Dosen Pengampu :
Khairuna, M.Pd
Kelompok VI
T.A 2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya penulis tidak akan sangggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatNya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Telaah
Kurikulum Biologi Madrasah dengan judul “Nomenclature Dalam Botani
Phanerogamae”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................... 2
3
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sangat terkenal akan keanekaragaman hayatinya, baik flora maupun fauna.
Keberagaman flora dan fauna ini menuntut diadakanya klasifikasi atau penggolongan
untuk memudahkan dalam mengenal masing-masing flora dan fauna tersebut.
Berdasarkan alat perkembangbiakanya, kingdom plantae ( tumbuhan ) digologkan
menjadi dua yaitu kormophyta berbiji ( spermatophyta ) dan kormophyta berspora (
Cyptogame).
Kita juga mengenal istilah tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi .
seperti yang kita kenal, contoh dari tumbuhan tingkat tinggi yang dianggap sebagai
penguasa kingdom plantae ialah tumbuhan golongan spermatophyta atau tumbuhan
biji. Sedangkan untuk tumbuhan tingkat rendah di kelompokkan menjadi bebaerapa
divisi. Yaitu schizophyta ( tumbuhan belah ), dan Pteridophyta ( tumbuhan paku ),
Thallophyta ( tumbuhan talus ), Bryophyta ( Tumbuhan lumut),. Setiap divisi terbagi
beberapa anak divisi, kelas,bangsa, famili dan spesies yang spesifik bagi setiap
tumbuhan.
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
4
4. Bagaimana peranan dari Bryophyta ?
5. Bagaimana Embriology dari Pteridophyta dan Bryophyta ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang, sebagai contoh dalam bidang
kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh
bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
A. YANG MENGUNTUNGKAN
• Ganggang yang bersifat saprofit membantu menguraikan sisa makanan.
• Ganggang hijau merupakan sumber fitoplanton yang digunakan sebagai pakan ikan
dan hewan air lainnya. Dapat dikatakan bahwa pada ekosistem perairan, ganggang
hijaulah yang merupakan produsen bagi hewan-hewan air lainnya.
• Di semua lingkungan menghasilkan gas oksigen selama fotosintesis. Pada unit
pengolahan limbah, gas ini merupakan gas penting untuk degradasi limbah oleh bakteri
aerob.
1
Waluyo. Mikrobiologi Umum. (umm pres . Malang ) H. 21
2
TimmDosen, 2009. Botani Tumbuhan Rendah. (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Makassar.) H.25
7
• Ganggang merah dapat dimanfaatkan untuk makanan suplemen kesehatan (Porphyra),
sumber makanan (Rhodymenia palmata), pembuatan agar (Gellidium), dan penghasil
karagenan (pengental es krim).
• Dinding sel diatom mengandung zat kersik sehingga ganggang keemasan sering
disebut juga ganggang kersik. Zat kersik ini sangat berguna bagi industri, seperti bahan
penggosok, penyaring, industri kaca, dan bahan isolasi.
• Euchema spinosum, banyak dibudidayakan karena menghasikan agar.
• Chondrus crispus, juga dibudidayakan yang dikenal sebagai rumput laut.
• Chlorella dari kelompok Chlorophyta dimanfaatkan sebagai bahan makanan protein
sel tunggal (PST).
• Noctiluca, memiliki cangkang fosfor yang dapat menghasilkan cahaya berpendaran
(bioluminesensi) di laut pada malam hari.
8
• Beberapa jenis misalnya Cephaleuros menyerang daun teh, kopi, lada, cengkeh, jeruk,
dan lain-lain di daerah tropik dan menimbulkan banyak kerusakan 3
Banyak tumbuhan paku memiliki manfaat dan peranan penting dalam kehidupan manusia,
antara lain :
a. Tanaman hias : Adiantum (suplir), Platycerium (paku tanduk rusa), Asplenium (paku
sarang burung), Nephrolepis, Alsophoila (paku tiang) dan lainnya.
b. Bahan obat : Equisetum (paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar seni),
Cyclophorus , untuk obat pusing dan obat luar, Dryopteris untuk obat cacing pita,
Platycerium bifurcata untuk obat tetes telinga luar, dan Lycopodium untuk antidiuretik
dan pencahar lemah dari sporanya. 4
1. Bahan sayuran : Marsilea (semanggi), Pteridium aquilinum (paku garuda), dan lainlain.
2. Kesuburan tanah : Azolla pinnata, karena mampu bersimbiosis dengan Anabaena (alga
biru) sehingga dapat mengikat unsur nitrogen dari udara.
3. Gulma pertanian : Salvinia natans (kayambang), pengganggu tanaman padi
3
Tjitroepomo, G., 1989. Taksonomi Tumbuhan Rendah.( Gadjah Mada University Press Yogyakarta).
H.42
4
Sastrapradja,S., Afriastini,J.J., Darmedi, D., & Widjaya, E.A. (1979). Jenis- jenis paku-pakuan
Indonesia.( Bogot: Lembaga Biologi Nasional- LIPI). H.56
9
Banyak tumbuhan paku memiliki dan peranan penting dalam kehidupan manusia antara lain
• Tanaman-tanaman hias : Adiantum (supril), Platycerium (paku tanduk rusa),
Asplenium (paku sarang burung), Nephrolepis, Alsophoila (paku tiang) dan lain- lain.
• Bahan obat: Equisetum ( paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar seni), Cyclophorus
untuk obat luar, Dryopteris untuk obat cacing pita.
• Platycerium bifuecata untuk obat tetes telinga luar, dan Lycopteris untuk antidiuretik
dan pencahar lemah dari sporanya.
• Bahan sayuran: Marsilea (semanggi), Pteridium aquilinum (paku garuda) dan lain-
lain.
• Kesuburan tanah: Azolla pinnata, karena mampu bersimbiosis dengan Anabeana (alga
biru) sehingga dapat mengikat unsur nitrogen dari udara
• Gulma pertanian: Salvinia natans (kayambang), pengganggu tanaman padi. 5
Sampah sphagnum yang mengering disebut gambut, dapat dijadikan bahan bakar, sebagai
campuran untuk menggemburkan struktur tanah liat, sebagai humus untuk tanah pasir
yang kurang kuat mengikat air dan sebagai bahan pembuat parafin dan amoniak
3. Tumbuhan lumut sangat berperan dalam menyerap dan menahan air hujan di daerah
hutan
5
Polunin, Nocholas. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan. (Gadja Mada University Press, Yogyakarta). H.46
10
a. Dapat mencegah erosi: Lumut secara umum
b. Sebagai vegetasi perintis, yaitu dapat melapukkan batu-batuan sehingga secara
bertahap akan membentuk tanah baru yang berfungsi sebagai tempat tumbuh tanaman
lainnya.
c. Tumbuhan lumut yang hidup di hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencega
erosi dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada musim kemarau
d. Tumbuhan lumut yang sudah mati juga dapat dimanfaatkan sebagai penambat zat
organik dalam tanah sehingga tanah menjadi subur
e. Sphagnum sp. Di daerah rawa akan membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini
bermanfaat untuk menggemburkan media tanam dalam pot
f. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap
polutan
g. Selain sebagai indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis
sangat memegang peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga
dan waduk air hujan (Calymperes, Campylopus dan Sphagnum )
11
C. Peranan Bryophyta sebagai ornamen
6
Gradstein, S.R., 2003, Ecology of Bryophyta. A Handout Lecture of Regional Training Course On
12
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu
pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Pada siklus hidup tumbuhan lumut,
sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya
dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set
kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut
archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang
menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium
biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau
oleh tipe struktur pelindung lainnya. Gametangium jantan (antheredium) berbentuk
bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk
seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher.
Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous)
atau pada tanaman berbeda (dioceous).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom
(diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot
membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta
atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya. Kapsul merupakan tempat
dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam
kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap. 7
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni dengan stolon
yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki
daun yang mengandung spora. Reproduksi secara seksual (generative) melalui
pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat-alat kelamin (gametogonium).
Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium
7
Hasan, M. Dan Ariyanti, N. S. 2004, Mengenal Bryophyta (Lumut) Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango Volume 1, Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cibodas.
13
betina menghasilkan sel telur (ovum). Sepertihalnya tumbuhan lumut , tumbuhan paku
mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).
• Generasi Saprofit
Generasi sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan
spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Sporofit paku
umurnya lebih lama di bandingkan gametofit. Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas
sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara aseksual.
Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti
arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru
yang dikenal sebagai protalium.
• Generasi Gametofit
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
8
Tjitrosoepomo, G., 1989, Taksonomi Tumbuhan.( Gadjah Mada University Press, Yogyakarta). H. 44
misalnya Laminaria mengandung asam alginat sebagai bahan pengelmusi zat,
pembuatan cat, obat-obatan, dan kosmetik. Diatome mengandung asam kresik berguna
dalam pembuatan pasta gigi. Alga sebagai fitoplankton, hal ini dimaksudkaan karena
alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang mampu berfotosintesis dan dalam
ekosistem berkedudukan sebagai fitoplankton. Alga sebagai bahan kultur laboratorium
misalnya sebagai medium agar tempat dikembangbiakkan jamur dan bakteri untuk
mendapatkan antibiotik.
3. Banyak tumbuhan paku memiliki manfaat dan peranan penting dalam kehidupan
manusia Bahan obat : Equisetum (paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar seni),
Cyclophorus , untuk obat pusing dan obat luar, Dryopteris untuk obat cacing pita,
Platycerium bifurcata untuk obat tetes telinga luar, dan Lycopodium untuk antidiuretik
dan pencahar lemah dari sporanya.
4. Lumut mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, diantaranya:
Menahan erosi tanah: Pengikisan tanah juga bisa di cegah dengan kehadiran lumut. Sifat
penyerap air dengan baik yang dimiliki lumut membantu tanah terjaga kepadatannya
dan tidak mudah mengalami erosi.
15
3.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah Penyusun menyadari bahwa banyak sekali Kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa . Dipertanggungjawabkan dari
banyaknya sumber, Penyusun akan memperbaiki Makalah tersebut. Oleh sebab itu, Penyusun
mengharapkan kritik serta sarannya Mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulannya.
16
Daftar pustaka
17