KINGDOM MONERA:
FILUM SCHIZOPHYTA & FILUM CYANOPHYTA
TUGAS MATAKULIAH BAHAN ALAM LAUT
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Katrin, M.Si., Apt.
MEILIZA EKAYANTI
1406663931
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Tubuh manusia mengandung setidaknya lebih dari tujuh puluh lima juta sel, dengan
mayoritas dari kehidupan dibentuk dari suatu single sel yang menunjukkan fungsi yang
berbeda-beda. Kebanyakan sel-sel sangatlah kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang dan membutuhkan alat bantu lain untuk melihatnya yaitu dengan mikroskop. Ahli
biologi telah mengamati hampir lebih dari 1600 jaringan tumbuhan yang telah dibagi menjadi
suatu kompartemen atau sel-sel. Pada tahun 1839, Matthias Jakob Scleidden dan Theodor
Schwann menujukkan bahwa semua makhluk hidup dibentuk dari sel-sel, teori tersebut yang
kemudian menngangkat Biologi seluler modern.
Bakteria tidaklah berhubungan dengan hidup manusia sebagai makhluk hidup, namun
bakteria sangat diperlukan dalam kehidupan manusia dan kehidupan alam. Beberapa bakteri
merupakan penyebab dari suatu penyakit atau patogen, beberapa bakteri lain memberian
suatu manfaat tertentu yang baik untuk kesehatan. Berdasarkan klasifikasinya bakteri terdapat
pada kingdom monera. Bahan alam laut mengenai kindom ini khususnya pada filum
Schizophyta dan filum Cyanophyta belum banyak dilkakukan penelitian dikarenakan
berukuran mikro dan proses untuk memperolehnya juga sulit.
Kingdom monera meliputi bakteri dan alga hijau-biru yang keduanya merupakan
mikroskopis, uniseluler, prokariotik dimana material genetiknya tidak terorganisasi dengan
inti. Beberapa organel lain ditemukan pada eukariotik dan merupakan kelompok dari
kingdom lain. Nutrisi diperoleh kebanyakan absorpsi (heterotrof) dari sel inang atau
organisme, sedangkan adapula yang memperoleh nutrisi secara autotrof berupa fotosintetis
dan kemosintesis. Reproduksinya adalah secara aseksual dengan fragmentasi atau fission.
BAB II
PEMBAHASAN
Kingdom monera dapat dibagi menjadi dua divisi yaitu Scizophyta dan Cyanophyta.
Divisi dalam dalam taksonomi sama dengan Filum. Beberapa ahli botani menyebutkan bahwa
Divisi lebih digunakan untuk taksonomi, sedangkan penggunakan Filum lebih digunakan
oleh ahli kehutanan. Pada Kingdom monera yang termasuk didalamnya adalah kelompok
bakteri yang dengan sel pokariotik. Bakteri juga digolongkan pada dua tipe bakteri
berdasarkan habitat dan klasifikasi lainnya, yaitu Eubakteria dan Archaebakteria dimana
dapat ditunjukkan pada Tabel 1. Dimana Archaebakteri dapat bersifat Halofilik yaitu berada
pada kadar garam tinggi (Halobacterium), Metanogenik adalah hidup di lingkungan kurang
Oksigen (Methanobacterium), Termoasidofilik yaitu hidup di daerah bersulfur dan berkawah
(Sulfobolus).
autotroph dan heterotroph (Gambar 3 dan 4) serta berdasarkan kebutuhan oksigen yaitu
Aerob (Nitrobacter) dan Anaerob (Lactobacillus).
Tabel 1. Perbedaan Archaebakteri dan Eubakteri
No.
Sebagai Pembeda
Arkhaebakteri
Eubakteri
1.
Dinding sel
Peptidoglikan
2.
Habitat
3.
Membran lipid
Fosfolipid
4.
Tidak sensitif
Sensitif
5.
Ada
Tidak ada
6.
Contoh
Methanobacterium
sulfobolus
Nitrosomonas
E. coli
Makhluk hidup seluler baik yang bersel tunggal (uniseluler) maupun yang bersel
multiseluler berdasarkan sifatnya dikelompokkan menjadi dua tipe sel, antara lain ada
tidaknya endomembrane yaitu sel prokariotik dan eukariotik. Sel prokariotik, merupakan tipe
sel yang tidak memiliki endomembran sehinga sel tipe ini memiliki materi inti yang tidak
dibatasi oleh sistem membrane. Sel prokariotik terdapat pada bakteri dan ganggang biru.
Sedangkan, sel eukariotik, inti tampak jelas karena dibatasi oleh sistem membran.
Bakteri merupakan salah astu organisme yang memiliki sel tipe prokariotik. Bagian luar
sel bakteri terdiri dari kapsula, dinding sel, dan membrane plasma. Kapsula yaitu bagian yang
paling luar berupa lender untuk melindungi sl. Bahan kimia yang menyusunnya adalah
polisakarida. Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti, karbohidrat, protein, dan
beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino. Berdasarkan struktur dinding selnya
dikelompokkan menjadi bakteri Gram negatif dan Gram positif.
1. Pengertian Schizophyta
Nama ilmiah untuk divisi diambil dari kata yang menunjukkan suatu ciri khas yang
berlaku untuk seluruh warganya, ditambah dengan akhiran- phyta, maka kelompok ini
yang cirri khas seluruh warganya adalah berkembang biak dengan cara membelah diri,
dinamakan schizophyta atau tumbuhan membelah, yang berasal dari bahasa latin yaitu
schizere atau bahasa yunani schizein adalah membelah dan phyton (yunani) yaitu
tumbuhan.
1.3.2
kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan diluar dinding sel pada jenis
bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis
disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida
dan air.
Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral
yang menonjol dari dinding sel.
Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang
menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek,
kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya
terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus
tetapi lebih pendek daripada pilus.
Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram
positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan
bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi
genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein
dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya,
suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bentuk Kokus
Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti
buah anggur
1.4.2
Bentuk Basil
1.4.3
Bentuk Spiral
2. Lofotrik
3. Amfitrik
4. Peritrik
Pada bakteri terjadi pertukaran materi genetik dengan sel pasangannya. Oleh
karena itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut
perkembangbiakan paraseksual. Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat terjadi
dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
Autotrof
Organisme yang mampu membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik
yang tersedia di alam. Bahan-bahan anorganik tersebut diolah dan diubah
menjadi bahan organik yang dibutuhkan oleh organisme untuk kelangsungan
hidupnya. Contoh organisme autotrof adalah tumbuhan hijau. Tumbuhan hijau
adalah organisme yang mampu membuat makanannya sendiri melalui proses
fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembentukan senyawa organik dari
senyawa anorganik dengan bantuan cahaya. Reaksi fotosintesis terjadi di
dalam klorofil ditunjukkan pada Gambar 6. Hasil fotosintesis berupa glukosa
(karbohidrat) yang digunakan sendiri oleh tumbuhan. Glukosa yang dihasilkan
akan diubah menjadi zat tepung atau pati dan disimpan sebagai cadangan
makanan. Cadangan makanan inilah yang dapat dikonsumsi manusia dan
hewan. Tidak semua tumbuhan hijau yang dapat melakukan fotosintesis
merupakan organisme autotrof. Ada tumbuhan tertentu yang mendapatkan
makanan dengan cara menguraikan organisme lain, walau tumbuhan tersebut
mempunyai klorofil, contohnya kantong semar, Utricularia sp, dan Drosera sp.
Tumbuhan ini termasuk dalam golongan organisme heterotrof.
1.8.2
Heterotrof
Organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu,
untuk memenuhi kebutuhan makanannya, organisme ini bergantung pada
organisme lain. Organisme heterotrof meliputi konsumen dan dekomposer.
Zat kimia
energi
alternatif
metana
berupa
biogas.
Contohnya
methanobakterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam
bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang
disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang merugikan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobakterium tuberculosis (
penyebab penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ),
dan
fotosintetik
seperti
plastida
(organel
kloroplas)
pada
dari
metabolisme
Archeon
ini.
(endosimbiosis
primer,
2. Pengertian Cyanophyta
Filum Cyanophyta disebut juga sebagai Cyanobakteri atau alga hijau-biru dengan
ukuran lebih besar daripada bakteri pada Filum Schizophyta dan merupakan uniseluler
dan berkoloni atau filamentous. Cyanobakteri terdapat pada dua genus yaitu Nostoc dan
Oscillatoria, terdapat di air tawar, air laut, dan pada permukaan yang lembab.
Cyanobakteri membentuk simbiosis mutualisme dengan Fungi untuk membentuk Lichen,
Cyanobakteri menyediakan nutrisi organik untuk Fungi dan sebaliknya, Fungi
menyediakan nutrisi anorganik untuk Cyanobakteri.
dan
Coccochloris)
dan
keluarga
berserabut
Oscillatoriaceae,
fotosintesis pada kondisi lingkungan yang baik, dan tipe heterokista yang berdinding tebal
yang mengandung enzim nitrogenase. Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel
yang tebal, lentur, dan Gram negatif. Cyanobakteri tidak memiliki flagela. Mereka
bergerak dengan meluncur sepanjang permukaan. Kebanyakan Cyanobakteri ditemukan
di air tawar, sedangkan lainnya tinggal di lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan
kadang-kadang melembabkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis dengan lumut
kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons dan menyediakan energi bagi inang.
: Chroococcum
Mangkuk
Sabuk
: Ulothrix
Cakram
Jala
: Oedogonium
Spiral
: Spirogyra
2.4 Reproduksi
2.4.1
Seksual
Penyatuan gamet yg berbeda jenis, Oogami, Isogami dan Anisogami.
2.4.2
Aseksual
Pembentukan spora
Contohnya: Chlamydomonas dan Ulothrix
Ordo Chroococcales
Ordo Chroococcales tidak menghasilkan spora,
2.6.2
Ordo Pleurocapsales
Ordo Pleurocapsales uniseluler atau kecil termasuk bentuk kolonial. Beberapa
bahkan mungkin terdiri dari sel-sel Parenchymatous alas terlampir pendek
bercabang cabang atau filamen. Penyebaran adalah dengan pembelahan sel
dan endospores. Termasuk pada genera; Cyanocystis Chamaesiphon dan
Pleurocapsa.
2.6.3
Ordo Oscillatoriales
Ordo
Oscillatoriales
tidak
menghasilkan
spora,
hampir
seluruhnya
Nostocaceae
Mempunyai heterokis dan memproduksi heterokisa (contoh genus: Nostoc,
anabaena).
Rivulariaceae
Sebagian memproduksi heterokisa (contoh genus : Rivularia, Gleothrichi).
Berserat termasuk yang Oscillatoriales Cyanobakteri yang menyebar
terutama oleh pembentukan hormogonia. Setiap percabangan di filamen
adalah palsu, dan tidak heterokiss maupun heterokises.
2.6.4
Ordo Nostocales
Berserat termasuk yang Nostocales Cyanobakteri yang menyebar terutama
oleh pembentukan hormogonia. Setiap percabangan adalah palsu, dan
keduanya heterokiss dan heterokises dapat dihasilkan. Termasuk genera:
Nostoc,
Anabaena,
Cylindrospermum,
Aphanizomenon,
Scytonema,
2.6.5
Ordo Stigonematales
Berserat termasuk yang Stigonematales Cyanobakteri yang menyebar terutama
oleh pembentukan hormogonia. Bercabang adalah benar dan heterokiss dan
Produsen Primer
Jika terjadi blooming ikan mati, perairan tercemar, produksi racun. Blooming
mycrocystis dipengaruhi oleh berlebihnya kandungan fosfor yang didukung
Pula oleh suhu yang tinggi.
Cyanobakteri
dari
spesies
Cylindroapermopsis
Raciborski
Mei
juga
Keterangan
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
Pupuk walne
Starter Spirulina sp. dibuat dengan menumbuhkan Spirulina pada media air laut
hingga mencapai fase pertumbuhan eksponensial. Setelah itu diinokulasikan ke dalam
media perlakuan P1 sampai dengan P10 sebanyak 10% dari volume media kultur.
Pemanenan Spirulina sp. dilakukan saat kultur mencapai fase eksponensial dan fase
stasioner melalui metode filtrasi menggunakan plankton net dengan mesh size 0,060
mm. Spirulina sp. yang diperoleh kemudian dianalisis kandungan protein dengan
metode Kjeldhal. Parameter pengamatan dalam penelitian ini meliputi pengukuran
OD (Optical density) Spirulina sp. menggunakan spektrofotometer serta pengukuran
kualitas air yang meliputi suhu, salinitas dan pH yang dilakukan setiap 24 jam.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsentrasi MET dan pupuk urea yang
dapat menghasilkan kadar protein tertinggi adalah 4% MET dan 100 ppm urea.
sedangkan fase pertumbuhan yang dapat menghasilkan kadar protein tertinggi adalah
fase stasioner pada perlakuan P5 dengan kadar protein sebesar 20,557.
mekanisme
dari
Cyanobakteri
dan
bakteri
kontaminan
oleh
mikromanipulasi, diferensial filtrasi dan transfer berulang sel. Lain pendekatan telah
melibatkan penggunaan agen yang dinilai relatif tidak berbahaya untuk Cyanobakteri
tetapi beracun untuk kontaminan bakteri. Agen digunakan telah disertakan fenol,
natrium hipoklorit, deterjen, natrium sulfida, UV atau radiasi gamma, suhu tinggi
dan antibiotik. Filter fiber glass dapat berfungsi untuk menggantikan agen pemadat
organik dan imipenem itu, relatif baru, spektrum luas, P-lactam antibiotik yang
menghambat biosintesis bakteri peptidoglikan, lebih efektif daripada beberapa
antibiotik P-laktam lainnya untuk mengurangi jumlah kontaminan bakteri
heterotrofik hadir dengan budaya baru diisolasi dari Cyanobakteri, membantu dalam
produksi budaya axenic.
Kesimpulannya adalah semakin besar kapasitas imipenem untuk mengurangi
angka bakteri kontaminan dan kemampuan untuk Cyanobakteri mentolerir inkubasi
dengan itu dalam gelap muncul untuk membuat imipenem unggul antibiotik 1-laktam
lain yang memiliki telah digunakan dalam upaya untuk menghasilkan budaya axenic
dari Cyanobakteri. Spektrum antibakteri yang sangat luas imipenem memungkinkan
untuk menjadi lebih umum berguna dalam menghilangkan berbagai bakteri
heterotrofik yang berbeda yang mungkin ditemui dalam upaya untuk menghasilkan
axenic Cyanobakteri. Imipenem efektif dalam memproduksi axenic dari morfologi
yang berbeda pada Cyanobakteri yang diisolasi dari berbagai air tawar, laut, dan
lingkungan darat dan selama 5 tahun dapat memproduksi lebih dari 500 axenic dari
Cyanobakteri. Axenic yang diperoleh sekitar 80% dari waktu dengan satu
pengobatan imipenem.
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
3.1 Kesimpulan
Bakteri merupakan organisme uniselluler, tidak memiliki membrane inti sel atau
prokariotik. Umumnya, bakteri tidak memiliki klorofil dan memiliki ukuran tubuh yang
bervariasi, memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam. Bakteri hidup bebas atau
parasite dan dapat hidup dilingkungan ekstrim, seperti pada mata air panas, kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengendung peptidoglikan. Bakteri juga hidup kosmopolit
diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan. Bakteri memiliki sifat
yang menguntungkan dan merugikan.
Organisme prokariotik lain adalah Cyanobakteri dan karena tidak terikat membran
organel sehingga lebih erat kaitannya dengan bakteri daripada alga lain.. Habitatnya
adalah di laut, air tawar dan habitat darat. Cyanophyta merupakan komponen penting
dalam siklus nitrogen dan produsen. Merupakan uniseluler, berserabut, dan bentuk-bentuk
kolonial, dan sebagian besar tertutup dalam sarung mucilaginous baik secara individual
maupun di koloni. Sebagian besar dari biru-hijau planktonik terdiri dari anggota
Chroococcaceae keluarga coccoid (misalnya, Anacystis atau sama dengan Microcystis,
Gomphosphaeria atau sama dengan Coelosphaerium, dan Coccochloris) dan keluarga
berserabut Oscillatoriaceae, Nostocaceae, dan Rivulariaceae (misalnya, Oscillatoria,
Lyngbya, Aphanizomenon [3-6 m], Anabaena).
3.2 Saran
Dalam menanggulangi toksin akibat Cyanobakteri saran yang harus dilakukan adalah
mengurangi gizi build-up (eutrophication) di danau dan waduk, terutama oleh manajemen
yang lebih baik dari sistem pembuangan limbah dan pengendalian pencemaran oleh
pupuk (termasuk pupuk) dari pertanian. Mendidik staf dan kesehatan di sektor air, serta
masyarakat, tentang risiko minum, mandi atau olahraga air di air mungkin mengandung
densities tinggi dari Cyanobakteri. Perawatan air untuk menghapus organisme dan toxins
dari pasokan air minum, jika sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, B., D. Bray, J. Lewis, M. Raff, K. Roberts and J.D. Watson. 1989. Cell Molecular
Biology Concepts and Experiments. John Wiley and Sons: Inc. (Asia).
Campbell, N. A., J. B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Case,
in
Microbiology.
Karleskint, G., Turner, R. and Small, J.W. 2013. Introduction to Marine Biology, 4th edition.
Thomson Brooks/Cole, Belmont CA.
Nybakken, J.W. and Bertness, M.D. 2004. Marine Biology an Ecological Approach, 6th
edition. Pearson Benjamin Cummings, San Francisco CA.
Sumich, J.L. and Morrissey, J.F. 2004. Introduction to the Biology of Marine Life, 8th edition.
Jones and Bartlett Publishers, Sudbury MA..
http://www.cabrillo.edu/~ncrane/bio1c/botPDFs/Cyanobakteri.pdf
http://www.ucmp.berkeley.edu/bakteria/cyanolh.html
http://www-cyanosite.bio.purdue.edu/
http://www.dscc.edu/sites/default/files/bwilliams/Handouts/07%20Monera.pdf
http://www.botany.hawaii.edu/bot201/alga/cyanophyta%20lecture%20notes.htm
Lampiran