Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Peranan Dari schizophyta, Tallophyta, Pterdophyta, Bryophytha, Dan


embriology Pteridophyta Dan Bryophyta

Dosen Pengampu :

Khairuna, M.Pd

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Reproduksi dan

Embriologi Tumbuhan Oleh :

Kelompok VI

Fadilla Annisa Nur (0310193087)

Harisah Fitrah (0310193102)

Raudahtul Jannah ( 0310193080 )

Reni Rahayu (03101989)

Siti Humayroh (0310193092)

Windari Ramadhani (0310193109)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya penulis tidak akan sangggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatNya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Telaah
Kurikulum Biologi Madrasah dengan judul “Nomenclature Dalam Botani
Phanerogamae”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Medan, 21 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1

DAFTAR ISI...................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 6

2.1 Peranan Schizophyta ......................................................................... 6


2.2 Peranan Tallopyta ............................................................................. 7
2.3 Perananan Pteridophyta .................................................................... 8
2.4 Perananan Bryophyta ....................................................................... 10
2.5 Embriology Pteridophyta dan Bryophyta ......................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 15


3.2 Saran ................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia sangat terkenal akan keanekaragaman hayatinya, baik flora maupun fauna.
Keberagaman flora dan fauna ini menuntut diadakanya klasifikasi atau penggolongan
untuk memudahkan dalam mengenal masing-masing flora dan fauna tersebut.
Berdasarkan alat perkembangbiakanya, kingdom plantae ( tumbuhan ) digologkan
menjadi dua yaitu kormophyta berbiji ( spermatophyta ) dan kormophyta berspora (
Cyptogame).

Kita juga mengenal istilah tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi .
seperti yang kita kenal, contoh dari tumbuhan tingkat tinggi yang dianggap sebagai
penguasa kingdom plantae ialah tumbuhan golongan spermatophyta atau tumbuhan
biji. Sedangkan untuk tumbuhan tingkat rendah di kelompokkan menjadi bebaerapa
divisi. Yaitu schizophyta ( tumbuhan belah ), dan Pteridophyta ( tumbuhan paku ),
Thallophyta ( tumbuhan talus ), Bryophyta ( Tumbuhan lumut),. Setiap divisi terbagi
beberapa anak divisi, kelas,bangsa, famili dan spesies yang spesifik bagi setiap
tumbuhan.

Berbagai tumbuhan tersebut, baik tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan


tingkat tinggi maupun tumbuhan tingkat rendah, masing-masing memiliki karakteristik
yang khas dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan tertentu. Secara khusus di bidang
farmasi, penggunaan tumbuhan sebagai pengobatan berbasis herbal semakin gencar
dilakukan. Di samping itu, keberadaan tumbuhan juga memiliki manfat khususnya
tumbuhan Thallophyta ( tumbuhan talus ) pun juga memiliki manfat di bidang farmasi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana peranan dari Schizophyta?


2. Bagaimana peranan dari Tallophyta ?
3. Bagaimana peranan dari Pteridophyta ?

4
4. Bagaimana peranan dari Bryophyta ?
5. Bagaimana Embriology dari Pteridophyta dan Bryophyta ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan yang terdapat pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peranan dari Schizophyta
2. Untuk mengetahui peranan dari Tallophyta
3. Untuk mengetahui peranan dari Pteridophyta
4. Untuk mengetahui peranan dari Bryophyta
5. Untuk mengetahui Embriology dari Pteridophyta dan Bryophyta.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peranan Schizophyta

Dalam kehidupan manusia, bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun


yang merugikan.

A. Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :

1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa makhluk hidup contohnya Escherichiacolie).


2. Bakteri dimanfaatkan pada pembuatan makanan dan minuman hasil
fermentasi,contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus
bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada proses pembuatan
natadecoco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium
leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan
Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam
proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik
polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil
antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif, Streptomyces
griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif
termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik
terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum.
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga
menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya Methanobacterium.

6
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang, sebagai contoh dalam bidang
kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh
bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.

B. Bakteri yang merugikan sebagai berikut:


1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum.
Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis (penyebab
penyakit TBC), Vibrio cholerae (penyebab kolera atau muntaber), Clostridium tetani
(penyebab penyakit tetanus) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra).
2. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit
antraks pada sapi).
Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum
(penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta
1
Agrobacterium tumafaciens(penyebab tumor pada tumbuhan)

2.2 PERANAN TALLOPYTA

A. YANG MENGUNTUNGKAN
• Ganggang yang bersifat saprofit membantu menguraikan sisa makanan.
• Ganggang hijau merupakan sumber fitoplanton yang digunakan sebagai pakan ikan
dan hewan air lainnya. Dapat dikatakan bahwa pada ekosistem perairan, ganggang
hijaulah yang merupakan produsen bagi hewan-hewan air lainnya.
• Di semua lingkungan menghasilkan gas oksigen selama fotosintesis. Pada unit
pengolahan limbah, gas ini merupakan gas penting untuk degradasi limbah oleh bakteri
aerob.

• Ganggang cokelat yang mengandung asam alginat dapat dimanfaatkan sebagai


pengental produk makanan, industri, dan alat-alat kecantikan (Laminaria, Macrocystis,
Ascophylum, dan Fucus).2

1
Waluyo. Mikrobiologi Umum. (umm pres . Malang ) H. 21
2
TimmDosen, 2009. Botani Tumbuhan Rendah. (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Makassar.) H.25

7
• Ganggang merah dapat dimanfaatkan untuk makanan suplemen kesehatan (Porphyra),
sumber makanan (Rhodymenia palmata), pembuatan agar (Gellidium), dan penghasil
karagenan (pengental es krim).
• Dinding sel diatom mengandung zat kersik sehingga ganggang keemasan sering
disebut juga ganggang kersik. Zat kersik ini sangat berguna bagi industri, seperti bahan
penggosok, penyaring, industri kaca, dan bahan isolasi.
• Euchema spinosum, banyak dibudidayakan karena menghasikan agar.
• Chondrus crispus, juga dibudidayakan yang dikenal sebagai rumput laut.
• Chlorella dari kelompok Chlorophyta dimanfaatkan sebagai bahan makanan protein
sel tunggal (PST).
• Noctiluca, memiliki cangkang fosfor yang dapat menghasilkan cahaya berpendaran
(bioluminesensi) di laut pada malam hari.

B. PERANAN TALLOPYTA YANG MERUGIKAN


• Beberapa jenis menghasilkan racun. Racun dihasilkan secara ekstraseluler atau
dilepaskan ketika ganggang terdekomposisi pada saat terjadi blooming ganggang,
yaitu populasi ganggang yang sangat padat hingga menutupi permukaan perairan.
Gymnodinium dan Gonyaulax menghasilkan neurotoksin yang mematikan binatang
akuatik.

• Ganggang Prototheca wickerhamii merupakan patogen yang menyerang manusia yaitu


dapat menyebabkan peradangan persendian. Beberapa ganggang yang terbawa udara
menyebabkan alergi.
• Protogonyaulax catenella, hidup parasit pada tubuh berbagai hewanalergi

8
• Beberapa jenis misalnya Cephaleuros menyerang daun teh, kopi, lada, cengkeh, jeruk,
dan lain-lain di daerah tropik dan menimbulkan banyak kerusakan 3

2.3 PERANAN TUMBUHAN PTERDOPHYTA

Banyak tumbuhan paku memiliki manfaat dan peranan penting dalam kehidupan manusia,
antara lain :
a. Tanaman hias : Adiantum (suplir), Platycerium (paku tanduk rusa), Asplenium (paku
sarang burung), Nephrolepis, Alsophoila (paku tiang) dan lainnya.
b. Bahan obat : Equisetum (paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar seni),
Cyclophorus , untuk obat pusing dan obat luar, Dryopteris untuk obat cacing pita,
Platycerium bifurcata untuk obat tetes telinga luar, dan Lycopodium untuk antidiuretik
dan pencahar lemah dari sporanya. 4

1. Bahan sayuran : Marsilea (semanggi), Pteridium aquilinum (paku garuda), dan lainlain.

2. Kesuburan tanah : Azolla pinnata, karena mampu bersimbiosis dengan Anabaena (alga
biru) sehingga dapat mengikat unsur nitrogen dari udara.
3. Gulma pertanian : Salvinia natans (kayambang), pengganggu tanaman padi

3
Tjitroepomo, G., 1989. Taksonomi Tumbuhan Rendah.( Gadjah Mada University Press Yogyakarta).

H.42
4
Sastrapradja,S., Afriastini,J.J., Darmedi, D., & Widjaya, E.A. (1979). Jenis- jenis paku-pakuan
Indonesia.( Bogot: Lembaga Biologi Nasional- LIPI). H.56

9
Banyak tumbuhan paku memiliki dan peranan penting dalam kehidupan manusia antara lain
• Tanaman-tanaman hias : Adiantum (supril), Platycerium (paku tanduk rusa),
Asplenium (paku sarang burung), Nephrolepis, Alsophoila (paku tiang) dan lain- lain.
• Bahan obat: Equisetum ( paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar seni), Cyclophorus
untuk obat luar, Dryopteris untuk obat cacing pita.
• Platycerium bifuecata untuk obat tetes telinga luar, dan Lycopteris untuk antidiuretik
dan pencahar lemah dari sporanya.
• Bahan sayuran: Marsilea (semanggi), Pteridium aquilinum (paku garuda) dan lain-
lain.
• Kesuburan tanah: Azolla pinnata, karena mampu bersimbiosis dengan Anabeana (alga
biru) sehingga dapat mengikat unsur nitrogen dari udara
• Gulma pertanian: Salvinia natans (kayambang), pengganggu tanaman padi. 5

2.4 Peranan Bryophytha yang Menguntungkan

A. Peranan Bryophyta dalam ekologi


1. Sphagnum memiliki kampuan mengubah perairan menjadi daratan
2. Sphagnum banyak juga dipergunakan sebagai pengganti kapas

Sampah sphagnum yang mengering disebut gambut, dapat dijadikan bahan bakar, sebagai
campuran untuk menggemburkan struktur tanah liat, sebagai humus untuk tanah pasir
yang kurang kuat mengikat air dan sebagai bahan pembuat parafin dan amoniak
3. Tumbuhan lumut sangat berperan dalam menyerap dan menahan air hujan di daerah
hutan

5
Polunin, Nocholas. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan. (Gadja Mada University Press, Yogyakarta). H.46
10
a. Dapat mencegah erosi: Lumut secara umum
b. Sebagai vegetasi perintis, yaitu dapat melapukkan batu-batuan sehingga secara
bertahap akan membentuk tanah baru yang berfungsi sebagai tempat tumbuh tanaman
lainnya.
c. Tumbuhan lumut yang hidup di hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencega
erosi dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada musim kemarau
d. Tumbuhan lumut yang sudah mati juga dapat dimanfaatkan sebagai penambat zat
organik dalam tanah sehingga tanah menjadi subur
e. Sphagnum sp. Di daerah rawa akan membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini
bermanfaat untuk menggemburkan media tanam dalam pot
f. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap
polutan
g. Selain sebagai indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis
sangat memegang peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga
dan waduk air hujan (Calymperes, Campylopus dan Sphagnum )

B. Peranan Bryophyta dalam pengobatan


h. Marchantia polymorpha dikenal juga dengan lumut hati, jenis tersebut dapat digunakan
sebagai obat hepatitis, menghilangkan racun akibat gigitan ular.
i. Conocephalum conicum, juga termasuk lumut hati, berfungsi sebagai antibakteri,
antifungi, mengobati luka bakar dan luka luar
j. Frullania tamarisci, merupakan lumut hati yang dapat digunakan sebagai obat
antiseptik.
k. Fissidens japonicum, merupakan lumut daun, dapat digunakan untuk membantu
pertumbuhan rambut.
l. Rhodobryum giganteum, merupakan jenis lumut daun yang dapat mengobati tekanan
darah tinggi dan sebagai sedatif atau obat bius.
m. Cratoneuron filicinum, termasuk lumut daun yang mengandung senyawa untuk
mengobati penyakit jantung.
n. Haplocladium catillatum, merupakan lumut daun, yang berguna untuk mengobati
mengobati pneumonia.

11
C. Peranan Bryophyta sebagai ornamen

• Sebagai media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun


• Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca

C. Peranan Bryophytha yang Merugikan


• Lumut kadang tumbuh ditempat yang tidak diinginkan oleh manusia , misalnya di
tembok2 yang lembab sehingga bisa merusak tembok bangunan
• Lumut dapat menjadi parasit, dan juga dapat menghancurkan menghancurkan batu 6

2.5 Embriologi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Dan Embriologi Tumbuhan paku


(Pteridophyta)

A. Embriologi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi
aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan
reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan
maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium ,
yaitu sebagai berikut:
• Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan
bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.

• Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada.


Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat
sejumlah sel induk spermatozoid.

6
Gradstein, S.R., 2003, Ecology of Bryophyta. A Handout Lecture of Regional Training Course On

Biodeversity and Conservation of Bryophytes and Lichens, Bogor, Indonesia.

12
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu
pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Pada siklus hidup tumbuhan lumut,
sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya
dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set
kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut
archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang
menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium
biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau
oleh tipe struktur pelindung lainnya. Gametangium jantan (antheredium) berbentuk
bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk
seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher.
Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous)
atau pada tanaman berbeda (dioceous).

Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom
(diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot
membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta
atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya. Kapsul merupakan tempat
dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam
kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap. 7

D. Embriologi Tumbuhan paku (Pteridophyta)

Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni dengan stolon
yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki
daun yang mengandung spora. Reproduksi secara seksual (generative) melalui

pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat-alat kelamin (gametogonium).
Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium

7
Hasan, M. Dan Ariyanti, N. S. 2004, Mengenal Bryophyta (Lumut) Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango Volume 1, Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cibodas.

13
betina menghasilkan sel telur (ovum). Sepertihalnya tumbuhan lumut , tumbuhan paku
mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).

Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan sebagai berikut:

• Generasi Saprofit

Generasi sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan
spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Sporofit paku
umurnya lebih lama di bandingkan gametofit. Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas
sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara aseksual.
Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti
arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru
yang dikenal sebagai protalium.

• Generasi Gametofit

Merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditandai dengan adanya


protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti janting, berwana hijau, dan
melekat pada subtrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama
karena biasanya protaliumnya beukuran kecil dan tidak berumur panjang.

Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk


anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium
yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan
antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi
tumbuhan paku baru.
8

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Dalam kehidupan manusia, Schizophyta mempunyai peranan yang menguntungkan (


seperti pemanfaatan bakteri pada pembuatan yoghurt dan Spirullina yang dijadikan
sebagai sumber makanan) maupunyang merugikan ( seperti penyakit kolera yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholera).
2. Peranan Thallophyta bagi kehidupan adlah dimanfaatkan sebagai produk komersil yang
memiliki nilai yang sangat tinggi, bebrapa alga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku
agar-agar misalnya Euchema, Rhodymenic, dan Gracilaria. Untuk bahan industri

8
Tjitrosoepomo, G., 1989, Taksonomi Tumbuhan.( Gadjah Mada University Press, Yogyakarta). H. 44
misalnya Laminaria mengandung asam alginat sebagai bahan pengelmusi zat,
pembuatan cat, obat-obatan, dan kosmetik. Diatome mengandung asam kresik berguna
dalam pembuatan pasta gigi. Alga sebagai fitoplankton, hal ini dimaksudkaan karena
alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang mampu berfotosintesis dan dalam
ekosistem berkedudukan sebagai fitoplankton. Alga sebagai bahan kultur laboratorium
misalnya sebagai medium agar tempat dikembangbiakkan jamur dan bakteri untuk
mendapatkan antibiotik.
3. Banyak tumbuhan paku memiliki manfaat dan peranan penting dalam kehidupan
manusia Bahan obat : Equisetum (paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar seni),
Cyclophorus , untuk obat pusing dan obat luar, Dryopteris untuk obat cacing pita,
Platycerium bifurcata untuk obat tetes telinga luar, dan Lycopodium untuk antidiuretik
dan pencahar lemah dari sporanya.
4. Lumut mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, diantaranya:
Menahan erosi tanah: Pengikisan tanah juga bisa di cegah dengan kehadiran lumut. Sifat
penyerap air dengan baik yang dimiliki lumut membantu tanah terjaga kepadatannya
dan tidak mudah mengalami erosi.

15
3.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah Penyusun menyadari bahwa banyak sekali Kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa . Dipertanggungjawabkan dari
banyaknya sumber, Penyusun akan memperbaiki Makalah tersebut. Oleh sebab itu, Penyusun
mengharapkan kritik serta sarannya Mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulannya.

16
Daftar pustaka

Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.


Tim Dosen, 2009. Botani Tumbuhan Rendah. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Makassar..
Tjitroepomo, G., 1989. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Gadjah Mada University Press
Yogyakarta.
Sastrapradja,S., Afriastini,J.J., Darmedi, D., & Widjaya, E.A. (1979). Jenis- jenis pakupakuan
Indonesia. Bogot: Lembaga Biologi Nasional- LIPI.
Polunin, Nocholas. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan. Gadja Mada University Press,
Yogyakarta
Hasnunidah, Neni. 2007. Buku Ajar Botani Tumbuhan Tingkat Rendah. Lampung : Universitas
Lampung
Gradstein, S.R., 2003, Ecology of Bryophyta. A Handout Lecture of Regional Training Course
On Biodeversity and Conservation of Bryophytes and Lichens, Bogor, Indonesia.
Hasan, M. Dan Ariyanti, N. S. 2004, Mengenal Bryophyta (Lumut) Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango Volume 1, Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cibodas.
Tan, B.C., 2003, Bryophytes (Mosses). A Handout Lecture of Regional Training Course On
Biodeversity And Conversation of Bryophytes And Lichen, Bogor, Indonesia.
Tjitrosoepomo, G., 1989, Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai