memanjang yang diduga berfungsi untuk mengangkut air dan zat-zat hara.
Akar yang sesungguhnya tidak ada, tetapi masih berbentuk rhizoid, pada
suatu golongan yang khas dan penting yang dikenal sebagai lumut gambut atau
lumut rawa, daunnya tidak hanya khas karena tidak adanya rusuk tengah, tetapi
unik karena terdiri atas jaringan-jaringan sel kecil yang hidup yang memisahkan
sel-sel mati yang besar-besar yang tembus cahaya dan berlubang-lubang,
menghisap dan menahan air dengan efesiensi yang luar biasa, oleh karena itulah
besar kemampuan rawa-rawa untuk menahan air sebagian besar terbentuk oleh
tumbuh-tumbuhan seperti itu.17
Gametofit lumut daun membentuk alat-alat kelamin jantan dan betina yang
kecil, umumnya dalam kelompok yang terbukti dari adanya modifikasi daun-daun
yang mengelilinginya, dan terdapat pada tumbuhan yang sama (banci), atau lebih
sering pada dua individu (jantan dan betina) yang terpisah. Pembuahan kembali
17
Polunin, Pengantar Geografi Tumbuhan dan Ilmu Serumpun, (Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, 1990), h.164.
12
dilakukan oleh spermatozoid yang bergerak aktif, yang bila ada air berenang ke
sel telur yang terlindung baik. Badan yang terbentuk melalui peleburan seksual itu
berkembang menjadi sporofit, panjang dan sebuah kapsul yang sedikit banyak
bersifat rumit dan khas.18
4. Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk
9. Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang
berbentuk ginjal
18
Siti Sutarmi Tjitrosomo, Botani Umum 2, (Bandung : Angkasa, 1987), h.49.
19
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, (Yogyakarta : UGM Press, 2011), h.187.
13
G. Klasifikasi Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
GAMBAR KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Divisi : Anthocerotophyta
Kelas : Anthocerotopsida
Ordo : Anthocerotales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Phaeocerus
14
Kingdom : Plantae
Divisi : Anthocerotophyta
Kelas : Anthocerotopsida
Ordo : Anthocerotales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Anthoceros
Beberapa anterodium terkumpul dalam satu lekukan pada sisi atas talus,
demikian pula arkogeniumnya. Zigot mula-mula membela menjadi dua sel dengan
satu dinding pemisah melintang. Sel yang diatas terus membela-bela dan
16
merupakan sporogonium, yang bawah membela-bela merupakan kaki
sporogonium. Berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametofitnya.
20
Ibid, h.123.
17
Reproduksi pada lumut tanduk terjadi secara seksual dan aseksual :
a. Fragmentasi atau pemisahan lobus dari bagian utama talus. Sel-sel bagian
basal dari talus yang tua mati dan hancur, dan jika proses ini terjadi pada
talus yang bercabang, maka menyebabkan lobus dari talus tersebar saling
terpisah. Masing-masing lobus selanjutnya dapat tumbuh lagi menjadi
individu yang baru
b. Gemma atau kuncup, para ahli lumut pernah melaporkan adanya beberapa
spesies Anthoceros dapat menghasilkan gemma yang melekat pada tangkai
18
yang pendek pada permukaan atas dan sepanjang tepi talus, contohnya
seperti A. Glandulosus dan A. Formosae
c. Tuber/umbi, ada beberapa jenis lumut tanduk membentuk umbi kecil yang
mempunyai kemampuan untuk menjadi gametofit baru.21
1. Penyubur tanah
4. Sebagai hortikultula
Salah satu jenis tumbuhan yang diciptakan Allah adalah lumut. Meskipun
tumbuhan lumut ini kecil wujudnya, tetapi sangat besar manfaatnya bagi
kehidupan manusia. Allah SWT berfirman dalam Q.S.Az-Zumar : 21, yang
berbunyi :
21
Neni Hasnunidah, Buku Ajar Botani Tumbuhan Tingkat Rendah, (Lampung : Universitas
Lampung , 2007), h.126.
22
D.A. Pratiwi, Buku Penuntun Biologi SMA 1, (Jakarta : Erlangga, 2004), h.129.
19
ُج بِ ِۦه َز ْرعًا م ْخل َ ِلاًا أ َ ْل َٰ َٰنُ ۥه ِ سلَ َك ۥهُ يَ َٰنَ ِبي َع فِى ْٱْل َ ْر
ُ ض ث ُ َّم يُ ْخ ِر َ َس َما ِٓء َما ٓ ًء ف َ َ ٱَّللَ أ
َّ نز َل ِمنَ ٱل َّ َّأَلَ ْم ت َ َر أَن
َٰ َٰ
ِ َصاَ ًّرا ث ُ َّم يَجْ عَلُ ۥهُ ُح َط ًما ۚ إِنَّ فِى ذَ ِلكَ لَ ِذك َْر َٰى ِْل ُ ۟و ِلى ْٱْل َ ْل َٰب ْ ث ُ َّم يَ ِهي ُج فَل َ َر َٰىهُ ُم
Ayat diatas berkaitan erat dengan manfaat lumut yang berperan penting
dalam kehidupan manusia, karena memiliki fungsi dan manfaat yang sangat besar.
Lumut bermanfaat untuk mengobati penyakit hepatitis khususnya spesies
Marchantia Polymorpha, dan lumut juga mempunyai manfaat untuk ornamen tata
ruang. Lumut tidak hanya berperan penting bagi manusia, tetapi bagi tanah dan
sungai begitu besar fungsinya yaitu untuk mengurangi erosi sungai dan mampu
menahan lapisan tanah di daerah dingin.23
23
Sumardi Isserep dan Nugroho Hartanto, Biologi Dasar, (Jakarta : Penebar Swadaya, 2004), h.42.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Polunin. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Ilmu Serumpun. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Kumar, Bande. 2010. Botani Practical. New Delhi India : Rastogi Publication.
Hasnunidah, Neni. 2007. Buku Ajar Botani Tumbuhan Tingkat Rendah. Lampung
: Universitas Lampung.
Isserep, Sumardi dan Nugroho Hartanto. 2004. Biologi Dasar. Jakarta : Penebar
Swadaya.
22